Anda di halaman 1dari 43

PERAN STRATEGIS BUMN

DALAM AGENDA RT RPJMN 2020-2024

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Konsultasi Publik Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024


dengan BUMN
Jakarta, 19 September 2019
OUTLINE PAPARAN

1. ARAHAN PRESIDEN TERPILIH

2. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN NASIONAL

3. SKENARIO PERTUMBUHAN EKONOMI DAN SASARAN PEMBANGUNAN

4. 7 AGENDA PEMBANGUNAN DALAM RT RPJMN 2020-2024

5. MAJOR PROJECT DALAM RT RPJMN 2020-2024

6. DUKUNGAN BUMN

2
1. ARAHAN PRESIDEN TERPILIH

3
ARAHAN PRESIDEN
…VISI INDONESIA…

PROGRAM KERJA

INFRASTRUKTUR S.D MANUSIA INVESTASI REFORMASI PENGGUNAAN


BIROKRASI APBN
Pembangunan SDM dengan
Menyambungkan menjamin kesehatan ibu hamil, Reformasi struktural agar Menjamin penggunaan APBN
infrastruktur besar dengan kesehatan bayi, kesehatan balita, Mengundang investasi yang fokus dan tepat sasaran,
kawasan-Kawasan produksi lembaga semakin
kesehatan anak usia sekolah, seluas-luasnya untuk memastikan setiap rupiah dari
rakyat: kawasan industri penurunan stunting-kematian ibu- sederhana, semakin
membuka lapangan APBN memiliki manfaat
kecil, Kawasan Ekonomi kematian bayi, peningkatan simple, semakin lincah,
Khusus, kawasan kualitas pendidikan, vokasi,
pekerjaan, memangkas ekonomi,
mindset berubah, memberikan manfaat untuk
pariwisata, kawasan membangun lembaga manajemen perizinan, pungli dan
kecepatan melayani, rakyat, meningkatkan
persawahan, Kawasan talenta Indonesia, dukungan bagi hambatan investasi
diaspora bertalenta tinggi, dan kecepatan memberikan kesejahteraan
perkebunan, dan tambak- lainnya masyarakat
tambak perikanan infrastruktur dasar untuk izin, efisiensi lembaga
kesehatan dan produktivitas
PRASYARAT UTAMA

IDEOLOGI PANCASILA, PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA BHINEKA TUNGGAL IKA
4
2. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN NASIONAL

5
URGENSI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (% yoy)


basis
pertumbuhan lonjakan

15
yang rendah harga penurunan pertumbuhan dari Pertumbuhan
minyak harga
minyak
sektor manufaktur
& liberalisasi lonjakan harga Ekonomi
10 komoditas

6,0
5
Rata-rata Rata-rata
5,0
0 Rata-rata
1968- 1980-
1979 1996 2000-2018 4,0
-5 7,5% 6,4% 5,3%
3,0
-10

2014
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012

2016
2018
Krisis Keuangan
-15 Asia

1968 1973 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013 2018
Sumber: BPS, CEIC
(diolah)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dan cenderung stagnan


Memerlukan upaya ekstra untuk meningkatkan petumbuhan ekonomi
Indonesia
6
PENGHAMBAT UTAMA EKONOMI TUMBUH TINGGI
Regulasi dan Institusi adalah
Penghambat Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia (Ilustrasi kendala mengikat bagi
Gentong Air) pertumbuhan ekonomi
• Regulasi tidak mendukung penciptaan dan
pengembangan bisnis, bahkan cenderung
membatasi, khususnya pada regulasi
Investasi
• Kualitas institusi rendah
- Korupsi tinggi dan birokrasi tidak efisien
- Lemahnya koordinasi antarkebijakan

The Most Binding Constraint

Binding Constraint Fiskal:


Rendahnya penerimaan perpajakan
Bukan Binding Constraint

Future Binding Constraint


(Jika tidak diatasi, akan Infrastruktur:
menghalangi Indonesia untuk Kurang memadai, utamanya konektivitas
bersaing di era digital dan
beralih ke manufaktur
bertekonologi tinggi) Sumber Daya Manusia menjadi kendala mengikat
bagi pertumbuhan ekonomi jangka menengah-
panjang
(Jika tidak diatasi saat ini, akan menghalangi Indonesia untuk bersaing
*Studi Growth Diagnostics, Bappenas 2018 di era digital dan beralih ke manufaktur berteknologi tinggi) 7
SUMBER DAYA MANUSIA: KESEHATAN
Meskipun mengalami perbaikan signifikan seperti peningkatan usia harapan hidup, beberapa capaian indikator kesehatan Indonesia masih
rendah dan tertinggal dibandingkan negara sebanding. Hal ini berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja dalam jangka panjang.

3 dari 10 anak di
bawah usia 5 tahun
26 dari 100 kematian penduduk usia 30-70 tahun
menderita disebabkan oleh 4 penyakit tidak menular: kanker, diabetes,
kardiovaskular (CVD), atau pernafasan kronis (CRD) dibandingkan…
Sumber: UNICEF, WHO (2016) stunting
Akses air minum dan sanitasi yang masih rendah (61,29%
17 15
dan 74,58%) menjadi salah satu penyebab stunting di Malaysia, Vietnam, dan China di Thailand

75 Hanya 75 dari 100 Sumber: World Development Indicators (2016), diolah

anak Indonesia mendapat

99
imunisasi Fasilitas kesehatan Indonesia masih sangat tertinggal:

campak
97 Tenaga Kesehatan
per 10.000 Penduduk*
3,7 15,1 8,2 8,1 Sumber: WHO
*Indonesia & Thailand
(2017), Vietnam (2016),
Malaysia (2015)

Sumber: World
Tempat Tidur Rumah Sakit Development Indicators

23 dari 100 remaja per 10.000 Penduduk**


12 19 26 21 **Indonesia & Malaysia
(2015), Vietnam (2014),
Thailand (2010)

Sumber: WHO (2018), diolah


laki-laki usia 13-15 tahun
merokok
8
AKTIVITAS EKONOMI SANGAT TERKONSENTRASI DI JAWA

4,54% 3,91% Rp
6,65%
6,22%
• Kegiatan
21,58% 8,20% 6,22%
6,99% perekonomian masih
terkonsentrasi di
2,47%
Pulau Jawa
KBI KTI tercermin dari share
5,41% 4,94% PDRB 58,48%

• Pertumbuhan
Ekonomi di Kawasan
Barat Indonesia
3,05%
5,41%, lebih tinggi
58,48% 2,68%
dibandingkan
dengan Kawasan
5,72% Timur Indonesia
Kontribusi (share) PDRB 2018
4,94%
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)
9
3. SKENARIO PERTUMBUHAN EKONOMI DAN SASARAN
PEMBANGUNAN

10
SKENARIO PERTUMBUHAN Kunci peningkatan pertumbuhan1:

EKONOMI 2020-2024 1. Peningkatan produktivitas


2. Peningkatan investasi
3. Perbaikan kualitas SDM
4. Perbaikan pasar tenaga kerja

Pertumbuhan Ekonomi - Persen


(GNI Per Kapita – USD Harga Berlaku Atlas 6,5 Rata-rata: 6,0
Method2) (5.930)
6,2
(5.500)
Indonesia akan menjadi upper middle
income pada tahun 2019 5,9
(5.110) Rata-rata: 5,7
6,1
5,7 (5.780)
5,9
(4.730)
5,5 (5.400)
(4.360) 5,5 5,7
(4.690) (5.040) Rata-rata: 5,4
5,4
(4.350)
5,5 5,5
5,2 5,4 5,4 (5.280) (5.600)
(4.330) (4.660) (4.970)

2020 2021 2022 2023 2024 Angka sementara


Rendah Sedang Tinggi
1 Berdasarkan simulasi Bappenas Juni 2019 (Angka Sementara) dengan metode Growth Accounting
2 Metode yang digunakan oleh Bank Dunia untuk mengelompokkan negara berdasarkan
11
pendapatan
TARGET PEMBANGUNAN TAHUN 2020-2024

Pertumbuhan Ekonomi
(persen) 5,4 - 6,0

Tingkat Kemiskinan
(persen) 6,5 – 7,0

Gini Rasio
(indeks)
0,370 – 0,374

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


(persen) 4,0-4,6

Indeks Pembangunan Manusia


(IPM) (nilai)
75,54
12
4. 7 AGENDA PEMBANGUNAN DALAM RT RPJMN
2020-2024

13
7 AGENDA PEMBANGUNAN RT RPJMN 2020-2024

Memperkuat Ketahanan Ekonomi


untuk Pertumbuhan yang
Berkualitas
Memperkuat Infrastruktur untuk
Mendukung Pengembangan Ekonomi
dan Pelayanan Dasar
Mengembangkan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan
Membangun Lingkungan Hidup,
Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim
Meningkatkan Sumber Daya
Manusia yang Berkualitas dan
Berdaya Saing
Memperkuat Stabilitas
Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik
Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan

14
5. MAJOR PROJECT DALAM RT RPJMN 2020-2024

15
PENDEKATAN BARU : MAJOR PROJECT RT RPJMN 2020-2024

Pelaksanaan RT RPJMN 2020-2024 diperkuat penyusunan Major Project 2020-2024 untuk


memperkuat fokus dan pengendalian program (delivery mechanism)
Major Project memuat proyek-proyek strategis yang terintegrasi dengan melibatkan K/L; Pusat
– Daerah – BUMN – Masyarakat

MAJOR PROJECT a.l.


Pemindahan Ibukota Negara Pembangunan Tol
Sumatera & Trans
Papua 38 Major Projects disusun
Penyelesaian Kawasan Pariwisata memiliki Nilai Strategis dan
Percepatan Penurunan
(Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Daya Ungkit Untuk Mencapai
Kematian Ibu dan
Labuan Bajo, Bromo, dan Wakatobi) Sasaran Prioritas
Stunting
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk
Industri 4.0
16
KERANGKA REGULASI & KELEMBAGAAN
DALAM RPJMN 2020-2024
KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
DITUJUKAN UNTUK MENDUKUNG TERCAPAINYA PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

BEBERAPA ISU PRIORITAS KERANGKA REGULASI &


KERANGKA KELEMBAGAAN
AGENDA PRORITAS KERANGKA
NO. REGULASI
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN
(TINGKAT UU)

1 Manusia 12 3

2 Ekonomi 11 6
3 Kewilayahan 5 2
4 Infrastruktur 1 1
Politik, Hukum,
5 20 5
dan Pertahanan
TOTAL 49 17
17
A. MAJOR PROJECT : PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA

18
MEMBENTUK IBU KOTA NEGARA DENGAN VISI..

19
DALAM JANGKA PENDEK…
Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan
Memberikan Dampak Ekonomi Melalui Jalur Investasi

Dalam jangka pendek, investasi infrastruktur untuk Investasi di Kalimantan Timur akan
pembangunan ibu kota baru akan menciptakan mendorong investasi di provinsi sekitar
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan dan sekitarnya….. Kalimantan Timur, yang antara lain:

Investasi riil akan meningkat……… Peningkatan Investasi di Wilayah Indonesia


1,0
Lainnya (Selain Kalimantan)
Peningkatan investasi riil 0,8
di Kalimantan Timur: 47,7% 0,6
0,4
0,2
Peningkatan investasi riil 34,5% 0,0
di Pulau Kalimantan:

Jawa Bag. Barat


Indonesia Bag.

Sumatera
Kalteng

DKI Jakarta
Sulawesi lainnya

Sulbar
Sulteng
Sulsel

Jawa Bag. Timur


-0,2
-0,4

Timur
Peningkatan investasi riil 4,7%
di Indonesia:

Sumber: perhitungan Bappenas DKI Jakarta akan tetap mengalami peningkatan investasi,
supporting terhadap pembangunan ibu kota baru
20
Pembangunan Ibu Kota Baru akan
Meningkatkan Perdagangan Antarwilayah

Proses pembangunan ibu kota baru akan membutuhkan suplai material dan barang ke provinsi Kalimantan
Timur, yang mengakibatkan peningkatan perdagangan dari Provinsi lain ke Kalimantan Timur

Peningkatan Perdagangan ke Prov. Kalimantan Timur


45,0
40,0
35,0
30,0
25,0 DKI akan tetap menjadi supplier
20,0
15,0
utama ke Provinsi Kaltim, ketiga
10,0 setelah Sulawesi Selatan dan
5,0
0,0
Jawa Barat

Sulbar
DKI Jakarta

Indonesia Timur

Sumatera

Kalsel

Kalteng
Sulsel

Sulawesi Lainnya
Jawa Bag. Barat

Sulteng
Jawa Bag. Timur

Kalbar

Sumber: perhitungan Bappenas


21
DALAM JANGKA PANJANG..
Pemindahan IKN ke Kalimantan akan Mendorong Peningkatan
Sektor Non-Tradisional di Provinsi Ibu Kota Baru

Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan akan meningkatkan output beberapa sektor non-tradisional,
terutama Sektor Jasa

Peningkatan Output Sektor di Kalimantan Timur


(Jangka Pendek vs Jangka Panjang)
250

200

150
Dalam jangka Panjang, Sektor jasa akan
berkembang di lokasi Ibu Kota baru
100

50

27 Communicaton
13 PaperPrd
11 Textiles
3 Animals

21 Utility
19 Metals
4 Forestry

6 Finance

23 Trade

25 Hotel

31 GovHealthSvc

33 PrivatEducat
34 PrivatHealth
15 PetrolRefin
2 EstateCrops

5 Fishing

8 OilGas

24 Restaurant

28 RealEstateDo

30 GovEducSvc
1 Crops

7 Coal

9 OtherMining

12 WoodPrd

17 OthManufact

20 Machines

29 GeneralGov

35 OthServices
16 RubbrPlastic

18 Cement

26 Transportati
10 FoodProds

14 Chemicals

22 Construction

32 OthGovSvc
-50

Long-Run Short-Run
Sumber: perhitungan Bappenas 22
Pemindahan IKN ke Kalimantan Timur akan Mendorong
Diversifikasi Ekonomi di Pulau Kalimantan…

Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan akan meningkatkan output beberapa sektor non-tradisional,
di Provinsi lain di Kalimantan

Pertumbuhan Output Sektor di Kalimantang Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat
8
7
Sektor tradisional: batu Sektor nontradisional akan
6
bara, perkebunan, dan berkembang di Provinsi lain di
5
kehutanan akan Kalimantan, untuk menyuplai
4 mengalami perlambatan
3 kebutuhan Kaltim
2
1
0

31 GovHealthSvc
32 OthGovSvc
8 OilGas
4 Forestry

11 Textiles
6 Finance

13 PaperPrd

34 PrivatHealth
23 Trade
3 Animals

25 Hotel
15 PetrolRefin

33 PrivatEducat
2 EstateCrops

5 Fishing

17 OthManufact

21 Utility

24 Restaurant

28 RealEstateDo

30 GovEducSvc
1 Crops

7 Coal

9 OtherMining

12 WoodPrd

19 Metals
20 Machines

29 GeneralGov

35 OthServices
16 RubbrPlastic

18 Cement

26 Transportati
10 FoodProds

14 Chemicals

22 Construction

27 Communicaton
-1
-2

6 KalTeng 7 KalSel 5 KalBar


Sumber: perhitungan Bappenas 23
KETIMPANGAN PENDAPATAN AKAN MENURUN

kesempatan kerja akan meningkat….

Peningkatan factor income:


Peningkatan Kesempatan Kerja

wL rK
Kalimantan Timur Sektor Sektor
10,9% Padat karya Padat Modal
14% 5,1%
Pulau Kalimantan
6,0%
Share pendapatan yang berasal dari sektor
padat karya mengalami peningkatan

24
PEMBIAYAAN IKN MELIBATKAN PERAN SERTA BUMN
KPBU dan Swasta diharapkan sebagai Sumber Utama Pembiayaan

▪ Infrastruktur pelayanan dasar


19,2% ▪ Pembangunan Istana Negara, bangunan
strategis TNI/POLRI
89,4T Didanai APBN Untuk Biayai ▪ Rumah dinas ASN/TNI/POLRI
▪ Pengadaan lahan
▪ Ruang terbuka hijau
▪ Pangkalan Militer

54,4% ▪ Gedung eksekutif, legislatif, dan yudikatif


▪ Pembangunan infrastruktur utama (selain yang
253,4T Didanai KPBU
KPBU Untuk Biayai ▪
telah tercakup dalam APBN)
Sarana pendidikan, sarana kesehatan,
▪ Museum, lembaga pemasyarakatan
▪ Sarana dan prasarana penunjang

▪ Perumahan umum
26,4% ▪ Pembangunan perguruan tinggi
▪ Science-technopark
SWASTA Peningkatan bandara, pelabuhan,
123,2T Didanai Swasta
(Termasuk Untuk Biayai ▪
dan jalan toll
BUMN) ▪ Sarana kesehatan
▪ Pusat perbelanjaan/shopping mall
▪ MICE
25
PELUANG BISNIS/INVESTASI DALAM TAHAPAN
PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA

Tahap Tahap Konstruksi Tahap


Perencanaan ▪ Gedung pusat pemerintahan (legislatif, Operasional
eksekutif, yudikatif)
▪ Penyusunan FS- ▪ Rumah dinas ASN & TNI/POLRI ▪ Klaster pemukiman non
AMDAL ▪ Diplomatic compound ASN
▪ Penyusunan DED ▪ Sarana pendidikan ▪ Perguruan tinggi
(Outline business ▪ Sarana kesehatan ▪ R & D center
case, final business ▪ Museum ▪ Rumah sakit
case dan ▪ Pengembangan jaringan jalan, ▪ Pengembangan
dokumen lelang pembangkit dan jaringan listrik, jaringan bandara/pelabuhan
proyek KPBU) telekomunikasi ▪ MICE
▪ Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu ▪ Science-technopark
▪ Sistem penyediaan dan pengolahan air ▪ Pusat perbelanjaan/
minum, sistem persampahan, sistem shopping mall
drainase
▪ Ruang terbuka hijau
Jangka Panjang: Operasional IKN, Pengembangan
Jangka Pendek: Tahap Perencanaan dan Kontruksi
Ekonomi Lokal serta Hi-tech and Clean Industries
26
B. MAJOR PROJECT : MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT SUMBER PERTUMBUHAN

27
MENDORONG SUMBER PERTUMBUHAN

PENYELESAIAN KAWASAN PARIWISATA


Penguatan Industri Nasional
• Meningkatnya jumlah wisatawan &
lapangan kerja di 6 DPP
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENERAPAN INDUSTRI 4.0
Danau Toba, Borobudur, Lombok, PELATIHAN VOKASI UNTUK INDUSTRI 4.0
Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru,
• Meningkatnya daya saing
dan Wakatobi • Meningkatnya keterampilan, keahlian, dan keberlanjutan
dan daya saing tenaga kerja industri nasional
INDUSTRIALISASI DAN HILIRISASI
PRODUK SUMBER DAYA ALAM TRANSFORMASI DIGITAL PEMBANGUNAN SCIENCE
DILUAR PULAU JAWA • Mengurangi kesenjangan digital TECHNOPARK
• Meningkatnya nilai tambah SDA dan dan menyediakan layanan • Meningkatnya kapabilitas
pemerataan wilayah di luar Pulau internet cepat penciptaan inovasi dan
Jawa produk inovasi nasional

PENGUATAN JAMINAN USAHA DAN UI, ITB, IPB, UGM


KORPORASI PETANI DAN NELAYAN
• Penguatan korporasi berbasis kluster komoditi Langkah mendorong sektor unggulan ini diikuti dengan memangkas
• Meningkatnya akses ke lembaga pembiayaan
perizinan, pungli dan hambatan investasi

28
MENYAMBUNGKAN INFRASTRUKTUR DENGAN SUMBER
PERTUMBUHAN
AKSELERASI ENERGI
PEMBANGUNAN TOL TRANS SUMATERA PENGEMBANGAN WADUK
TERBARUKAN DAN BAHAN
• Pengurangan Waktu Tempuh Aceh-Lampung dari 48 Jam
MULTIGUNA DAN
BAKAR NABATI BERBASIS
Menjadi 30 Jam MODERNISASI IRIGASI
KOMUNITAS
PEMBANGUNAN KA CEPAT (JAKARTA – BANDUNG – • Meningkatkan nilai tambah hasil • Tersedianya pasokan air baku
SURABAYA) perkebunan sawit rakyat & 49,25 m3/detik dan pasokan
produktivitas BBN listrik sebesar 1.316,73 MW
• Pengurangan Waktu Tempuh Jakarta-Surabaya Menjadi 5,5
Jam dan Jakarta – Bandung menjadi 40 menit
PENYELESAIAN 35000 MW
PEMBANGUNAN KA ANGKUTAN BARANG (KA • Menurunkan tingkat pemadaman listrik (SAIDI) di sistem utama
SULAWESI, MAKASSAR – PARE PARE) maksimal menjadi 32 jam di 2024

• Peningkatan angkutan barang melalui Kereta Api sebanyak PROYEK REVITALISASI KILANG MINYAK
1,5 juta ton
• Terintegrasinya kawasan industri dengan pelabuhan • Mengurangi impor BBM sebesar 295 Balikpapan, Cilacap, Balongan,
ribu bph hingga tahun 2024 Dumai, Tuban dan Bontang
makassar
SUMATERA
PENGEMBANGAN JARINGAN 7 PELABUHAN UTARA
KALIMANTAN
TERPADU BARAT SULAWESI
UTARA
PAPUA
• Mengurangi biaya operasional pelabuhan sebesar 15% BARAT

• Layanan kapal minimal 3.500 TEUs yang tetap dan teratur SULAWESI
SELATAN

DKI JAKARTA
JAWA
Sumut, Kalbar, DKI Jakarta, Jatim, Sulsel, TIMUR
Sulut, Papua Barat 29
C. MAJOR PROJECT : PERKUATAN SUMBER DAYA MANUSIA

30
Pelayanan Dasar
Optimalisasi Bantuan ke
masyarakat
PERKUATAN SDM PERLUASAN DISTRIBUSI AIR BERSIH
DI SELURUH WILAYAH
• Menyediakan air baku di 122 DIGITALISASI DAN INTEGRASI
kabupaten 3T BANTUAN SOSIAL
• Meningkatkan ketepatan sasaran
PERCEPATAN PEMBANGUNAN 10 JUTA bansos & mendorong cakupan
PENURUNAN SAMBUNGAN RUMAH layanan keuangan formal bagi
KEMATIAN IBU HAMIL • Meningkatkan akses air minum & masyarakat miskin & rentan
menurunkan angka stunting
DAN STUNTING
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR GAS
• Menurunkan angka PENINGKATAN AKSES SANITASI KOTA
kematian lbu hingga (AIR LIMBAH) LAYAK DAN AMAN
183 per 100.000 • Meningkatnya rumah tangga yang • Penghematan subsidi LPG sebesar Rp
kelahiran hidup memiliki akses sanitasi layak menjadi 1,26 Triliun per tahun
• Menurunnya prevalensi 90%
stunting hingga 19% PENYEDIAAN 100.000 UNIT HUNIAN Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jambi, Jabar,
LAYAK Jateng, Jatim, Kaltim, Kalut, Kepri,
Lampung, Riau, Sulses, Sulteng, Sumsel,
• Meningkatnya akses perumahan layak, Sumut
aman dan terjangkau untuk 100.000
rumah tangga perkotaan
• Mencegah kawasan kumuh

31
D. MAJOR PROJECT : PENGEMBANGAN DAN PEMERATAAN KEWILAYAHAN

32
PENGEMBANGAN DAN PEMERATAAN KEWILAYAHAN
PENGEMBANGAN KOTA BARU
• Meningkatnya Indeks Kota
Berkelanjutan

INTEGRASI Sofifi, Tanjung Selor,


PEMBANGUNAN WILAYAH PENGEMBANGAN SISTEM Maja dan Sorong PEMBANGUNAN JALAN
BATAM-BINTAN ANGKUTAN UMUM MASAL TRANS/LINGKAR PULAU
PERKOTAAN DI 6 KOTA TERLUAR/ TERTINGGAL
• Mendorong
METROPOLITAN PENGEMBANGAN
pertumbuhan industri
dan pariwisata Batam- • Meningkatkan mobilitas perkotaan EKONOMI KAWASAN • Meningkatkan Konektivitas dan
Bintan dan mengatasi kemacetan PERBATASAN NEGARA: Mobilitas Barang dan
Penumpang
DKI Jakarta, Surabaya, Medan, • Meningkatkan
Bandung, Semarang, Makassar pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara, Maluku
daerah perbatasan Utara, Maluku, Aceh, Sumut,
Papua Sumbar
PENGEMBANGAN WILAYAH METROPOLITAN
PKSN Paloh-Aruk, Nunukan,
• Meningkatnya kontribusi PDRB Metropolitan Luar Jawa Atambua, Kefamenanu,
terhadap PDB Nasional Jayapura dan Merauke

Palembang, Banjarmasin,
Makassar dan Denpasar

33
PENGEMBANGAN DAN PEMERATAAN KEWILAYAHAN

PAPUA BARAT

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN


TERTINGGAL DI PULAU PAPUA: WILAYAH ADAT LAA
PAPUA
PAGO DAN DOMBERAY)

