Gagasan Baru Kelompok 6
Gagasan Baru Kelompok 6
Gagasan Baru Kelompok 6
Abstrak
Kata kunci : Kemangi ( Ocimum Basilicum L ), N-Heksana, Etil Asetat, Air dan Etanol,
Streptococcus Mutans.
A. PENDAHULUAN
Karies gigi dan penyakit periodontal masih menjadi masalah bagi kesehatan
gigi dan mulut masyarakat Indonesia secara umum. Proses pembentukan penyakit gigi
dan mulut tersebut diawali dengan terbentuknya biofilm dalam rongga mulut atau
yang dikenal dengan istilah biofilm oral. Biofilm merupakan kumpulan
mikroorganisme yang berikatan satu sama lain atau pada permukaan solid dan
diselimuti oleh matriks lipopolisakarida. Perkembangan biofilm oral menjadi masalah
serius karena mengarah pada kerusakan gigi.
Ada banyak cara menurunkan jumlah koloni bakteri ini dalam rongga mulut.
Salah satunya yaitu dengan penggunaan obat kumur. Di Indonesia, salah satu contoh
obat kumur yang sangat mudah kita peroleh di pasaran yaitu klorheksidin.
Klorheksidin merupakan agen antimikroba berspektrum luas dan memiliki efek
bakterisidal terhadap semua jenis mikroba. Klorheksidin merupakan obat kumur yang
efektif mengurangi jumlah Streptococcus mutans. Shaila V. Kothiwale, dkk (2014)
dalam Journal of Indian Society of Periodontology menyatakan bahwa:
Since 1970s, chlorhexidine digluconate has been considered to be the
most effective plaque inhibitor against which other antiplaque agents are
measured. But there are side-effects associated with chlorhexidine, such as
staining of teeth, altered taste sensation, and supragingival calculus formation
in some patients when used over a long period. As a result, there is an
increased interest in research for newer formulations. The relative safe nature
of herbal extracts has led to their use in several fields of medicine.
Salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi
permasalahan kesehatan gigi tersebut adalah penggunaan antibakteri yang terkandung
dalam ekstrak herbal daun kemangi. Ekstrak dun kemangi mengandung 3,7-dimetil-
1,6-oktadien-3-ol (linalool 3,94 mg/g), 1-metoksi-4-(2-propenil) benzena (estragol
2,03 mg/g), metil sinamat 1,28 mg/g, 4-alil-2-metoksifenol (eugenol 0,896 mg/g), dan
1,8-sineol 0,288 mg/g yang diidentifikasi dengan metode GC/MS.[3]
2. Penelitian skripsi oleh Nur Atikah, mahasiswi Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan
Maret tahun 2013, berjudul Uji Aktifitas Antimikroba Ekstrak Herbal Kemangi
(Ocimum americonum L.) Terhadap Staphylococcus aeurus dan Candida
albicans. Hasilnya pengujian aktivitas antimikroba ekstrak herba kemangi fase n-
4. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 1, April 2009, 09 – 17 (ISSN : 1693-
9883) berjudul Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Manggis Hutan (Garcinia rigida
Miq.) oleh Berna Elya, Atiek Soemiati dan Farida dari Departemen Farmasi,
FMIPA – Universitas Indonesia, Kampus UI Depok.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak n-
heksana dan ekstrak etil asetat kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida Miq.)
C. GAGASAN BARU
Metode ekstraksi yang hendak digunakan pada penelitian ini yaitu maserasi
langsung menggunakan pelarut dengan sifat kepolaran bertingkat. Pelarut yang
D. KESIMPULAN
Penelitian yang berkontribusi memberikan solusi untuk masalah karies gigi dan
penyakit periodontal tentunya tidak berhenti di sisni. Namun perlu dilakukan dan
dikembankan penelitian-penelitian selanjutnya untuk dapat memanfaatkan senyawa aktif
penghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Gagasan penelitian ini hanya
merupakan titik awal usaha penulis dalam mengaplikasikan kandungan ayat Al-Qur’an,
dan mengembangkan serta mendedikasikannya untuk kemaslahatan umat manusia.
Dengan ini penulis berharap gagasan penelitian ini memberikan manfaat dalam bidang
kesehatan masyarakat.
[1] Dini Febriany H, Efek Hambat Berbagai Macam Obat Kumur Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans, Skripsi Program Studi Pendidikan
Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013, hlm: 7.
[2] Shaila V. Kothiwale, Vivek Patwardhan, Megha Gandhi, Rahul Sohoni, dan Ajay
Kumar, A Comparative Study of Antiplaque and Antigingivitis Effects of Herbal
Mouthrinse Containing Tea Tree Oil, Clove, and Basil with Commercially
Available Essential Oil Mouthrinse, Journal of Indian Society of Periodontology,
2014 May-Jun; 18(3), hlm: 316–320.
[3] Lee, S., Umano, K., Shibamoto, T., danLee, K., Identification of Volatile
Components in Basil (Ocimum basilicum L.) and Thyme Leaves (Thymus vulgaris
L.) and Their Antioxidant Properties, Food Chemistry, 91(1), 2005, hlm: 131–137.
[5] Novita Maylia Eka Cahyani, Daun Kemangi sebagai Alternatif Pembuatan
Handsanitizier, Jurnal Kesehatan Masyarakat, KEMAS 9 (2), 2014, hlm: 152.
[6] Hanum Pramuji Afianti dan Mimiek Murrukmihadi, Pengaruh Variasi Kadar
Gelling Agent HPMC Terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel
Ekstrak Etanolik Daun Kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum Back),
Majalah Farmaseutik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, vol.
11 no. 2, 2015, hlm: 314.
[7] Nur Atikah, Uji Aktifitas Antimikroba Ekstrak Herbal Kemangi (Ocimum
americonum L.) Terhadap Staphylococcus aeurus dan Candida albicans, Skripsi
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013, hlm: 36.
[8] Susriyani Bontjura, Olivia Amelia, dan Waworuntuk Krista Veronica Siagian, Uji
Efek Antibakteri Ekstrak Daun Leilem (Clerodendrum Minahassae L.) Terhadap
[9] Berna Elya, Atiek Soemiati dan Farida, Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Manggis
Hutan (Garcinia rigida Miq.), Majalah Ilmu Kefarmasian, Departemen Farmasi,
FMIPA – Universitas Indonesia, Kampus UI Depok.Vol. VI, No. 1, 09 – 17 (ISSN
: 1693-9883), April 2009.