Anda di halaman 1dari 7

1) Modal Sendiri

Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar
perusahaan sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi
laba yang ditahan. Sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat
dalam bentuk saham biasa atau saham preferen. Bagi perusahaan yang tidak
berbentuk PT. sumber dari luar yang berupa modal sendiri atau tambahan
modal yang disetorkan.

Dibandingkan dari sisi biaya modal. Maka biaya dana yang berasal dari
laba yang ditahan akan sama dengan biaya dana yang berasal dari penerbitan
saham baru (setoran modal baru). Yang membedakan hanyalah bahwa
penerbitan saham baru akan menimbulkan biaya emisi (flotation costs), yang
mengakibatkan biaya modal dari penerbitan saham baru akan sedikit lebih
tinggi dari biaya modal dari laba yang ditahan.

1) Saham Biasa atau Common Stock


Adalah sebuah sertifikat atau piagam yang berfungsi sebagai bukti atas
kepemilikan suatu perusahaan termasuk aspek-aspek penting yang ada
didalam perusahaan. Para pemegang atau pemilik saham akan memperoleh
hak untuk mendapatkan sebagian keuntungan tetap atau lebih dikenal dengan
istilah deividen dari perusahan serta juga memiliki kewajiban untuk
menanggung resiko atas kerugian yang kemungkinan terjadi dari perusahan
tersebut.

Hak-Hak Pemegang Saham Biasa


1) Hak dalam memberikan suaranya untuk pemilihan direksi serta
menentukan kebijakan tertentu terhadap perusahaan.
2) Hak untuk memelihara proporsi kepemilikan atas saham dalam
perusahaan tersebut melalui pembelian saham tambahan manakalah

1
saham tambahan tersebut sudah diterbitkan. Hak ini biasanya disebut
dengan istilah hak memesan terlebih dahulu atau preemptive right.
3) Hak suata para pemegang saham dalam pemilihan dewan komisaris
perusahaan.
4) Hak pemegang saham akan didahulukan, manakala organisasi penerbit
akan menerbitkan saham baru.
5) Tanggung jawab yang dimiliki terbatas pada jumlah yang diberikan saja.

2) Saham Preferen (Preferred Stock)


Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu
perusahaan dengan menunjukan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan
sebagainya) yang dapat memberi pengembangannya berupa pendapatan yang
tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).
Saham preferen merupakan saham yang pemegangnya mempunyai hak lebih
dibandingkan dengam hak pemilik saham biasa.
Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan
memiliki hak suara yang lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa .
Jenis-Jenis Saham Preferen
Jenis-jenis saham preferen ini antara lain yaitu:
1) saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham biasa (convertable
preferen stock),
2) saham preferen callable (callable preferred stock)
3) Saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang (floating atau
adjustable-rate preferred stock).

2
Karakteristik Saham Preferen

Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:

1) Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan


karakteristik yang berbeda
2) Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan terhadap aktiva dan
pendapatan memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham
biasa
3) Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya belum terbayar maka
dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
4) Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau dapat ditukar
menjadi saham biasa, dengan syarat jika kesepakatan dibentuk antara
pemegang saham dan organisasi penerbit.

3) Hutang Jangka Panjang


Pendanaan Jangka Panjang merupakan salahsatu jenis pendanaan
yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
lama dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan lainya dalam memenuhi
kebutuhan pembelanjaan perusahaan atau lebih dari satu tahun. Dalam bab ini
dibicarakan hutang yang mempunyai jangka waktu yang relative lama.jenis-
jenis hutang tersebut yang kita bicarakan adalah obligasi, hipotek, dan kredit
investasi.
4) Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin
dengan aktiva tertentu. Oleh karenanya kalau perusahaan bangkrut, pemegang
obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum.
Dalam Obligasi, akan mencantumkan :

a. Nilai pelunasan atau face value

3
b. Jangka waktu pelunasan

c. Bunga yang dibayarkan ( coupon rate )

d. Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan

Tipe obligasi konvensional mempunyai dampak resiko baik bagi pemilik


maupun penerbit obligasi. Resiko ini biasanya dikaitkan dengan tingkat suku
bunga. Artinya, apabila suku bunga naik maka harga obligasi akan turun
( dalam kondisi ini pemilik obligasi akan rugi ). Akan tetapi apabila tingkat
suku bunga turun, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan ( dalam
kondisi yang demikian ini penerbit obligasi akan rugi ).

Dalam rangka untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh perusahaan


penerbit obligasi yang disebabkan karena menurunnya tingkat suku bunga,
penerbit obligasi kemudian menawarkan :

a. Obligasi dengan suku bunga mengambang ( floating rate ).Misalnya,


suku bunga obligasi ditentukan sebesar sama dengan suku bunga rata-rata
deposito jangka waktu 6 bulan pada bank pemerintah ditambah dengan
1,00%.
b. Mencantumkan call price.
c. Call price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi,
pada saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh
penerbit obligasi.

Jenis-jenis obligasi:

1. Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu ( unsecured bond ) atau
disebut juga dengan “ debenture “.