• Meningkatkan pemerataan pembangunan dan


kesejahteraan masyarakat di Wilayah Adat Papua

Papua Barat dan Papua

PEMBANGUNAN JEMBATAN UDARA


PEMBANGUNAN JALAN TRANS
PAPUA
PAPUA
• Menurunkan Disparitas Harga di Papua • Mengurangi Biaya Pengiriman/Logistik di Papua
dari Rp 13.000/kg menjadi Rp 7.000/kg

Yalimo, Yahukimo, Jayawijaya, Mimika,

34
E. MAJOR PROJECT : MITIGASI BENCANA DAN STABILITAS PEMBANGUNAN

35
MITIGASI BENCANA DAN STABILITAS PEMBANGUNAN
PENGUATAN SISTEM PERINGATAN
PENGELOLAAN CITARUM HARUM DINI MULTI ANCAMAN BENCANA
TERPADU
• Peningkatan kualitas air
• Meningkatkan kecepatan penyampaian
menjadi kelas II
informasi peringatan dini bencana dari
5 menit menjadi 2 menit
PEMBANGUNAN TANGGUL LAUT PENGUATAN KEAMANAN SIBER
PANTAI UTARA JAWA TERINTEGRASI PEMBANGUNAN FASILITAS
• Menurunnya angka kejadian
DENGAN PEMBANGUNAN JALAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS
serangan siber
TOL SEMARANG DEMAK DAN LIMBAH B3 TERPADU
• Mengatasi Banjir Rob di Jakarta Utara, • Meningkatkan Jumlah Limbah B3
Semarang, Pekalongan, Demak, Cirebon Medis terolah sebesar 160 Ton/Hari

SULAWESI
TENGAH
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
DAERAH TERDAMPAK BENCANA
• Mempercepat rehabilitasi dan
rekonstruksi daerah terdampak BANTEN
bencana
NTB

Banten, NTB, Sulteng

36
6. DUKUNGAN BUMN

37
KERANGKA DASAR PENDANAAN
PEMERINTAH – BUMN – DUNIA USAHA

PEMERINTAH BUMN MASYARAKAT/


BADAN USAHA

Penugasan kepada • Kerjasama Pemerintah dan


APBN & APBD Badan Usaha (KPBU)
BUMN • Pembiayaan Investasi Non
Anggaran Pemerintah (PINA)
Diarahkan utamanya pada: • Mendorong pertumbuhan Infrastruktur ekonomi dan sosial
• Fungsi absolut pemerintah ekonomi yang memiliki kelayakan
(antara lain politik, hankam). • Meningkatkan pelayanan ekonomi.
• Pelayanan dasar (antara lain pada masyarakat
pendidikan, kesehatan,
perumahan) dengan Standar
Pelayanan Minimal.

38
MANFAAT MENGGUNAKAN SKEMA KPBU (1/2)

Fiskal Negara Risk Sharing Potensi Investasi Pembiayaan


Menjaga Pembagian Risiko antara
Menjadi pintu masuk
keberlangsungan Pemerintah dan Swasta.
investasi bagi swasta
Proyek
fiskal Dengan adanya SPV dapat
pembagian risiko ini, menggunakan
dapat meningkatkan pembiaayan Proyek
keaktifan risiko

Infrastruktur Project Delivery


Adanya ketepatan
Pengembalian
Berkualitas
Dikerjakan oleh pihak yang
Target Penyelesaian Investasi
ahli (pihak yang benar-benar Adanya kepastian
memiliki kapasitas untuk pengembalian investasi
mengembangkan fasilitas melalui pembayaran
yang dibutuhkan) secara berkala oleh
Pemerintah

39
MANFAAT MENGGUNAKAN SKEMA KPBU (2/2)

SKEMA PEMBIAYAAN APBN MURNI


Design Pengadaan Lahan
Risiko Konstruksi Kenaikan Biaya Operasional
Pendanaan Kenaikan Biaya Konstruksi

Semua Risiko teralokasi ke


Pemerintah
SKEMA KPBU

Alokasi Risiko ke Pemerintah

Terdapat
Pembagian Risiko Penetapan Tarif Peraturan Politik Pengadaan Lahan
antara Pemerintah
dengan Swasta Alokasi Risiko ke Pihak Swasta

Kenaikan Biaya Kenaikan Biaya Risiko


Pendanaan Design Konstruksi Operasional Konstruksi
40
HIGHLIGHT DUKUNGAN BUMN UNTUK MAJOR PROJECT
PENYEDIAAN PELAYANAN
DASAR
MENDORONG SUMBER PERTUMBUHAN DAN
MENYAMBUNGKAN INFRASTRUKTUR DENGAN • Sarana dan Prasarana Mendukung Penyediaan
SUMBER PERTUMBUHAN Pelayanan Dasar (a.l Penyediaan Air Minum)
• Dukungan penyediaan dan pembiayaan Perumahan
Infrastruktur
• Pembangunan Sarana Konektivitas (Jalan, Bandara,
Pelabuhan, dan Kereta Api)
• Pembangunan Sarana dan Prasarana Energi (a.l PENGEMBANGAN DAN PEMERATAAN KEWILAYAHAN
Pembangkit Listrik dan Kilang Minyak)
• Pembangunan Sarana Telekomunikasi (a.l
• Penyediaaan Sarana dan Prasarana Transportasi
Broadband)
• Pembangunan infrastruktur pendukung kawasan Perkotaan
Industri dan Pariwisata • Pengelolaan Sampah

Pembangunan SDM
• Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan
(a.l Vokasi)
• Pengembangan Riset dan Pemanfaatannya Dukungan BUMN dan Swasta untuk Proyek lainnya a.l :
• Pembangunan Lembaga Permasyarakatan (LAPAS)
Dukungan Pembiayaan dan Pemasaran
• Pengembangan dan perkuatan industri pertahanan
dalam negeri
41
BUMN DIHARAPKAN MENDUKUNG PERTUMBUHAN WILAYAH DAN
PENGEMBANGAN KAWASAN
Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan Wilayah Kalimantan Prioritas Pembangunan Wilayah Sulawesi Prioritas Pembangunan Wilayah
Wilayah Sumatera 1. Penguatan konektivitas wilayah. 1. Ketahanan bencana alam dan pemulihan Maluku
1. Ketahanan bencana pantai 2. Pengembangan industri pengolahan sumber daya pascabencana Sulawesi Tengah. 1. Pengembangan kawasan dan
barat Sumatera. alam, perkebunan dan hasil tambang. industri perikanan
2. Pengembangan industri pengolahan hasil
2. Pengembangan industri perikanan, pertanian dan logam dasar. 2. Penguatan konektivitas
3. Percepatan pembangunan kawasan perdesaan,
pengolahan komoditas mendukung industri perikanan
unggulan (agroindustri). tertinggal dan perbatasan. 3. Pengembangan kawasan pariwisata.
dan pariwisata.
3. Pengembangan SDM
3. Percepatan pembangunan
terampil.
kawasan perdesaan, tertinggal
MALUKU dan perbatasan.
KALIMANTAN 2020: 6,65

2020: 4,12 2024: 7,61


SUMATERA PAPUA
2024: 5,74 SULAWESI
2020: 4,86 2020: 5,95
2020: 6,98
2024: 5,57 2024: 7,69
Moderate Scenario 2024: 7,35
Indonesia
Prioritas Pembangunan 2020 : 5,4%
Wilayah Jawa-Bali Prioritas Pembangunan Wilayah Papua
2024 : 6,1%
1. Ketahanan bencana 1. Pengembangan tol udara
pantai selatan dan JAWA & BALI NUSA TEGGARA 2. Peningkatan pendidikan vokasional pertanian,
pantai barat Jawa. 2020: 5,84 perkebunan, dan perikanan, serta pemerataan
2020: 3,74
2. Pembangunan sarana layanan kesehatan.
2024: 6,15 2024: 4,74
transportasi massal 3. Optimalisasi pelaksanaan otonomi khusus
metropolitan.
Prioritas Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara (Masyarakat Adat, Pembangunan Kawasan
3. Pengembangan Bali Kampung, Distrik dan Perbatasan)
1. Pengembangan kawasan pariwisata terpadu Mandalika, Labuan Bajo, dan Tambora.
bagian utara.
2. Peningkatan pendidikan vokasional pariwisata, perikanan, dan peternakan.
3. Penguatan konektivitas antarpulau untuk mendukung industri perikanan, peternakan,
dan pariwisata 42
TERIMA KASIH

43

Anda mungkin juga menyukai