Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebaiknya kanker payudara dicegah lebih dini agar keberhasilan terapi

menjadi jauh lebih besar. Salah satu upaya pencegahan terjadinya kanker payudara adalah

dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI (Periksa Payudara

Sendiri) adalah usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik

dilakukan oleh wanita itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program

screening atau deteksi dini (Romauli, dkk, 2012. Hal : 165-166).

Jalan paling aman mengatsi kanker adalah dengan jalan beusaha mendeteksinya sedini

mungkin sebelum ia berkembang menjadi lebih berbahaya. Pada kasus kanker payudara

terdapat beberapa gejala umum yang bisa dideteksi sendiri sebagai langkah awal antisipasi

individu. Berikut adalah salah satu cara untuk mendeteksi gejala kanker payudara secara

individu dengan teknik SADARI (Periksa Payudara Sendiri) (Nurcahyo, 2010. Hal : 95-96)

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang dapat

dilakukan dengan cara pemeriksaan secara klinis (Pemeriksaan fisik), maupun pemeriksaan

penunjang. Adapun deteksi dini kanker payudara yaitu dengan cara SADARI (Periksa

Payudara Sendiri) (Mulyani, dkk, 2013. Hal : 71).

Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Alangkah baiknya jika

semua wanita sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan dan segera melakukan

pemeriksaan diri pada dokter bila ditemukan benjolan pada payudara. SADARI sangat

penting dianjurkan pada masyarakat untuk menerapkannya. Sekitar 90% kanker payudara

ditemukan sendiri oleh pasien dan sekitar 5% ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk

alasan lain (Mulyani, dkk, 2013. Hal 71-72).


Menurut WHO (World Health Organization) 8-9% Wanita akan mengalami kanker

payudara. Kanker Payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.

Pada setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan

kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta

wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karna kanker

payudara (Mulyani, dkk, 2013. Hal : 28).

Lebih dari 1.000.000 kasus baru terjadi setiap tahun diseluruh dunia, sehingga

menempatkan kanker payudara sebagai keganasan yang paling sering ditemukan pada wanita.

Satu dari delapan orang wanita akan didiagnosis mengalami kanker payudara pada usia 80

tahun (Norwitz, dkk, 2006, Hal : 35).

Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada

wanita, setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling banyak ditemui

diantara wanita. Berdasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita

terdiagnosis menderita kanker payudara, dan tiap tahunnya diseluruh dunia kurang lebih

465.000 wanita meniggal akibat penyakit ini (Rasjidi, 2009. Hal : 51).

Diperkirakan 212.290 kasus baru kanker payudaa invansif terjadi pada wanita di AS

pada tahun 2006, insidens kanker payudara meningkat tajam pada tahun 1980-an dan hal ini

disebabkan oleh meningkatnya pemakaian mamografi yang dapat mendeteksi kanker

payudara sebelum massa kanker dapat diraba. Pada tahun 2006 ditemukan 1.720 kasus

kanker payudara pada pria. Selain itu,61.980 kasus baru kanker payudara terjadi pada wanita

di AS. Pada kanker payudara ini diperkirakan 85% adalah ductal carcinoma (DCIS).

Peningktan deteksi DCIS juga disebabkan peningktan skrining dengan mamografi (Rasjidi,

2010. Hal : 125).


Di Indonesia,berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan), kanker payudara

merupakan kanker terbanyak pada perempuan (26 per 100.000) diikuti kanker leher rahim

(16 per 100.000). Hal itu sesuai dengan data system informasi rumah Rumah Sakit (SIRS),

yang menyatakan dalam kurun waktu 2004-2007 kanker payudara menempati tempat pertama

dari 10 jenis kanker terbanyak yang tercatat di rumah sakit,diikuti kanker leher rahim.Data

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007 menunjukkan, kejadian kanker payudara

mencapai 21,69%, lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17% (Rasjidi, 2010.

Hal : 126).

Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka prevalensi

penyakit tumor atau kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk (Kementerian Kesehatan, 2007).

Kanker sebagai penyebab kematian menempati urutan ke tujuh (5,7% dari seluruh penyebab

kematian) setelah kematian akibat stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan

diabetes melitus (…….2015. Diakses tanggal 25 Maret 2015).

