Kelompok 6 Kesmas Pesisir Antropogenik - Tambak - 1 1
Kelompok 6 Kesmas Pesisir Antropogenik - Tambak - 1 1
KEGIATAN ATROPOGENIK
Dosen Pengajar:
dr.Hasanuddin Ishak,M.Sc., Ph.D
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa akal pikiran serta berbagai sarana untuk
belajar dan menambah ilmu pengetahuan/wawasan, makalah ini dapat disusun dengan baik
dan diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini ditujukan demi keperluan
pembelajaran pada mata kuliah Kesmas Pesisir Dan Kepulauanyang diambil di semester
kelima.
Kami telah berusaha menyusun makalah dengan sebaik-baiknya, baik dari segi
sistematika penyusunannya maupun dari segi isinya. Kami sangat berterima kasih jika ada
masukan dan saran dari para pembaca yang budiman. Untuk ke depannya, kami berharap
dapat mempertahankan yang telah baik dan memperbaiki yang masih kurang baik. Semoga
makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembacanya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Adapun tujuannya, yaitu:
1. Agar mengetahui faktor penyebab dari kegiatan antropogenik tambak.
2. Agar mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kegiatan antropogenik tambak.
3. Agar mengetahui solusi yang tepat untuk mencegah pencemaran lingkungan akibat
kegiatan antopogenik tambak.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab aktivitas antropogenik terhadap
lingkungan pada tambak diantaranya yaitu tingginya permintaan akan produk perikanan
menyebabkan masyarakat melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan pasar
tersebut, tidak terkecuali penangkapan ikan dengan cara-cara yang tidak ramah
lingkungan. Faktor yang juga sangat berpengaruh pada degradasi terumbu karang yaitu
destructive fishing. Selain decstructif fishing, pengambilan batu karang baik untuk break
water maupun untuk dijual kepada pemilik tambak ikut mempercepat proses terjadinya
degradasi terumbu karang. Adanya bahan kimia yang berlebihan juga menjadi penyebab
ketidakseimbangan perairan dan kehidupan biota yang membuat kondisi perairan
memburuk. Perusakan ekosistem pada hutan mangrove yang digunakan sebagai sumber
mata pencaharian masyarakat setempat juga ikut membuat fungsi fisik ekosistem
mangrove menurun dan menyebabkan rusaknya pematang tambak sehingga ikan yang
dibudidayakan hasilnya tidak maksimal. Hal-hal tersebut menjadi faktor yang
menyebabkan aktivitas antropogenik terus menerus dilakukan yang pada akhirnya juga
menjadi kerugian bagi masyarakat sendiri.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Solusi yang dapat diajaukan ialah mengolah tanah, dan memberantas hama. Serta
menghimbau pada masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak
ekosistam
3.2 Saran
Ada baiknya jika pemerintah turut ambil andil dalam memelihara dan merawat
keadaan pesisir dan kepulauan di Indonesia dengan memberikan bantuan dan membuat
program-program yang membangun dan memberdayakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
K011171310. Sri Rahmayanti : Anhar, Fibrianis Puspita, Aceng Hidayat & Meti Ekayani.
2019. Analisis nilai manfaat dan kerugian dari pemanfaatan ekosistem mangrove di
Pulau Tanakeke, Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
14(1) Hal : 1-12
K011171315. Rifdah wardani : Fajarwati, S.D., Setianingsih, A, I., Muzani. 2015. Analisis
Kondisi Lamun Di Perairan Pulau Pramuka.Jurnal SPATIAL. Hal : 22-32
K011171316. Andi Besse Witma : Hasnawi,dkk.2015.Karakteristik Lahan Tambak Eksisting
Di Kecamatan Pulau Dermawan Kabupaten Berau Provinsi Kalimatan Timur.Jurnal
Riset Akuakultur. Hal : 503 - 60
Indirawati S. M. (2017). Pencemaran logam berat Pb dan Cd dan keluhan kesehatan pada
masyarakat di kawasan Pesisir Belawan. Jurnal JUMANTIK, 2, 54–60.
Sugianto dan Fretty, S. R. M. (2017). Analisis logam berat Fe, Cd, dan Cu pada limbah
industri. Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia, Edisi April ISSN.1412-2960.