Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

AUDITING I
Dosen Pengampu :
Dr. Yuskar, SE., MA., Ak., Ca

Disusun Oleh :

KELOMPOK I
OLGA EKA HAMELIA 1710536045
SUCI MAWADDAH 1710536048
CHINTYA PUTRI A. 1810536002
ANNISA DWINDA 1810536006

PROGRAM STUDI AKUNTANSI INTAKE DIII


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Pembuatan laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Alasan
dipelajari lebih awal adalah karena dapat dijadikan dasar untuk mempelajari cara
mengumpulkan bahan bukti. Setelah memahami bentuk dan isi dari produk akhir
kegiatan audit, maka konsep pengumpulan bahan bukti pun menjadi lebih jelas.
Auditing menggambarkan kewajaran dari data keuangan perusahaan yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Kewajaran data disini maksudnya adalah
gambaran dari kondisi keuangan yang benar-benar terjadi di suatu perusahaan. Inti dari
kegiatan audit ini adalah dimana auditor memberikan jasanya berupa pendapat atau opini
mengenai penyajian yang wajar dalam data keuangan. Auditor harus bertanggung jawab
atas opini yang ia berikan, maka dari itu penyajian yang wajar sangat penting agar auditor
bisa memberikan pendapatnya dengan benar.
Inti dibuatnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan aliran kas dari suatu perusahaan yang mana berguna bagi
pemakainya dalam pengambilan keputusan. Informasi didalam laporan keuangan
mencakup asset, liabilities, equity, laporan rugi laba dan cash flow.

ISA700.6 menetapkan tujuan auditor dalam tahap audit, sebagai berikut:


a. Merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkannya atas evaluasi terhadap
kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkannya.
b. Memberikan dengan jelas opinimya melalui laporan tertulis yang juga menjelaskan
dasardari opini tersebut.

ISA 700.34 menjelaskan bahwa laporan auditor harus memuat suatu bagian yang
berjudul “Opini”. Tanggungjawabutamaauditoreksternaladalah memberikan opiniatas
kewajaran pelaporankeuanganorganisasi,terutamadalampenyajianposisikeuangan dan
hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga menilai apakah laporan keungan
organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini
akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di dalam organisasi terlebih di
luar organisasi, antara lain untuk melihaht seberapa besar tingkat reliabilitas laporan
keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut.

Perumusan Opini Auditor Atas Laporan Keuangan


ISA 700.10 menyatakan bahwa Auditor wajib merumuskan opini mengenai
apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700.11 menyatakan bahwa untuk merumuskan opini,auditor wajib
menyimpulkan mengenai apakah auditor telah memperoleh jaminan yang memadai,
wajar tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang
material, apakah karena kecurangan atau kesalahan. Kesimpulan ini akan
memperhitungkan:
a. Kesimpulan auditor, sesuai ISA 330, apakah bukti audit cukup dan tepat
telah diperoleh

b. Kesimpulan auditor, sesuai ISA 450, apakah salah saji yang belum dikoreksi,
secara terpisah atau tergabung adalah material
c. Evaluasi yang diwajibkan oleh alinea 12-15
Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal
yang material, sesuai dengan ketentuan/ persyaratan yang berlaku. Evaluasi ini harus
meliputi pertimbangan mengenai aspek kualitatif dari praktik akuntansi entitas itu,
termasuk indikator mengenai kemungkinan bias dalam pandangan dan pemikiran
manajemen (ISA 700.12)
ISA 700.13 menyatakan bahwa auditor wajib mengevaluasi apakah dengan
mempertimbangkan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
a. Laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan,
yang dipilih, dan diterapkan.
b. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan yang diterapkan adalah konsisten
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan memang tepat.
c. Estimasi akuntansi yang dibuat manajemen adalah wajar
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah laporan keuangan
yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
e. Laporan keuangan memberikan cukup pengungkapan penuh yang
memungkinkan pemakai memahami dampak transaksi dan peristiwa yang
material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan.
f. Terminologi dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan
sudah tepat.

ISA 700.14 menjelaskan bahwa evaluasi auditor mengenai apakah laporan


keuangan memenuhi syarat penyajian yang wajar akan meliputi pertimbangan
mengenai:
a. Presentasi, struktur, dan isi secara keseluruhan dari laporan keuangan.
b. Apakah laporan keuangan, termasuk catatan (atas laporan keuangan), mencerminkan
transaksi dan peristiwa yang mendasarinya, dengan cara yang mencapai
penyajian yang wajar

BENTUK LAPORAN AUDIT


1. Harus tertulis
2. Mencantumkan:
a. Judul : secara jelas menunjukkan bahwa laporan tersebut adalah laporan
auditor independen.
b. Pihak yang dituju.
c. Paragraf pendahuluan:
1. Entitas yang laporan keuangannya diaudit.
2. Pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit.
3. Nama setiap laporan yang membentuk laporan keuangan.
4. Pengacuan pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lainnya.
5. Tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang membentuk
laporan keuangan.
d. Paragraf tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan:
1. Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan yang sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
2. Pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari
kesalahan penyajian material,baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan.
e. Paragraf tanggung jawaban auditor:
1. Pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit yang dilakukan.
2. Pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
3. Penjelasan bahwa SA tersebut mengharuskan auditor untuk mematuhi
ketentuan etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.
4. Penjelasan tentang audit dengan menyatakan bahwa:
a. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti
audit atas angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
b. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk
penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan
pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian
wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang
tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi tidak untuk tujuan pernyataan
opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas.
c. Pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakandan
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen,serta
keseluruhan penyajian laporan keuangan.
d. Pernyataan bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang telah diperoleh
adalah cukup dan tepa tuntuk menyediakan suatu basis bagi opini
auditor.
f. Paragraf opini:
1. Opini tanpa modifikasian: “laporan keuangan menyajikan secarawajar,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan [kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku]”.
2. Opini modifikasian: SA705.
g. Tanda tangan auditor:

1. Laporan auditor harus ditanda tangani atas nama Kantor Akuntan Publik
(KAP) dan Akuntan Publik (AP).
2. Tidak boleh lebih awal dari tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan
keuangan, termasuk bukti bahwa:
a. Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan,termasuk catatan
atas laporan keuangan, telah disusun.
b. Pihak pihak yang memiliki kewenangan yang diakui telah menyatakan
bahwa mereka bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
h. Alamat auditor:

Lokasi dan yurisdiksi tempat auditor berpraktik.

INFORMASI TAMBAHAN YANG DISAJIKAN DENGAN LAPORAN


KEUANGAN
Auditor harus mengevaluasi apakah informasi tambahan tersebut dibedakan secara
jelas dari laporan keuangan auditan.
Jika tidak dibedakan secara jelas:
a. Auditor harus meminta menajemen untuk mengubah bagaimana informasi tambahan
yang tidak diaudit tersebut disajikan.
b. Jika manajemen menolak, auditor harus menjelaskan dalam laporan audiotor bahwa
informasi tambahan tersebut tidak diaudit.

Informasi tambahan yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang


berlaku, tetapi merupakan suatu bagian integral dari laporan keuangan karena informasi
tambahan tersebut tidak dapat dibedakan secara jelas dari laporan keuangan auditan
mengingat sifat dan bagaimana informasi tersebut disajikan, harus dicakup oleh opini
auditor.
BENTUK OPINI
Bentuk laporan auditor dipengaruhi oleh:
a. Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
b. Persyaratan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan oleh
ketentuan perundangan
c. Adanya informasi tambahan

Adapun bentuk opini auditor ini terdiri atas 2 yaitu:


1. Opini Tanpa Pengecualian atau Unqualified Opinion
ISA 700.15 Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk
atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Auditor wajib memberikan opini yang tidak dimodifikasi (WTP) ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan dibuat dalam segala hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700.35 Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas
laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar, pendapat auditor
harus, kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, menggunakn
rasa, yang dipandang ekuivalen dengan:
a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
b. Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700.46 Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas
laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat auditor
harus menyatakan laporan keuangan yang dibuat, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Kriteria dari pendapat wajar tanpa pengecualian ini adalah:
1) Laporan keuangan disajikan secara lengkap
2) Tiga stadar umum audit telah terpenuhi
3) Bukti yang cukup telah diakumulasikan
4) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan IFRS
5) Tidak ada keadaan yang memungkinkan auditor untuk menambahkan
paragraph penjelas atau modifikasi
2. Opini Wajar tanpa Pengecualian dengan Paragraf Pelengkap
- Kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah
material, tetapi tidak perpasif, terhadap laporan keuangan.
- Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang
mendasari opini auditor, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan
dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak pervasif.
Opini ini terbagi dua yaitu:
1. Wajar dengan Penekanan Suatu Hal
Opini ini diberikan apabila dalam catatan atas laporan keuangan sudah
dijelaskan mengenai suatu hal namun auditor merasa perlu untuk
menyampaikan kembali dalm laporan auditor independen.
2. Wajar dengan Penekanan Hal Lain
Opini ini diberikan apabila auditor merasa perlu menyampaikan hal lain yang
tidak tercantum dalam laporan keuangan maupun dalam catatan atas laporan
keuangan. Misalnya auditor merasa perlu menyampaikan mengenai going
concern suatu perusahaan.

3. Opini Wajar dengan Pengecualian atau Qualified Opinion (ISA 705)


Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak
mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib membahas ini dengan manajemen dan
tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan
bagaimana masalah itu diselesaikan, auditor wajib menentukan apakah perlu
memodifikasi opini sesuai dengan ISA 705.

4. Opini Tidak Wajar

Auditor, berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah diperoleh,
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif,
adalah material, tetapi pervasif terhadap laporan keuangan.
5. Opini Tidak Menyatakan Pendapat
Dalam jenis opini ini, auditor merasa bahwa ruang lingkup pemeriksaannya
dibatasi sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar audit
yang ditetapkan IAI. Dalam pembuatan laporannya, auditor harus memberi penjelasan
tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak dapat
memberikan pendapat.

Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


Dalam studi tentang laporan audit yang menyimpang dari laporan wajar tanpa
pengecualian, terdapat 3 topik yang berkaitan erat satu sama lain: kondisi yang
memerlukan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian, jenis pendapat
selain wajar tanpa pengecualian, dan materialitas.

Masing-masing kondisi yang memerlukan penyimpangan, antara lain:


a. Ruang lingkup Audit Dibatasi (Pembatasan Ruang Lingkup) Penyebab utama
pembatasan ruang lingkup adalah:

 Pembatasan oleh klien. Contonya: penolakan manajemen untuk mengizinkan


auditor mengonfirmasikan piutang yang material atau pemeriksaan fisik
persediaan.
 Pembatasan yang disebabkan oleh situasi yang berada di luar kendali klien
atau auditor. Contohnya: apabila penugasan audit belum disepakati hingga
setelah akhir periode keuangan klien. Barangkali kita tidak mungkin untuk
mengamati persediaan secara fisik, mengonfirmasikan piutang, atau
melaksanakan prosedur oenting lainnya setelah tanggal neraca.
b. Laporan keuangan disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (Penyimpangan IFRS)
c. Auditor Tidak Independen.
Apabila salah satu dari ketiga kondisi itu memerlukan penyimpangan dari
laporan wajar tanpa pengecualian yang ada dan bernilai material, maka laporan selain
laporan wajar tanpa pengecualian harus diterbitkan.

Tiga jenis utama laporan audit yang diterbitkan menurut ketiga kondisi diatas adalah:
 Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk
mematuhi IFRS. Laporan ini diterbitkan hanya apabila auditor menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.
Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk kualifikasi atau
pengecualian:
a) Pengecualian atas ruang lingkup dan pendapat audit. Pengecualian ini
diterbitkan hanya apabila auditor tidak mampu mengumpulkan semua bukti
audit yang disyaratkan oleh standar auditing. Karena itu, digunakan apabila
ruang lingkup auditor dibatasi oleh klien atau apabila ada situasi yang
menghalangi auditor untuk melaksanakan audit secara lengkap.
b) Pengecualian atas pendapat saja. Pengecualian ini terbatas pada situasi
dimana laporan keuangan tidak disajikan sesuai IFRS.
Apabila auditor menerbitkan pendapat ini, ia harus menggunakan istilah
kecuali untuk (except for) dalam paragraf pendapat.
 Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Digunakan hanya apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara


keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas
sesuai dengan IFRS.
 Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Diterbitkan apabila auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Kebutuhan
untuk menolak timbul apabila terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau
terdapat hubungan yang tidak independen menurut Kode Perilaku Profesional
antara auditor dan kliennya. Penolakan member pendapat ini digunakan apabila
kondisinya sangat material.
MATRIALITAS
Matrialitas adalah suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap
material jika pengetahuan akan salah saji tersebut akan mempengaruhi keputusan
para pemakai laporan tersebut.
Tiga tingkat materialitas digunakan untuk menentukan jenis pendapat yang akan
diterbitkan:

 Jumlahnya tidak matrial.


Terjadi apabila salah saji cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai
laporan. Karena itu, pendapat wajar tanpa pengecualian layak diterbitkan.
 Jumlah matrial tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara
keseluruhan.
Terjadi apabila salah saji akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan
itu, tetapi laporan keuangan secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar
sehingga masih berguna. Pendapat yang tepat adalah pendapat wajar dengan
pengecualian (dengan menggunakan “kecuali untuk”).
 Jumlahnya sangat matrial atau begitu pervasif sehingga kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan diragukan.
Tingkat matrialitas tertinggi terjadi apabila pemakai mungkin akan membuat
keputusan yang tidak benar jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara
keseluruhan. Apabila terwujud tingkat materialitas yang tertinggi, auditor harus
menolak memberikan pendapat atau memberikan pendapat tidak wajar,
tergantung pada kondisi yang ada.

KONDISI YANG MEMERLUKAN PENYIMPANGAN


 Ruang Lingkup Auditor Dibatasi
Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit :
1. Pembatasan yang disebabkan oleh klien.
Untuk pembatasan yang disebabkan oleh klien, auditor harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa manajemen berusaha mencegah
ditemukannya informasi yang salah saji. Dalam kasus seperti ini, standar
auditing menyarankan menolak memberikan pendapat bila materialitasnya
diragukan.
2. Pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berada di luar kendali
klien maupun auditor.
Apabila pembatasan ruang lingkup audit disebabkan oleh kondisi-
kondisi yang berada di luar kendali klien, maka ruang lingkup dan pendapat
wajar dengan pengecualian mungkin akan diterbitkan. Namun tidak menutup
kemungkinan diterbitkannya pendapat wajar tanpa pengecualian atau menolak
memberikan pendapat.
 Laporan Tidak Sesuai Dengan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum
Apabila auditor menegetahui bahwa laporan keuangan tidak dibuat sesuai
prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan klien tidak mampu atau tidak
bersedia mengoreksi salah saji itu, maka auditor harus menerbitkan pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar, tergantung kepada materialitas pos
yang dipertanyakan.
 Auditor Tidak Independen
Jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi yang dinyatakan
dalam kode perilaku profesional, maka penolakan memberikan pendapat harus
dilakukanwalaupun semua prosedur audit yang dianggap perlu dalam situasi
tersebut telah dilaksanakan.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK LAPORAN


AUDIT
Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun dengan baik
dalam memutuskan laporan audit yang tepat pada serangkaian situasi tertentu.
Proses tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menentukan apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari
laporan wajar tanpa pengecualian standar.

Para auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi tertentu ketika mereka


melaksanakan audit dan mencantumkan dalam file audit sebagai bahan diskusi
guna pelaporan audit. Jika kondisi- kondisi tersebut tidak ada, yang terjadi pada
sebagian besar penugasan audit, maka auditor akan menerbitkan laporan audit
wajar tanpa pengecualian standar.
2. Memutuskan materialitas untuk setiap kondisi
Apabila memerlukan penyimpanagn dari pendapat wajar tanpa
pengecualian standar auditor mengevaluasi pengaruh potensialnya terhadap
laporan keuangan. Memutuskan materialitas merupakan hal yang sulit, yang
membutuhkan pertimbangan yang matang.
3. Memutuskan jenis laporan audit yang tepat untuk kondisi tertentu berdasarkan
tingkat materialitasnya.
Setelah membuat keputusan pertama, maka mudah untuk memutuskan jenis
pendapat yang tepat dengan menggunakan alat bantu pembuat keputusan.
4. Menuliskan laporan audit
Sebagian besar KAP memiliki template komputer yang berisi kata-kata
yang tepat untuk situasi yang berbeda guna membantu auditor menuliskan laporan
audit. Selain itu, satu atau lebih partner dalam sebagian besar KAP juga
memiliki keahlian khusus dalam menulis laporan audit. Para partner ini umumya
menulis atau mereview seluruh laporan audit sebelum laporan-laporan itu
diterbitkan
Contoh Laporan Audit Independen Wajar Tanpa Pengecualian
Daftar pertanyaan
1. Cynthia Agnes
Apa yang dimaksud dengan “going concern”?
Jawab:
Going concern adalah suatu kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan.
Dalam hubungannya dengan going concern auditor mengevaluasi kemampuan perusahaan
untuk melajutkan kelangsungan hidup untuk jangka waktu tidak lebih dari satu tahun
setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit.
Hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang auditor dalam mengevaluasi laporan
keuangan entitas untuk mengetahui tingkat adanya going concern adalah :
a. Auditor mempertimbangkan barang-barang seperti tren negatif dalam hasil operasi,
kredit macet, penolakan kredit perdagangan dari pemasok ekonomis komitmen jangka
panjang, dan proses hukum dalam memutuskan jika ada keraguan substansiol atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Jika auditor yakin ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan kelangsungan hidup untuk jangka waktu yang wajar, ia harus memperoleh
informasi tentang rencana manajemen yang dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari
kondisi atau peristowa dan menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif.
b. Auditor memberikan pedoman dalam menyediakan kerangka kerja untuk membantu
direksi, komite audit dan tim keuangan apakah sesuai untuk mengadopsi dasar
kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan dan dalam membuat
pengungkapan yang seimbang, proporsional dan jelas.
Perusahaan dikatakan memenuhi standar going concern apabila didalam laporan keuangan
untuk pencatatan aset dan kewajiban adalah tepat atas dasar bahwa perusahaan akan dapat
merealisasikan aktiva dan kewajiban dalam kegiatan usaha normal.
Auditor didalam memberikan opini going concern harus mempertimbangkan atas kondisi /
peristiwa keungan yang ada.
2. Munira
Andaikan setelah tanggal neraca terjadi peristiwa seperti kebakaran. Apakah peristiwa
tersebut akan berpengaruh dalam pelaporan keuangan dan audit?
Jawab:
Ada dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca seperti yang diatur dalam PSAK dan
SPAP, yaitu :
(1) peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian
Contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian atas laporan
keuangan adalah :
• Kerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan oleh adanya pelanggan yang
mengalami kesulitan keuangan dan menuju kebangkrutan setelah tanggal neraca
• Keputusan pengadilan setelah tanggal neraca atau penyelesaian tuntutan hukum
yang jumlahnya berbeda dengan jumlah hutang yang sudah dicatat jika peristiwa
yang menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut telah terjadi atau ada sebelum
tanggal neraca
• Penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan
tidak benar
(2) peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian
Untuk peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian atas
penyajian laporan keuangan, auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya
peristiwa tertentu yang mungkin memerlukan pengungkapan agar laporan keuangan
tidak menyesatkan pembacanya.
Apabila peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian adalah
penting, dalam arti jika tidak diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan
pengguna laporan keuangan, maka perusahaan harus mengungkapkan informasi berikut
untuk setiap peristiwa tersebut :
• Jenis peristiwa yang terjadi;
• Estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi semacam itu tidak
dapat dibuat.
Contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian tetapi
diperlukan adanya pengungkapan dalam laporan keuangan adalah :
• Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru
• Terjadinya tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata disebabkan oleh
peristiwa yang terjadi sesudah tanggal neraca
• Pembelian dan pelepasan aset dalam jumlah yang signifikan, atau pengambilalihan
aset oleh pemerintah
• Perubahan abnormal atas harga aset atau nilai tukar mata uang asing setelah tanggal
neraca
• Perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau
diumumkan setelah tanggal neraca dan memiliki pengaruh yang signifikan pada
aset dan kewajiban pajak kini dan tangguhan
• Kerugian aktiva tetap atau persediaan yang diakibatkan oleh kebakaran

3. Maghfira
Jelaskan bagaimana pekerjaan auditor internal klien bisa berpengaruh terhadap
pekerjaan auditor independen dan sebutkan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memanfaatkan pekerjaan auditor internal tersebutoleh
auditor independen!
Jawab:
Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor internal harus independen
terhadap fungsi-fungsi ini dalam organisasi tempat ia bekerja di klien, namun
demikian ia tidak bias independen terhadap perusahaannya karena ia adalah
pegawai dari perusahaan yang diaudit.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan pekerjaan auditor
internal tersebut oleh independen:
1. Pentingnya laporan yang ditemukan
2. Tingkat usaha dan besarnya biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi
yang ada
3. Resiko yang ada jika tindakan koreksi dilakukan jika ternyata hasilnya gagal
4. Tingkat kesulitan pelaksanaan tindakan koreksi
5. Jangka waktu yang diperlukan unutk melaksanakan tindakan koreksi

4. Nilam
Di dalam informasi tambahan yang disajikan dengan laporan keuangan, ada kata-kata
” Auditor harus meminta menajemen untuk mengubah bagaimana informasi tambahan
yang tidak diaudit tersebut disajikan”. Apa yang dimaksud dengan Auditor harus meminta
menajemen untuk mengubah bagaimana informasi tambahan yang tidak diaudit tersebut
disajikan?
Jawab :
Dalam menyajikan laporan keuangan dan informasi tambahan manajemen perusahaan harus
memisahkannya, dan auditor harus mengevaluasi apakah informasi tambahan tersebut
dibedakan secara jelas dari laporan keuangan auditan. Informasi tambahan tersebut tidak
boleh digabungkan dengan laporan keuangan, harus dipisah satu-satu. Jadi, jika tidak
dibedakan oleh manajemen, maka auditor harus: 1) Auditor harus meminta menajemen
untuk mengubah bagaimana informasi tambahan yang tidak diaudit tersebut
disajikan, dan 2) Jika manajemen menolak, auditor harus menjelaskan dalam laporan
audiotor bahwa informasi tambahan tersebut tidak diaudit.

Anda mungkin juga menyukai