Anda di halaman 1dari 24

TEKTONIK DAN VULKANISME

Disusun Oleh :

TAMIRORI ABTODI 111.130.086


Dengan Kelompok:
IRA HAPSARI 111.130.086
TAMI RORI ABTODI 111.130.088
PRAYOGA ADRYANTO 111.130.090
ABRIYAN ADE SETIAWAN 111.130.096
MUHAMMAD HAFIZH E 111.130.098
RIVO GHAZALI 111.130.112

KELAS B

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2016
VULKANOLOGI 2016

GUNUNG API DI INTERAKSI LEMPENG


YANG SALING BERPISAH

A. Vulkanisme Pada Setting Tektonik Divergen

Berbagai proses geologi, secara fisis maupun kimiawi, antara lain bermula
dari adanya gangguan kesetimbangan sistem yang selanjutnya akan mengarah pada
pemulihan kesetimbangan baru. Adanya gangguan kesetimbangan sistem dan
beberapa kejadian yang diakibatkannya akan membentuk hubungan yang timbal
balik dan saling pengaruh mempengaruhi. Tektonik dan vulkanisme merupakan
ekspresi gaya-gaya dalam bumi yang dihubungkan dengan proses pengalihan
tenaga ke permukaan. Sementara tektonik merupakan manisfestasi gejala aspek
mekanik yang ditimbulkan dan vulkanisme adalah manisfestasi aspek kimiawi dari
proses pemindahan tenaga tersebut.

Gambar 1. Proses Divergen dan Magmatisme


Sekitar 60% dari permukaan bumi merupakan "lautan". Sebagian besar
kerak samudera dibentuk oleh proses magmatik yang terjadi di mid oceanic ridge,
yang terbentuk sepanjang batas lempeng divergen. Perbedaan utama secara
morfologi, struktur, dan skala temporal dan skala spasial dari magmatisme
sepanjang batas divergen bervariasi tergantung dari tingkat spreadingnya.
Spreading yang lambat menghasilkan proses vulkanik yang lambat dan didominasi
oleh rekahan dan tektonik sedangkan spreading yang cepat penyebarannya
VULKANOLOGI 2016

dikendalikan oleh vulkanisme. Perbedaan morfologi yang diamati dapat dijelaskan


dari segi interaksi antara proses vulkanik dan tektonik. Sedangkan keseimbangan
antara intrusi secara umum sangat sulit untuk membatasinya secara volumetrik, itu
terlihat dari sejumlah besar lempeng disusun oleh intrusi di semua tingkat
spreading. Rasio volumetrik batuan ekstrusif dan batuan intrusif di lempeng
samudra sekitar. 1: 7.
Pada zona divergen, gunung api muncul pada jalur rekahan antar lempeng
kerak bumi. Magma berasal dari lapisan astenosfer yang cair dan keluar ke
permukaan bumi melalui rekahan tersebut. Cara magma untuk keluar melalui
rekahan ini dikenal dengan Erupsi Celah (fissure eruption) dan Erupsi Kawah
(central vent eruption).
Erupsi celah umumnya terjadi di daerah-daerah dengan sistem rekahan
memanjang atau sistem rekahan yang sejajar. Bila sistem retakan tersebut berada di
atas dapur magma basalt, maka magma basalt yang berviskositas rendah akan
bererupsi (keluar) melalui celah-celah tersebut. Erupsi tipe ini bersifat tenang dan
sedikit sekali material yang terlontarkan ke udara. Erupsi tipe ini umumnya
dijumpai di daerah Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge). Contohnya,
di tengah Samudra atlantik, samudra hindia, dan samudra pasifik selatan.
Contohnya yang terjadi didaratan berupa deretan gunung api di Afrika Timur dan
seluruh daratan Pulau Islandia di Samudra Atlantik Utara. Erupsi Kawah (central
vent eruption) terjadi bila material volkanik keluar terjadi disatu pipa.

Gambar 2. Fissure Eruption


Daerah sepanjang batas lempeng dimana letusan gunung berapi dan
aktivitas hidrotermal suhu tinggi terkonsentrasi disebut zona neovolcanic. Zona ini
VULKANOLOGI 2016

adalah daerah dimana magmatisme terfokuskan di punggungan. Bagian dari


punggungan yang meliputi zona neovolcanic digambarkan sebagai lembah aksial,
lembah rift, lembah inner floor, lembah median, elongate summit depression,
graben, dan aksial puncak kaldera. Perbedaan dalam deskripsi sebagian besar
merupakan hasil dari berbagai ekspresi morfologi dari sumbu punggungan.
Spektrum yang berkelanjutan dari morfologi aksial yang diamati merupakan fungsi
dari dua proses yang bervariasi dalam ruang dan waktu yaitu aktivitas gunung
berapi, yang mengakibatkan pembentukan fitur di dasar laut, dan faulting / rifting.
Lebar zona neovolcanic, strukturnya, dan tipe vulkanisme bervariasi tergantung
pada tingkat spreadingnya. Zona neovolcanic pada Mid Oceanic Rodge kurang
lebih linear, mirip dengan zona Rift di beberapa gunung berapi subaerial, tetapi
berbeda dengan kaldera yang berasosiasi dengan intraplate dan batas konvergen
gunung berapi pada umumnya. Tidak semua Mid Oceanic Ridge bersifat
vulkanisme terjadi di sepanjang zona neovolcanic.

Gambar 3. Perbedaan Pemekaran Fast Spreading Ridge dan Slow Spreading Ridge
VULKANOLOGI 2016

Gambar 4. Hasil Fast Spreading Ridge dan Slow Spreading Ridge

1. Fast Spreading Ridges


Fast spreading ridges bergerak 80-160 mm/tahun, tapi sepanjang
dari axial crest, terdapat norrow, depression linear atau palung, yang
biasanya dengan kedalaman 5-40 m, dan lebar 40- 250 m yang ditandai
dengan zona neovolcanik. Karakter utama dari zona neovolkanik pada fast
spreading ridges adalah persebarannya sangat sempit yaitu (<2km),
mengindikasikan bahwa intrusi difokuskan bawah punggungan secara
linear. Morfologi khas dari fast spreading ridges adalah berbentuk kubah
dan halus, dengan graben aksial kecil (kedalaman 0-50 m, lebar 300m).

Gambar 5. Fast Spreading Ridges


Sepanjang puncak palung axial terfokuskan pada magmatisme yang
terlihat memiliki konsekuensi langsung terhadap tingkat kecepatan lempeng
memekar. Tingkat suplai magma pada fast spreading ridge ini lebih tinggi
dibanding lainnya. Vulkanisme pada fast spreading ridge ini sama seperti
pada erupsi fisser yang berasosiasi dengan zona vulkanik rift.
VULKANOLOGI 2016

Fast spreading ridges contohnya seperti di utara dan selatan pasifik


rise mempunyai suhu yang lebih panas yang berarti kehadiran magma
berada dibawah axis ridge dan letusan gunung api lebih sering terjadi

Gambar 6. Contoh Fast Spreading Ridge

2. Slow Spreading Ridges

Slow spreading ridges (10-40 mm/th), seperti di punggungan tengah


atlantik, yang mempunyai lembah axial dengan Lebar 8-20 Km dan dalam
1-2 km, dan zona neovulkanik dapat berada di sepanjang lantai lembah
dengan lebar 5-12 km. zona neovulkanik ini sangat sulit di pahami karena
magmatisme realtif ada ketidakfokusan, baik di axial dan di sepanjang
sumbu, dan peristiwa vulkanik recent sangat langka. Biasanya
ketidakmenerusan axial punggungan vulkanik bisa sampai lebar 1-5 km,
beberapa dengan ketinggian ratusan meter dan lebar puluhan km terletak
dari pusat inti lantai lembah. Diantara berbagai kenampakan morfologi slow
spreading ridges, mungkin terjait perbedaan pasokan magma, dengan satu
segmen di slow spreading ridges, kedalaman axial beragam yaitu 1-2 km
diantara ketinggian axial di pusat segmen dan ahir kedalaman segmen.
Morfologi di slow spreading ridge di dominasi lava bantal yang cenderung
kostruksi hummocky dengan tinggi <50 m dan diameter <500 mm
punggungan hummocky panjang 1-2 km atau bundaran kecil seamounts (
tinggi puluhan sampai ratusan meter dan diameter ratusan hingga ribuan
meter. Kelaziman seamounts kecil di zona neovulkanik slow spreading
ridges adalah kontras ditandai dengan fast spreading ridges dimana
seharusnya seamounts atas konstruksi bangunan bangunan besar telah
ditemukan pada zona neovulkanik dan di intermediet ridge dimana
seamounts juga jarang berasosiasi dengan zona neovulkanik.
VULKANOLOGI 2016

Observasi dekat Mid atlantik ridge memperlihatkan inti lantai


valleys lebih mengarah kesesar daripada celah dan gempa bumi besar (
indikasi peristiwa sesar mayor ) jauh lebih sering dari pada di fast spreading
ridges. Densitas yang tinggi dari sesar dan celah, gempa bumi besar dan
besar axial valleys pantulan dominan tektonisme dari pada vulvanisme di
slow ridges. Namun faktanya, sifat dan skala dari punggungan segmentasi
di slow ridge mungkin karena proses deformasi lebih besar dari pada proses
magmatime, yang control segmentasi di fast spreading ridges, pasokan
magma rendah, ketebakan kerak, dan kedalaman pendinginan hidrotermal
di slow ridges yang semua mengarah pada peristiwa vulkanik.

Gambar 7. Low Spreading Ridges

3. Intermediet Spreading Ridge


Zona gunung api baru yang berada di intermediet tersebar di punggungan
(40-80 mm/yr) memiliki karakteristik morfologi yang demikian ini terdapat antara
peralihan gunug yang cepat dan yang lambat. Namun salah satu bagian dari gunung
yang berada di pegunungan intermediet dapat memiliki karakter yang siknifikan
dari yang lainya;beberapa berdekatan dengan yang satunyanya dan anggota yang
lain.morfologi di pegununga intermediet adalah variabel ,tetapi secara umum terdiri
dari lembah axial yang kecil,lebarnya 1-5 km,dengan luas tinggi patahan 50-100 m
.
VULKANOLOGI 2016

Zona Gunung api yang berada didalam lembah lantai,yang di pelajari


intermediet bubungan termasuk juan de fuca dan punggungan
gorda,Galapagos,pasifik timur di 21 N dan selatan intermediet punggungan
Zona yang difokuskan pada intermediet punggungan ini cenderung lebih
luas daari pada pegunungan yang cepat tapi lebih sempit dari bubungan yang
lambat.ini bukti untuk episodik dan spasial ketidakmenerusan supla magma untuk
pegunungan intermediet ,yang membantu menjelaskan observasi aktivitas
hidrotermal pada pegunungan intermediet dan perbedaan morfologi.frekuensi
berbagai peristiwa yang telah terjadi cukup banyak,tetapi kemungkinan variable
dan siklus,banyak peristiwa selama fasa peremajaan magma dan fasa terkahir
magma.produk peristiwa ekstrusif sangat cepat; mengalir dan biasanya erupsi lava
bantal.
Meskipun data agak terbatas,kalkulasi volume dari magma yang mengalir
telah didokumtasikan di MOR yang menunjukan hubungan terbalik ekponensial
dengan laju bukaan.bertolak belakang dengan apa yang diharapkan.letusan besar
cone yang berada di axial utara Mid-Atlantik-ridge,sedangkan aliran bagian yang
kecil sheet/ lobate berada timur pasifik,data menunjukan pada kecepatan bukaan
pada punggungan intermediet erupsi pada satu dekade dalam skala
waktu;intermediet pada interval 10-100 yr dan interval perlambatan pada
pegunungan pada 1000 yr- 10 ka.ini berarti dalam 10-ka kali interval ada banyak
sampai ratusan aliran kecil yang menerobos kerak sampai 500 m dari pemekaran
pegunungan tapi hanya terlihat (< 10 ).aliran yang besar dekat pemekaran yang
lambat.studi morfologi,petrologi dan struktur menunjukan bahwa mereka
berkembang melalui siklus akresi yang mempunyai hubungan dengan magmatik
yang keluar yang diikuti oleh periode amagmatik yang disebabkan oleh
rekahan/sesar dan tekanan.
VULKANOLOGI 2016

B. Jenis-Jenis Magma Di Batas Divergen


Batuan vulkanik yang menyusun kerak samudra umumnya adalah basalt
tholeitik, yang rendah-K2O, dengan kandungan unsur jejak seperti Cs, Ba, Rb, U,
Th, unsur-unsur yang tidak stabil, dan unsur tanah jarang yang sangat sedikit—
semuanya dianggap tidak sesuai (tidak kompatibel) dengan kumpulan mineral yang
khas pada mantel secara umum. Basalt ini biasa disebut ‘normal midocean ridge
basalt’ (N-MORBs). Beberapa punggungan basalt mengandung konsentrasi unsur-
unsur tidak kompatibel yang sedikit lebih besar dari biasanya dan karena itu disebut
E-MORBs. Meskipun lava thoelitik dapat terbentuk di lokasi tektonik yang
berbeda(misalnya, hot-spot, busur kepulauan), komposisi unsur-unsur tidak
kompatibel dan isotop radiogenik pada MORBs jauh lebih sedikit dari jenis batu
terestrial manapun. Rendahnya kelimpahan unsur volatil seperti H2O dan CO2 pada
magma MORB, ditambah dengan tekanan hidrostatik besar yang ada di dasar laut,
menjelaskan mengapa letusan eksplosif (dan batuan piroklastik) pada MOR yang
sangat langka.
Meskipun MORB membentuk populasi tipe batuan yang relatif homogen
bila dibandingkan dengan aliran lava yang meletus di daerah tektonik lain, ada
perbedaan kecil, namun signifikan pada komposisi kimianya karena variabilitas
material asal, lama pelelehan dan pencampuran, dan proses yang mengubah magma
primer di dalam litosfer. Bagian dari punggungan tengah samudra yang telah
disampel secara dengan teliti, menunjukkan bahwa keragaman komposisi lava
dapat terjadi di sepanjang segmen-segmen punggungan. Data petrologi
menunjukkan bahwa magma disediakan dari beberapa pusat injeksi sepanjang
sumbu yang mungkin sesuai dengan diskontinuitas axis ridge orde kedua, ketiga,
dan keempat. Pelelehan dari titik-titik fokus magmatik ini dapat menyatu
membentuk campuran tubuh magma yang kontinyu pada panjang punggungan
tertentu. Pencampuran dari sumber-sumber mantel yang meleleh dalam dapur
magma subaxial (gambar 8) merupakan salah satu alasan bagi spektrum komposisi
MORB yang diamati.
VULKANOLOGI 2016

Komposisi kimia MORB pada tiap segmen punggungan, secara umum,


dikendalikan oleh keseimbangan antara aktivitas tektonik dan magmatik, dapat
menentukan apakah dapur magma yang stabil dapat terbentuk dan untuk berapa
lama. Pada akhirnya, evolusi tectonomagmatic dikendalikan oleh variasi masukan
magma dari lapisan mantel.
VULKANOLOGI 2016

C. Asosiasi Sesar Pada Vulkanisme Divergen

Di banyak tempat dari MOR yang vulkanisme berhubungan dengan


patahan dan rekahan kerak bumi ( sesuai dengan konsep pemekaran kerak samudra)
. Graben ( bukaan ) itu biasanya muncul dari atas dan mengganggu tanggul di zona
retakan vulkanik karena dike menciptakan dua zona regangan tensional maksimum
di permukaan, sejajar dengan sumbu dike tapi offset untuk kedua sisi. dalam
lingkungan tektonik dari penyebaran pegunungan, intrusi dike melepaskan stres
tensional horisontal yang telah dibangun oleh gerakan lempeng divergen sejak
rifting terakhir (intrusi atau pensesaran ) . Ketika dike-diinduksi bentuk graben di
atas dike , pensesaran terjadi sebelum dike mencapai permukaan dan sekali letusan
dimulai, mungkin kemudian mengisi atau sebagian bagian graben tersebut.
Perbedaan graben itu , lebar = 10 - 100 m dan dalam = 5-15 m ,
berhubungan dengan situs letusan baru-baru ini pada Pegunungan Juan de Fuca .
Graben ini ditafsirkan telah terbentuk langsung di atas dike yang letusan seperti
yang mengganggu. serupa, tetapi lebih luas, pembentukan graben telah
didokumentasikan selama gangguan dike di Islandia. bersama cepat menyebar
pegunungan, dike disebabkan graben penurunan dipertanyakan karena ada sedikit
bukti langsung untuk kontrol struktural sumbu palung yang muncul lebih terkait
dengan mengalirkan material vulkanik.
Dike diinduksi graben sempit yang terlihat pada punggung menengah dan
cepat menyebar menyiratkan bahwa tingkat yang relatif rendah tekanan tensional
horisontal dan ada tegak lurus, sedangkan graben sisi yang mencirikan lambat
menyebar pusat menyarankan tingkat stres yang tinggi tensional horisontal.
perbedaan dalam rezim tensional mungkin akibat dari lebih sering letusan pada
cepat menyebar pegunungan dibandingkan dengan letusan jarang terjadi di
pegunungan menyebar lambat. bukaan horisontal tanpa magmatisme telah
menyebabkan paparan batuan plutonik mafik dan peridotites yang harus berasal
dari kerak samudera yang dalam, dan pengembangan yang kuat asimetri geologi
dan struktural dalam sumbu di beberapa pegunungan menyebar lambat. selama
periode magmatik, tektonik peregangan menciptakan banyak pensesaran turun dan
VULKANOLOGI 2016

memiliki sudut yang kecil , mekanisme listrik atau pensesaran detatchment yang
memperpanjang hingga ke listhosfer.

D. Vulkanisme Pada Lempeng Samudra Yang Saling Menjauh

Pergerakan lempeng yang saling menjauh atau yang lebih dikenal dengan
sebutan divergen akan menyebabkan penipisan serta peregangan kerak bumi
sehingga menyebabkan keluar nya magma yang membentuk jalur vulkanisme.
Meskipun saling menjauh, kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang
masing-masing lempeng terbentuk kerak lempeng yang baru. Proses ini
berlangsung secara kontinu atau terus menerus. Pergerakan lempeng saling
menjauh dapat terjadi pada lempeng samudra maupun benua. Pada pergerakan
lempeng samudra yang saling menjauh akan menghasilkan spreading center yang
menjadi tempat Mid Oceanic Ridge berada.

Gambar 9. Proses yang terjadi pada batas lempeng divergen


sumber : 08. Tektonik Lempeng (.pdf ) Salahudin Husein, 2007
1. Spreading Center Volkanisme
VULKANOLOGI 2016

Spreading Center Volkanism terjadi pada Mid Ocaanic Ridge,


dimana dua lempeng yang saling menjauh menyebabkan terbentuknya
rekahan yang kemudian menjadi jalur bagi magma untuk bergerak ke
atas sehingga terjadi vulkanisme. Tipe magma yang dominan pada
MOR adalah basalt, yang merupakan hasil lansung dari partial melting
mantel yang naik keatas dibawah pemekaran lempeng. Ketika hotspot
mantel berinteraksi dengan kerak samudra dari lempeng yang mekar
pelelehan pertama pada mantle head menghasilkan magma basaltic
dengan volume yang sangat besar yang keluar dan membentuk Igneous
province.
Vulkanisme yang terjadi pada mid oceanic ridge dapat terbentuk
pada dua sistem rekahan yaitu fissure dan vein. Kedua sistem rekahan
tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur yang dihasilkan oleh
tektonisme. Kedua sistem rekahan tersebut juga akan menghasilkan
mofologi hasil vulkanisme yang juga berbeda. Pada sistem rekahan
fissure dihasilkan dari satu sistem rekahan yang erupsi letusannya
sepanjang jurus rekahan tersebut. Magma basalt akan keluar melalui
jalur tersebut dan akibat interaksi lansung dengan air pada dasar
perairan mengakibatkan magma membeku dengan cepat dan
membentuk yang bulat yang biasa dikenal dengan sebutan lava bantal.
Sedangkan pada sistem vein terbentuk akibat ada dua sistem rekahan
yang saling berpotongan membentuk pipa atau cerobong bawah laut
hidrotermal laut dalam. Cerobong bawah laut ini disebut “black
smokers”.
Macdonald (1982) pada penelitiannya tentang kontrol magma
basaltik terhadap mofologi dan tektonik pada oceanic spreading ridge,
menunjukkan bahwa tingkat penyebaran tidak hanya mempengaruhi
morfologi puncak punggungan, tetapi juga dari gunung berapi dimana
magma basalt dari kerak samudera yang erupsi.
VULKANOLOGI 2016

Gambar 10. Ilustrasi karakteristik dari gunung api dan central rift pada MOR

Zona neovolcanic (zona baru terbentuk dan berlangsung


vulkanisme di pusat penyebaran, di sisi-sisi punggungan) hanya
memiliki lebar 1-2 Km. Pada bagian low spreading zona noevolcanic
terletak dalam rift valley dan didominasi oleh rekahan gunung berapi
pusat yang tidak menerus. Rekahan tersbut sejajar dengan sumbu yang
menyebar dan menjadi jalur magma keluar dan biasanya memiliki
dimensi diameter basalt 1-4 km dan tinggi 250 m yang didominasi oleh
lava bantal. ( Ballard & van Andel 1977, Luyendyk & Macdonald
1977, Macdonald 1982 ).
Pada kecepatan intermediat spreading, bagian tengah dari rift
valley terbentuk kurang baik dan vulkanisme lebih senpanjang
mengikuti strike, muncul melalui fissure dan kadang interrupted oleh
en echelon offset. Ketinggian maksimumnya hanya 50 m dan gunung
berapi yang lebih memanjang sepanjang mogok, tampak retakan dan
dapat terganggu oleh en offset eselon. Heights yang hanya maksimal 50
m dan pahoehoe seperti aliran lava yang melembar lebih umumnya.
Pada high spreading, disana tidak dapat uraikan axial rift valley nya. Pada
pusat volcano menyerupai sebuah hawaiian-type gunung api prisai yang
VULKANOLOGI 2016

memanjang dengan slope rendah dan sebuah puncak lembah. Gunung api
hanya memiliki lebar 1-2 km dan panjang kadang-kadang 100 km, jadi terlihat
jelas fissure. Keduanya pillow lava dan lava melembar terlihat (Macdonald,
1982). Satu-satunya sedimentasi berasal dari material pelagic. Sedimen pelagic
terlihat mecolok pada bagian tepi median rift valley, dan diatas sayap
punggungan dan dataran abyssal sebagai litosfer menyebar dengan waktu
jauh dari MOR. Lapisan sedimen pelagic dan bagian bawah kerak basaltis
membentuk lapisan 1 dan 2 berturut-turut dari kerak samudera. Batas tepi
seafloor spreading centres juga menghasilkan sebuah yang mirip crustal profile
dari percampuran volcaniclastic – carbonate yang berasal dari asosiasi island
arc.

a. Black smoker
Pembentukan black smocker mirip dengan fumarol dan mata air
panas di gunung api subaerial, vulkanisme di pegunungan di tengah laut
juga terlihat dari terjadinya banyak ventilasi hidrotermal disebut black
smoker. Mereka terbentuk dari air permukaan yang merembes ke bawah
melalui celah-celah di mana ia dipanaskan oleh lapisan batuan yang berada
diatas dapur. Air termal ini kemudian naik kembali melalui kerak atasnya,
di mana mereka terlepas dan mengeluarkan silika dan berbagai logam dari
lava basaltik. Mata air panas yang diciptakan di permukaan disebut black
smoker karena mereka mudah diidentifikasi oleh mengepul awan gelap
terdiri dari cairan yang kaya logam.
VULKANOLOGI 2016

Gambar 11. Black Smoker pada MOR


Sumber : pater Rona, NOAA

b. Pillow Lava
Pillow lava merupakan lava biasanya terbentuk ketika lava muncul dari
ventilasi vulkanik bawah laut atau gunung berapi subglacial atau aliran lava
masuk laut. Namun, pillow lava juga dapat terbentuk ketika lava yang meletus
di bawah es glasial tebal. Lava kental menghasilkan kerak yang solid pada
kontak dengan air, dan kerak ini retak dan merembes gumpalan besar
tambahan atau "bantal" sebagai lava lebih muncul dari aliran maju. Karena
air meliputi sebagian besar permukaan bumi dan gunung berapi sebagian
besar terletak di dekat atau di bawah badan air, lava bantal sangat umum.
VULKANOLOGI 2016

Gambar 12. Pillow Lava pada south pacifik


Sumber : pater Rona, NOAA

E. Gunung Api Akibat Interaksi Lempeng Yang Saling Menjauh

Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial
yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung
(menurut Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral ). Dan Menurut
Koesoemadinata 1977 menyatakan bahwa gunung api adalah lubang atau saluran
yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut magma. Suatu ketika
bahan tersebut ditempatkan melalui saluran bumi dan sering terhimpun di
sekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut yang dinamakan kerucut gunung
api.
Proses Terbentuknya Gunung Api
 Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga
memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian
membentuk busur gunung api tengah samudra.
 Tumbukan antar, dimana kerak samudra menunjam dibawah kerak benua.
Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi pelebuaran dan batuan.
VULKANOLOGI 2016

 Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga


menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi
jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur
gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
 Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan
kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma
ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

Setelah memahami gunung api dan proses terjadinya, menurut Peter


Francis et .all dalam Buku Volcanoes second edition menyatakan bahwa dibumi
ini terdapat 4 jenis gunung api dilingkungan berbeda yaitu:
 Continental margin and islad arc volcanoes
 Volcanoes in the middle of the oceans
 Continental rift valley volcanoes
 Volcanoes in the middle of nowhere

Yang dibahas pada makalah ini yaitu gunung api akibat interaksi lempeng
yang saling menjauh. Pergerakan lempeng yang saling menjauh baik dilempeng
benua maupun di lempeng samudera sering disebut divergent.Akibat setting
tektonik tersebut terbentuklah gunung berapi di Rift valley dan di Mid Atlantic
ridge.

Gambar 13. Mid Atlantic ridge dan Rift Valley


VULKANOLOGI 2016

Rift Valley di benua afrika dibagi menjadi 2 yaitu Western Rift dan Eastren
Rift. Di Western Rift terdapat beberapa gunung berapi yaitu:

Gambar 14. Western Rift


1. Pegunungan Virunga

Pegunungan tersebut terletak di equator dan tepat dijantung benua afrik,


memiliki ketinggian 4500 m dengan membentuk lingkungan oase, dan didukung
dengan tanaman dan fauna yang eksotis dan terdapat populasi gorilla pegunungan

.
Gambar 15. Pegunungan Virunga
VULKANOLOGI 2016

2. Gunung api Nyamuragira dan Nyiragongo

Gunung api Nyamuragira memiliki ketinggian 3056 m, dan Nyiragongo


memiliki ketinggian 3470 keduanya termasuk gunung api yang masih aktif.
Nyiragongo memiliki danau lava di crater.

Gambar 16. Gunung api Nyamuragira dan Nyiragongo

Di Eastren Rift terdapat beberapa gunung berapi yaitu:

Gambar 18. Eastern Rift


VULKANOLOGI 2016

1. Gunung api Kilimanjaro dan Kenya

Kilimanjaro memiliki ketinggian 5895 m dan kenya 5199 m. Kilimanjaro


adalah gunung api strato raksasa yang sekarang tidak aktif, namun memiliki
fumarol yang mengeluarkan gas di kawah yang terletak di puncak utama Kibo.
Gunung ini merupakan gunung berapi yang telah mati. Lerengnya terdiri dari
beberapa bioma. Daerah sekitar gunung ini dilindungi dalam Taman Nasional
Gunung Kenya.

Gambar 19. Gunung api Kilimanjaro dan Kenya


2. Gunung api Ol Doinyo Lengai dan Erta’ Ale

Ol Doinyo Lengai merupakan gunung berapi aktif yang terletak di Arusha,


Tanzania, dengan ketinggian mencapai 2890 meter di atas permukaan laut. Ol
Doinyo Lengai adalah satu-satunya gunung berapi di dunia yang menghasilkan lava
natrocarbonatite - jenis lava yang kaya natrium langka dan mineral kalium karbonat
- nyerereite dan gregoryite.
Erta Ale memiliki ketinggian 613 meter dari permukaan laut, Erta Ale
memiliki satu dan kadang dua danau lava pada puncaknya. Danau lava ini tercatat
sebagai danau lava yang aktif terlama dari awal abad 20 yaitu tahun 1906 sampai
sekrang. Luas alas gunung ini sekitar 30 kilometer . Gunung berapi yang disertai
danau lava merupakan fenomena yang sangat langka dan cuman ada 5 didunia
termasuk Erta Ale.
VULKANOLOGI 2016

Gambar 20. Mid Atlantic ridge


Mid Atlantic ridge yang terletak di tengah samudera atlantik terbentuk
akibat saling menjauhnya lempeng amerika utara dan lempeng eurasia.
1. Gunung api Eldfell dan Surtsey

Eldfell adalah kerucut vulkanik komposit yang tingginya lebih dari 200
meter di pulau Islandia dari Heimaey. Ini terbentuk oleh letusan gunung berapi yang
dimulai di sisi timur dari Heimaey di Pulau Westman. Letusan ini terjadi tanpa
tanda-tanda peringatan. Ya, Islandia merupakan negara yang kaya akan gunung
berapi bawah laut, dan mayoritas gunung-gunung di negara ini tergolong aktif.
Surtsey adalah sebuah pulau vulkanik di lepas pantai selatan Islandia. Pulau
ini dibentuk oleh letusan gunung berapi yang dimulai 130 meter di bawah
permukaan laut. Kadangkala letusan gunung berapi bawah laut membentuk pulau
baru di atasnya. Itulah yang terjadi pada Surtsey. Pada 14 November 1963, gunung
ini meletus dan pulau baru terbentuk di atasnya.
VULKANOLOGI 2016

Gambar 21. Gunung api Eldfell dan Surtsey


DAFTAR PUSTAKA

CAS, R. A. F and Wright, J.V 1990. Volcanic Successions. Allen & UNWIN
Publishig. London

Husein, Salahuddin. 2007. 08. Tektonik Lempeng. Universitas Gajah Mada.


Yogyakarta

Anonim.2008. Spreading Center Volcanism. http://www.geology.sdsu.edu/


how_volcanoes_work/seafloorvol_page.html, diakses 28 Februari
2016

Francis, peter et all. 1993. Volcanoes second edition. Oxford university


press.2003. Newyork.

Anonim. 2005. Mid-Ocean Ridges:Types. http://www.divediscove


r.whoi.edu/ridge/info mod.html, diakses 29 Februari 2016.
CAS, R. A. F and Wright, J.V 1990. Volcanic Successions. Allen & UNWIN
Publishig. London

Henri Bougault. 1993. Fast and Slow Spreading Ridges: Structure and
Hydrothermal Activity, Ultramafic Topographic Highs, and CH4
Output. Journal Of Geophysical Research , Vol . 98, No . B6, Page
S 9643-9651.

Anda mungkin juga menyukai