Anda di halaman 1dari 11

ASPEK HUKUM KEGIATAN WISATA RUANG ANGKASA (SPACE TOURISM)

MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Aryuni Yuliantiningsih
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
e-mail: aryuni.yuliantiningsih@unsoed .ac.id

Abstract

The activities of States in the exploration and use of outer space began since Uni Sovyet was
launching Sputnik sattelite at 1957 and than followed the first manned spaceflight launched namely
Yuri Gagarin at 1961. In their activities, manned spaceflight get law protection according Space
Treaty and Rescue Agrement. Article 5 Space Treaty regulate that State Parties to the treaty shall
regard astonauts as envoys of mankind in outer space and shall render to them all possible
assistance in the event of accident, distress, or emergency landing of another State Party. In the
other side, the activities of commercial use of outer space is developing, the one is space tourism.
This matter not yet be regulated so if there are many problems about the law protection of space
tourists and the activities of outer space that performed by private enterprises, the treaties of
outer space can be applicated.

Key word : space tourism, outer space treaty

Abstrak

Kegiatan negara dalam eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa dimulai sejak diluncurkannya satelit
Sputnik oleh Uni Sovyet pada tahun 1957. Hal ini diikuti dengan pengiriman awak pesawat angkasa
pertama yaitu Yuri Gagarin pada tahun 1961. Dalam melaksanakan tugasnya, awak pesawat angkasa
mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan Space treaty 1967, dan Rescue Agreement 1968.
Pasal 5 Space Treaty menyebutkan bahwa astonout merupakan duta manusia dan negara-negara
harus bekerja sama untuk memberi bantuan kepada astronot yang mengalami kesulitan atau
kecelakaan. Di sisi lain perkembangan komersialisasi ruang angkasa telah berjalan secara progresif,
salah satunya adalah bidang wisata ruang angkasa. Hal-hal baru tersebut belum ada pengaturannya
secara khusus sehingga dapat menimbulkan masalah mengenai aspek hukum dari wisata ruang
angkasa serta kegiatannya yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Jika terjadi kecelakaan pesawat
ruang angkasa milik perusahaan swasta, yang mengakibatkan kecelakaan bagi turis ruang angkasa dan
jatuhnya benda angkasa maka dapat diterapkan perjanjian-perjanjian ruang angkasa yang telah ada.

Kata Kunci : wisata ruang angkasa.

Pendahuluan dengan beratus benda satelit dan benda ang-


Keberadaan dan perkembangan mengenai kasa lainnya.1
persoalan hukum ruang angkasa yang mem- Kegiatan-kegiatan angkasa luar ini pada
pengaruhi terhadap kaidah hukum ruang ang- mulanya hanya merupakan monopoli kedua ne-
kasa tercipta karena aktivitas-aktivitas negara gara adidaya, Uni Soviet dan Amerika Serikat,
terhadap lapisan atmosfer, ruang angkasa, kos- namun selanjutnya juga merupakan kegiatan
mos serta bidang navigasi aeorodinamika dan negara-negara lainnya. Untuk mengatur kegiat-
eksplorasi planet. Puncaknya adalah setelah an dan eksplorasi di ruang angkasa maka di-
Uni Sovyet meluncurkan satelit bumi buatannya bentuklah Treaty on Principle Governing the
yaitu Sputnik pada tahun 1957. Sejak saat itu Activities of State in the Exploration and Uses
maka ruang angkasa yang hampa mulai diisi Outer space, including the Moon and other

1
Teuku May Rudy, 2001, Hukum Internasional 2, Ban-
dung: Refika Aditama, hlm.39
144 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 1 Januari 2011

Celestial Bodies selanjutnya disebut Outer Spa- Beberapa bentuk kegiatan pemanfaatan
ce Treaty 1967. (disingkat OTS) yang merupa- ruang angkasa yang sudah dan secara potensial
kan dasar utama dalam pengaturan hukum berkembang misalnya telekomunikasi, peng-
ruang angkasa internasional.2 Perjanjian inter- inderaan jarak jauh, asuransi ruang angkasa,
nasional lain di bidang ruang angkasa adalah penambangan ruang angkasa dan transportasi
Rescue Agreement tahun 1968, Liability Con- ruang angkasa termasuk wisata ruang angkasa
vention 1972 dan Moon agreement. (space tourism).5
Eksplorasi dan eksploitasi ruang angkasa Milyader asal Amerika Serikat Dennis Tito
pada awal perkembangannya, lebih ditujukan Pada tanggal 30 April 2001, membuat sejarah
untuk kepentingan penelitian dan pengembang- dengan menjadi turis antariksa pertama di
an ilmu pengetahuan, namun karena pada dunia. Dengan menggunakan pesawat antariksa
waktu itu sedang hangat-hangatnya Perang milik Rusia, Soyus Ia melakukan wisata anta-
Dingin antara blok barat dan blok timur maka riksa selama sebelas hari dan menginap di
kegiatan research and development (R&D) da- International Space Station (ISS).6 Ekspedisi fe-
lam kegiatan ruang angkasa tersebut sarat de- nomenal ini mendapat liputan yang luas oleh
ngan muatan kepentingan militer. Sampai akhir berbagai media dan membuktikan bahwa kini
dekade 80-an nuansa kepentingan militer masih antariksa merupakan tujuan baru yang dapat
terasa bahkan mencapai puncak ketika Presiden dikembangkan di kemudian hari. Wisata anta-
Reagen mengeluarkan pernyataannya mengenai riksa pada awalnya merupakan proyek pemerin-
perang Bintang (Star War).3 tah yang mulai ditawarkan bagi masyarakat
Ketika berakhirnya perang dingin, ke- sipil mulai tahun 2001 dengan biaya relatif
giatan keruangangkasaan berubah dan sifatnya mahal. Pada tahun 2001 badan antariksa Rusia
yang eksploratif di bidang R&D untuk kepen- menawarkan dengan harga 45 juta dollar.7
tingan ilmu pengetahuan dan militer menjadi Kini wacana tersebut mendapat tantang-
aplikatif untuk kepentingan praktis ekonomis. an dari operator swasta yang menawarkan
Kegiatan-kegiatan keruangangkasaan yang ber- harga lebih menarik yaitu 200.000 dengan de-
sifat komersial berkembang pesat dan ini posito minimal 20.000 ini yang ditawarkan vir-
berkat dorongan serangkaian kebijakan dari gin galactic. Sehingga kini bisnis antariksa men-
negara-negara space powers yang memberi dapat pesaing kelas ekonomi yang lebih ter-
kesempatan yang seluas-luasnya kepada pihak jangkau. Sejauh ini sudah tercatat lima orang
swasta untuk terlibat dalam kegiatan keruang- yang menjadi turis antariksa, yaitu Dennis Tito
angkasaan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan (2001), pengusaha Afrika Selatan Mark Suttle-
teknologi ruang angkasa telah sampai pada worth (2002), ilmuwan Amerika Serikat Greg
tahap aplikasinya yang tidak hanya dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan 5
Baca peluang bisnis ini pada Uwe Apel, “Space tourism
— A promising future?” , Space Policy, Volume 13, Issue
militer, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan 4, November 1997, hlm. 279-284; Valene L. Smith,
kehidupan manusia umumnya.4 Space Tourism”, Annals of Tourism Research, Volume
28, Issue 1, January 2001, hlm. 238-240; Patrick Collins,
Space tourism: From Earth orbit to the Moon, Advances
in Space Research, Volume 37, Issue 1, 2006, hlm. 116-
122. Lihat peluang bisnis lain pada wisata ruang
2
Alan waser & Douglas Jobes, “Space Settlement angkasa pada Abraham Pizam, “Space Tourism: New
Property Rights and it : could a Lunar Setllement Claim Market Op-portunities for Hotels and Cruise Lines”,
The Lunar Real estate it Needs to Survive?” Journal of International Journal of Hospitality Management,
Air Law and Commerce, Vol 73 No 1 2008. Volume 27, Issue 4, December 2008, hlm. 489-490;
3
E. Saefullah, 1997, Komersialisasi Ruang Angkasa dan Michel Bourély, “Space commercialization and the
Ketentuan Hukum yang Mengaturnya, dalam buku law”, Space Policy, Volume 4, Issue 2, May 1988, hlm.
Mochtar Kusumaatmadja Pendidik dan Negararawan, 131-142
Bandung: Alumni, hlm. 439 6
P.J. Blount, “Jurisdiction in Outer Space Challenges of
4
Ibid. Lihat dan baca lebih lengkap tentang aspek Privat Individuals in Space”, Journal of Space Law Vol
ekonomi ini pada P.Q. Collins, D.M. Ashford, “Potential 33 No 2, 2007, hlm. 32
Economic Implications of The Development of Space 7
Anonim, Dennis Tito, ISS, Luar Angkasa diakses pada
Tourism”, Acta Astronautica, Volume 17, Issue 4, April http://url.andriewongso.com/artikel/peritiwa_luar_bia
1988, hlm. 421-431 sa (on line) tanggal 20 Desember 2010.
Aspek Hukum Kegiatan Wisata Ruang Angkasa (Space Tourism) Menurut Hukum Internasional 145

Olsen (2005), Pengusaha AS keturunan Iran, tetap terbang ke antariksa dan akan berada di
Anusheh Anshari (2006), dan Charles Simonyi ISS tanpa suatu beban kerja untuk membangun
ahli piranti lunak dari Hungaria (2007).8 konstruksi stasiun antariksa tersebut.11
Wisata ruang angkasa yang pada awalnya Suksesnya perjalanan Dennis Tito menjadi
membutuhkan harga yang sangat mahal se- turis antariksa pertama, tampaknya kesempat-
makin lama harganya dapat dijangkau . Saat ini an bagi masyarakat awam untuk melakukan
bagi yang bosan menjadi turis biasa maka penerbangan antariksa semakin terbuka luas.
dengan menyiapkan $102 ribu atau Rp 919,5 ju- Penerbangan Tito dapat dikatakan sebagai sua-
ta maka orang dapat menjadi turis luar ang- tu perjalanan biasa bagi manusia ke antariksa,
kasa. Wisatawan ruang angkasa akan merasakan tetapi dalam beberapa hal dapat menjadi tidak
pengalaman perjalanan tanpa gravitasi selama biasa dan menjadi permasalahan dalam peng-
5 menit serta melihat bumi seutuhnya kemudi- aturan atau aspek hukumnya.
an kembali lagi ke bumi. Era baru penerbangan Wisata antariksa adalah fenomena baru
luar angkasa komersial dimulai. Virgin Galatic yang layak mendapat perhatian lebih dalam
dirancang untuk tamasya ke luar angkasa telah dan serius. Pada tahun 2003 pesawat Columbia
diluncurkan dari Florida pada 4 juni 2010. Ric- mengalami kecelakaan yang menyebabkan ke-
hard Branson merealisasi wisata luar angkasa rusakan di permukaan bumi. Tahun 2007 juga
yang dinamai dengan Virgin Galactic dengan tercatat beberapa kegagalan penerbangan an-
harga 200.000 dollar AS atau 1,8 miliar.9 Be- tariksa yang menunjukkan bahwa peluang bisnis
berapa perusahaan yang bergerak di bidang wisata antariksa bukan merupakan sesuatu yang
wisata ruang angkasa antara lain, Space Explo- bebas resiko melainkan penuh resiko bagi crew,
ration Technologies Corporation (Spacex), Or- turis, crew di tempat peluncuran pesawat mau-
bital, Blue Origin, Bigelow Aerospace, dan pun terhadap obyek publik lainnya.
Space Dev/Sierra Nevada corp.10 Selain itu akan timbul permasalahan lain
Selain merasakan pengalaman penerbang- jika penerbangan wisata ruang angkasa meng-
an tanpa gravitasi ada juga yang melakukan alami kecelakaan. Apakah turis ruang angkasa
kunjungan ke stasiun ruang angkasa. Ia dapat disamakan dengan astronot yang diang-
menjalin kontrak dengan RKK E Coorporation gap sebagai duta umat manusia dan mendapat
untuk berjalan-jalan ke stasiun milik Rusia. perlindungan hukum dalam Space treaty dan
Akan tetapi ketika diketahui kondisi stasiun MIR Rescue agreement. Tulisan ini akan mengkaji
mulai memburuk dan diputuskan untuk dijatuh- mengenai perlindungan hukum terhadap awak
kan ke Samudra Pasifik diputuskan bahwa Tito pesawat angkasa dan aspek hukum yang terkait
dengan wisata ruang angkasa.
8
Frery Junigwan, Kajian Hukum Antariksa Modern: Kisah
klasik Untuk Masa Depan 2 diakses pada http ://Frery Pembahasan
Junigwan.wordpress. (on line) tanggal 20 Nopember
2010. Baca tantangan dari bisnis ini pada Declan J
Tinjauan Hukum Ruang Angkasa dan Perjanji-
O'Donnell, “Overcoming barriers to space travel”, Space an Internasional
Policy, Volume 10, Issue 4, November 1994, hlm. 252-
255; Linda Billings, “Exploration For The Masses? Or
Sebelum membahas perlindungan awak
Joyrides For The Ultra-Rich? Prospects For Space hukum pesawat angkasa, perlu diketahui ter-
Tourism”, Space Policy, Volume 22, Issue 3, August
2006, hlm. 162-164
lebih tinjauan mengenai hukum ruang angkasa
9
Ibid. dan penafsiran perjanjian internasional. Istilah
10
Lihat beritanya pada Anonim, Perusahaan Wisata Luar
Angkasa, diakses pada http://dunia–statistik.blogspot/
hukum udara pertama kali digunakan oleh Er-
perusahaan-wisata-luar-angkasa.html (on line) tanggal nest NYS yaitu droit aerien atau airlaw pada
10 Nopember 2010. Pembahasan lebih lengkap, baca
ISU Summer Session Students 2000, “Dreams and
tahun 1902. Setelah Uni Soviet berhasil me-
Realities: The Challenges Facing Development of Space luncurkan satelit Sputnik pada tahun 1957 tim-
Tourism”, Space Policy, Volume 17, Issue 2, May 2001,
hlm. 133-140; Antonio Elias, “Affordable Space Trans-
11
portation: Impossible Dream or Near-Term Reality?”, Anonim, Turis Antariksa Pertama diakses pada di http
Air & Space Europe, Volume 3, Issues 1-2, January-April ://www. Indoregulation.com (on line) tanggal 15
2001, hlm. 121-124 Nopember 2010
146 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 1 Januari 2011

bul istilah yang lebih luas, yakni Air and Space melalui Resolusi No XIII dan United Nations
Law, Lucht en Ruimte Recht (Hukum Angkasa). Comitte Peace of Use (UNCOPOUS) pada tahun
Ada pula yang menggunakan istilah Aerospace 1959 dengan Resolusi Nomor 1472 9XIV. Suatu
Law.12 terobosan pun dikeluarkan pada tahun 1963
Istilah hukum ruang angkasa dianggap le- dengan diadopsinya resolusi 1962 tentang Legal
bih tepat daripada penggunaan istilah hukum Principle Governing the Activities of states in
antarika karena belum jelas apa yang dimaksud the Explorations and use of Outer Space. Legal
dengan antariksa. Untuk ilmu hukum ini dipakai principle inilah yang kemudian memicu lahirnya
istilah Hukum Angkasa, Air and Space law (Ca- lima instrumen hukum ruang angkasa.16
nada), Aerospace Law (USA), Lucht en Ruimte Sepanjang menyangkut kegiatan angkasa,
Recht (Belanda) dan Luft und Weltraumrecht dewasa ini telah beberapa perjanjian di bidang
(Jerman). Itu yang mencakup dua bidang ilmu ruang angkasa yang dapat dijadikan sumber hu-
hukum yaitu hukum udara untuk mengatur sara- kum. Pertama, Treaty on Principle Governing
na penerbangan di ruang udara dan hukum the Activities of State in the Exploration and
ruang angkasa yakni hukum yang mengatur Uses Outer space, including the Moon and ot-
ruang hampa udara (outer space).13 Di Indo- her Celestial Bodies selanjutnya disebut Outer
nesia dikenal adanya istilah dirgantara. Hukum Space Treaty 1967; kedua, perjanjian tentang
yang mengatur sebagian dari wilayah dirgantara Penyelamatan Para astronot, Pengembalian As-
dinamakan space law atau hukum ruang ang- tronot, Pengembalian Objek yang Diluncurkan
kasa.14 ke Ruang Angkasa (Agreement on Rescue As-
Menurut Teuku May Rudy, hukum ruang trounot and the Return of Astrounot and the
angkasa adalah hukum yang ditujukan untuk Return of Objects Launching into Outer Space
mengatur hubungan antarnegara untuk menen- (Astrounot Agreement 1968); ketiga, konvensi
tukan hak-hak dan kewajiban yang timbul dari tentang Tanggung Jawab Internasional Bagi Ke-
segala aktivitas yang tertuju pada ruang ang- rugian yang Disebabkan oleh Objek Angkasa
kasa dan demi seluruh umat manusia untuk (Convention on International Liability for Da-
memberi perlindungan terhadap terrestrial dan mage Caused by Space Objects 1972); keempat,
non terrestrial, dimanapun aktifitas itu dilaku- konvensi tentang Pendaftaran Objek-objek yang
kan.15 Diluncurkan ke Ruang Angkasa (Convention on
Hukum ruang angkasa ini berbeda dari Registration of Object Launched into Outer
cabang-cabang hukum internasional lainnya ya- space selanjutnya disebut Registration Con-
itu sifat hukumnya yang asli menyangkut ke- vention 1975); dan kelima, perjanjian yang me-
pentingan yang bersifat universal dan peranan ngatur aktivitas Negara-negara di bulan dan
penting yang dimainkan oleh Rusia (dulu Uni benda-benda langit lainnya (Agreement Go-
Sovyet) dan Amerika Serikat. Tidak cukup satu verning the Activities os States on Moon and
bulan setelah peluncuran sputnik pertama Other Celestial Bodies 1979).
tahun 1957, Majelis Umum PBB sadar akan Outer Space Treaty dapat dikatakan se-
peranannya untuk mendorong perkembangan bagai landasan hukum yang mengatur prinsip-
progresif hukum internasional sehingga mem- prinsip dasar dalam upaya eksplorasi dan eks-
bentuk The United Nations Office for Outer ploitasi ruang angkasa untuk maksud dan tuju-
Space Affairs pada tanggal 13 Desember 1958 an damai, sedangkan empat perjanjian lainnya
merupakan penjabaran dari prinsip yang ter-
12
Priyatna Abdurrasyid, 1989, Hukum Antariksa Nasional
Penempatan Urgensinya di Indonesia, Jakarta: BPHN
16
hlm. 5 Boer Mauna, 2005, Hukum Internasional Pengertian
13
Ibid., hlm.6 Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global,
14
Priyatna Abdurasyid, “Kebutuhan Perangkat Hukum Bandung: Alumni, hlm. 396. Lihat dan bandingkan
Nasional dan Internasional Dalam Rangka Penataan dengan Philip R. Harris, The Development of Outer
Dirgantara Nasional”, Jurnal Hukum Internasional,Vol 3 Space – Sovereignty and Property Rights in International
No 2 Januari 2006, LPHI, UI, hlm. 162 Space Law, Space Policy, Volume 26, Issue 2, May 2010,
15
T May Rudy, op.cit., hlm. 51 hlm. 129
Aspek Hukum Kegiatan Wisata Ruang Angkasa (Space Tourism) Menurut Hukum Internasional 147

dapat dalam Outer Space Treaty. Setiap ke- nya; mendaftarkan dan memberitahukan ben-
giatan dan eksplorasi ruang angkasa harus ber- da-benda angkasanya; melakukan perlindungan
dasarkan pada prinsip-prinsip hukum ruang ang- dan pelestarian lingkungan; melakukan peng-
kasa, antara lain pertama, larangan pemilikan awasan dan kontrol terhadap benda-benda ang-
nasional atas ruang angkasa dan benda-benda kasanya; dan melakukan kerjasama inter-
langit (non appropriation). Hal ini tercantum nasional
dalam Pasal 2 Outer Space Treaty (selanjutnya Berkaitan dengan perlindungan hukum
disingkat OST) yang berbunyi ruang angkasa terhadap awak pesawat dan pesawat angkasa,
termasuk bulan dan benda-benda langit lainnya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pe-
tidak dapat dijadikan milik nasional baik me- ngertian astronaut, personnel (personil), man-
lalui pernyataan kedaulatan, penggunaan atau ned spaceflight (awak pesawat angkasa) dan
pun pendudukan melalui cara lain apapun; ke- space object (benda angkasa). Astronot atau
dua, hak-hak yang sama bagi semua negara antariksawan adalah sebuah sebutan bagi orang
untuk secara bebas memanfaatkan ruang ang- yang telah menjalani latihan dalam program
kasa; ketiga, kebebasan melakukan penyelidik- penerbangan antariksa meliputi manusia yang
an ilmiah di ruang angkasa; melindungi hak-hak memimpin penerbangan atau menjadi awak
berdaulat negara atas objek-objek ruang ang- pesawat angkasa.18 Istilah Kosmonot biasanya
kasa yang diluncurkan oleh mereka; dan ke- dipakai oleh negara Rusia . Menurut Malenkaya
empat, kerjasama negara-negara dengan tuju- ensiklopedia, a cosmonoaut is person who is a
an memberikan bantuan kepada awak pesawat pilot or crew member of a space vehicle who is
ruang angkasa dalam suatu peristiwa darurat.17 specially trained in a medical, biological,
Outer Space Treaty 1967 sebagai sebuah scientific or technical field.19 Jadi penumpang
perjanjian internasional juga membebankan sipil (private passengers) tidak termasuk dalam
hak-hak dan kewajiban bagi negara peserta kosmonot. Kelaziman pada saat penanda-
perjanjian. Hak-hak negara terhadap ruang tanganan Space Treaty, pengertian astronot
angkasa, antara lain hak untuk melakukan eks- hanya me-masukkan anggota crew, dan tenaga
plorasi dan penggunaan ruang angkasa (Pasal 1 teknik dari pemerintah, sedangkan pengertian
alinea 2 OST); hak untuk memperoleh ganti rugi personil me-nurut Oxford English Dictionary
apabila mengalami kerugian akibat benda-ben- sebagai berikut personel means the body of
da angkasa (Pasal VI OST); negara yang me- persons engaged in any service or employment.
miliki dan mendaftarkan benda antariksa mem- Pembuat rancangan Space Treaty pada
punyai yurisdiksi dan wewenang untuk meng- intinya mengatur bahwa hanya pemerintah
awasi benda antariksa termasuk personil di yang mampu untuk meluncurkan benda angkasa
dalamnya; hak untuk menerima pengembalian dan penggunaan yang dilakukan badan privat
astronot dan benda-benda angkasanya; dan hak itu tidak mungkin. Selanjutnya, Menurut E.
untuk mengakses benda-benda langit dan Suherman yang dimaksud space object atau
benda-benda angkasa negara lain. benda angkasa adalah setiap benda buatan
Kewajiban negara terhadap ruang angkasa, manusia yang diluncurkan ke angkasa untuk
antara lain tunduk pada ketentuan hukum in- maksud-maksud tertentu atau bagian-bagian
ternasional dan Piagam PBB; memberikan ban- dari benda tersebut yang tetap berada di ang-
tuan kepada astronot dan mengembalikan ben- kasa atau jatuh kembali ke bumi.20 Secara kon-
da-benda angkasa; bertanggung jawab secara krit yang termasuk pengertian benda angkasa
internasional terhadap benda-benda angkasa-
18
http ://Wikipedia.org/wiki/Antariksawan diakses tang-
gal 10 Desember 2010
17
Proceeding UNCOPUOS Legal Comitte mengenai Space 19
Elina Kamenetskaya, “Cosmonaut” (“Astronaut”): An
Treaty tanpa tahun. Lihat dan baca juga Joseph N. Attempt of International Legal Definition, in
Pelton, “The International Challenges Of Regulation Of PROCEEDINGS OF THE THIRTY-FIRST COLLOQUIUM ON
Commercial Space Flight”, Space Safety Regulations THE LAW OF OUTER SPACE 177, 177-78 (1989);
and Standards, 2010, hlm. 289-300. 20
E. Suherman, 1983, Wilayah Udara dan Wilayah
Dirgantara, Bandung: Alumni, hlm. 63.
148 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 1 Januari 2011

adalah satelit, roket peluncur, kendaraan Ketentuan Pasal 31 ayat 1 dan 2 Konvensi Wina
angkasa (space vehicles), dan bagian-bagian 1969 menyebutkan, pertama, suatu perjanjian
benda ini yang tidak terpakai lagi (debris). diintepretasikan dalam itikad baik sesuai de-
Dewasa ini hukum internasional sebagian ngan pengertian yang lazim dan harus dilihat
besar terdiri dari perjanjian-perjanjian inter- dalam kerangka maksud dan tujuannya; dan
nasional.21 Bahkan tidak berlebihan jika dikata- kedua, konteks untuk maksud interpretasi suatu
kan bahwa perjanjian internasional telah meng- perjanjian mencakup tambahan pada teks, ter-
geser kedudukan dan peranan hukum kebiasaan masuk preamble dan lampiran-lampiran berupa
internasional yang tumbuh pada awal sejarah setiap persetujuan yang berkenaan dengan per-
perkembangan hukum internasional. Dengan janjian yang dibuat antara semua pihak yang
semakin meluasnya hubungan internasional berkenaan dengan penutupan perjanjian dan
yang berakibat akan semakin banyaknya per- setiap instrumen yangg dibuat oleh satu atau
soalan-persoalan kepentingan hubungan antar- lebih pihak berkenaan dengan penutupan
negara yang dituangkan dalam bentuk perjanji- perjanjian dan diterima oleh pihak-pihak lain
an internasional, perselisihan yang berkaitan sebagai suatu instrumen yang berhubungan
dengan penafsiran atau interpretasi perjanjian dengan perjanjian
akan semakin meningkat pula sehingga masalah Jika interpretasi dengan Pasal 31 belum
penafsiran atau interpretasi penting untuk br-hasil maka dapat digunakan cara-cara tam-
diketahui.22 bahan untuk interpretasi seperti yang tercan-
Menurut Dharma Pratap,23 interpretasi tum dalam Pasal 32, yaitu usaha lain yang da-
merupakan penjelasan setiap istilah dari suatu pat dipakai sebagai cara tambahan intrepretasi,
perjanjian apabila terdapat pengertian ganda termasuk pekerjaan pendahuluan perjanjian
atau tidak jelas dan para pihak memberikan dan penerapannya agar dapat memperkuat pe-
pengertian yang berbeda terhadap istilah ter- ngertian dan penerapannya agar dapat mem-
sebut atau tidak dapat memberikan arti apa perkuat pengertian dan penerapan Pasal 31,
pun. Interpretasi bertujuan untuk mempelajari atau untuk menetapkan pengertian intepretasi
arti yang sebenarnya dan isi dari peraturan- menurut Pasal 31 adalah memberikan arti gan-
peraturan hukum yang berlaku. Pendapat di da dan kabur; dan memberikan arti yang me-
atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh nunjukkan tidak layak atau tidak memungkin-
George Scwarzerberger yang menyatakan bah- kan
wa intepretation is the process of establish-
ment the legal character and effects of a con- Perlindungan Hukum Awak Pesawat Angkasa
sensus achieved by the parties.24 Menunjuk pada orang-orang yang ada
Konvensi Wina 1969 hanya mengkodifi- dalam pesawat angkasa, hukum angkasa me-
kasikan beberapa prinsip yang dianggap me- makai beberapa istilah yaitu astrounots, ter-
rupakan aturan-aturan umum interpretasi per- dapat dalam Pasal 5 OST dan mukadimah Res-
janjian internasional. Mengenai interpretasi cue Agreement, personnel, terdapat pada Pasal
diatur dalam Pasal 31-33 Konvensi Wina 1969. 8 OST dan Pasal 1-4 Rescue Agreement, repre-
sentative terdapat dalam Pasal 12 OST, persons
21
Menurut Pasal 2 Konvensi Wina 1969 tentang Hukum on board a space object terdapat dalam Pasal 3
Prjanjian , pengertian perjanjian internasional adalah dan 4 Liability Convention. Pasal 5 OST me-
suatu persetujuan yang dibuat antara negara dalam
bentuk tertulis dan diatur oleh hukum internasional, nyebutkan bahwa astronot adalah sebagai duta
apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau lebih manusia (the envoys of mankind).
instrumen yang berkaitan dan apapun nama yang
diberikan Walaupun istilah yang dipakai berbeda-
22
Yudha Bhakti Ardiwisastra, 2000, Hukum Internasional beda bukan berarti menurut hukum angkasa
Bunga Rampai, Bandung: Alumni, hlm. 115
23
Lihat dalam Budiono K., 1986, Suatu Studi Terhadap As-
akan berlaku hukum yang berbeda-beda ber-
pek Operasional Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian dasarkan fungsi dan faktor-faktor lain. Semua
internasional, Bandung: Binacipta, hlm. 24
24
Ibid., hlm.25 orang di dalam awak pesawat angkasa mem-
Aspek Hukum Kegiatan Wisata Ruang Angkasa (Space Tourism) Menurut Hukum Internasional 149

punyai status hukum yang sama tanpa mem- mempunyai jurisdiksi atas tindak pidana yang
bedakan pekerjaan mereka apa hak sebagai dilakukan warga negaranya di negara lain.26
operator pesawat, peneliti, playload, tanpa Prinsip jurisdiksi teritorial dengan adanya
membedakan apakah militer atau sipil dan floating island territory dan flying tetrritory
tanpa membedakan warna kulit maupun ras dikenal dalam hukum laut dan hukum udara.
serta bangsa semuanya anggota awak pesawat. Berbeda dengan hukum laut dan hukum udara,
Hal ini memang sangat berbeda dengan dalam hukum angkasa tidak dikenal the na-
hukum udara maupun hukum laut di mana di tionality of space craft walaupun beberapa sar-
bedakan awak pesawat/kapal dan penumpang jana mengusulkan seperti hukum laut dan hu-
dan dibedakan lagi sesuai dengan fungsi dan kum udara27
tugas mereka. Atas dasar ketentuan di atas, Berkaitan dengan yurisdiksi awak pesawat
semua yang ada dalam awak pesawat angkasa angkasa internasional diatur dalam Pasal 8
dianggap sebagai astronot dan mempunyai sta- Outer Space Treaty yang menyatakan A State
tus hukum yang sama tanpa membedakan fung- to the treaty on whose registry an object laun-
si serta kewarganegaraan. ched into space is carried shall retrain juris-
Perlindungan hukum awak pesawat ang- diction and control over such object and
kasa berkaitan dengan jurisdiksi negara. Juris- personnel thereof while in outer space or on a
diksi merupakan refleksi dari prinsip dasar ke- celestial body. Dari pasal tersebut dapat di
daulatan negara, persamaan derajat negara simpulkan bahwa outer space treaty hanya
dan prinsip tidak campur tangan suatu negara berlaku terhadap kendaraan yang sedang di
terhadap urusan domestik negara lain. Juris- angkasa termasuk benda-benda langit lainnya,
diksi merupakan manifestasi dari kedaulatan. konsekuensinya pada waktu peluncuran (ascend
Menurut Imre Anthony Csabafi, jurisdiksi phase dan descend phase) tidak berlaku space
negara adalah hak suatu negara untuk meng- treaty.
atur atau mempengaruhi dengan tindakan yang Menurut Pasal 8 OST kewenangan juris-
bersifat legislatif, eksekutif atau yudikatif atas diksi dan kontrol kendaraan angkasa bukan ber-
hak hak individu, milik, harta kekayaannya, dasar kewarganegaraan awak kapal pesawat
perilaku atau peristiwa yang tidak semata-mata angkasa, melainkan berdasarkan pendaftaran
merupakan masalah dalam negeri.25 pesawat angkasa di negara tertentu. Atas dasar
Hukum internasional mengakui bahwa pasal tersebut, selama berada di angkasa, ne-
komponen pokok dari suatu negara berdaulat gara dimana awak pesawat udara mempunyai
adalah teritorial (wilayah) dan warga negara. kewarganegaraan tidak mempunyai yurisdiksi
Oleh karena itu jurisdiksi biasanya menganut terhadap awak pesawat angkasa, yang mem-
prinsip jurisdiksi teritorial dan prinsip nasional. punyai jurisdiksi adalah negara di mana pe-
Prinsip jurisdiksi teritorial artinya setiap negara sawat angkasa didaftarkan.
mempunyai jurisdiksi terhadap semua per- Berdasarkan ketentuan Pasal 8 OST yang
soalan atau kejadian di dalam wilayahnya. se- mempunyai jurisdiksi terhadap pesawat ang-
dangkan prinsip nasionalitas artinya negara kasa maupun awak pesawat angkasa adalah
negara dimana pesawat angkasa didaftarkan
sehingga negara tersebut sepanjang mengenai
teknis dan pengendalian penerbangan menjadi
25
I Wayan Parthiana, 2003, Pengantar Hukum Internasio- wewenangnya. Berdasarkan hukum nasionalnya
nal, Bandung: Mandar Maju, hlm. 347. Lihat juga Carol negara itu berhak mengatur dan menunjuk ko-
L. Carnett, “Sketches in space law”, Space Policy,
Volume 9, Issue 2, May 1993, hlm. 162-166; T. F. Ro- mandan yang mempunyai kekuasaan terhadap
gers, “Space tourism”-- its importance, its history, and
a recent extraordinary development”, Acta Astronau- 26
Huala adolf, 2003, Aspek-Aspek Negara dalam Hukum
tica, Volume 49, Issues 3-10, August-November 2001, Internasional, Jakarta : Rajawali Press hlm. 186
hlm. 537-549; Peter Hulsroj, “Beyond global: the 27
K. Martono, 1995, Hukum Udara. Angkutan Udara dan
international imperative of space”, Space Policy, Vo- Hukum Angkasa, Hukum Laut Internasional buku kedua,
lume 18, Issue 2, May 2002, hlm. 107-116. Bandung : CV Mandar Maju, hlm. 217
150 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 1 Januari 2011

semua orang yang ada di dalam pesawat awak pesawat angkasa mempunyai kewarga-
angkasa. negaraan. Dalam hal ini tidak tergantung pada
Kendaraan angkasa melibatkan teknologi prinsip yurisdiksi nasional.
yang tidak dimiliki oleh semua negara, resiko Jika terjadi pendaratan darurat, mungkin
bahaya yang dihadapi selama di angkasa, terjadi konflik yurisdiksi yaitu negara dimana
tekanan mental maupun fisik yang dihadapi, pesawat didaftarkan, negara dimana awak pe-
langkanya peluncuran angkasa menyebabkan sawat mempunyai kewarganegaraan dan negara
astronot diakui sebagai duta manusia dari dimana pendaratan dilakukan. Dalam hal demi-
bumi. Peranan astronot sebagai duta umat kian sesuai Pasal V OST yang mempunyai yuris-
manusia ke ruang angkasa, sepanjang mengenai diksi adalah negara dimana pesawat angkasa
keselamatan hidup dan dan keselamatan me- didaftarkan. Untuk mempercepat identifikasi di
reka telah diatur dalam Outer Space Treaty dan samping dengan penandaan pesawat, awak
secara khusus dalam Rescue Agreement. Kon- pesawat angkasa perlu dilengkapi sertifikat
vensi tersebut secara terperinci mengatur pen- yang ditulis dengan berbagai bahasa yang pen-
carian, pertolongan terhadap pesawat angkasa ting. Pasal V OST juga menyerukan kepada
dalam kecelakaan, bahaya dan darurat. negara-negara yang mengadakan kegiatan
Outer Space Treaty mengatur agar negara angkasa agar astronot-astronot mereka saling
anggota segera membantu astronot yang membantu.
berada dalam keadaan bahaya dan darurat
untuk mendarat di wilayah negara pihak atau di Aspek Hukum Kegiatan Wisata Ruang Angkasa
laut lepas. Setelah berhasil mendarat, negara Ketentuan-ketentuan hukum yang ber- kaitan
pihak harus segera mengembalikan kepada dengan komersialisasi ruang angkasa ti- dak
negara dimana pesawat angkasa didaftarkan.28 terlepas dari ketentuan-ketentuan umum
Selain itu negara pihak perjanjian harus segera hukum ruang angkasa, seperti Outer Space
memberitahukan kepada negara lain atau treaty, Liability Convention dan Rescue Agree-
Sekretaris Jenderal PBB jika menemukan ke- ment, baik secara langsung maupun tidak lang-
jadian di ruang angkasa termasuk bulan dan sung. Di samping itu tentu berlaku pula per-
benda langit lainnya yang membahayakan janjian-perjanjian khusus yang dibuat oleh
keselamatan atau kesehatan astronot.29 pihak-pihak yang melakukan kegiatan komersial
Penjabaran Pasal V OST terdapat dalam di ruang angkasa.30
Rescue Agreement 1968. Pasal 1 mengatur ke- Dewasa ini semakin berkembang kegiat-
wajiban negara pihak mengenai bantuan ter- an komersialisasi ruang angkasa yang melibat-
hadap astronot jika mengalami kecelakaan atau kan negara-negara, organisasi internasional
dalam keadaan bahaya segera memberitahukan maupun pihak swasta. Konvensi-konvensi yang
tidak hanya kepada negara peluncur, namun mengatur kegiatan ruang angkasa tersebut di
juga kepada Sekretaris Jenderal. Negara pihak atas memang tidak ada yang secara khusus
diwajibkan segera membantu dan menyerah- mengatur mengenai awak pesawat angkasa
kan awak atau pesawat angkasa yang meng- swasta (privat manned spaceflight) atau pe-
alami kecelakaan kepada negara peluncur dan sawat angkasa swasta (private spacecraft).31
tidak menyerahkan kepada negara di mana
30
Lihat dan baca lebih mendalam mengenai aspek hukum
28
Pasal V alinea 1 OST : Each contracting party which ruang angkasa ini pada Stephan Hobe, Legal Aspects of
receives information or discovers that a space object or Space Tourism; 86 Neb. L. Rev. 439-458 (2007-2008);
its component parts has retned to earth in territory Tanja Masson-Zwaan, Steven Freeland, “Between
under its jurisdiction or on the high seas or in any heaven and earth: The legal challenges of human space
other palce not under the jurisdiction of any state travel”, Acta Astronautica, Volume 66, Issues 11-12,
shall notify the launching authority and the Secretary- June-July 2010, hlm. 1597-1607.
31
General of the United Nations. Lihat dan baca tentang komersialisasi ruang angkasa ini
29
Pasal V alinea 2 OST. Lihat dan bandingkan dengan pada Patrick Collins dan Yoshiyuki Funatsu, “Collabora-
Larry F. Martinez, “Satellite communications and the tion With Aviation — The Key to Commercialisation of
Internet: implications for the outer space treaty”, Space Activities”, Acta Astronautica, Volume 47, Issues
Space Policy, Volume 14, Issue 2, May 1998, hlm. 83-88. 2-9, July-November 2000, hlm. 635-646; Stephan Hobe,
Aspek Hukum Kegiatan Wisata Ruang Angkasa (Space Tourism) Menurut Hukum Internasional 151

Outer Space Treaty tidak disebutkan se- kata personnel yang artinya lebih luas daripada
cara jelas adanya kata commercial, meskipun astronot, sehingga jika penerapan berdasarkan
begitu Outer Space Treaty juga tidak melarang prinsip lex posterior derogat legi priori (atur-
kegiatan-kegiatan yang bersifat privat di ruang an yang baru mengesampingkan aturan yang
angkasa. Hal ini dapat disimpulkan dari Pasal VI lama) maka Rescue Agreement mengesamping-
dan pasal IX OST. Pasal VI menyatakan bahwa: kan Pasal V OST. Menurut Bin Cheng dan bebe-
...whether such activities are carried on by go- rapa sarjana, pengertian “astronauts” dalam
vernmental agencies or by non govermental en- arti yang lazim, dapat diperluas termasuk se-
tities..., sehingga wisata ruang angkasa dapat tiap orang yang berada dalam pesawat ruang
termasuk dalam kegiatan penggunaan ruang angkasa termasuk wisatawan ruang angkasa.33
angkasa secara damai yang menghormati OST. Mengenai keterlibatan perusahaan swasta
Majelis Umum PBB dari semula mengang- dalam kegiatan ruang angkasa, Tidak ada ter-
gap bahwa negara-negara dalam melakukan minologi dalam Rescue Agrement yang me-
eksplorasi dan pemanfaatan ruang angkasa luar masukkan perusahaan swasta dalam kata-kata
harus didasarkan atas prinsip-prinsip kerjasama yang lazim (ordinary meaning), namun kata
dan saling membantu. Prinsip kerjasama ini “personnel” dapat ditemukan dalam Pasal 1-4
menjadi suatu keharusan bila menyangkut pe- rescue agreement dan Pasal 3 dan 4 Liability
laksanaan Pasal V OST yang menyatakan as- Convention. Dalam kenyataannya kata “person-
tronot merupakan utusan umat manusia di nel” digunakan dalam konteks komersial,
ruang angkasa dan oleh karena itu harus men- contohnya personil kapal pesiar. Tidak adanya
dapatkan segala bantuan bila terjadi kecelaka- pembedaan antara penerbangan privat dan
an dalam keadaan bahaya atau melakukan publik dalam Rescue Agreement dapat mem-
pendaratan darurat di wilayah suatu negara perluas interpretasi yang diminta negara untuk
atau di laut lepas. Dalam hal ini astronot harus mencari personnel swasta (non-govermental
dikembalikan ke negara di mana pesawat personnel) dan mengembalikan pesawat ruang
angkasa didaftarkan. angkasa privat (private space aircraft). Jadi
Untuk menganalisis apakah kewajiban ne- kata personnel dapat diperluas artinya ter-
gara untuk mencari dan mengembalikan astro- masuk wisatawan ruang angkasa.
not dan pesawat angkasa dapat diterapkan Analisis mengenai pengertian astronot
pada kegiatan wisata ruang angkasa maka da- berdasarkan Space Treaty berbeda dengan Res-
pat memakai Pasal 31 Konvensi Wina 1969 ten- cue Agreement, sebab ketika penandatangan-
tang Hukum Perjanjian yang mengatur me- an OST yang dimaksud dengan astronot hanya
ngenai penafsiran.32 Suatu perjanjian diinte- anggota crew yang disponsori oleh pemerintah.
pretasikan dalam itikad baik sesuai dengan Namun begitu jika penerapan berdasarkan prin-
pengertian yang lazim dan harus dilihat dalam sip lex posterior derogat legi priori (aturan
kerangka maksud dan tujuannya. yang baru mengesampingkan aturan yang lama)
Pengertian astronot berdasarkan Outer maka Rescue Agreement mengesampingkan
Space Treaty berbeda dengan yang terdapat Pasal V OST.
dalam Rescue Agreement, sebab ketika penan- Kewajiban negara untuk mencari dan me-
datanganan OST yang dimaksud dengan astro- ngembalikan (rescue and return) astronot jika
not hanya anggota crew yang disponsori oleh dianalisis berdasarkan kebiasaan negara menu-
pemerintah. Rescue Agreement mencantumkan rut Pasal 31 Konvensi Wina 1969 juga men-
dukung perluasan penerapan Rescue Agreement
The legal regime for private space tourism activities—
terhadap pesawat ruang angkasa komersial.
An overview, Acta Astronautica, Volume 66, Issues 11- Meskipun belum ada negara yang memenuhi
12, June-July 2010, hlm. 1593-1596
32
Mark J. Sundahl, “The Duty to Rescue Space Turists
33
and return Private Spacecraft”, Journal of Space Law Bin cheng, Space Object, Astronautts and Related
Research Paper 09-167 March, 2009, Cleveland-Marshall Expression in Proceeding of Thirty-Fourth Colloquium
College of Law, hlm. 14-16 on the law Of Outer Space.
152 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 1 Januari 2011

kewajibannya untuk mencari astrounauts, ter- internasional.36 Dalam hal ini negara bertang-
dapat catatan peristiwa mengenai pengembali- gung jawab terhadap tindakan organisasi atau
an benda-benda angkasa. Terdapat tujuh benda perusahaan yang didirikan di wilayahnya.
angkasa yang ditemukan di bumi kemudian Keberadaan paket pariwisata ke antariksa
diberitahukan kepada Sekretaris Jenderal PBB mengundang perhatian berbagai pihak dan
dan asetnya dikembalikan kepada negara memberikan pengalaman yang sangat menarik,
peluncur. Lima benda angkasa merupakan aset namun juga membawa resiko yang belum diatur
pemerintah dan dua benda angkasa melibatkan secara khusus. Jadi saat ini pengaturannya ma-
kepemilikan swasta. Sebagai contoh, pada sih mengacu pada ketentuan-ketentuan umum
tahun 2001 pemerintah Argentina dan Afrika yang sudah ada dan berlaku, seperti Space
Selatan pada tahun 2004, telah memberitahu- Treaty 1967, Rescue Agreement 1968, dan
kan kepada Sekretaris Jenderal PBB mengenai Registration Convention 1975.
penemuannya dan rencana pengembalian ben-
da angkasa yang ditemukan di dalam wilayah- Penutup
nya kepada Negara Amerika Serikat.34 Pemerin- Simpulan
tah Argentina dan Afrika Selatan menemukan Perlindungan hukum terhadap awak pe-
bagian dari kendaraan peluncur (launch vehi- sawat angkasa diatur dalam Pasal V OST yang
cles) Delta II yang merupakan milik perusahaan menyebutkan adanya kerjasama negara-negara
swasta yaitu Perusahaan Boeing. dengan tujuan memberikan bantuan kepada
Apabila terjadi kecelakaan yang menimpa awak pesawat ruang angkasa dalam suatu
wisatawan ruang angkasa dan pesawat ruang peristiwa darurat. Selain itu, Pasal 1 Rescue
angkasa milik swasta, Registration Convention Agreement 1968 mengatur mengenai kewajiban
menjadi salah satu fungsi untuk mengkoor- negara pihak untuk memberi bantuan terhadap
dinasikan peluncuran dan menjamin adanya astronot jika mengalami kecelakaan atau dalam
identifikasi peluncuran berkaitan jika terjadi keadaan bahaya. Negara pihak segera mem-
jatuhnya benda-benda angkasa. Perusahaan beritahukan tidak hanya kepada negara pelun-
swasta yang ingin bergerak di bidang wisata cur, namun juga kepada Sekretaris Jenderal
ruang angkasa harus mematuhi prosedur yang PBB. Negara pihak diwajibkan segera mem-
telah diatur dalam Registration Convention. bantu dan menyerahkan awak atau pesawat
Konvensi ini mengatur bahwa setiap benda- angkasa yang mengalami kecelakaan kepada
benda yang diluncurkan ke ruang angkasa harus negara peluncur.
didaftarkan dengan sistem pendaftaran sen- Kegiatan wisata ruang angkasa merupa-
tral.35 kan fenomena baru yang belum diatur secara
Komersialisasi ruang angkasa merupakan khusus dalam hukum internasional,sehingga jika
kegiatan di ruang angkasa sehingga tunduk terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang
pada space Treaty bagi negara-negara anggota. dialami oleh wisatawan ruang angkasa dan
Namun menyangkut tanggung jawab negara pesawat angkasa privat maka akan mendapat
terdapat dua hal perkembangan yaitu: per- perlindungan hukum seperti yang telah diatur
tama, mendelegasikan tanggung jawab negara dalam Space treaty dan Rescue Agreement.
kepada organisasi privat; kedua, hukum yang
berlaku adalah hukum dari negara dimana or- 36
Dedericks - Verrschoor, 1993, Introduction to Space
Law, Kuwer Law Taxation Publishers, Netherland, hlm.
ganisasi tersebut bermarkas besar atau hukum
99. Lihat dan bandingkan tentang resiko bisnis wisata
luar angkasa pada Denis Bensoussan, “Space Tourism
Risks: A Space Insurance Perspective”, Acta Astro-
nautica,Volume 66, Issues 11-12, June-July 2010, hlm.
34
Mark J. Sundahl, op.cit., hlm, 14 1633-1638; Ilias I. Kuskuvelis, “The Space Risk and Com-
35
Sistem pendaftaran sentral yaitu data-data atau mercial Space Insurance, Space Policy, Volume 9, Issue
informasi space object yang disimpan oleh Sekjen PBB 2, May 1993, hlm. 109-120; Hubert Fabre, “Insurance
harus terbuka untuk umum baik untuk negara anggota Strategies for Covering Risks in Outer Space: a French
konvensi, organisasi internasional, pemerintah ataupun perspective, Space Policy, Volume 18, Issue 4,
individu. November 2002, hlm. 281-286;
Aspek Hukum Kegiatan Wisata Ruang Angkasa (Space Tourism) Menurut Hukum Internasional 153

Jadi kewajiban-kewajiban negara pihak ter-


hadap awak pesawat dan pesawat angkasa pub-
lik dapat diperluas terhadap wisatawan ruang
angkasa dan pesawat angkasa privat.

Saran
Berkembangnya kegiatan wisata ruang
angkasa yang melibatkan pihak swasta maka
perlu segera dibuat perjanjian internasional
yang secara khusus mengatur kegiatan wisata
ruang angkasa dan kegiatan komersial lainnya
di ruang angkasa agar tidak terjadi konflik
dengan perjanjian-perjanjian internasional di
bidang ruang angkasa yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai