e-ISSN: 2476-9266
p-ISSN: 2088-9402
DOI: 10.17933/jppi.2015.0501002
Naskah diterima : 1 Juni 2015; Direvisi : 29 Juli 2015; Disetujui : 31 Juli 2015
Abstrak
Kajian tentang penggabungan, peleburan dan pengambilalihan dari penyelenggara (operator)
telekomunikasi seluler di Indonesia dilakukan untuk lebih menciptakan iklim yang sehat dan membangun
perekonomian nasional tanpa merugikan pemain di sektor ini dan juga konsumen. Evaluasi penggabungan,
peleburan, dan pengambilalihan dilakukan oleh masing-masing instansi terkait sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Undang-Undang. Koordinasi tata cara/prosedur penggabungan, peleburan, dan
pengambilalihan antara instansi terkait perlu dilakukan. Beberapa hal yang disarankan perlu dilakukan oleh
Kemkominfo/BRTI terhadap penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan penyelenggara
telekomunikasi seluler diantaranya penilaian pre-merger dan pengawasan post-merger. Penilaian pre-
merger melalui nilai perusahaan dan penilaian kelayakan (pre-merger) dalam hal strategic and business due
diligence (kecuali isu hukum persaingan usaha); technological & integration issues; financial &
commercial due diligence (kecuali isu hukum perusahaan); dan public interest. Sementara itu, pengawasan
post-merger meliputi: laporan berkala tentang pencapaian komitmen, laporan berkala tentang kinerja, dan
pengawasan terhadap kewajiban interkoneksi.
Abstract
Studies on merger, consolidation and acquisition of mobile telecommunications
providers(operators) in Indonesia is to be carried out to further create a healthy climate, and build the
national economy, which would not be detrimental to the players and consumers in the sector. The
evaluation of merger, consolidation, and acquisitions were carried out by each of the relevant agencies in
accordance with the authority granted by the Act. The coordination of the procedure / merger procedure,
consolidation or acquisition between the relevant agencies is to be implemented. Based on this study
Kemkominfo / BRTI is recommended to assess the pre-merger and supervision of post-merger through the
company's value and feasibility assessment (pre-merger) in terms of strategic and business due diligence
(except in the law concerning competitive issues); technological and integration issues; financial &
commercial due diligence (except for the company's legal issues); and public interest. The post-merger
includes: periodic reports on the achievement of commitments, periodical reports on the performance and
supervision of interconnection obligations.
khususnya seluler baik dari sisi perangkat telepon pengambilalihan telah menjadi strategi andalan
sangat terlihat dari perkembangan jumlah pelanggan Selama dekade terakhir industri telekomunikasi
20
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
21
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa menghadapi persaingan dengan negara lain.
kesiapan jaringan Indonesia masih berada dibawah Mengacu pada gambar 1, dapat disimpulkan bahwa
Singapura, Malaysia dan Brunei. Oleh karena itu jaringan yang dimiliki oleh Indonesia masih belum
perlu ada upaya peningkatan NRI jaringan mencukupi untuk menghadapi persaingan kedepan.
Indonesia dalam meningkatkan kesiapan Indonesia Sedangkan jaringan yang ada saat ini dikuasai oleh
22
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
Telkomsel (peringkat 1), XL (peringkat 2) dan berdasarkan total produksi data pada Tahun 2012
Indosat (peringkat 3). dikuasai oleh PT. SmartFren Telecom, , yaitu
Dalam menentukan struktur pasar, salah sebesar 33%. Penguasaan pangsa pasar kedua
satu komponen penting yang harus diketahui adalah terbesar dipegang oleh PT. Telekomunikasi Selular,
pangsa pasar dari para pelaku usaha. Berikut ini yaitu sebesar 31%. Penguasaan ketiga terbesar
adalah data-data yang digunakan untuk melihat dimiliki oleh PT. XL Axiata, dengan pangsa pasar
pangsa pasar dari masing-masing pelaku usaha sebesar 14%. Sedangkan PT. Indosat, berada pada
telekomunikasi seluler. peringkat keempat dengan pangsa pasar sebesar 9%.
