Disusun Oleh :
01073170062
Pembimbing:
1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. S
Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 08 April 1964
Usia : 55 tahun
Agama : Islam
Nomor rekam medis : RSUS.00-87-56-12
Tanggal masuk : 16 Agustus 2019
Tanggal pemeriksaan : 26 Agustus 2019
Informasi diperoleh dengan autoanamnesis dan alloanamnesis dari pasien dan anak
kandung pasien.
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Nyeri diseluruh bagian kepala sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
2
4 kali dalam sehari. Pasien mengaku nyeri kepala dengan intensitas berat lebih
sering dirasakan pada malam hari. Pasien mengaku sakit kepala akan berkurang
setelah diberikan obat oleh suster lalu akan nyeri kembali setelah 3-4 jam kemudian.
Pasien juga memiliki keluhan tambahan berupa demam yang terjadi bersamaan
dengan nyeri kepalanya. Demam nya ini tidak di ukur oleh thermometer namun
pasien mengatakan demam ini naik turun sesuai dengan sakit kepalanya. Pasien
juga mengeluh rasa mual yang tidak diikuti muntah. Pasien juga mengatakan pasien
merasa lemas sejak nyeri kepala. Tidak ada keluhan batuk lama, penurunan berat
badan, ataupun kontak dengan pasien TB.
3
PEMERIKSAAN FISIS
Dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2019
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (GCS E4M6V5 = 15)
Tanda Vital
Laju nadi : 81x/menit, regular, simetris, isi cukup, kuat angkat
Laju napas : 18x/menit, reguler dan dalam
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 37.30C
Sp O2 : 99%
Status Generalis
Sistem Deskripsi
4
Inspeksi: perkembangan rongga dada saat statis dan dinamis
simetris (+/+)
Paru-paru
Palpasi: pengembangan dada simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler +/+, ronchi -/- bagian apex, wheezing -/-
Iktus kordis tidak terlihat, teraba
, slem (stridor) -/-
Jantung Bunyi jantung S1 & S2 reguler
Murmur (-), gallop (-)
5
Saraf kranialis :
Nervus I: tidak dilakukan
Nervus II:
• Visus >1/60/ >1/60 untuk kedua mata.
• Lapang pandang: dalam batas normal
• Warna: dalam batas normal
• Fundus: tidak dilakukan
Neurologis
OD OS
Nervus V:
• Motorik: inspeksi dan palpasi baik, gerakan rahang
dan membuka mulut baik
• Sensorik: sensibilitas V1, V2, V3 terkesan baik
• Refleks korneal: pemeriksaan tidak dilakukan
Nervus VII:
• Mulut dalam batas normal
• Dapat mengangkat alis dan menutup kedua mata
dengan kuat
• Rasa kecap 2/3 anterior: tidak dilakukan
• Gerakan senyum dalam batas normal
Nervus VIII:
• Nervus cochlearis: terkesan normal.
6
• Nervus vestibularis: dalam batas normal
•
Refleks fisiologis:
Kanan Kiri
Biceps ++ ++
Triceps ++ ++
Brachioradialis ++ ++
Patella ++ ++
Achilles ++ ++
Refleks patologis:
Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Oppenheim (-/-),
Gordon (-/-), Schaffner (-/-), Hoffman Trommer (-/-)
Sensorik :
Eksteroseptif
Proprioseptif:
• Posisi sendi: dalam batas normal
• Getar: tidak dilakukan
Koordinasi:
• Tes tunjuk-hidung: dalam batas normal
• Tes tumit-lutut: dalam batas normal
• Disiadokinesis: dalam batas normal
Otonom:
• Miksi: dalam batas normal
• Defekasi: dalam batas normal
• Sekresi keringat: pemeriksaan tidak dilakukan
7
DIAGNOSIS
Topis : Meningens
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(16 – 08 – 2019)
HEMATOLOGI
HITUNG JENIS
Basophil 0 % 0 1
Eosinophil 0 % 1 3
8
Neutrophil batang 2 % 2 6
Neutrophil segmen 93 % 50 70
Limfosit 3 % 25 40
Monosit 2 % 2 8
ESR 17 mm/jam 0 20
MCV,MCH,MCHC
BIOKIMIA
116.3 mL/mnt/1.73m^2
eGFR
9
Random Blood 126 mg/dL <200.0
Glucose
Sodium (Na) 131 mmol/L 137 - 145
2. Urinalisis
(17 – 08 – 2019)
makroskopik
color Yellow
Leukosit esterase - -
Nitrit - -
Protein 30 (+1) -
Glukosa - -
10
Keton - -
Bilirubin - -
Mikroskopik
casts -
kristal -
Lain lain -
11
Kesan:
12
Kesan :
• Aspek bronchitis
• Fibrosis pada basal paru kanan
• Aorta elongasi
Imunologi/Serologi
Gen X MDR-TB
makroskopik
Clot - -
Sediment + -
13
Mikroskopik
PMN 0 %
MN 100 %
Kimiawi
Epithel 0-1/lpf
Bacteria (-)
Spora (-)
Kesan :
14
• Suspek infeksi bakteri : warna kekuningan, jumlah sel di dominasi oleh
MN, protein meningkat, jumlah sel WBC 1210.
• Peningkatan limfosit bersifat bias karena pasien telah menerima
antibiotik sebelum di lakukan LP.
RESUME
Pasien merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Awal Bros dengan
penurunan kesadaran 3 hari SMRS dengan diagnosis meningitis viral. Lalu pasien
dirawat di ICU RSUS selama 10 hari dengan diagnosis meningitis bakterial. Hari
ini (26/8) pasien pindah ke bangsal dari ICU dan mengatakan masih nyeri pada
seluruh bagian kepala, seperti berdenyut dan menjalar ke bagian leher dengan
durasi 30 – 60 menit dengan skala nyeri 4-5 dari 10 yang muncul 3-4 kali dalam 1
hari. Pasien mengaku sakit kepala akan berkurang setelah diberikan obat oleh suster
lalu akan nyeri kembali setelah 3-4 jam kemudian. Pasien juga memiliki keluhan
tambahan berupa demam yang terjadi bersamaan dengan nyeri kepalanya namun
tidak di ukur oleh thermometer dengan pola demam naik-turun. Pasien juga
mengeluh rasa mual yang tidak diikuti muntah dan lemas. Tidak ada keluhan batuk
lama, penurunan berat badan, ataupun kontak dengan pasien TB.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan suhu pasien 37.3 celcius. Status generalis
menunjukan pasien tampak pucat dengan konjunctiva anemis. Status neurologis
lain dalam batas normal.
Pada hasil pemeriksaan penunjang di dapati leukositosis dengan
neutrophilia dan limfositopenia, hiponatremia ringan, hipokalemia ringan
hipokloremia ringan. Pada urinalisis didapatkan proteinuria dan hematuria. Pada x-
ray thorax didapatkan kesan aspek bronkiolitis, fibrosis basal paru kanan dan aorta
elongasi. Pada pemeriksaan CT Scan Head tanpa kontras ditemukan dalam batas
normal. Pada pemeriksaan pungsi lumbar didapatkan kesan Suspek infeksi bakteri
dengan hasil warna kekuningan, jumlah sel di dominasi oleh MN, protein
meningkat, jumlah sel WBC 1210/mm3
15
DIAGNOSIS
Topis : Meningens
Etiologi : Bakteri
Patologis : Infeksi
DIAGNOSIS KERJA
Meningitis bakteri
DIAGNOSIS BANDING
Meningitis TB
Tifoid Ensefalopati
PENATALAKSANAAN
• Omeprazole 2 x 40 mg (IV)
16
Untuk nyeri dan pengurangan edema pasien diberikan:
PROGNOSIS
FOLLOW UP
GCS : E4M6V5
TD: 120/80, N: 119 x/m, RR: 20 x/m, S: 36.6oC
Mata : pupil bulat isokor (3 mm/3 mm), RCL +/+, RCTL +/+,
konjungtiva anemis (-)
Muka : normofasies
17
THT : T1/T1 tidak hiperemis arcus faring simetris, uvula ditengah
Tanda rangsang meningeal : -
Nervus kranialis : dbn
Kekuatan motorik atas : 5555/5555
Kekuatan motorik bawah : 5555/5555
Refleks fisiologis : ++/++
Refleks patologis : -/-
Sensorik : dalam batas normal
Koordinasi : dalam batas normal
BAK baik kateter, BAB belum
Diagnosis : Meningitis bakteri dd viral
• IVFD NaCl 0,9% 500 ml/12 jam
• Rebamipide PO 3x100mg
• IV metilprednisolone 1x62,5mg
• Aspar K PO 3x1 tab
• Bactrim forte PO 3x960mg
• Fluconazole PO 1x400 mg
• Bladder training
28/8/1 – Bangsal lantai 5 jam 06.00
Sakit kepala (+) lemas seluruh tubuh (+) mulai belajar berdiri dan
berjalan
GCS : E4M6V5
TD: 110/80, N: 88 x/m, RR: 18 x/m, S: 36.3oC
Mata : pupil bulat isokor (3 mm/3 mm), RCL +/+, RCTL +/+,
konjungtiva anemis (-)
Muka : normofasies
18
THT : T1/T1 tidak hiperemis arcus faring simetris, uvula ditengah
Tanda rangsang meningeal : -
Nervus kranialis : dbn
Kekuatan motorik atas : 5555/5555
Kekuatan motorik bawah : 5555/5555
Refleks fisiologis : ++/++
Refleks patologis : -/-
Sensorik : dalam batas normal
Koordinasi : dalam batas normal
BAK baik kateter, BAB belum
Diagnosis : Meningitis bakteri dd viral
• IVFD NaCl 0,9% 500 ml/12 jam
• Rebamipide PO 3x100mg
• IV metilprednisolone 1x62,5mg
• Aspar K PO 3x1 tab
• Bactrim forte PO 3x960mg
• Fluconazole PO 1x400 mg
• Aff kateter à rencana pulang besok
19
ANALISA KASUS
20
Jika di lihat dari gejala yang ditimbulkan Ny.S, kita dapat menyimpulkan
bahwa nyeri kepalanya ini berasal nyeri kepala sekunder yaitu infeksi yang terjadi
di intracranial.
Berdasarkan dari karakteristik nyeri kepala pasien, nyeri kepala tidak termasuk dalam
kategori nyeri kepala primer. Maka setelah itu harus dilihat bahwa apakah ada red-flag
nyeri kepala sekunder dari pasien ini.
Riwayat nyeri kepala hebat yang terjadi secara tiba-tiba Subarachnoid hemorrhage
Dilihat dari red flag untuk nyeri kepala sekunder, pasien hanya mempunyai gejala
sistemik yaitu demam. Dari gambaran CT-Scan juga tidak ditemukan gambaran adanya
21
perdarahan/sumbatan pada otak untuk menyingkirkan penyebab vascular dan trauma pada
pasien ini.
22
tidak mengesampingkan diagnosis meningitis bakteri. Pada suatu studi prospektif
menunjukkan sensitivitas tanda Kernig sebesar 5%, tanda Brudzinski 5% dan kaku
kuduk 30%. Hal ini menunjukkan bahwa tanda-tanda ini tidak akurat dalam
mendiagnosa pasien meningitis. Kelumpuhan saraf kranial (III, IV, VI dan VII) dan
gejala fokal lainnya terjadi pada 10-20% kasus. Sekitar 30% pasien mengalami
kejang. Peradangan dan trombosis pembuluh darah, sering terjadi dalam ruang
subaraknoid, menyebabkan terjadinya iskemik daerah kortikal dan subkortikal yang
dapat mengakibatkan kejang dan defisit neurologis fokal. Dengan memburuknya
penyakit, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dapat terjadi termasuk
koma, hipertensi, bradikardi dan kelumpuhan nervus III. Pada pasien ini saat
dilakukan pengkajian saat di IGD saya melihat hasil pemeriksaan terdapat demam,
kaku kuduk (+), sakit kepala, dan perubahan status mental yang berarti semua gejala
meningitis terpenuhi pada pasien ini.
23
Warna & Jumlah Noone/P Predominasi Protein Rasio Pemeriksaan lain
Kejernihan Sel andy glucose (mikrobiologis)
CSS:
Serum
Bacterial Purulen & >1000 - PMN +++ <45% Gram stain. kultur,
keruh PCR
24
mendapatkan antibiotik sebelum terapi yang sesuai mungkin memiliki penurunan
akurasi dalam mengidentifikasi organisme.
25
Ny. S merupakan pasien meningitis non -HIV dan memenuhi gejala
demam, sakit kepala, dan gejala neurologi progresif yaitu penurunan kesadaran.
Hasil CT/MRI otak tidak terdapat SOL, gejala psien sudah terjadi 2 minggu dan
jumlah leukosit 11.000. oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan pungsi
lumbar untuk mencari tau penyebab meningitis pada pasien ini.
26
Pasien masuk kedalam kriteria possible terkena meningitis tuberculosis
karena memenuhi 4 dari kriteria yang ada di gambar yaitu cairan cerebrospinal di
predominansi oleh limfosit, warna CSF keruh, durasi penyakit lebih dari 6 hari, dan
penurunan kesadaran.
Jika mengikuti algoritma diganostik, jika pada hasil PCR kita tidak
menemukan bakteri TB maka jika 2 atau lebih hasil menggambarkan + dari box C,
maka harus di konsiderasi untuk melakukan LP ulang. Pada Nn. S terdapat lebih
dari 2 hasil yang + yaitu tinggal di negara yang populasi TB tinggi, gejala lebih
dari 5 hari, wbc di darah kurang dari 15.000 tetapi wbc di CSF >1000 dan CSF
neutrophil 100%. Oleh karena itu untuk pasien Ny. S dapat dilakukan LP ulang
dalam 48 jam dan MRI kepala. Jika hasil nya + sesusai kriteria maka treatment
27
untuk TB meningitis dapat dimulai. Jika hasil nya – lanjutkan investigasi dengan
tambahan pemberian terapi empiris dosis rendah.
28
Daftar Pustaka
1. American Headache Society. 2011. Epidemiology and Impact of Headache
and Migraine
2. Dinarello CA, Gelfand JA, Fever and hyperthermia. In: Fauci AS, Kasper
DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jame- son JL, Loscalzo J, editors.
Harrison’s principles of internal medicine. McGraw-Hill’s Company, 17th
edition, 2005, p. 90—4 [chapter 17].
3. Victor M, Ropper AH, Raymond D. Infections of the nervous system
(bacterial, fungal,spirochetal, parasitic) and sarcoid. Adams and Victor's
principles of neurology. 7th Edition. United Stares of America (USA) ; The
McGraw Companies,Inc ; 2000.h. 753-759
4. Tunkel, A.R., Hartman, B.J., Kaplan, S.L., Kaufman, B.A., Roos, K.L.,
Scheld, W.M., Whitley, R.J. (2004). Practice Guidelines for the
Management of Bacterial Meningitis. Clinical Infectious Disease, 39(9),
1267-1284.
5. Thomas JP, Berner R, Zahnert T, Dazert S. AcuteOtitisMedia:astructured
approach. Dtsch Arztebl Int. 2014;111(9):151-160.
6. Walter JK, Morton NS. Chapter 41 Chronic and Recurrent Meningitis.
Harrison's Neurology in Clinical Medicine. McGrawHill. 3rd Edition. 2013.
7. Sitorus, M.S., 2004. Lapisan Selaput Otak/Meninges, Sistem Ventrikel dan
Liquor Cerebrospinal: 1-3.
8. Quagliorello, V.J., Scheld W.M., 2003. Treatment of Bacterial
Meningitis.The New England Journal of Medicine. 336 (10): 708-714.
9. Prober Charles, G., 2004. Chapter 594-Central Nervous System Infections.
In: Behrman Richard E. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. United
States of America: Saunders: An Imprint of Elsevier Science: 2366-2374.
10. Honda H., Warren D.K., 2009. Central Nervous System Infections:
Meningitis and Brain Abscess. Infect Dis Clin N Am. 23: 609-623.
29
30