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4

per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada

perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah

kanker paru dan kanker kolorektal. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for

Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000

perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per 100.000 laki-

laki, kanker kolorektal 16 per 100.000 laki-laki. Berdasarkan datra Sistem Informasi Rumah

Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim

5.349 kasus (12,8%). (…….2014. Hilangkan Mitos Tentang kanker. Diakses tanggal 25
maret 2015)

Berikut merupakan prevalensi kanker bila dilihat per provinsi.

No Provinsi Prevalensi 95% CI

1 DI Aceh 2.68 2.06 – 3.49

2 Sumatera Utara 2.88 2.33 – 3.56

3 Sumatera Barat 5.57 4.72 – 6.58

4 Riau 3.24 2.43 – 3.42

5 Jambi 3.34 2.44 – 4.58

6 Sumatera Selatan 1.91 1.33 – 2.74

7 Bengkulu 3.68 2.84 – 4.76

8 Lampung 3.6 2.82 – 4.59

9 Bangka Belitung 2.01 1.32 – 3.06

10 Kepulauan Riau 3.83 2.29 – 6.39

11 DKI Jakarta 7.44 6.02 – 9.20

12 Jawa Barat 5.47 4.89 – 6.12

13 Jawa Tengah 8.06 7.37 – 8.81

14 DI Yogyakarta 9.66 7.92 – 11.76

15 Jawa Timur 4.41 3.94 – 4.94

16 Banten 6.35 5.03 – 8.02

17 Bali 4.93 3.79 – 6.38

18 Nusa Tenggara Barat 2.84 1.99 – 4.03

19 Nusa Tenggara Timur 3.35 2.77 – 4.05


20 Kalimantan Barat 2.45 1.88 – 3.18

21 Kalimantan Tengah 3.84 2.97 – 4.95

22 Kalimantan Selatan 3.91 3.06 – 4.99

23 Kalimantan Timur 3.59 2.80 – 4.60

24 Sulawesi Utara 5.76 4.36 – 7.60

25 Sulawesi Tengah 4.5 3.56 – 5.68

26 Sulawesi Selatan 4.78 4.12 – 5.54

27 Sulawesi Tenggara 2.6 1.99 – 3.41

28 Gorontalo 3.21 2.21 – 4.67

29 Sulawesi Barat 2.45 1.46 – 4.10

30 Maluku 1.54 0.83 – 2.86

31 Maluku Utara 1.95 0.91 – 4.20

32 Papua Barat 2.75 1.44 – 5.26

33 Papua 3.23 2.17 – 4.79

Indonesia 5.03 4.82 – 5.24

Tabel 2. Prevalensi Kanker Menurut Jenis atau Lokasi Kanker

No Jenis Kanker OR 95% CI


1 Mata, otak, dan SSP 4.6 3.8 – 5.5
2 Bibir, rongga mulut, tenggorokan 5.1 4.3 – 6.0
3 Kelenjar gondok dan kelenjar 12.5 11.3 – 13.9
endokrin
4 Saluran pernafasan (paru) 0.6 0.4 – 0.9
5 Payudara 15.6 14.2 – 17.1
6 Saluran cerna (usus, hati) 5.6 4.8 – 6.5
7 Ovarium, servix uteri 19.3 17.8 – 20.9
8 Prostat 3.7 3.0 – 4.5
9 Kulit 14.9 13.5 – 16.5
10 Jaringan lunak 11.8 10.6 – 13.1
11 Tulang dan tulang rawan 4.6 3.9 – 5.6
12 Darah 0.9 0.6 – 1.4
Total 0.6 0.5 – 0.7
Pada kasus kanker payudara, terdapat beberpa gejala umum yang bisa di deteksi

sendiri sebagai langkah antisipasi individu. Berikut salah satu cara untuk mendeteksi gejala

kanker payudara secara individu dengan teknik SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

(Nurcahyo, 2010. Hal : 96).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis merumuskan

masalah yaitu Apakah ada hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan Minat

Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswi SMA.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dengan Minat

Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswi SMA.

2.Tujuan Khusus

a. Diperolehnya Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Terhadap

Siswi SMA.

b. Diketahuinya Hubungan dengan Minat Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) Pada Siswi SMA.

D. Manfaat Penelitian

1.Pada Siswi SMA


Sebagai masukan dan informasi terhadap siswi SMA tentang penyakit kanker

payudara dan cara deteksi dini penyakit kanker payudara.

2.Bagi Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Jambi

Sebagai bahan bacaan dan referensi di perpustakaan tentang kanker payudara.

3.Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi ahli madya pada Akademi Kebidanan

Keluarga Bunda Jambi, dan untuk member pengalaman yang berharga dan menngkatkan

wawasan serta pengetahuan terutama yang berkaitan dengan kanker payudara.

4.Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan penelitian dengan

variabel yang berbeda.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Kanker Payudara

1.Pengertian

Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang

tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat

menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Merupakn suatu kondisi dimana sel

telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan

yang tidak normal, cepat serta tidak terkendali.Kanker bisa terjadi dimana saja, dari berbagai

jaringan, dalam berbagai organ.Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-

sel kanker membentuk menjadi suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan

di dekatnya (invansif) dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh (Mulyani, dkk, 2013.

Hal : 1).

Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam

kurun waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara ini dapat menyebar

melalui aliran darah ke seluruh tubuh.Kapan penyebaran itu berlangsung kita tidak tahu. Sel

kanker payudara dapat bersembunyidi dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita

ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor gans atau kanker (Mulyani, dkk, 2013. Hal : 28).

Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan

bersal dari kelompok parencgyma. Kanker payudara ini merupakan salah satu jenis tumor

ganas yang telah tumbuh dalam jaringan payudara (Smart, 2010. Hal : 54).
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian

dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak

terkendali yang terjadi pada jaringan payudara.Kanker payudara pada umumnya menyerang

kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang kaum laki-laki,

walaupun kemungkinan menyerang kaum laki-laki itu sangat kecil sekali yaitu 1:1000

(Mulyani, dkk, 2013. Hal : 27).

2.Penyebab

Penyebab kanker payudara ini sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi

ada beberapa factor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin

menderita kanker payudara ini. Namun ada juga yang menduga jika kanker payudara ini

diakibatkan suatu interaksi yang rumit dari banyak faktor, seperti faktor genetik, hormonal,

pola hidup, dan lingkungan sekitar (Smart, 2010. Hal : 54).

Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberpa

faktor kemungkinannya, antara lain :

1. Faktor Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko kanker untuk mengidap kanker

payudara akan semakin tinggi. Pada usia lebih dari 40 tahun keatas adalah ketegori

usia paling beresiko terkena kanker payudara.

2. Faktor Genetik

Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk

memiliki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan dengan wanita

lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
3. Penggunaan Hormon Estrogen

Penggunaan hormon estrogen (misalnya terapi estrogen replacement), penggunaan

terapi estrogen replacement peninggkatan risiko yang signifikan untuk mengidap

penyakit kanker payudara.

4. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Jarang olahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur,

merokok serta mengkonsumsi alcohol akan meningkatkan resiko kanker payudara.

5. Perokok Pasif

Menurut ahli dari California Enviromental Protection Agency perokok pasif memliki

hubungan erat dengan resiko terserang penyakit kanker payudara, oleh karena itu

hindarilah orang-orang yang merokok disekitar anda agar tidak menjadi perokok

pasif.

6. Penggunaan Kosmetik

Bhan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormone estrogen yang berisiko

menyebabkan peningkatan risiko mengalami penyakit kanker payudara.

7. Penggunaan Pil KB

Penggunakan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita terkena risiko

kanker payudara karena sel-sel yang snsitif terhadap rangsangan hormonal mengalami

perubahab degenarasi jinak atau menjadi ganas dengan risiko ini akan menurun secara

otomatis bila penggunakan pil KB berhenti.

3. Tanda dan Gejala

Rasa nyeri yang diderita dapat terjadi akibat tumor yang meluas dan menekan saraf

serta pembuluh darah di sekitarnya. Pada kanker payudara adanya benjolan,penebalan pada

kulit (Tickening),perubahan pada bentuk,gatal dan rasa sakit yang bukan berhubungan

dengan menyusui atau menstruasi (Smart, 2010. Hal : 24-25).


Gejala-gejala Kanker Payudara : Pada tahap awal kanker payudara umumnya,

benjolan tidak teras nyeri. Awalnya benjolan ini kecil.Akan tetapi, semakin lama,

benjolannya akan semakin besar dan melekat pada kulit. Hal ini juga menimbulkan

perubahan pada kulit dan putting payudara. Kulit atau putting susu tadi semakin tertarik ke

dalam (Retraksi), Berwarna merah muda atau kecoklatan ,Sampai menjadi odema sehingga

kulit payudara tampak seperti kulit jeruk, Mengkerut dan timbul borok. Borok tersebut

semakin lama semakin melebar dan dalam sehingga bisa menghancurkan seluruh bagian

payudara, berbau busuk, dan mudah berdarah. Pada tahap selanjutnya. Kanker payudara

sangat mudah dikenali.Berikut adalah cirri-cirinya:

a. Edema (pembengkakan) yang berlebihan pada kulit payudara (1/3 lebih luas dari kulit

payudara)

b. Adanya nodul satelit pada kulit payudara

c. Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa

d. Terdapat model parasternal

e. Terdapat nodul supraklavikula

f. Adanya edema lengan

g. Adanya mastitis jauh kelenjar getah bening aksila berdiameter 2,5 cm dan kelenjar getah

bening aksila melekat satu sama lain (Subagja, 2014. Hal : 34-36).

4. Tipe-tipe Kanker Payudara

Melalui pemeriksaan yang disebut dengan mammogram, tipe dari kanker payudara dapat

diketegorikan menjadi dua bagian yaitu :

a. Kanker Payudara Non-invasif


Kanker payudara non-invasif adalah kanker yang terjadi pada kantung susu (penghubung

antara alveolus (Kelenjar yang memproduksi air susu) dan pada putting payudara). Kanker

payudara jenis ini dalam istilah kedokteran disebut dengan ductal carcinoma in situ (DCIS).

Jika penderita masih tetap dalam tahap ini,itu berarti kanker tersebut belum menyebar ke

seluruh bagian tubuh dan kebagian luar jaringan kantung susu.

b. Kanker Payudara Invasif

Kanker payudara invasif adalah suatu kanker yang sudah mulai menyebar keluar bagian

kantung susu dan sudah menyerang bagian sekitarnya, bahkan dapat menyebabkan

penyebaran penyebaran (metastase) ke bagian tubuh lainnya,seperti kelenjar limpa dan

lainnya melalui peredaran darah (Smart, 2010. Hal : 59-60)

5. Menurut Subgja (2014), stadium kanker payudara adalah:

a. Stadium 1

Pada stadium ini,benjolan kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan tidak bisa dideteksi

dari luar. Perawatan yang sangat sistematis dibutuhkan dalam stadium ini agar sel kanker

tidak menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.

b. Stadium 2

Pada stadium ini,besarnya benjolan bisa mencapai 2 sampai 5 cm dan tingkat

penyebarannya sudah meluas sampai daerah ketiak.

c. Stadium IIIA

Sebanyak 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini. Benjolan sudah berukuran

lebih dari 5 cm dan telah menyebar hingga kelenjar limfa.

d. Stadium IIIB
Pada stadium ini,penyebaran sel kanker meliputi seluruh bagian payudara bahkan bisa

mencapai kulit dinding dada,tulang rusuk, dan otot dada serta telah menyerang kelenjar limfa

secara menyeluruh.Apabila sudah demikian,tidak ada cara lain selain dilakukan oprasi

pengangkatan payudara.

e. Stadium IV

Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya,sperti

tulang,paru-paru,hati,dan otak. (Subagja, 2014. Hal : 41-43)

6.Cara Mencegah Kanker Payudara

a. Pencegahan Primer

Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karna dilakukan pada orang sehat melalui

upaya untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko. Pencegahan

primer dapat berupa deteksi dini , SADARI (Periksa Payudara Sendiri) serta melaksanakan

pola hidup sehat untuk mencegah penyakit kanker payudara.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker

payudara. Pada setiap wanita yang normal serta memiliki siklus haid normal, mereka

merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan ini dilakukan dengan

melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang diklaim memiliki akurasi

90% tetapi kepaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat itu tidak baik

karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara. Sehingga

mammografi dengan pertimbangan.

c. Pencegahan Tertier
Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita

kanker payudara.Dengan penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan

stadium kanker payudara dengan tujuan untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penyakit serta meneruskan pengobatan

(Mulyani, 2013. Hal : 63-64).

7. Konsumsi Makan Pencegah Kanker

Selain menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga teratur,mengkonsumsi bahan

makanan yang tepat juga dapat menghentikan perkembangan sel kanker. Seperti :

a. Tomat

b. Alpukat

c. Bluberry

d. Kunyit

e. Teh Hijau

f. Brokoli

g. Kembang Kol

h. Bawang putih

i. Bayam

j. Buah Delima

k. Rumput Laut

l. Sayuran

m. Kenari
8. Pengobatan Atau Penatalaksaan Kanker Payudara

a. Pembedahan / Operasi

a. Lumpektomi dilakukan untuk mengangkat sebagian dari payudara dimana

pengangkatan hanya dilakukan pada jaringan yang mengandung sel kanker. Operasi ini selalu

diikuti dengan tindakan radioterapi. Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien yang ukuran

tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

b. Masektomi dilakukan untuk mengangkat seluruh payudara berkut dengan sel kanker

atau otot dinding dada.

c. Operasi pengangkatan kelenjar getah bening dilakukan apabila kanker telah menyebar

dari payudara ke kelenjar getah bening di ketiak.

b. Radioterapi

Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran ke daerah yang

terserang kanker. Cara ini dilakukan untuk merusak sel-sel kanker. Metode pengobatan ini

juga dilakukan berdasarkan lokasi kanker, hasil diagnosis, dan stadium kanker. Pelaksanaan

pengobatan ini bisa dilakukan atau sesudh dilakukan operasi.

c. Kemotrapi

Kemotrapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair,

kapsul,atau infuse yang bertujuan untuk membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara,

akan tetapi seluruh tubuh.

d. Terapi Hormonal

Terapi hormonal dilakukan apabila penyakit telah bersifat sistemik atau metastasis jauh,

Biasanya, terapi hormonal diberikan secara paliatif sebelum kemotrapi karena efeknya lebih
lama dan efek sampingnya kurang. Akan tetaapi tidak semua kanker peka terhadap terapi

hormonal.

9. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk

dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dialakukan sendiri tanpa

harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. Manfaat dari

SADARI yaitu, dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada

payudara. Serta untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara

karena penemuan secara dini adalah kunci untuk keselamatan hidup (Mulyani, dkk, 2013 Hal

: 72).

a. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dalam 2 posisi, yaitu:

1. Di depan kaca

2. Saat sedang mandi

3. Saat berbaring

b. Langkah-langkah pemeriksaan payudara yang perlu dilakukan antara lain adalah:

1. Di depan kaca, perhatikanlah adanya perubahan warna kulit, permukaan kulit,

pembengkakan, “lesung pipit’’, atau perubahan pada putting susu.

Gambar 2.1 Langkah Pertama


2. Ketika mandi

Periksa payudara sewaktu mandi tangan dapat lebih mudah bergerak pada kulit

yang basah. Mulailah dengan melakukan pemiatan dibawah ketiak dan berputar

kearah dalam dengan menggerakkan uung-ujung jari-jari anda.

Gambar 2.2 langkah kedua

3. Berbaring, berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil dibawah pundak kanan

(Untuk periksa payudara kiri). Letakkan tangan kanan anda dibawah kepala. Cara

pemeriksaan sama dengan saat mandi. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksaan

payudara kanan.

Gambar 2.3 langkah ketiga

B. Prilaku Kesehatan

1. Pengetian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimlikinya, (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan


pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengan (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010. Hal: 50).

2. Tingkat Pengetahuan Manusia

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi menjadi enam tingkat pengetahuan.

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat

banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar,

penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti,

dan sebagainya. Untuk menetahui atau mengukur orang tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan,misalnya: apa tanda-tanda anak yang

kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN

(pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhdap objek tersebut,

tidak sekedar hanya menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengiterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahu tersebut.

Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam

berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup,

menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup,

menguras, dan sebaginya tempat-tempat penampungan air tersebut.

c. Aplikasi (application)
Aplikasikasi diartikan apabila orang yang telah dipahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain. Miasalnya, seseorang yang telah

paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan

program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah

paham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian

dimana saja, dan seterusnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut sudah sampai pada tingkat membedakan,

atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara

nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram

(flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebaginya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas

dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca
atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah

dibaca.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluation berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasrkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya, seorang ibu

dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau

tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan

sebaginya.

C. Sikap

1. Pengertian sikap

Menurut Wawan (2010), pengertian sikap adlah reaksi atau respon seseorang

yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap adalah pandangan

atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecendrungan bertindak

sesuai dengan sikap tehdap objek. Jadi lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap

dan kesediaan terhadap sesuatu hal.

2. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang yaitu :

a. Komponen kognitif merupakan representasi yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe yang dimiliki

individu mengenai sesuatu dapat disamkan penanganan (opini) terutama

apabila menyangkut masalah isu atau problem yang konversial.

b. Komponen efektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai


komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah merubah sikap seseorang komponen

efektif desamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhdap sesuatu.

c. Komponen konatif merupak aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai

dengan sikap yang dimiliki seseorang. Dan berisi tendensi atau kecendrungan

untuk bertindak/bereaksi terhdap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan

berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapakan

bahwa sikap seseorang adalah decerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

3. Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah orang itu menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuating)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan denga orang lain

terhadap suatu masalah adalh suatu indikasi sikap tingkat 3, misalnya seorang

mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang

anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti

bahwa si ibu telah mempunyai sikap postif terhdap gizi anak.

.
d.Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau

menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau

orang tuanya sendiri.

4.Faktor-faktor mempengaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhdap obyek sikap antara

lain :

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

medah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau

searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting. Kecendrungan ini

antara lain ditmotivasi oleh keiingaan untuk berafiliasi dan keinginan

untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanmkan garis pengarahan sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberikan corak

pengalaman individu-individu masyarakat asuhan.

d. Media masa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhdap

sikap kondumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau

pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebgai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego.

Skor pernyataan posotif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS,

2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5

untuk sangat setuju (SS). Skor pertanyaan negatif dimulai dari 1 untuk

sangat setuju (SS), untuk setuju (S), 3 ragu-ragu (R), 4 untuk tidak setuju

(TS), dan 5 untuk sangat tidak setuju (STS). Beberapa peneliti

menghilangkan optiom “Ragu-ragu” dalam instrument peneliti melihat

sikap siswa sesungguhnya sesuai angket yang responden isikan.


D. Kerangka Teori

Bagan 2.4

Menurut Lawrence Green prilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu:

Faktor predisposisi

1. Pengetahuan

2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Motivasi

Faktor pendukung
Prilaku kesehatan
1. Lingkungan fisik

2. Fasilitas-fasilitas
3. 3.Sarana-sarana
kesehatan

Faktor pendorong

1.Keluaraga
2. 2. Teman
3. Tenaga kesehatan


Sumber : Green dalam Notoatmodjo (2010, Hal: 100 )


Catatan : yang ditebalkan merupakan variabel yang diteliti
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teoritis menurut Green dalam Notoatmodjo (2010, Hal:

100 ) bahwa faktor yang mempengaruhi terbentuknya prilaku kesehatan debedakan

menjadi faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, motivasi) faktor

pendukung (lingkungan fisik, fasilitas, sarana kesehatan) faktor pendorong (keluarga,

teman, tenaga kesehatan).

Pada penelitian ini penulis tidak mengambil keseluruhan dari aspek dalam

kerangka teori, hanya terfokus pada aspek yang akan diteliti. Pada faktor predisposisi

aspek kepercayaan tidak diteliti karena variable ini sulit diuukur dan tidak mudah

untuk meluruskan tradisi.

Pada faktor pendukung, tersedianya sarana kesehatan tidak diteliti karena sudah

tersedia, sedangkan akses ke sarana kesehatan tidak sulit dengan adanya transportasi

dan informasi kesehatan juga telah didapat dari adanya penyuluhan. Pada faktor

pendorong tidak diteliti karena keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu dan biaya,

maka dapat disusun kerangka konsep seperti bagan 2.5 berikut ini:

Bagan 2.5

Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan SADARI

Sikap
B.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap

terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada WUS diwilayah kerja.

C. Defenisi oprasional

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka batasan-batasan dalam defenisi

operasional sebagai berikut:

No Variabel Definisi Cara ukur Alat Skala Hasil ukur

oprasional ukur ukur

1 Melakukan Pemeriksaan Wawancara Kuesioner Ordinal 1.= Ya jika

SADARI payudara sendiri melakukan

(SADARI) SADARI

adalah 0. = Tidak

pemeriksaan jika tidak

payudara sendiri melakukan

untuk dapat SADARI

menemukan

adanya benjolan

abnormal.

2. Pengetahuan Segala sesuatu Wawancara Kuesioner Ordinal 1= Tinggi:

yang diketahui (jika

oleh responden jawaban

berkaitan dengan benar ≥

pengertian, 76% skor

komposisi, total)
manfaat,

keumggulan, 0= Rendah

cara melakukan (jika

SADARI, jawaban

Pendidikan benar <

kesehatan pada 76% skor

siswi SMA total)

(Wawan,

2010. Hal:

18)

3. Sikap Respon atau Wawancara Kuesioner Ordinal 1. : Positif

tanggapan respon jika

tentang SADARI skor

jawan ≥

dari

skor

total

2. :

Negatif

jika

skor

jawaba

n <

skor

total
D.Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang

menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan

dikumpulkan dalam waktu bersamaan.

E.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Saryono (2011, Hal. 61) Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang

diperlukan dalam suatu penelitian. Beradasarkan pengertian diatas maka populasi

penelitian ini adalah WUS diwilayah kerja.

1. Sampel

Menurut Saryono (2011, Hal. 61) Sampel merupakan sebagian dari populasi yang

mewakili suatu populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah WUS diwilayah

kerja dengan kriteria :

a. WUS usia ≥ 40 tahun

b. Kooperatif

c. WUS usia ≥ 40 tahun yang bersedia jadi responden

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara Accidental Sampling yaitu cara

pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan

yang bertemu dengan peneliti yang digunkan sebagai sampel.

F. Pengumpulan data

1. Jenis data

a. Data umum yang terdiri data geografi dan demografi jumlah WUS yang terdapat

diwilayan kerja
b. Data khusus data hasil penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada WUS diwilayah kerja.

2. Sumber data

a. Data primer

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden

b. Data sekunder

Pengumpulan data penunjang atau data pelengkap yang diambil dari jumlah data WUS

yang terdapat diwilayah kerja.

3. Cara pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner

yang berisikan pertanyaan terstruktur kepada responden untuk mengambil data tentang

hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Pada

WUS diwilayah Kerja.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dengan

memberikan soal untuk variabel pengetahuan 10 pertanyaan pengetahuan dan pertanyaan

sikap. Instrumen penelitian ini diadopsi dari Sari (011134)

5. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kemudian diolah melalui tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus di lakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan

kegiatan untuk pengecekan isian formulir atau kuesioner tersebut.

2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

peng’’kodean’’ atau ‘’coding’’, yakni mengubah data membentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

Coding: Pengetahuan:

Pengetahuan Tinggi = 1

Pengetahuan Rendah = 0

3. Scoring

Pengelompokkan data dilakukan untuk mengelompokkan data yang sudah diperoleh,

sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

a. Variabel minat melakukan SADARI

1. Responden WUS berpengetahuan tinggi diberi nilai 1

2. Responden WUS berpengetahuan rendah diberi nilai 0

b. Sikap variabel melakukan SADARI

1 = jika sikap variabel positif

0 = jika sikap variabel negatif

4. Saving

Data yang telah diperiksa dan diberi kode dimasukkan dan di simpan ke flashdisk

melalui program 30tatisti untuk dianalisa

5. Tabulating

Tabulasi data secara manual dan komputerisasi.

6. Analisis data

1. Analisis Bivariat

Yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

variabel independent (Pengrtahuan) dengan variabel dependent (minat melakukan


SADARI) dengan menggunakan statistik chisquare (tabel silang) tingkat kepercayaan

95% dengan menggunakan analisa komputerisasi.


LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA WUS DIWILAYAH KERJA

A. Identitas Responden

Inisial :

Umur (17-22 tahun) :

Tanggal pengkajian :

B. Pengetahuan

Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih.

1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah…

a. Memeriksa payudara sendiri setiap bulan untuk mendeteksi timbulnya

benjolan pada payudara.

b. Cara untuk melihat adanya kelainan pada payudara…

c. Cara untuk merasakan adanya nyeri pada payudara

2. SADARI bertujuan untuk…

a. Mencegah terjadinya kanker payudara

b. Mengetahui adanya benjolan pada payudara seak dini/awal

c. Menghilangkan benjolan pada payudara

3. Manfaat dilakukannya SADARI adalah…

a. Untuk mengetahuinya adanya benjolan pada payudara

b. Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara

c. Untuk mencegah kanker payudara

4. Apabila terdapat benolan sebaiknya…

a. Dilakukan SADARI dengan rutin


b. . Diperiksakan ke Dokter

c. Dibiarkan saja

5. Tahap pertama pemeriksaan payudara dilakukan dengan…

a. Melihat besar, bentuk payudara di depan cermin

b. Memijat payudara dengan kedua tangan dari tepi hingga ke putting susu

c. Meraba payudara dalam posisi berbaring

6. Tahap kedua pemeriksaan payudara dilakukan dengan…

a. Melihat besar, bentuk payudara didepan cermin

b. Memijat payudara dengan kedua tangan dari tepi hingga ke putting susu

c. Meraba payudara dalam posisi berbaring

7. Tahap ketiga pemeriksaan payudara dilakukan dengan…

a. Melihat besar, bentuk payudara di depan cermin

b. Memijat payudara dengan kedua tangan dari tepi hingga ke putting susu

c. Meraba payudara dalam posisi berbaring

8. Sebaiknya waktu pemeriksaan dilakukan pada saat…

a. Sebelum menstruasi

b. Sedang menstruasi

c. Setelah menstruasi

9. Setelah menstruasi sebaiknya SADARI dilakukan pada…

a. Hari ke-2 sampai ke-4

b. Hari ke-5 sampai ke-7

c. Hari ke-8 sampai ke-10

10. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan

a. Setiap hari
b. Setiap minggu

c. Setiap bulan

Sumber Kuesioner : Sari (011134) “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada WUS diwilayah Kerja.


Rasjidi,2010.Epidimiologi Kanker pada Wanita.CV Sagung Seto.Jakarta

Rasjidi,2009.Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita.CV Sagung Seto.Jakarta

Norwitz,dkk,2006.At a Glance Obstetri dan Ginekologi.Erlangga.Jakarta

Nurcahyo,2010.Mengenal Mencegah dan Mengobati Sejak Dini Dua Kanker Pembunuh

Paling Ditakuti Wanita.Wahana Totalita Publisher.Yogyakarta.

Notoadmojo,2010.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.PT Rienaka Cipta.Jakarta.

Mulyani,dkk,2013.Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan.Nuha Medika.Yogyakarta.

Romauli,dkk,2012.Kesehatan Reproduksi.Nuha Medika.Yogyakarta.

Smart,2010.Kanker Organ Reproduksi.A Plus Books.Yogyakarta.

Subagja,2014.Kanker-Kanker Ganas Pembunuh Wanita.Flash Books.Yogyakarta.

…………..….2015. Diakses tanggal 25 Maret 2015

http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-indonesia-dan-dunia/. Diakses

Tanggal 23 Maret 2015

…………….2014.Hilangkan Mitos Tentang Kanker.

http://www.depkes.go.id/article/print/201407070001/hilangkan-mitos-tentang-kanker.html.

Diakses Tanggal 25 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai