Anda di halaman 1dari 2

Bentuk, Jenis dan Nilai Estetis Gerak Tari

Tari merupakan rakaian antara gerak satu dengan gerak yang lainnya. Gerak terdiri atas bermacam motif -
motif gerak. Jadi, setiap gerak memiliki bentuk – bentuk yang berbeda. Jika mengingat pada pembelajaran
sebelumnya yang membahas tentang Gerak Dasar Tari, gerak agem misalnya terbentuk atas gerak
tangan, badan dan juga kaki. Agem inilah yang disebut dengan bentuk gerak.

Demikian juga dengan gerak trisik atau berjalan dengan kaki jinjit, merupakan bentuk dari gerak yang
terbentuk dari gerak berjalan dan juga gerak tangan. Gerak juga memiliki jenis – jenisnya yang tersendiri.
Ada gerak yang tidak mendapat sentuhan stilisasi namun juga terdapat gerak yang diberi stilisasi.

Kedua jenis gerak ini menyatu dalam sebuah karya tari. Perpaduan antara bentuk dan jenis gerak inilah
yang merupakan nilai-nilai estetika pada tari yang dinikmati selain dari pendukung tari seperti tata rias dan
tata busana serta properti.
A. Bentuk dan jenis gerak dasar tari tradisional

Bentuk dapat didefinisikan sebagai hasil dari penyatuan berbagai elemen tari, yang dipersatukan secara

kolektif sebagai kekuatan estetis, yang tanpa proses penyatuan ini bentuk tersebut tidak akan terwujud

( John Martin ). Secara keseluruhan atau kesatuan bentuk dari suatu karya itu, akan menjadi lebih

bermakna dari pada beberapa bagiannya yang terpisah. Proses penyatuan untuk memperoleh bentuk juga

dinamakan dengan komposisi.

1. Gerak Stilatif
Gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk
yang indah.
2. Gerak Distorsif
pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi
dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari,
yaitugerak murni (pure momement) dan gerak maknawi.
3. Gerak murni
Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sesuatu dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian
tertentu, yang dipentingkan faktor keindahangerak saja.
4. Gerak maknawi
Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam
pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya.
Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan smitatif adalah gerak peniruan dari
binatang dan alam, Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.
selain bentuk diatas terdapat pula bentuk gerak tari tradisional

adapula jenis tari dalam bentuk yang lain yaitu:

a. Tari representasional.

Tari representasional yaitu tari yang secara utuh menggambarkan sesuatu dengan jelas (wantah), misalnya

tari tani yang menggambarkan seorang petani, tari nelayan yang menggambarkan seorang nelayan atau

tari Bondan yang menggambarkan tentang kasih sayang ibu kepada anaknya.
b. Tari non representasional.

Tari non representasional adalah tari yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan cara simbolis

yang biasanya menggunakan gerak-gerak yang bersifat maknawi. Contohnya tari ini misalnya, Tari Topeng

Klana, Tari Srimpi, dan Tari Bedaya

Selain itu jenis seni tari tradisional juga dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu

- tari klasik yaitu gerak tari yang banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta

imitatif yang telah distilir atau diperhalus.

- Ragam gerak tari kerakyatan yaitu gerak tari yang banyak menggunakan imitatif dan ekspresif.

- Ragam gerak dasar tari primitif yaitu tari yang berkembang pada daerah yang menganut

kepercayaan animisme dan dinamisme.

B. NILAI ESTETIS DALAM GERAK TARI

Nilai estetika pada gerak tari tidak hanya dilihat secara keseluruhan tapi juga dapat dilihat pada
gerakannya. Nilai estetika gerak tari dapat diperoleh dengan melihat atau visual dan
pendengaran atau auditif.
Nilai estetika secara visual berdasarkan pada gerak yang dilakukan, sedangkan secara pendengaran atau
auditif berdasarkan iringan tarinya. Perlu diketahui pula bahwa nilai estetika bersifat subjektif dengan
maksud bahwa gerak bagi orang tertentu mungkin memiliki nilai estetika yang baik namun bagi orang lain
mungkin belum tentu baik, namun meskipun demikian penilaian ini bukan berarti bahwa tari yang
ditampilkan baik atau kurang baik.

Contohnya Gerak pada tari merak, merupakan ungkapan keindahan dari gerak gerik kehidupan burung
merak dimana keindahan tersebut dituangkan dalam bentuk dari gerak yang satu ke gerakan yang lainnya
sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang utuh.

- Nilai estetika dapat pula dikatakan sebagai persepsi dan impresi.

Persepsi adalah tahap di mana sensasi itu telah berkesan dimana persepsi tersebut menggerakkan proses
asosiasi dan mekanisme lain seperti komparasi atau perbandingan, diferensiasi atau pembedaan, analogi
atau persamaan, dan sintesis atau penyimpulan. Kesemuanya itu mengandung dan menghasilkan
pengertian yang lebih luas serta mendalam dan menjadi sebuah keyakinan yang disebut juga dengan
impresi.

Impresi merupakan kesan pertama terhadap gerak yang dilihat dan persepsi merupakan interpretasi
terhadap gerak tersebut. Pada nilai estetika impresi dan persepsi merupakan dua sisi yang saling
melengkapi. Nilai estetika juga dipengaruhi oleh emosi para penikmat tari.

Emosi merupakan perasaan yang perlu digugah dan harus ada untuk dapat menikmati kesenian dan
keindahan, serta merupakan perasaan (misalnya: sedih, senang, dan lainlain) yang dapat dikendalikan
sebab tanpa adanya emosi maka tidak mungkin ada kenikmatan dalam seni. Keindahan yang ada dalam
kesenian dan keindahan alam bisa dinikmati hanya oleh manusia yang bisa beremosi yaitu yang
perasaannya bisa digugah.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipersempit menjadi Ada 5 unsur yang menjadi dasar untuk menilai
indahnya sebuah pertunjukan tari yaitu;

 Wiraga,yakni kesesuaian antara jenis tarian dengan umur dan fisik penarinya.
 Wirama,yakni kesesuaian antara irama lagu atau musik pengiring.
 Wirasa,yakni penghayatan yang dilakukan oleh penari terhadap materi.
 Wicitra,yakni bagaimana keseluruhan gambaran yang dapat diperlihatkan sebagai sebuah
keutuhan karya seni.
 Konteks,yakni hubungan pertunjukan dengan momen atau acara tertentu.

Anda mungkin juga menyukai