Berdasarkan tabel 1, maka pangsa pasar
Sementara itu, pada Tabel 2, pangsa pasar harga. Akibat adanya perang harga tersebut
berdasarkan jumlah pelanggan broadband dikuasai membuat kualitas produk maupun layanan juga
oleh PT. Telekomunikasi Indonesia dengan pangsa mengalami penurunan. Ketersediaan layanan dapat
pasar sebesar 88,87%. Kemudian penguasaan digambarkan bahwa availability rendah, dan
pangsa pasar terbesar kedua dimiliki oleh PT. distribusi cakupan ke arena sub urban dan rural
Indosat dengan pangsa pasar sebesar 5,44%. Pada hanya dilakukan oleh satu pelaku penyelenggara.
posisi ketiga terbesar adalah PT. Bakrie Telecom Dari sisi penyelenggara, pertumbuhan
(BTEL) dengan penguasaan pangsa pasar sebesar EBITDA masih terjadi, namun pertumbuhannya
3,57%. mulai menurun, bahkan EBITDA negatif terjadi
Selanjutnya, berdasarkan data dari Ditjen pada penyelenggara yang tidak dominan. Pada
PPI, kondisi pasar mobile saat ini sudah jenuh. Tahun 2012 terjadi rugi bersih, baik pada
Jumlah penyelenggara yang relatif banyak dan penyelenggara dominan maupun penyelenggara non
churn yang tinggi mengakibatkan terjadi perang dominan.
23
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
2012
No. Perusahaan Total Produksi
Market
Data
Share
(Terrabyte)
1 PT NTT Indonesia 832 0. 01%
2 PT Indosat 828,310 5. 44%
3 PT XL Axiata 503 0. 00%
4 PT Telekomunikasi Indonesia 135,293,69 88. 87%
5 PT First Media 290,000 1. 90%
6 PT Centrin 9,521 0. 06%
7 PT AT&T 269 0. 00%
8 BTEL 543,956 3. 57%
9 PT Palapa Pacific (ITKP) 0. 00%
10 PT Atlasat ITKP 361 0. 00%
100.
Total
152,246,12 00%
Sumber: Direktorat Telekomunikasi, Ditjend PPI
Kondisi tersebut diatas dapat dilihat dari 2. Tingkat churn diperkirakan sudah berada
hasil penelitian dan analisis pasar yang pada level 22%;
dilakukan oleh Ditjend PPI, yang menunjukkan 3. Biaya akuisisi pelanggan cukup mahal dan
bahwa pertumbuhan kinerja industri seluler biaya entry to market semakin tinggi;
semakin melandai. Hasil penelitian dan analisis 4. Dinamika indikator ekonomi terjadi pada
pasar tersebut memperlihatkan bahwa: penyelenggara non dominan;
1. Revenue industry seluler hanya ditopang 5. Satu penyelenggara mendorong skala
oleh 2 (dua) penyelenggara, sementara ekonomi yang besar bagi pelaku usaha
EBITDA margin penyelenggara lainnya non dominan.
negative
Sedangkan untuk kondisi pasar broadband,
berdasarkan data Direktorat Telekomunikasi,
24
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
Ditjend PPI, kondisi pasar broadband dapat dalam pencarian pendanaan antara Satelindo dan
digambarkan bahwa: IM3.
1. Pasar masih dikuasai oleh PT. Telkom, Akuisisi Mobile 8 dan Smart
dengan pertumbuhan yang rendah;
Akuisisi antara Mobile 8 dan Smart
2. Pertumbuhan yang rendah tersebut terjadi
dilaksanakan pada Tahun 2010 melahirkan
sebagai akibat pasar mobile broadband
Smartfren. Akuisisi tersebut ditujukan untuk
belum terbentuk sebagai basis dalam
mencapai skala ekonomis yang ideal, karena
mendorong pengembangan fixed
melalui akuisisi dimungkinkan adanya pengaturan
broadband;
pengeluaran operasional yang lebih efisien dan
3. Biaya infrastruktur yang tinggi dan
efektif sehingga dapat mencapai penghematan biaya
ketidakterbukaan akses bagi gedung dan
operasional bagi kedua perusahaan. Dengan
kawasan menjadi faktor hambatan yang
demikian, melalui upaya akuisisi tersebut dapat
utama;
memperkuat posisi layanan di pasar telekomunikasi
4. Suplai pasar secara marjinal masih terjadi
nasional.
oleh pelaku usaha yang pragmatis dalam
memenuhi demand broadband. Akuisisi saham Axis oleh XL
25
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
komputer, kebutuhan bandwidth yang besar ke arah Industri Telekomunikasi kedepannya adalah seperti
pita lebar, dan teknologi netral yang membutuhkan yang digambarkan pada gambar 4, dimana industri
spectrum refarming. (Sutadi, 2014) telekomunikasi akan berkembang membentuk suatu
Saat ini sudah mulai dapat dilihat adanya pasar yang saling terhubung antara telekomunikasi,
pergeseran industri dari voice dan SMS ke data. penyiaran dan komputer.
Disamping itu juga penggunaan broadband semakin Sejalan dengan perkembangan industri ke
meningkat. Oleh karena itu, peran data dan depan, maka diperlukan regulasi yang mendukung
broadband di masa depan akan semakin penting. broadband. UU No. 36/1999 dan PP 53/2000 yang
Namun sayangnya, meskipun terdapat trafik data berlaku saat ini sudah tidak sesuai dengan
yang terus meningkat, namun terjadi penurunan perkembangan industri TIK yang dinamis. Selain
pemasukan operator, seperti yang ditunjukkan oleh itu, untuk menumbuhkan konten dibutuhkan konsep
gambar 3. intermediary sebagai platform yang terbuka bagi
Sedangkan pada Trend Konvergensi industri.
26
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
27
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
28
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
Penyelenggara yang menyuplai pasar secara kinerja industri telekomunikasi yang lebih baik di
marjinal dengan hanya menyuplai demand masa depan. Perbaikan kinerja industri
tertentu perlu dikonsolidasi agar terdapat telekomunikasi di masa depan akan terlihat dari
kepastian pasar bagi penyelenggara untuk adanya pertumbuhan ketersediaan jaringan dan
mengakselerasi pertumbuhan broadband, layanan telekomunikasi bagi pengguna, baik dari
Penyelenggara telekomunikasi khusus masih sisi kualitas dan kuantitas.
“enggan“ menggunakan layanan yang
disediakan oleh industri, 4. Potensi Penggabungan, Peleburan Dan
Adanya keterbukaan industri penyiaran pada Pengambilalihan Di Masa Depan
saat broadband (baik sebagian maupun
keseluruhan) menjadi “single access” bagi Berbagai pendapat mengemukakan bahwa
masyarakat, penggabungan, peleburan dan pengambilalihan
Implementasi layanan konvergensi (e- sangat diperlukan untuk mencapai industri
commerce, e-logistic, e-transaction dan lain- telekomunikasi seluler yang lebih baik.
lain) belum efektif, Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan
Konsistensi implementasi roadmap kominfo adalah cara untuk mencapai berbagai target strategi
harus tetap dijaga, yang telah disusun.
Realisasi pencapaian target RPJM KOMINFO, Dalam FGD I disinggung bahwa
Perlu ada pendekatan soft approach yang penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
mendorong industri bergerak secara bertahap diperlukan dengan beberapa alasan berikut ini
menuju ekosistem yang ideal (struktur dan (Sutadi, 2014):
komposisi ideal), Perkembangan teknologi yang cepat dan harus
Pendekatan soft approach akan diganti pada diikuti membutuhkan CAPEX dan OPEX yang
pendekatan hard approach yang memaksa besar;
industri bertransformasi ke ekosistem yang Persaingan untuk dapat memberikan layanan
ideal setelah dianggap siap. broadband membutuhkan spektrum frekuensi
Adanya suatu pergerakan industri yang besar sehingga menjadi daya pemikat operator
difasilitasi implementsi kebijakan dan regulasi untuk melakukan konsolidasi;
yang konsisten dan transparan bagi pelaku Konsolidasi dapat juga terjadi dan dibangun
usaha industri. akibat adanya operator yang sudah “menyerah”
Pemerintah telah menyiapkan berbagai maupun agar dapat maju bersama melalui
strategi untuk mencapai pasar seluler dan pemanfaatan infrastruktur secara bersama;
broadband yang sehat. Strategi tersebut telah Selain Penggabungan, peleburan, dan
disusun dengan rinci yang mencakup berbagai isu pengambilalihan tidak hanya dapat dilakukan
penting, seperti teknologi, jumlah pelaku usaha secara horisontal, tetapi juga secara vertikal.
(struktur pasar), perizinan, peran pemerintah. Pada prinsipnya, inisiasi penggabungan,
Strategi tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan peleburan dan pengambilalihan sepenuhnya berasal
29
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
dari industri sebagai upaya untuk mencapai efisiensi Penggabungan, peleburan, dan
yang lebih baik dan alasan bisnis lainnya. Namun pengambilalihan pada kondisi tertentu menjadi
demikian, regulator dapat mendorong pilihan yang lebih mudah daripada
penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan permohonan ijin,
yang dipandang sebagai solusi terhadap aturan pre- Keuntungan perluasan networking perusahaan
requisite dalam penyelenggaraan telekomunikasi. dan jaringan,
Dalam hal regulator mendorong adanya Memperoleh brand value,
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan, Keuntungan perluasan basis
regulator akan bertindak sebagai booster dan pelanggan/koporasi yang lebih besar,
enabler. Regulator sebagai booster penggabungan, Produk dan layanan menjadi lebih beragam.
peleburan dan pengambilalihan dengan mengatur
batasan regulasi yang dibuat dalam 6. Faktor Pendorong Penggabungan,
penyelenggaraan. Sedangkan regulator sebagai Peleburan dan Pengambilalihan
enabler mengatur regulasi penggabungan, Faktor-faktor yang dapat mendorong
peleburan, pegambilalihan yang dibuat. dilaksanakannya penggabungan, peleburan, dan
Apabila melihat kondisi industri pengambilalihan sektor telekomunikasi diantaranya:
telekomunikasi saat ini, maka dapat dikatakan Pertumbuhan investasi yang agresif, dukungan
bahwa terdapat potensi adanya penggabungan, regulasi, tarif yang rendah serta menurunnya
peleburan, pengambilalihan di masa depan cukup biaya jaringan dan handset,
besar. Hal tersebut karena didorong oleh Kompetisi yang semakin ketat,
pertimbangan manfaat bagi pelaku bisnis itu sendiri Sinergi peluang untuk pertumbuhan bersama,
dan kepentingan regulator untuk mengatur industri Pengembangan teknologi telekomunikasi,
telekomunikasi dengan lebih baik Deregulasi industri dalam menyediakan
layanan konvergensi,
5. Manfaat Penggabungan, Peleburan dan
Dorongan untuk menciptakan nilai baru
Pengambilalihan Bagi Pelaku Bisnis
(produk inovatif).
Dari sudut pandang pelaku bisnis,
penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan 7. Gambaran dan Pola Penggabungan,
adalah perangkat strategi manajemen untuk dapat Peleburan dan Pengambilalihan di Industri
mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik dengan Telekomunikasi
memanfaatkan sinergi dan peluang pertumbuhan.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan
oleh pelaku bisnis dari penggabungan, peleburan di industri telekomunikasi biasanya dipahami secara
karena skala ekonomi yang lebih baik, pengambilalihan sering diasosiasikan kepada
perkawinan atau aliansi korporasi;
30
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
31
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
Persaingan Usaha diatur dalam Undang- telekomunikasi, bagi perusahaan yang terkait
Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan dengan partisipasi asing, bagi perusahaan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak telekomunikasi yang berstatus terbuka (Tbk), dan
Sehat (UU No. 5/1999). Dalam Pasal 2 UU No. panduan bagi perusahaan telekomunikasi pada
32
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
Strategic and Business due diligence Jumlah kepemilikan asing pada gabungan
Financial & commercial due diligence Penyelenggara yang akan bergabung diminta
peleburan, pengambilalihan bagi penyelenggara asing dan menyatakan bawa investasi asing
telekomunikasi mencakup isu-isu mengenai: adalah dalam batas maksimum per semester,
Persetujuan dari regulator diperlukan untuk Memenuhi aturan SDM asing pada level
dalam jangka waktu sekitar empat minggu dari berstatus terbuka (Tbk) berlaku ketentuan panduan
layanan yang sama untuk pasar yang sama. Menyertakan analisis dampak negatif terhadap
untuk suatu layanan harus konsekuen setelah gabungan dari “appraisal independen”, karena
Merger akuisisi atau restrukturisasi yang yang mengganggu operasional perusahaan dan
mengarah ke situasi pasar monopoli di bidang dapat berdampak pada kelangsungan layanan
merger, jumlah spektrum tidak akan melebihi penggabungan, peleburan, pengambilalihan pada
33
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
perusahaan setelah penggabungan, peleburan, dan Direktorat Penyelenggaraan Pos dan Informatika
pengambilalihan (post regulation). Laporan dan serta Direktorat Sumber Daya Perangkat Pos dan
kewajiban tersebut terkait dengan: Informatika dapat lebih mengoptimalkan
Laporan per semester dalam pencapaian penggunaan Undang-undang ini. Alat yang dapat
komitmen penyelenggaraan setelah dipakai terutama adalah regulasi terkait kualitas
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, layanan sehingga operator yang tidak sanggup
Laporan kinerja penyelenggaraan per semester, memenuhi regulasi ini karena kekurangan modal
Laporan dampak negative terhadap perusahaan atau tidak ekonomis karena bisnisnya terlalu kecil
bagi perusahaan terbuka per semester, akan mengkonsolidasikan usahanya.
Laporan susunan direksi dan manajerial Pada prinsipnya disarankan agar Satker
tertentu setelah penggabungan, peleburan, dan terkait dapat mengetatkan “Law Enforcement”
pengambilalihan, sesuai regulasi yang sah ada saat ini. Perlu
Kewajiban yang terkait mencegah distorsi diperhatikan bahwa pengetatan regulasi ini dapat
pasar akibat penggabungan, peleburan dan mengakibatkan berbagai hal selain konsolidasi
pengambilalihan (tergantung pada kondisi usaha yang dituju, misalnya pengaruh terhadap tarif,
terjadinya penggabungan, peleburan, dan dsb. Karena itu perlu Regulatory Impact Analysis
pengambilalihan) dan telah ditetapkan dalam dilaksanakan sebelumnya.
persetujuan penggabungan, peleburan, dan REKOMENDASI
pengambilalihan,
Kewajiban SMP apabila setelah Dalam evaluasi penggabungan, peleburan,
penggabungan, peleburan, dan dan pengambilalihan, perlu mempertimbangkan
pengambilalihan menjadi SMP. beberapa aspek meliputi:
Dari berbagai data dan informasi di atas, Penciptaan struktur industri telekomunikasi
maka dapat dilihat bahwa pemerintah telah yang sehat
menyiapkan berbagai bentuk strategi, baik yang Peciptaan bisnis industri telekomunikasi yang
berkaitan dengan teknis teknologi jaringan dan sehat
layanan jasa telekomunikasi, maupun kebijakan dan Pertimbangan teknis, antara lain kecocokan
regulasi mengenai penggabungan, peleburan, dan teknologi, sumber daya terbatas.
pengambilalihan yang mendorong tercapainya Pemeriksaan legal: hukum perusahaan, pasar
perbaikan-perbaikan di sektor telekomunikasi masa modal, penanaman modal
depan. Pendapatan negara
Manfaat bagi kepentingan umum, contohnya
IMPLEMENTASI inovasi teknologi
Aspek lainnya
Karena yang jadi kewenangan Kominfo
Perlu adanya pengaturan tentang keputusan
hanya UU No. 36 Tahun 1999, disarankan agar
atas permohonan penggabungan, peleburan,
Satuan Kerja yang berkewenangan, dalam hal ini
pengambilalihan, termasuk didalamnya
34
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Pada Industri Telekomunikasi di Indonesia (D. Arum Maharani dan Helena W)
35
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.5 No 1 September 2015 : 19 - 36
Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 Tentang Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
36