Anda di halaman 1dari 15

DASAR TEORI

2.1 Resistor

A. Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat


atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk
salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau
nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol
Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya
(Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas
daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu
rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan
dalam kemasan resistor tersebut.

B. Simbol Resistor

Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering


digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan
dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema
elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel
disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada
yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.

C. Kapasitas Daya Resistor

Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang


mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat
dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt
untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini
penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya
yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan
tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

D. Nilai Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang


tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan
karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut.
Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi
kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%),
resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi
10% (resistor 10%).

Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan


kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5%
maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan
kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak
dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.

E. Jenis-Jenis Resistor

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk


membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor
oksida logam atau resistor metal film.
1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Resistor kawat atau wirewound resistor


merupakan resistor yang dibuat dengan bahat
kawat yang dililitkan. Sehingga nilai
resistansiresistor ditentukan dari panjangnya
kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada
umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang
besar.

2. Resistor Arang (Carbon Resistor)

Resistor arang atau resistor karbon


merupakan resistor yang dibuat dengan
bahan utama batang arang atau karbon.
Resistor karbon ini merupakan resistor
yang banyak digunakan dan banyak
diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis
ini dapat kita jumpai dengan kapasitas
daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2
Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

3. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Resistor oksida logam atau lebih


dikenal dengan nama resistor metal film
merupakan resistor yang dibuah dengan
bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal
film ini dapat ditemui dengan nilai
tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor
metal film ini mirip denganresistor kabon
hanya beda warna dan jumlah cicin warna
yang digunakan dalam penilaian resistor
tersebut. Sama seperti resistorkarbon,
resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu
1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk
keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.

Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu


resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)

1. Resistor Tetap(Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat


diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian
elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor
tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

 Metal Film Resistor


 Metal Oxide Resistor
 Carbon Film Resistor
 Ceramic Encased Wirewound
 Economy Wirewound
 Zero Ohm Jumper Wire
 S I P Resistor Network

2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

a. Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai


resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas
kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer
Linier dan Potensiometer Logaritmis
b. Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang
membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai
resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan
istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
c. Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan
berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2
jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan
dibahas dalam artikel yang lain.
d. LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang
nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima
oleh LDR tersebut.
F. Menghitung Nilai Resistor

Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada
resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat
ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai
resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap
daaya besar dan resistor variable.

G. Kode Warna Resistor

Cincin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6
ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut
memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna
yaitu :

Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode


warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4
menunjukan nilai toleransi resistor.

Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin


kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 6 Cincin Warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor


dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6
menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan
untuk resistor tersebut.

Kode Huruf Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan
mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya
resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan
kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan
untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

R, berarti x1 (Ohm)

K, berarti x1000 (KOhm)

M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

F, untuk toleransi 1%

G, untuk toleransi 2%

J, untuk toleransi 5%

K, untuk toleransi 10%

M, untuk toleransi 20%

Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang


harus diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan
kapasitas daya dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor
dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan resistor pada
rangkaian elektronika.

2.2 Multimeter

A. Pengertian Mulitimeter

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan


listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter
secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan
sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
Multimeter dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu multimeter analog dan
digital

B. Multimeter Analog

Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran


listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-
range yang kita ukur dengan probe. Analog tidak digunakan untuk mengukur
secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di
gunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau
juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung
dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada Multimeter analog
menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus
(elektronis dan non elektronis)

C. Bagian-bagian Multimeter Analog


 Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
 Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
 Saklar pemilih
 Lubang kutub Saklar pemilih polaritas
 Kotak meter
 Jarum penunjuk meter
 Skala
D. Multimeter Digital
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester
sama merupakan jenis multimeter yang talah menggunakan display digital
sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada multitester
digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu dilakukan lagi
perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur. Multimeter D berdasarkan
tegangan yang dikonversi ke sinyal digital
E. Bagian-bagian Multimeter Analog
 Display Digital
 Saklar pemilih
 Lubang kutub
 Saklar pemilih polaritas
 Kotak meter
 Skala Digital
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester
sama multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil
hasil ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada multitester digital
merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak perlu dilakukan lagi
perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur. Digital menggunakan peraga
bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke
sinyal digital bagian Multimeter Analog Display Digital Saklar pemilih
Lubang kutub Saklar pemilih polaritas Kotak meter

F. Fungsi Multimeter
Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam
tergantung tipe dan merk multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap
multimeter / multitester memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai alat ukur
arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa fungsi ukur yang ada
pada multimeter.
 Ampere Meter

Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang
berfungsi untuk mengukur arus listrik. Pada multimeter pada umumnya terdiri
dari 2 jenis ampere meter yaitu ampere meter DC dan amper meter AC. Pada
multimeter analog dan digital pada fungsi ampere meter ini saklar selektor
berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena itu arus yang akan
diukur harus diprediksikan dibawah batas ukur multimeter yang digunakan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada multimeter.

 Volt Meter
Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level tegangan
listrik. Sama halnya dengan fungsi multimeter sebagai ampere meter. Pada fungsi
volt meter ini saklar selektor yang ada pada multimeter baik digital maupun
analog berfungsi sebagaibatas ukur maksimum, oleh karenaitu harus
diprediksikan level tegangan yang akan diukur harus dibawah nilai batas ukur
yang dipilih.

 Ohm Meter

Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang berfungsi untuk
mengetahui nilai resistansi suatu resistor atau komponen elektronika yang
memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm meter ini untuk multimeter analog
saklar selektor berfungsi sebagai multiplier sedangkan pada multimeter digital
saklar selektor berfungsi sebagai bats ukur maksimum suatu resistansi yang dapat
dihitung oleh multimeter tersebut.

 Kapasitansi Meter

Kapasitansi meter merupakan fungsi yang tidak selalu terdapat pada setiap
multimeter. Fungsi kapasitansi meter ini berguna untuk mengetahui nilai
kapastansi suatu kapasitor. Pada multi meter analog yang telah memiliki fungsi
kapasitansi meter saklar selektor pada fungsi ini berfungsi sebagai multiplier atau
faktor pengali dari nilai yang ditunjukan oleh jarum meter. Sedangkan pada
multimeter digital dengan fungsi kapasitansi meter maka saklar selektor berfungsi
sebagai batas ukur maksimum.

 Frekuensi Meter

Frekuensi meter hanya terdapat pada tipe multimeter digital tertentu.


Fungsi frekuensi meter ini digunakan untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal
atau isyarat pada suatu rangkaian elektronika.

Kualitas suatu multimeter ditentukan dari akurasi hasil ukur dan daya
tahan multimeter tersebut. Berapa merk multimeter umum dan memiliki kualitas
diantaranya adalah multimeter dengan merk sanwa dan heles. Harga jual
multimeter analog maupun multimeter digital merk sanwa dan heles tergantung
pada tipe multimeter tersebut.

G. Perbedaan Multimeter Analog dan Multimeter Digital

Analog Digital
Kelebihan  Untuk pengecekan  Penggunaan lebih
kerusakan rangkaian, mudah artinya tidak
atau komponen lebih perlu menghitung
muda nilai yang kita ukur,
 Harga relatif lebih karena pada
murah multimeter digital
langsung keluar
hasil pengukuran
 Harga relatif lebih
mahal
Kekurangan  Menggunakan rumus  Sulit digunakan
tertentu untuk untuk mengukur
menghitung nilai kerusakan
yang ditunjuk jarum komponen, seperti
 Rawan rusak elco, transistor, dan
dibagian spul atau sebagainy
penunjuk jarum  Beberapa kasus nilai
yang ditunjukkan
kurang akurat

2.3 RANGKAIAN SERI

Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian.

Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh
yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. (
kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen berada dalam
susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung
menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua elemen disusun
seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam rangkaian seri, arus yang
lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.

A. Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:

 Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.


 Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar
tahanan sama.
 Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing
tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
 Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian.
 Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam
rangkaian.
 Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau
putus, aliran arus terhenti.
B. Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
 Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
 Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap
hambatan sama dengan kuat arus totalnya.
 Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan
totalnya.

V total = V1 + V2 +.. Vnz

I total = I1 = I2 =…. I n

R total = R1 + R2 + ... Rn

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam


kehidupan sehari-hari (di rumah) yaitu:

 Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik
& lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20
pcs) sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
 Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang
masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara
jala-jala dengan ballastnya.
 Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur
kontrol), demikian juga kulkas.
 Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

2.4 RANGKAIAN PARALEL

A. Rangkaian Paralel

Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu
bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian
besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat
dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.

B. Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:

 Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.


 Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.
 Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
 Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari
rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam
rangkaian.)
 Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus
hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

C. Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:

 Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap


hambatan paralelnya.
 Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus
tiap-tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan
tiap-tiap percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap
percabangannya sama dengan kuat arus totalnya.
 Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan
setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.

V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn

I total = I1 + I2 +.. In

1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam


kehidupan sehari-hari:

1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.

2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

D. Perbedaan Rangkaian seri dan paralel adalah sebagai berikut:

 Rangkaian seri besar arus listriknya sama besar, tapi besar tegangannya
berbeda-beda tergantung besar hambatan pada rangkaian tersebut.
 Rangkaian paralel, besar tegangan adalah sama untuk masing hambatan yang
terpasang, tapi arusnya berbeda tergantung besar hambatan yg terpasang.
 Rangkaian seri, total hambatan tinggal dijumlah aja semua, kalo rangkaian
paralel, jumlah hambatan adalah 1/Rt = (1/R1)+(1/R2)+ ...
 Jumlah total hambatan pada rangkaian seri, lebih besar dari rangkaian paralel.
 Total daya yg diserap rangkaian seri biasanya ebih besar dibanding rangkaian
paralel.

2.5 Rangkaian Seri Paralel

Merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Rangkaian ini


juga biasa disebut dengan rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi.
Salah satu contohnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Untuk menghitung nilai hambatan total dari rangkaian seri paralel,


maka kita dapat menggunakan teori rangkaian seri dan paralel di atas.
Biasanya untuk memudahkan perhitungan, didahulukan menghitung
rangkaian serinya, kemudian baru dihitung bagian paralelnya. Terakhir
lakukan penjumlahan dari rangkaian total keduanya(sangat tergantung dari
bentuk rangkaian campurannya). Sebagai contoh dapat dilihat gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai