Anda di halaman 1dari 17

Tugas Individu III

Senin/ 09-09-2019

MAKALAH
PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
“Hakikat Dan Model-Model Desain Pembelajaran”

OLEH :
NUR IFANI RIZKITA
17033064

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengembanan Evaluasi
dan Proses Pembelajaran Fisika “Hakikat Dan Model-Model Desain Pembelajaran”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun berkat semangat
dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya
dosen pembimbing mata kuliah Pengembanan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu
Prof. Dr. Festiyed, M.s.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk
itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk
kedepannya. Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, 08 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan Penulisan ................................................................................
BAB II.LANDASAN AGAMA &TEORI ........................................................
A. Landasan Agama ................................................................................
B. Landasan Yuridis…………………………………………………..
C. Hakekat Desain Pembelajaran……………………………………...
D. Kriteria Desain Pembelajaran………………………………………
E. Model-Model Desain Pembelajaran……………………………………
BAB III. PENUTUP ...........................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Desain atau perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang
akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki tugas/pekerjaan
mengajar (mengelola pengajaran). Supaya seorang guru dapat menyusun perencanaan pengajaran
dengan baik, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran dan memahami strategi
pengajaran. Dengan munculnya era globalisasi di penghujung milenium kedua ini, telah
membawa wawasan dan kesadaran masyarakat, dengan muncul sejumlah harapan sakaligus
kecemasan. Harapan-harapan ini karena ada perbaikan kualitas hidup dan kehidupan di satu sisi
sebagai akibat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta informasi dan
teknologi (INFOTEK), dan di sisi lain muncul juga kecemasan-kecemasan, Hal ini disebabkan
oleh adanya perubahan yang terlalu cepat menyebabkan kondisi masyarakat sulit beradaptasi di
dalamnya.

Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan
desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran
menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang
yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.

Peningkatan mutu pendidikan terus digalakkan baik ditingkat pusat maupun daerah.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun global, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diadakan pengembangan di bidang
pendidikan, yang sekarang kita kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Dewasa ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus melaksanakan pengelolaan
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada delapan standar nasional
pendidikan, yang meliputi :

1. Standar isi;
2. Standar proses;
3. Standar kompetensi lulusan;
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;
5. Standar sarana dan prasarana;
6. Standar pengelolaan;
7. Standar pembiayaan;
8. Standar penilaian pendidikan.

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dirumuskan masalah yang menjadi bahan Pembahasan kali ini,
antara lain :
1) Apakah Pengertian desain pembelajaran?;
2) Apa saja Kriteria desain intruksional?; dan
3) Apa saja Model-model desain intruksional?

3. Tujuan Penulisan

Ada beberapa tujuan penyusun dalam menulis makalah ini, diantaranya :

1) Mahasiswa mampu mengerti dan memahami konsep desain pembelajaran;


2) Mahasiswa mangetahui kriteria desain intruksional; dan
3) Mahasiswa mangerti dan memahami model-model desain intruksional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN AGAMA
1. Surah an-Nahl ayat 125

َ‫س ِب ْي ِل ِه َوه َُواَ ْعلَ ُم ِب ْل ُمهتَ ِديْن‬ َ ‫سنُ ا َ َّن َربَّكَ ُه َو ا َ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬
َ ‫ض َّل َع ْن‬ َ ‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِى ه‬
َ ْ‫ِي اَح‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬
َ ‫س ِب ْي ِل َر ِبكَ ِب ْل ِح ْك َم ْه َو ْال َم ْو ِع‬ ُ ْ‫اُد‬
َ ‫ع اِلَى‬
»۱۲۵ : ‫«النحل‬

Artinya :“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai
dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka
dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih
mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).”

2. Para pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas peserta didiknya, atau untuk
mengetahui siapa diantara para peserta didiknya yang berhasil atau gagal. Dalam Allah
SWT berfirman:

»۱٦ : ۱۲۵« َ‫سبِ ْي ِل ِه َوه َُوا َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِديْن‬ َ ‫ا َِّن َربَّكَ ه َُوا َ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬
َ ‫ض َّل َع ْن‬

Artinya : “Sungguh pendidikmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 16:125).

3. Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 31:


‫ي‬ ِ ‫يو ْيلَتى ا َ َع َج ْزتُ ا َ ْن ا َ ْن اَ ُك ْونَ ِمثْ َل هذَا ْالغُ َرا‬
َ ‫ب فَا ُ َو ِار‬ َ ‫س ْو َءةَا َ ِخ ْي ِه قلى قَ َل‬
َ ‫ي‬ ِ ‫ث فِى ْاْلَ ْر‬
َ ‫ض ِلي ُِر َيهُ َكي‬
ْ ‫ْف ي َُو ِار‬ ُ ‫غ َرابًا َّي ْب َح‬
ُ ُ‫ث هللا‬ َ ‫فَ َب َع‬
َ‫ص َب َح ِمنَ الند ِِميْن‬ ْ َ ‫س ْو َءةَا َ ِخيْجفَا‬َ

Artinya :“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini. Lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena
itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.”

4. Ada sebuah Hadist yang menceritakan bahwa para sahabat meniru salat sunnah witir
Nabi SAW:

َّ ‫الرحْ َم ِن ب ِْن َع ْب ِد‬


ِ‫ّللا‬ َّ ‫ع َم َر ب ِْن َع ْب ِد‬ ُ ‫ار َحدَّثَنَا ِإ ْس َما ِعي ُل قَا َل َحدَّثَنِي َما ِلكٌ َع ْن أ َ ِبي بَ ْك ِر ب ِْن‬ ٍ ‫س‬َ َ‫س ِعي ِد ب ِْن ي‬َ ‫ب َع ْن‬ ِ ‫طا‬َّ ‫ع َم َر ب ِْن ال َخ‬
ُ ‫ب ِْن‬
ُ‫قَا َل أَنَّه‬: ‫ع َم َر‬ َّ ُ ‫ص ْب َح نَزَ ْلتُ فَأ َ ْوت َ ْرتُ ث ُ َّم َل ِح ْقتُهُ فَقَا َل َع ْبد‬
ُ ُ‫ّللاِ ْبن‬ َ ‫ق َم َّكةَ فَقَا َل‬
ُّ ‫س ِعيد ٌ فَلَ َّما َخ ِشيتُ ال‬ ِ ‫ط ِري‬َ ‫ع َم َر ِب‬ ُ ‫ُك ْنتُ أ َ ِس‬
َّ ‫ير َم َع َع ْب ِد‬
ُ ‫ّللاِ ب ِْن‬
‫سنَةٌ فَقُ ْلتُ بَلَى‬
َ ‫سلَّ َم إِس َْوة ٌ َح‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ُ ‫ص ْب َح فَنَزَ ْلتُ فَأ َ ْوت َْرتُ فَقَا َل َع ْبد‬
َ ‫ّللاِ أَلَي‬
ُ ‫ْس لَكَ فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫ّللا‬ ُّ ‫أَيْنَ ُك ْنتَ فَقُ ْلتُ َخ ِشيتُ ال‬
ِ ‫سلَّ َم َكانَ يُوتِ ُر َعلَى ْالبَ ِع‬
‫ير‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ّللاِ قَا َل فَإِ َّن َر‬
َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫َو‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata, telah menceritakan kepadaku Malik
dari Abu Bakar bin ‘Umar bin ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al
Khaththab dari Sa’d bin Yasar bahwa dia berkata: “Aku bersama ‘Abdullah bin ‘Umar
pernah berjalan di jalanan kota Makkah. Sa’id berkata, “Ketika aku khawatir akan
(masuknya waktu) Shubuh, maka aku pun singgah dan melaksanakan shalat witir.
Kemudian aku menyusulnya, maka Abdullah bin Umar pun bertanya, “Dari mana saja
kamu?” Aku menjawab, “Tadi aku khawatir akan (masuknya waktu) Shubuh, maka aku
singgah dan melaksanakan shalat witir.” ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Bukankah
kamu telah memiliki suri tauladan yang baik pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam?” Aku menjawab, “Ya. Demi Allah.” Abdullah bin Umar berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah shalat witir di atas
untanya.” (H.R. Bukhari).
5. Surah Al-Ahzab ayat 21:

