Anda di halaman 1dari 10

3.

1 Evaluasi Post Process Control


3.1.1 Organoleptis
Bahan:
Sampel yang belum direkonstitusi.
Cara kerja:
Sampel dilakukan pemeriksaan secara visual. Pemeriksaan yang dilakukan aroma dan
warna sediaan.
Kriteria penerimaan:
Warna merah muda dan aroma campuran buah.

3.1.2 Penetapan pH
Alat: pH meter yang sudah terkalibrasi
Bahan:
1. Sampel yang sudah direkonstitusi
2. Aquadest
Cara Kerja:
Pengukuran dilakukan pada ruangan dengan suhu 25±2°C.
1. Persiapkan sampel yang akan diuji.
2. Bilas elektroda kaca menggunakan aquadest, lap katoda dengan tissue hingga
kering.
3. Bilas elektroda kaca menggunakan sebagian larutan sampel.
4. Masukan katoda ke dalam sampel yang akan diuji hingga pH meter
memberikan nilai yang tetap.
5. Catat hasil pengukuran pH.

Kriteria Penerimaan: pH 3,5-7

3.1.3 Keseragaman Kandungan


Alat: HPLC (UV detector 278 nm; 4,6-mm x 25-cm; laju alir 1,5 mL/menit)
Bahan:
1. Fase gerak: metanol dan larutan 23g/L campuran monobasic ammonium
phosphate dalam air (19:31)
2. Larutan baku: 1,2 mg/mL cefuroksim axetil BPFI dalam metanol
3. Larutan uji: Timbang cefuroksim axetil dry suspension setara dengan 250 mg
cefuroksim, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan methanol, dan
kocok dengan mesin pengaduk selama 10 menit. Kemudian saring.
Cara Kerja:
1. Pilih tidak kurang dari 30 botol.
2. Rekonstitusi 10 botol suspensi kering dengan air sesuai petunjuk penggunaan.
3. Diamkan selama 5 detik.
4. Pipet 5,0 mL suspensi dan lakukan pengujian “Penetapan Kadar” sesuai
dengan prosedur penetapan kadar.
5. Hitung standar deviasi relative dari 10 kadar yang diperoleh.

Kriteria Penerimaan: Masing-masing kadar zat aktif dari 10 sampel berada pada
rentang 85,0-115,0%. RSD tidak lebih dari 6,0%

3.1.4 Volume Terpindahkan


Alat: Gelas ukur 150 mL.
Bahan: Sampel suspensi kering yang sudah direkonstitusi.
Cara Kerja:
1. Pilih tidak kurang dari 30 botol suspensi kering.
2. Rekonstitusi 10 botol suspensi kering dengan air sesuai dengan petunjuk
penggunaan.
3. Kocok masing-masing botol hingga terbentuk suspensi.
4. Tuang perlahan-lahan isi suspensi dari tiap botol ke dalam gelas ukur 150 ml
yang berbeda secara hati-hati untuk menghindari pembentukan gelembung
udara pada waktu penuangan
5. Diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
6. Ukur volume dari tiap campuran setelah gelembung udara sudah dipastikan
tidak ada.

Kriteria Penerimaan:
1. Volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%
volume pada label.
2. Tidak ada satupun wadah yang volumenya kurang dari 95% volume pada
label etiket.

3.1.5 Penetapan Potensi Antibiotik


Aktivitas antibiotic dapat ditunjukan pada kondisi yang sesuai dengan efek
daya hambatnya terhadap mikroba. Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik
adalah suatu teknik untuk menetapkan suatu potensi antibiotika dengan
mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang
peka dan sesuai. Efek yang ditimbulkan pada senyawa uji dapat berupa hambatan
pertumbuhan. Berikut merupakan metode yang digunakan:

Metode : Lempeng-Silinder
Mikroorganisme : Micrococcus luteus
Nomor ATCC : 9341

A. Penyiapan Inokulum
1. Inokulasikan biakan segar mikroorganisme dari agar miring ke permukaan
250 mL media 1 dalam sebuah botol Roux. Sebarkan secara merata diatas
permukaan agar media dengan bantuan butiran kaca steril. Inkubasikan
selama 24 jam pada suhu 32-35o C.
2. Pada akhir periode inkubasi, buat suspensi persediaan dengan
mengumpulkan biakan permukaan ke dalam 50 mL larutan natrium
klorida 0,9% steril.
3. Encerkan 1 ml suspensi persediaan dengan menambahkan 20 mL larutan
natrium klorida 0,9% steril dan ukur transmitansnya pada 580 nm
(T=25%).
4. Buat inokula dengan menambahkan 0,7 mL suspensi persediaan dengan
99,5 mL agar media 3 yang telah dicairkan dan didinginkan pada suhu 45-
50°C, putar hingga diperoleh suspensi homogen.

B. Penyiapan Larutan Baku dan Larutan Uji


1. Timbang seksama baku cefuroxime axetil, larutkan dalam 100,0 ml air
sehingga diperoleh konsentrasi 1,0 mg/ml.
2. Buat pengenceran dengan air hingga diperoleh konsentrasi 1 μg/ml,
encerkan kembali dengan air hingga diperoleh lima konsentrasi larutan
baku, yaitu 0,064 µg/ml (S1); 0,08 µg/ml (S2); 0,1 µg/ml (S3); 0,125
µg/ml (S4); 0,15625 µg/ml (S5).
3. Buat larutan uji dengan konsentrasi sama dengan dosis tengah larutan
baku, yaitu 0,1 µg/ml (U3). Buat larutan uji bersamaan dengan larutan
baku. penempatannya pada radius 2,8 cm. Kemudian tutup lempeng untuk
mencegah kontaminasi

C. Pengujian
1. Penyiapan lempeng: Tuang 21 ml media dalam cawan petri dan biarkan
memadat sebagai lapisan dasar yang licin dengan ketebalan seragam.
Tambahkan 4,0 ml lapisan inokula, putar lempeng untuk menyebarkan
inokula pada permukaan dan biarkan memadat. Letakkan 6 buah silinder
pada permukaan yang telah diinokulasi dari ketinggian 12 mm,
menggunakan alat mekanik atau alat lain untuk menjamin penempatannya
pada radius 2,8 cm. Kemudian tutup lempeng untuk mencegah
kontaminasi.
2. Isi keenam silinder pada cawan petri dengan larutan baku dengan berbagai
konsentrasi dan larutan uji yang telah dibuat sebelumnya.
3. Kemudian inkubasi lempeng pada suhu 32°C-35°C selama 16 jam sampai
18 jam. Ambil semua silinder, ukur dan catat diameter setiap hambatan
pertumbuhan sampai 0,1 mm.

Gambar 1. Cawan petri yang diisi dengan larutan baku

Gambar 2. Cawan petri yang diisi dengan larutan baku dan larutan uji.

D. Perhitungan
Perhitungan potensi antibotik menggunakan metode garis lurus transformasi log
dengan cara penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linearitas.
1. Pembuatan Tabel hasil zone hambatan [ertumbuhan larutan baku pembanding dan
larutan uji
Untuk mengetahui potensi antibiotk uji
No. Zona Hambatan Pertumbuhan
Baku Pembanding Uji
S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U3 U1
Jumlah
Rerata
Korektor
Hasil
Koreksi

Rata –rata S3: rata-rata semua S3 baku pembanding


Korektor S1: rata-rata S1 – rata-rata S3
S2: rata- rata S2 – rata-rata S3 dan seterusnya
Hasil Koreksi
S1 : rata- rata S1 + Koreksi S1
S2: rata-rata S2 + korektor S2, dan seterusnya
2. Dari hasil koreksi dibuat kurva baku dengan log dosis baku (S) sebagai sumbu X
dan zona hambatan pertumbuhan sebagai sumbu Y
S (dosis Sumbu X (log S) Sumbu Y (zona
baku)µg/ml hambatan)
S1
S2
S3
S4
Dengan cara regresi linear dicari nilai a (intersept) dan b (slope) sehingga didapat
persamaan regresi linear; Y = a + bx
3. Dengan memasukkan harga log S3 kedalam variable X pada persamaan diatas
makan didapat nilai Y berdasarkan ekstrapolasi terhadap kurva baku
4. Untuk menghitung potensi antibiotic uji

𝑌𝑢 = 𝑌 + (𝑈3 − 𝑆3)
𝑌𝑢 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑌 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢𝑗𝑖
𝑌𝑢 = 𝑎 + 𝑏𝑋𝑢
Dosis uji= antilog Xu
𝑫𝒐𝒔𝒊𝒔 𝑼𝒋𝒊 × 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒐𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑨𝒏𝒕𝒊𝒃𝒊𝒐𝒕𝒊𝒌 =
𝑺𝟑

3.1.6 Viskositas – Rheologi


Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan Suspensi cefuroxime yang
dihasilkan, mudah atau sulit mengalir ketika digunakan. Viskositas adalah ukuran
tahanan suatu cairan untuk mengalir. Makin besar tahanan suatu zat cair untuk
mengalir, makin besar pula viskositasnya. Viskositas sediaan cair bervariasi pada
setiap kecepatan geser sehingga untuk melihat sifat alirannya dilakukan pengukuran
pada beberapa kecepatan geser. Tipe aliran sediaan cair dapat diketahui menggunakan
viskometer Brookfield. Untuk mengetahui sifat aliran, dibuat kurva antara rpm
sebagai sumbu y dan usaha yang dibutuhkan untuk memutas spindle sebagai sumbu
x. Usaha dapat dihitung dengan mengalikan angka yang dibaca pada skala dengan
factor 7,187 dyne.cm (viscometer Brookfield tipe RV) atau factor 0,6737 dyne.cm
(viscometer Brookfield tipe LV)
Alat: Viskometer Brookfield
Prosedur :
1. Wadah diisi dengan sediaan yang akan diuji (±500 ml)
2. Pasang spindel yang sesuai pada tempat gantungan spindel (putar ke kiri)
3. Turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel terbenam ke dalam
massa.
4. Pasang stop kontak, atur kecepatan putar spindel. Nyalakan motor dengan
menekan tombol dan biarkan spindel berputar sampai pembacaan stabil.
5. Catat angka yang ditunjukkan oleh jarum merah pada skala dengan cara menekan
clutch jika dilakukan pada kecepatan tinggi serta mematikan motor.
6. Untuk menghitung viskositas, angka pembacaan hendaklah dikalikan dengan
faktor yang sesuai dengan viskometer, spindel, kecepatan yang digunakan. Untuk
memperoleh ketelitian yang tinggi, hindari pembacaan di bawah 10,0.
7. Dengan mengubah-ubah RPM (boleh saat motor sedang berjalan) akan didapat
viskositas pada berbagai RPM, mulai dengan RPM 2,4,10,20 kemudian dibalik
dari 20,10,4,2.
8. Matikan motor jika ingin mengganti spindel atau mengganti sampel (mengganti
spindel ke nomor yang lebih besar jika pembacaan lebih dari 100 dan mengubah
RPM jika pembacaan kurang dari 10). Sebelum membersihkan alat, lepaskan
spindel.
9. Hitung viskositas dan rheogramnya
Dial reading x Factor = Viscosity in cP (mPa•s)

Kriteria Penerimaan: Viskositas suspensi menurut SNI adalah 37 cP- 396 cP dan sifat
alir pseudoplastik tiksotropik.i P

3.1.7 Penetapan Kadar


Prosedur:

1. Menyiapkan bahan yang digunakan sebagai berikut


a. Larutan A: 23 g / L amobium fosfat monobasa dalam air]
b. Fase Gerak: Methanol dan Solution A (19:31)
c. Larutan stok standar: 1,2 mg / mL USP Cefuroxime Axetil RS dalam
metanol. [Gunakan larutan ini dengan segera.]
d. Larutan standar: Transfer 10,0 mL larutan stok Standar ke labu ukur 50 mL,
tambahkan 8,8 mL metanol, dan encerkan dengan larutan A sampai batas.
[Segera gunakan larutan Standar ini, atau dinginkan dan gunakan pada hari
yang disiapkan.
e. Larutan stok sampel: Setara dengan 2,5 mg / mL cefuroxime, dari
Suspension Oral, dalam metanol. Saring dengan filter yang sesuai.
[disiapkan baru dan bebas dari gelembung, tambahkan volume metanol yang
sesuai, kocok dengan cara mekanis selama 10 menit, encerkan volume
dengan metanol, dan campur. ]
f. Larutan sampel: Transfer 5,0 mL larutan stok Sampel yang difilter ke labu
ukur 50 mL. Tambahkan 13,8 mL metanol, dan encerkan dengan larutan A
hingga batas volume.
2. Menyiapkan Sistem kromatografi
a. Mode : LC
b. Detektor : UV 278 nm
c. Kolom : 4,6-mm × 25-cm; 5-μm pengemasan L13
d. Laju aliran : 1,5 mL / menit
e. Ukuran injeksi : 10 μL
f. Sampel: larutan standar dan larutan sampel
g. Prosedur: Suntikkan secara terpisah sejumlah 10 µL larutan baku dan larutan
uji ke dalam kromatografi. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama. Hitung persentase C16H16N4O8S dalam suspensi Cefuroxime Axetil
untuk Oral yang digunakan, hasil :

Dimana:

CS = konsentrasi larutan Standar (mg / mL)

CU = konsentrasi nominal cefuroxime axetil dalam larutan Sampel (mg / mL)

Ru = respons puncak cefuroksim axetil dari larutan uji

Rs = respons puncak cefuroksim axetil dari larutan baku

P = potensi cefuroxime dalam USP anhydrous Cefuroxime Axetil RS (μg / mg)

F = faktor konversi satuan, 0,001 mg / μg

K = kadar air Cefuroxime Axetil RS (%)


Persyaratan: Cefuroksim axetil dry suspension mengandung cefuroksim axetil 90%-
110% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Anda mungkin juga menyukai