4
2. Subordinate debenture, merupakan obligasi yang pelunasannya akan
dilakukan oleh perusahaan setelah debenture terselesaikan pada saat terjadi
likuidasi perusahaan.
3. Income Bonds, merupakan jenis obligasi yang hanya membayarkan bunga
saja kepada pemiliknya, apabila perusahaan memperoleh keuntungan
4. Zero Coupon Bonds, merupakan jenis obligasi yang tidak membayarkan
bunga kepada pemiliknya, dan perusahaan dalam menjual obligasi jenis ini
dengan memberikan discount serta didasarkan untuk memperoleh keuntungan
karena present value pembayaran pajak.

Berikut ini akan dibahas berbagai jenis obligasi yang biasa diperdagangkan
dipasar modal, beserta beberapa karakteristiknya

1. Obligasi dengan tingkat bunga tetap ( fixed rate bond ). Jenis obligasi yang
sederhana adalah obligasi yang menawarkan bunga, disebut sebagai coupon,
tetap selama jangka waktu obligasi tersebut.
2. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond). Obligasi
yang menawarkan suku bunga mengambang biasanya ditawarkan sebesar
persentase tertentu di atas suku bunga deposito. Mungkin juga dilakukan
kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate).
3. Obligasi dengan tingkat bunga nol (zero coupon bonds atau pure discount
bond). Obligasi jenis ini dijual dengan diskon pada awal periode, dan
kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominal, pada akhir periode.
4. Obligasi konversi (convertible bonds).. Merupakan obligasi yang memberikan
hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan
sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga
pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain.
5. Obligasi dengan jaminan ( mortgage bonds ). Adalah obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu asset riil. Sehingga jika

5
perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak
untuk mengambil alih asset tersebut.
6. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond ) Adalah obligasi
yang diterbitkan tanpa menggunakan jaminan asset riil tertentu. Pendanaan
Jangka Panjang jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, yang
disebut sebagai subordinated ( yunior ) debentures.
7. Obligasi yang disertai warrant. Dengan adanya warrant maka pemegang
obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang
telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi, pemegang obligasi
dengan warrant akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan capital gain
jika harga saham mengalami kenaikan.
8. Putable bond Adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai pari sebelum
waktu jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi
terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi.
9. Junk bond Adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon )
yang tinggi, tetapi juga mengandung resiko yang sangat tinggi pula. Junk
bond biasanya diterbitkan oleh perusahaan yang beresiko tinggi atau oleh
perusahaan yang mempunyai rencana merger atau akuisisi.

5) Kredit Investasi
Kredit investasi adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang yang
umumnya disediakan oleh kalangan perbankan selain kredit modal kerja
(pendanaan jangka pendek ) yang selama ini kita kenal.
Keputusan perusahaan untuk memanfaatkan kredit investasi ini hendaknya
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
a. Kelayakan jenis investasi yang akan dilaksanakan.
b. Pola cashflow dari investasi yang akan dilaksanakan
c. Lamanya jangka waktu kredit

6
d. Besarnya pengembalian pinjaman setiap periodenya
e. Tingkat suku bunga yang dipersyaratkanPersyaratan mengenai
pelunasan kredit sebelum jatuh tempo yang biasanya dalam bentuk
penalty.
6) Hipotek (Mortgage)
Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang
dalam bentuk hutang yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa
aktiva tidak bergerak ( tanah, bangunan ). Dalam hal terjadinya likuidasi
perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban kreditur harus dipenuhi
terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva yang dijadikan sebagai agunan
tersebut.
7) Mengganti Obligasi Lama Dengan Obligasi Baru
penggantian obligasi lama dengan obligasi baru (disebut sebagai
refunding) yang dilakukan sebelum obligasi lama jatuh tempo dimaksudkan
untuk mengurangi beban bunga. Jadi kalau diperkirakan bahwa tingkat bunga
akan turun, maka perusahaan mungkin memutuskan untuk mengganti obligasi
lama dengan obligasi baru.
8) Penerbitan Sekuritas Di Pasar Modal

Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal pada dasarnya


menghindari proses intermediasi keuangan. Dengan kata lain, pihak yang
kelebihan dana (investor) menyerahkan langsung dananya kepada pihak yang
memerlukan dana (perusahaan). Banyak pihak yang terlibat dalam penerbitan
sekuritas di pasar modal. Banyaknya pihak yang terkait tersebut antara lain
dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan informasi kepada para pemodal.

Apabila perusahaan ingin menerbitkan sekuritas di pasar modal, beberapa


persyaratan harus terpenuhi. Untuk menerbitkan saham, Perseroan Terbatas
yang menerbitkan haruslah merupakan perusahaan yang baik (ditunjukkan
dari informasi bahwa perusahaan telah lama beroperasi, dan selama dua tahun
terakhir telah menghasilkan laba), dan besar (jumlah saham yang diterbitkan
minimal satu juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000).

Anda mungkin juga menyukai