»۳۳: ۲۱« ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُج ْوا هللاَ َو ْاليَ ْو َم اْﻵ ِخ َر َودَك ََرهللاُ َكثِي ًْرا‬
َ ‫س ْو ِل هللاِ اُس َْوة ٌ َح‬
ُ ‫لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِى َر‬

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada pribadi Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari akhir dan dia banyak
dzikrullah.” (QS.al-Ahzab 33:21)

B. LANDASAN YURIDIS

Landasan Hukum pendidikan diatur dalam beberapak peraturan, diataranya adalah:

a. Pembukaan UUD 1945 Alenia ke-4


"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia, dan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5. Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

b. Pendidikan Menurut Undang Undang Dasar 1945.


Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum
pendidikan, yaitu pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban
pemerintah membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal
20% dari APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur
tentang kebudayaan.

c. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Dalam Undang-undang ini memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional dan
juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara,
orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa
pengantar, estándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta
masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan
pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan
pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

d. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


Undang-undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum,
kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan
dosen dari kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik,
sanksi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya,
ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

e. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


Terdiri atas 97 pasal yang tertuang dalam 17 BAB dengan penjabarannya sebagai berikut:
(I) Ketentuan Umum; (II) Lingkup, Fungsi dan Tujuan; (III) Standar Isi; (IV) Standar Proses;
(V) Standar Kompetensi Lulusan; (VI) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan; (VII)
Standar Sarana dan Prasarana; (VIII) Standar Pengelolaan; (IX) Standar Pembiayaan; (X)
Standar Penilaian Pendidikan; (XI) Standar Nasional Pendidikan; (XII) Evaluasi;
(XIII)Akreditasi; (XIV) Sertifikasi; (XV) Penjamin Mutu; (XVI) Ketentuan Peralihan;
(XVII) Ketentuan Penutup.

f. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan


Pendidikan

C. HAKIKAT DESAIN PEMBELAJARAN


a. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain atau perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang
akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki tugas/pekerjaan
mengajar (mengelola pengajaran). Supaya seorang guru dapat menyusun perencanaan pengajaran
dengan baik, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran dan memahami strategi
pengajaran. Oleh sebab itu kita harus memahami terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan
desain pembelajaran? Serta menjelaskan kiteria desain pembelajaran Dan menguraikan modul
desain pembelajaran. Inilah yang akan kami bahas dalam makalah ini.
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti
perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu
manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan
istilah planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu”. Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses
pemecahan masalah.
Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah
dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan
suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis
untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya
adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian
mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut
diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (desain) yang disusun.
Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional dapat diartikan sebagai proses yang
sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan
pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran
yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
Sejalan dengan pengertian di atas, Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran
disusun untuk membantu proses belajar siswa, di mana proses belajar itu memiliki tahapan
segera dan tahapan jangka panjang. Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh
dua factor yakni factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berkaitan
dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar,
gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu yang belajar. Factor
eksternal adalah factor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan
penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Desain pembelajaran
berkaitan dengan factor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi yang
memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Gagne, kondisi internal dapat dibangkitkan oleh
pengaturan kondisi eksternal.
Sejalan dengan hal itu, Shambaugh (2006) menjelaskan tentang desain pembelajaran
yakni sebagai “ An intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and
construct structures possibilities to responsively address those needs.” Jadi dengan demikian,
suatu desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran
kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas, maka desain instruksional berkenaan dengan proses
pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di
dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan,
rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik, dan
media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan
keberhasilan evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.

D. KRITERIA DESAIN INSTRUKSIONAL


Desain intruksional yang baik harus memiliki beberapa criteria di antaranya:
a. Berorientasi pada siswa
Mendesain pembelajaran perlu diawali dengan melakukan studi pendahuluan tentang
siswa.
Beberapa hal yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya:
1. Kemampuan dasar
2. Gaya belajar
b. Berpijak pada pendekatan system
System adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
Melalui pendekatan system, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan tetapi
juga akan terhindar dari ketidakpastian. Hal ini disebabkan melalui pendekatan system
dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang mungkin dapat menghambat terhadap
pencapaian tujuan.
c. Teruji secara empiris
d. Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran (Lesson Plans) berbeda dengan Desain Pembelajaran
(Instructional Design), namun keduannya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai
program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian, perencanaan merupakan kegiatan
menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas,
(Shambaugh dan Magliaro, 2006). Walaupun perencanaan pembelajaran berkaitan
dengan desain pembelajaran, keduanya memiliki posisi yang berbeda. Perencanaan lebih
menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah,
sedangkan desain menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk
membantu proses belajar siswa, seperti yang dikemukakan Zook (2001) bahwa desain
instruksional adalah a systematic thinking process to help learners learn. Dengan
demikian, pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan sebuah perencanaan
pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku di suatu lembaga; sedangkan pertimbangan
dalam menyusun dan mengembangkan suatu desain pembelajaran adalah siswa itu sendiri
sebagai individu yang akan belajar dan mempelajari bahan pelajaran.

E. MODEL-MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL


a. Model Kemp
Model desain system instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model
yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain system pembelajaran terdiri
atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan
berbagai kendala yang timbul.
Model system instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari
komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan system
instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah,
dan setiap komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah:
1. Hasil yang ingin dicapai
2. Analisis tes mata pelajaran
3. Tujuan khusus belajar
4. Aktivitas belajar
5. Sumber belajar
6. Layanan pendukung
7. Evaluasi belajar
8. Tes awal
9. Karakteristik belajar

b. Model Banathy
Model ini memandang bahwa penyusunan system instruksional dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran
yakni:
Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan system maupun tujuan
spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta
didik.
1. Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes
dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes
dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya.
2. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventasikan
seluruh kegiatan belajar mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan
kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan.
3. Merancang system, yaitu kegiatan menganalisis system menganalisis setiap
komponen system, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
4. Mengimplementasikan dan melakukan control kualitas system, yakni melatih
sekaligus menilai efektivitas system, melakukan penempatan dan melaksanakan
evaluasi.
5. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.

c. Model Dick and Cery


Model dick and cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum.
Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals,
perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih
dahulu. Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan
khusus.
Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni
skenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal,
setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah
akhir dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatife dan evaluasi
sumative.

d. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)


Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional) adalah model yang
dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi
untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis,
untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
PPSI terdiri dari 5 tahap yakni:
1. Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus dicapai oleh siswa. Ada 4 syarat
dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang
dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses
belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya
satu bentuk tingkah laku.
2. Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan menyusun item soal
untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap 2 setelah perumusan
tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
3. Mengembangkan kegiatan belajar-mengajar, yakni merumuskan semua kemungkinan
kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh.
4. Mengembangkan program kegiatan pembelajaran yakni merumuskan materi
pelajaran, menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran.
5. Pelaksanaan program, yakni kegiatan mengadakan prates, menyampaikan materi
pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahwa Desain Pembelajaran pada intinya disusun untuk membantu proses belajar
bagi siswa yang berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran strategi dan
tekhnik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Saran
Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: “ Jangan meminta siswa Anda hanya
untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. jangan membuat siswa Anda
memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa anda
untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani, 1995, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,


Ahmad Rohani, 2004, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta
Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran , Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai