Anda di halaman 1dari 19

BAB II

BAHAN RUJUKAN

2.1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 dan (PSAK) 55


(Revisi 2006)
Pernyataan standar akuntasi keuangan (PSAK) merupakan sebuah standar
yang mengatur tentang sistem pelaporan keuangan yang mengadopsi dari
International Accountuing Standards (IAS) untuk mengacu pada international
financial reporting standards (IFRS) oleh karena itu beberapa PSAK mengalami
perubahan agar sesuai dengan IFRS seperti pada PSAK 50 (revisi 2006) dan
PSAK 55 (revisi 2006).
PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) mengalami perubahan
dalam ruang cakup seperti penyajian, pengungkapan, pengukuran dan pengakuan
dan sebagaimana yang tertuang dalam surat No.1705/DSAK/IAI/12/2008
"DSAK-IAI mengubah tanggal efektif pemberlakuan PSAK 50 dan PSAK 55
yang semula berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2009 menjadi pada
atau setelah 1 Januari 2010," tentang pengumuman perubahan tanggal efektif
PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) tertanggal 30 desember 2008,
entitas harus menerapkan implementasi PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55
(revisi 2006) secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode
yang dimulai pada atau setelah 1 januari 2010.

2.1.1. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 dan


(PSAK) 55
PSAK 50 dan 55 merupakan revisi dari PSAK 50 revisi 1998 yang
mencakup tentang Efek yang diperdagangkan dan PSAK 55 yang merupakan
revisi dari PSAK 55 revisi 1999 yang mencakup tentang derivatif dan lindung
nilai dan PSAK 50 dan PSAK 55 mengalami revisi kembali dan menjadi PSAK
50 dan PSAK 55( revisi 2006) yang mencakup tentang instrumen keuangan,
PSAK 50 yang mengadopsi dari IAS 32 yang mencakup tentang penyajian dan

6
7

pengunkapan instrumen keuangan dan PSAK 55 yang mengadopsi dari IAS 39


yang mencakup tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan.
Berikut ini perubahan yang terjadi :
1. Ruang Lingkup
Instrumen keuangan (PSAK 50 dan 55 revisi 2006):
a. Efek yang Diperdagangkan (PSAK 50 revisi 1998)
b. Derivatif dan Lindung Nilai (PSAK 55 revisi 1999)
2. Klasifikasi
Dahulu :
a. Diperdagangkan
b. Tersedia untuk Dijual
c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2006) :
a. Diukur pada Nilai Wajar melalui laporan laba rugi
b. Tersedia untuk Dijual
c. Dimiliki hingga Jatuh Tempo
d. Pinjaman dan Piutang
3. Pengakuan dan Pengukuran
Dahulu :
a. Contractual Rate
b. Nilai Kontrak
PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2006) :
a. Effective interest rate
b. Nilai Wajar
Nilai Wajar +/- Biaya Transaksi
a. PSAK 50 (revisi 2006) instrumen keuangan penyajian dan
pengungkapan
1. Ruang lingkupnya meliputi seluruh penyajian dan pengungkapan tipe
instrumen keuangan yaitu aset keuangan, liabilitas keuangan dan
instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas adalah kontrak yang memberikan
8

kepada pemiliknya hak residu atas aset entitas setelah dikurangi


dengan semua liabilitas.
2. Alokasi nilai buku instrumen keuangan untuk komponen ekuitas dan
utang. Nilai utang ditetapkan terlebih dahulu.
3. Pembelian saham diperoleh kembali (treasury stock) dicatat sebagai
perubahan atas ekuitas sehingga tidak ada keuntungan/kerugian yang
diakui.
4. Termasuk dalam definisi aset dan liabilitas keuangan adalah kontrak
yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas suatu entitas.
5. Aset dan liabilitas keuangan diakui ketika entitas mengambil bagian
dalam suatu kontrak provisi atas suatu instrumen.
semua ketentuan tentang pengungkapan dipindahkan ke PSAK 60 (IFRS
7)
b. PSAK 55 (revisi 2006) instrumen keuangan pengakuan dan
pengukuran
1.Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajar
ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen yang diukur
dengan menggunakan nilai wajar.
2.Penghapusan (decerognition) aset keuangan didasarkan atas kombinasi
“risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi atas risk
and reward dilakukan sebelum evaluasi transfer pengendalian.
3.Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
4.Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term
dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.
5.Empat kategori aset keuangan :
a. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi.
b. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
c. Pinjaman yang diberikan atau piutang, dan
9

d. Aset keuangan tersedia untuk dijual.


6.Dua katagori liabilitas keuangan :
a.Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi.
b.Kewajiban lain.
7.Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar dalam arti
luas.
8.Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi derivative
majemuk.
9.Haraga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran (bid price) dan untuk aset yang
akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaan
(asking price).
10. Pengukuran instrumen keuangan nilai amortisasi, premium, dan
diskon diamortisasi dengan menggunakan Effective Interest Rate.
11. Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori investasi.
12. Bukti obyektifitas atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
13. Penilaian penurunan nialai dilakukan secara individu dan kolektif
14. Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM
15. AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
16. Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging.

2.1.2. Tujuan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) 50 dan


PSAK 55 (revisi 2006)
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar
pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak
pembelian dan penjualan item non keuangan. Penyajian dan pengungkapan
informasi keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006).
10

Meningkatnya penjualan saham-saham milik perusahaan Indonesia di


dunai membuat perusahaan-perusahaan yang memilik penjualan saham go public
bahkan sampai internasional harus mulai menyiapkan laporan keuangan yang bisa
dibaca oleh seluruh dunia atau dengan kata lain harus mulai menerapkan PSAK
yang mengacu pada IFRS agar saham kita dapat dengan mudah diterima di pasar
modal dunia.

2.2. Kewajiban Keuangan


Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) kewajiban keuangan merupakan
salah satu bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah setiap
kontrak yang menambah nilai asset keuangan, sebelum melakukan pencatatan atas
kewajiban keuangan, belum tentu kewajiban keuangan akan ditulis dilaporan
keuangan karena mungkin terjadi penghapusan atau pembelian terhadap
kewajiban keuangan.

2.2.1 Pengertian Kewajiban Keuangan


Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) kewajiban keuangan adalah setiap
kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu entitas setelah dikurangi
seluruh kewajibannya, penting bagi entitas untuk memahami definisi dan
klasifikasi dari kewajiban keuangan.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan kewajiban keuangan yang didapat dari berbagai sumber :
Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006), kewajiban keuangan adalah setiap
kewajiban berupa:
1) Kewajiban kontraktual :
a) Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas
lain; atau
b) Untuk mempertukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut; atau
11

2) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan


instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang bersangkutan dan
merupakan :
a) Non derivative dimana entitass harus atau mungkin diwajibkan
untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
b) Derivative yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
Untuk kewajiban keuangan ini, pada dasarnya dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok besar, yaitu:
a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi; dan
b) Kewajiban keuangan yang diukur menggunakan biaya perolehan
diamortisasi.
Suatu kewajiban keuangan dikategorikan sebagai kewajiban keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi apabila memenuhi salah
satu kriteria berikut ini:
a) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; atau
b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Definisi kewajiban menurut beberapa ahli:
Kewajiban keuangan berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2009;9)
didefinisikan sebagai berikut :
“A liability is a present obligation of the enterprise arising from past
events, the statement of which is excepted to result in an outflowfrom the
enterprise of resources embodying economic benefits.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kewajiban keuangan
merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
12

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya


perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Menurut Munawir hutang atau kewajiban keuangan perusahaan dapat
dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka
panjang.
Menurut Munawir (2007:18) pengertian hutang lancar yaitu :
“Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban
keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan
dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca)
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.”
Menurut Munawir (2007:19) pengertian hutang tidak lancar, yaitu :
“Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka
waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih
dari satu tahun sejak tanggal neraca).”

2.2.2. Tujuan Kewajiban Keuangan


Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan proses barang atau jasa
yang kemudian hasilnya dijual kepada konsumen untuk menghasilkan laba yang
dapat menambah modal perusahaan untuk mengembangkan perusahaan, tetapi
selain dari hasil penjualan barang atau jasa perusahaan mendapat tambahan modal
lain dari kewajiban keuangan yang menambah aset perusahaan.
Kewajiban keuangan diperusahaan dibuat untuk menambah modal atau
aset perusahaan, bentuk dari kewajiban keuangan sendiri beragam ada hutang
jangka panjang dan hutang jangka pendek.

2.2.3. Klasifikasi Kewajiban Keuangan


Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) kewajiban keuangan oleh perusahaan
terdiri dari beberapa bentuk:
a. Biaya perolehan diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari kewajiban keuangan adalah jumlah
kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
13

pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi


kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari
selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya.
b. Metode suku bunga efektif
Metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari asset keuangan atau kewajiban keuangan (atau
kelompok asset keuangan atau kewajiban keuangan) dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode
yang relevan.
c. Suku Bunga Efektif
Suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran
atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang
lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan
atau kewajiban keuangan.
d. Pengakuan Awal
Entitas mengakui kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya
jika, entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut.
e. Penghentian Pengakuan kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam neraca
entitas, harus dikeluarkan dari neraca jika dan hanya jika kewajiban
keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan
dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Apabila terjadi pertukaran diantata entitas dan pemberi pinjaman yang
saat ini ada atas instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda
secara substansial, dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan
awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru. Demikian juga,
modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang
saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan tersebut dicatat
sebagai penghapusan kewajiban keuangan tersebut dicatat sebagai
14

penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban


keuangan baru.
f. Pengukuran awal kewajiban keuangan
Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan yang dimiliki, entitas
harus mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal kewajiban keuangan
tidak diukur pada nilia wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar
tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan atau penerbitan kewajiban keuangan
tersebut.
Biaya transaksi yang dimaksud adalah biaya tambahan yang dapat
diatribusikan secara langsung pada perolehan, penerbitan atau
pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan. Biaya tambahan
adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh,
menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan
nilai wajar dari kewajiban keuangan adalah sebagai berikut:
a. Apabila entitas memperoleh pinjaman langsung dari pihak Bank,
maka pinjaman tersebut pada dasarnya dilakukan pada nilai
wajarnya; atau
b. Apabila entitas memperoleh pinjaman melalui pihak lain (missal:
pemerintah), maka entitas harus melakukan analisa mengenai
apakah bunga yang harus dibayarkan sesuai kontrak berbeda
dengan bunga yang harus dibayarkan apabila entitas mengajukan
pinjaman yang identik dengan pinjaman tersebut kepada pihak
bank. Jika bunga kontrak berbeda dengan bunga bank maka nilai
wajar pinjaman ditentukan dengan menggunakan teknik.
g. Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan Awal
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur kewajiban keuangan
sebagai berikut:
a. kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi diukur pada nilai wajarnya; dan
15

b. kewajiban keuangan yang diukur menggunakan biaya perolehan


dan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif.
h. Saling Hapus Antar Aset keuangan dan Kewajiban keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai
bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, entitas:
a. saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; atau
b. berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan
aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.
Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan saling
hapus aset keuangan yang ditransfer dan kewajiban terkait.

2.2.4. Jenis Kewajiban Keuangan


Menurut Lasile Chadwik dalam bukunya ESENSI AKUNTANSI
KEUANGAN berikut ini beberapa jenis kewajiban keuangan:
1. Kewajiban Jangka Panjang (Long- Term Debt)
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan dibayarkan
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun,
berikut beberapa jenis kewajiban jangka panjang.
a. Hutang Obligasi
Obligasi adalah jenis hutang jangka panjang yang paling sering
dilaporkan dalam neraca perusahaan, tujuan utama dari obligasi adalah
untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah yang diperlukan
terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman.
b. Kewajiban Lease
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu,
16

berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak


pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing
perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli
untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap
bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
c. Wesel Jangka Panjang
Pinjaman yang diperoleh dari lembaga – lembaga keuangan
lainnya.Ketika dana dibutuhkan untuk tujuan jangka panjang dibutuhkan
kiranya peningkatkan pendapatan digunakan untuk membayar utang
tersebut hampir selalu kewajiban jangka panjang berhubungan dengan
bunga dan memiliki tanggal jatuh tempo yang tetap.
Perusahaan mungkin saja memperoleh dana yang dibutuhkan dari dana
pinjaman dari pada mengeluarkan obligasi untuk dijual kepada
masyarakat, kadang-kadang wesel dikeluarkan sambil menunggu waktu
yang tepat disbanding mengeluarkan obligasi.
d. Hipotik
Suatu jenis pinjaman yang khusus biasanya menggunakan jaminan
berupa aktiva dari si peminjam, suatu hipotek mengandung kewajiban
hukum untuk membayar bunga pokonya pada tanggal yang telah
ditentukan.
e. Bank Overdraft
Banyak perusahaan, organisasi yang menggunakan overdraft untuk
menjadi sumber keuangan jangka panjangnya, namun perlakuannya
dapat mempengaruhi resiko yang dihitung untuk maksud analisa dan
perbandingan.
2. Kewajiban Jangka Pendek (Current liabilities)
Kewajiban jangka pendek adalah jumlah yang terhutang yang akan
diselesaikan dalam jangka pendek misalnya enam bulan atau setengah
tahun, berikut beberapa jenis kewajiban jangka pendek :
17

a. Hutang Dagang
Hutang adalah jumlah yang belum terbayar kepada kredit atas barang
yang dibeli secara kredit. Periode pelunasan kredit ini biasanya
ditentukan dalam syarat penjualan, misalnya : 2/10, n/30 atau 1/10,
E.O.M dan biasanya 30 hari hingga 60 hari.
b. Biaya yang Terhutang
Biaya – biaya untuk periode yang bersangkutan yang belum dibayar.
c. Wesel Bayar (Notes Payable)
Janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal
tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan atau
transaksi lainnya. Penerbitan wesel dengan bunga dan penerbitan wesel
tanpa bunga.
d. Hutang Pajak
Jumlah pajak yang terhutang. Pajak yang dipungut dari transaksi
penjualan barang atau jasa dapat disebut pajak pertambahan nilai (PPN).
PPN harus disetor ke kas Negara pada periode tertentu.
Jenis – jenis Hutang Pajak :
1. Hutang Pajak Properti
2. Hutang Pajak Penghasilan
3. Hutang Pajak penjualan
e. Dividen yang Dijanjikan
Dividen yang dijanjikan ini adalah jumlah yang terhutang kepada
pemegang saham untuk dividen yang dijanjikan akan dibayar.
f. Bank Overdraft
Pengambilan dana dari rekening bank yang melebihi jumlah uang
simpanan. Bank overdraft dapat diperhitungkan sebagai kewajiban
jangka pendek bila tidak digunakan sebagai sumber keuangan jangka
panjang.
18

2.3. Hutang Obligasi


Hutang obligasi merupakan salah satu dasri hutang jangka panjang dalam
kewajiban keuangan, hutang obligasi sering dipakai karena bisa dipakai untuk
meminjam dalam jangka panjang dan lebih mudah diuangkan pada saat
dibutuhkan.

2.3.1. Pengertian Obligasi


Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik
bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan. Perkembangan produk obligasi
di Indonesia itu sendiri masih cukup lamban dibandingkan perkembangan produk
saham. Sejak 1990, tercatat lebih dari 23 perusahaan yang menerbitkan obligasi
sampai September 2003 dengan nilai lebih dari Rp. 45 triliun.
Perkembangan obligasi mulai menunjukkan peningkatan yang berarti
sebagai alat investasi dan instrumen keuangan pada periode tahun 2000. Adanya
pengetatan prosedur pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak
perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis atau
melakukan pelunasaan utangnya mulai melirik instrumen obligasi sebagai salah
satu alternatif penggalangan dana. Beberapa alasan di antaranya adalah penerbitan
obligasi lebih mudah dan fleksibel dibandingkan melakukan prosedur pinjaman di
bank. Selain itu, tingkat suku bunga obligasi bisa dibuat lebih menguntungkan
bagi perusahaan dibandingkan tingkat suku bunga pinjaman dari bank yang
cenderung meningkat.
Berikut definisi obligasi menurut Sapto Rahardjo (2004:2) :
“Instrumen obligasi merupakan bagian dari instrumen investasi
berpendapatan tetap (fixed income securities). Obligasi termasuk
kedalam kelompok investasi berpendapatan tetap sebab jenis
pendapatan keuntungan yang diberikan kapada investor obligasi
didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan
sebelumnya menerut perhitungan tertentu. Tingkat pendapatan
19

tersebut bisa berbentuk tingkat suku bunga tetap (fixed rate) dan
tingkat suku bunga mengambang (variable rate).”
Sedangkan menurut Jaka E. Cahyana (2004) obligasi negara adalah:
“Surat utang Negara Republik Indonesia dalam mata uang rupiah
yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan pembayaran secara
periodik dan atau dengan pembayaran bunga secara diskonto.”

2.3.2. Tujuan Penerbitan Obligasi


Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada
publik. Apabila investor berminat, ia bisa membeli melalui pihak penjamin
(underwriter) atau agen penjual lewat penjualan dipasar perdana, atau melalui
broker dealer apabila dibeli melalui pasar sekunder.
Menurut Sapto Rahrdjo (2004:10) dalam bukunya “PANDUAN
INVESTASI OBLIGASI” bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi
mempunyai beberapa tujuan penting di antaranya:
a. Mendapatkan Jumlah dana tambahan yang lebih fleksibel.
Dengan menerbitkan obligasi maka perusahaan diharapkan mampu
mendapatkan tambahan dana yang disesuaikan dengan kebetuhan .
Jumlah besar kecilnya dana obligasi bisa disesuaikan dengan kinerja
keuangan perusahaan dibandingkan mengajukan pinjaman dana ke
bank, keputusan besarnya pinjaman biasanya disesuaikan dengan nilai
jaminan (collateral) yang dimiliki perusahaan.
Dengan menerbitkan obligasi, pihak perusahaan akan lebih fleksibel
menetukan besar kecilnya dana yang dibutuhkan sesuai dengan
kemampuan pasar (investor) dalam meneyerap penerbitan obligasi
tersebut serta kemampuan pihak penjamin emisi dalam memberikan
komitmen jumlah penerbitan obligasi.
b. Mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga fleksibel.
Dibandingkan dengan meminjam dana dari perbankan, penentuan
tingkat suku bunganya cenderung berpihak pada kepentingan kreditur
(Bank). Sedangkan apabila menerbitkan obligasi, proses penentuan
20

tingkat suku bunganya relatif fleksibel disesuaikan dengan


kemampuan dan kepentingan penerbit obligasi.
c. Mendapatkan alternatif pembiayaan melalui pasar modal.
Seperti diketahui, obligasi termasuk juga jenis utang jangka panjang.
Perusahaan yang kesulitan melakukan pinjaman melalui perbankan
bisa mencari alternatif pendanaan melalui pasar modal dengan
menerbitkan obligasi sejumlah dana yang dibutuhkan.

2.3.3. Jenis – jenis obligasi


Obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture obligasi
(Bond Indenture) dan merupakan janji untuk membayar :
1. Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo
ditambah
2. Bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo (nilai
nominal)
3. Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai nilai
nominal.
4. Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setengah tahunan.
Jenis – jenis hutang obligasi :
a. Obligasi berjamin dan tanpa jaminan
b. Obligasi berjangka, obligasi berseri, obligasi yang dapat ditebus
c. Obligasi konvertibel, obligasi yang didukung komoditas, dan dengan
diskonto besar.
d. Obligasi terdaftar dan obligasi atas unjuk (kupon).
e. Obligasi laba dan obligasi pendapatan.
Harga jual obligasi ditetapkan berdasarkan :
a. Penawaran dan permintaan dari pembeli serta penjual, resiko relative,
kondisi pasar dan keadaan perekonomian.
b. Menilai obligasi pada nilai sekarang dari arus kas masa depan yang
terdiri dari : bunga dan pokok.
21

c. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga yang memberikan nilai
pengembalian atas investasi yang dapat diterima yang sebanding dengan
karakteristik resiko penerbitan penilaian hutang obligasi, diskonto dan
premi.
d. Suku bunga yang tertulis dalam indenture obligasi dikenal sebagai suku
bunga ditetapkan, kupon atau nominal. Suku bunga ini ditetapkan oleh
penerbit obligasi dinyatakan sebagai persentasi nilai nominal yang
disebut nilai pari atau nilai jatuh tempo.
1. Jika obligasi dijual < nilai nominal selisihnya : Diskonto
2. Jika obligasi dijual > nilai nominal selisihnya : Premi
Suku Bunga
a. Suku bunga actual yang dihasilkan oleh pemegang obligasi
disebut hasil efektif (effective vield) atau suku bunga pasar
(market rate)
b. Obligasi dijual dengan diskonto : Hasil efektif > suku bunga
ditetapkan.
c. Obligasi dijual dengan premi : Hasil efektif < suku bunga
ditetapkan .
Obligasi diterbitkan diantara tanggal bunga :
1. Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal pembayaran bunga,
maka pembeli obligasi itu akan membayar bunga obligasi
yang terutang dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai
tanggal penerbitan.
2. Sebenarnya pembeli obligasi membayar dimuka kepada
penerbit obligasi untuk bagian dari pembayaran bunga 6 bulan
penuh yang bukan haknya, yaitu karena belum memiliki
obligasi itu selama periode.
3. Pembeli akan menerima pembayaran bunga 6 bulan penuh
pada tanggal pembayaran bunga setengah tahun berikutnya.
22

2.3.4. Konsep Penilaian Obligasi


Dalam melakukan investasi yang benar, seorang investor harus mampu
memahami konsep penilaian produk yang dijadikan investasinya. Obligasi sebagai
instrument investasi jangka panjang mempunyai karakteristik penilaian yang
spesifik dan berbeda dengan instrument investasi lainnya seperti saham.
Pada setiap pembelian obligasi, seorang investor yang menyimpannya
sampai waktu jatuh tempo akan menerima pendapatan dalam bentuk kupon
(tingkat suku bunga) dari obligasi tersebut. Kenaikan dan penurunan tingkat suku
bunga setiap saat dipengaruhi oleh aspek risiko sistematis yang disebabkan oleh
pasar dan juga oleh aspek nonsitematis. Kenaikan atau penurunan tingkat suku
bunga perbankan serta tingginya inflasi bisa menjadi pemicu fluktuitas yang
mempengaruhi pendapatan obligasi.
Menurut Sapto Rahardjo (2004:61) dalam bukunya “PANDUAN
INVESTASI OBLIGASI” untuk perhitungan obligasi maka perusahaan
menggunakan sistem sepeti ini :
a. Time Value of Money
Time Value of Money adalah perhitungan pendapatan atas nilai utang
tertentu, dimana investor akan menghtitung nilai investasinya samapai
periode jatuh tempo yang akan bertambah dari pendapatan suku bunga.
Perhitungannya adalah jika R (return) merupakan tingkat suku bunga dan
Po merupakan nilai pokok investasi (principal) maka bisa dibuat rasio:

RETURN =

Jadi penentuan tingkat suku bunga meupakan konsep time value of


money,setiap investasi uang akan mendapatkan peluang pendapatan
tambahan dari hasil bunga.
23

b. Present Value
Pengertian present value atau nilai sekarang adalah berapa jumlah
yang harus diinvestasikan sekarang untuk mendapatkan sejumlah uang
tertentu pada suatu periode nanti. Metode ini dinamakan juga dengan
metode arus kas diskonto.
Rumus dari present value adalah:

PV =

2.3.5. Risiko Obligasi


Dalam setiap investasi untuk mendapatkan keuntungan selalu muncul
potensi adanya resiko kerugian yang akan timbul apabila target keuntungan
investasi tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang diinginkan.
Seorang investor dipasar saham atau di pasar obligasi menyadari sepenuhnya
potensi risiko yang muncul dari tujuan investasi yang dilakukannya. Dengan
melakukan investasi, seorang investor diharapkan telah mengetahui setiap resiko
investasinya tersebut.
Menurut Sapto Rahardjo (2004) Risiko investasi bentuknya bisa
bermacam-macam, baik disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal
dari produk investasi tersebut. Setiap tindakan investasi mempunyai tingkat resiko
dan keuntungan yang berbeda-beda. Tingkat resiko investasi sangat berbeda
tergantung dari jenis investasi yang dilakukan. Investasi pada mata uang asing,
deposito, komoditi berjangka, produk derivative, saham ataupun obligasi masing-
masing mempunyai tingkat risiko yang berbeda.

2.3.6. Manfaat obligasi


Orang-orang yang memiliki tujuan finansial seperti biaya pendidikan anak,
membeli rumah baru, meningkatkan penghasilan selama pensiun atau tujuan
finansial lain, berinvestasi di obligasi dapat membantu mencapai pilihan tersebut.
Bahkan untuk tujuan keuangan yang sangat penting dan harus tercapai, maka
obligasi merupakan pilihan yang bisa lebih baik dibandingkan instrument
24

investasi lain, menurut Jaka E. Cahyana (2004:268) berikut beberapa manfaat


berinvestasi diobligasi:
1. Aliran arus bunga dan pokok dapat diprediksi jumlah dan waktunya.
2. Nilai bunga lebih kompetitif daripada imbalan yang ditawarkan segala
macam bentuk simpanan perbankan dan surat utang jangka pendek lain.
3. Obligasi pada umumnya bisa diperdagangkan sehingga pemodal bisa
menjual bilamana membutuhkan dana sebelum periode jatuh tempo tiba.
4. Dengan berinvestasi di obligasi pemodal dapat memperoleh gain. Hal ini
terjadi jika dia menjual obligasi sebelum masa jatuh tempo dengan harga
jauh lebih tinggi dari pada harga belinya.

Anda mungkin juga menyukai