PASIEN
MUHAMMADIYAH SRUWENG
TAHUN 2016
TENTANG
Kedua : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Direktur,
dr. H. Chairon
NBM : 1.122.142
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
26. RM asesmen lanjutan rawat jalan poli gigi
27. RM triase
28. RM asesmen awal medis gawat darurat
29. RM asesmen keperawatan gawat darurat
30. RM lembar observasi
31. RM asesmen keperawatan dewasa rawat inap
32. RM asesmen keperawatan anak rawat inap
33. RM asesmen keperawatan neonatus rawat inap
34. RM asesmen awal asuhan kebidanan rawat inap
35. RM asesmen awal kebidanan gangguan reproduksi rawat inap
36. RM rencana keperawatan/kebidanan
37. RM catataan keperawatan
38. RM CPPT
39. RM perencanaan pulang/dishcharge planning
40. RM asesmen pasien terminal
41. RM asesmen presedasi anestesi
42. RM asesmen preinduksi
43. RM asesmen keperawatan preoperatif
44. RM asesmen keperawatan perioperatif
45. RM asesmen keperawatan intraoperatif
46. RM Formulir asuhan gizi dewasa
47. RM Formulir asuhan gizi anak
48. RM anamesis gizi kunjungan ulang
49. RM asesmen awal fisioterapi musculoskeletal
50. RM asesmen lanjutan fisioterapi musculoskeletal
51. RM asesmen awal fisioterapi kardiorespirasi
52. RM asesmen lanjutan fisioterapi kardiorespirasi
53. RM asesmen awal fisioterapi neuromuskuler
54. RM asesmen lanjutan fisioterapi neuromuskuler
v
BAB I
DEFINISI
A. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah layanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rerata penduduk, serta yang penyelanggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Asesmen pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di unit pelayanan di rumah
sakit. Asesmen pasien dilakukan untuk mengetahui alasan pasien masuk rumah sakit baik
di rawat jalan, IGD maupun pasien di rawat inap. Dalam rangka meningkatkan pelayanan petugas
pemberi pelayanan akan melakukan asesmen dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien saat
diberikan pelayanan serta bekerjasama dalam memberikan intervensi pada pasien yang
memerlukan pelayanan baik di IGD, rawat jalan, maupun rawat inap.
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi,
elektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah. Proses asesmen pasien
adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang digunakan pada sebagian besar unit kerja
rawat inap dan rawat jalan. Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama:
Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik,psikologis, sosial, dan riwayat
kesehatan pasien.
Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan imaging diagnostic
(radiologi) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien.
Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah di
indentifikasi.
Asesmen pasien sudah benar bila memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan kesehatan,
dan permintaan atau prefensinya. Proses–proses ini paling efektif dilaksanakan bila berbagai
professional kesehatan yang bertanggungjawab atas pasien melakukan kerjasama.
Penyusunan buku pedoman asesmen pasien sangat penting sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasein. Asesmen pasien merupakan tanggung
jawab seluruh petugas pemberi pelayanan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Sruweng.
Asesmen pasien dilakukan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang berkompeten
memberikan pelayanan secara professional dan melibatkan ahli lain bila diperlukan.
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker,
dan fisioterapis.
Asesmen dilaksanakan oleh setiap disiplin dalam lingkup prakteknya, perizinan, undang–
undang dan peraturan yang berlaku atau sertifikasi.
Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah asesmen
pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien. Khusus pasien rawat inap,
asesmen pasien terkait status kesehatan, intervensi kebutuhan keperawatan, dan gizi.
Untuk dapat berhasil memberikan terapi/ asuhan yang berorientasi kepada pasien, dalam
prakteknya dokter, perawat/ bidan, dietisien, apoteker, fisioterapi harus memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam melakukan asesmen pasien.
Para pemberi asuhan saling bekerjasama menganalisis temuan pada asesmen dan
mengkombinasikan informasi dalam suatu gambaran komprehensif dari kondisi pasien.
Dari kerjasama ini, kebutuhan pasien diidentifikasi, ditetapkan urutan kepentingannya, dan
dibuat keputusan pelayanan.
Asesmen pasien dibutuhkan dalam membuat keputusan terkait :
a. Status kesehatan pasien, kebutuhan dan permasalahan keperawatan
b. Intervensi guna memecahkan permasalahkan kesehatan yang sudah teridentifikasi
c. Juga mencegah permasalahan yang bisa timbul di masa mendatang
d. Tindak lanjut untuk memastikan hasil – hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Lingkup asesmen pasien meliputi pasien di rawat jalan, IGD dan Rawat inap serta melibatkan
unit penunjang lain seseuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikut sertakan dalam seluruh proses, agar asuhan
kepada pasien menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila terjadi perubahan yang signifikan
terhadap kondisi klinis pasien, maka harus segera dilakukan asesmen ulang.
A. ASESMEN AWAL
Seluruh pasien baik rawat inap maupun rawat jalan harus mendapatkan asesmen awal sesuai
standar profesi medik, keperawatan dan profesi lain yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah
Sruweng.
Asesmen awal meliputi :
1. Asesmen Rawat Jalan
a. Asesmen awal rawat jalan terdiri dari pengkajian keperawatan dan pengkajian dokter.
b. Pasien rawat jalan dilakukan asesmen kurang dari 7/ jam lebih cepat.
c. Asesmen awal rawat jalan pengkajian dokter diisi sesuai oleh dokter umum jika itu
ke poli umum dan diisi oleh dokter spesialis jika itu dipoli dokter spesialis.
d. Sedangkan pengkajian keperawatan diisi oleh pemberi asuhan keperawatan (perawat
atau bidan).
e. Asesmen awal rawat jalan dilakukan terhadap setiap pasien baru atau pasien lama
dengan keluhan yang baru.
f. Isi minimal asesmen awal rawat jalan mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/ III/2008 mencakup :
Identitas pasien
Tanggal dan waktu asesmen awal
Hasil anamnesis, mencakup sekurang – kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
Diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan/ atau tindakan
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
Persetujuan tindakan bila diperlukan
Asesmen medis rawat jalan dilakukan oleh dokter spesialis di poliklinik rumah
sakit atau dokter umum di IGD RS PKU Muhammadiyah Sruweng.
1) Asesmen awal rawat jalan kebidanan mencakup :
Riwayat Kesehatan.
Riwayat Menstruasi
Riwayat Kehamilan Sekarang (jika pasien hamil)
Keluhan yang dirasakan selama hamil
Riwayat kehamilan persalinan dan nifas Riwayat ginekologi
Jumlah
Diisi oleh ahli gizi dan dibubuhi tanda tangan dan nama terang
2. Asesmen Ulang Rawat Inap
a. Asesmen ulang oleh dokter yang menangani menjadi bagian integral dari
perawatan berkelanjutan pasien.
b. Asesmen ulang dilakukan oleh dokter dan profesional pemberi asuhan yang
menangani pasien dan menjadi bagian integral dari perawatan berkelanjutan
pasien.
c. Asesmen medis dilakukan oleh Dokter dan dokter melakukan asesmen setiap hari,
termasuk di akhir pekan terutama untuk pasien akut.
d. Asesmen ulang dilakukan pada interval yang reguler selama pelayanan
e. Asesmen keperawatan dilakukan oleh perawat dan profesional pemberi asuhan.
f. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan
pengobatan untuk menetapkan respon terhadap pengobatan dan untuk
merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.
g. Asesmen ulang dilakukan untuk menentukan apakah obat-obatan dan
penatalaksanaan lainnya berhasil dan apakah pasien dapat dipindahkan atau
dipulangkan.
h. Dokter harus melakukan asesmen ulang apabila terdapat perubahan signifikan
dalam kondisi pasien atau perubahan diagnosis pasien dan harus ada revisi
perencanaan kebutuhan perawatan pasien, sebagai contoh: pasien pasca operasi.
i. Untuk pengobatan yang telah berhasil pasien dapat dipindahkan atau dipulangkan.
j. Hasil dari asesmen yang dilakukan akan didokumentasikan dalam Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
k. Asesmen ulang keperawatan pasien rawat inap dilakukan minimal sekali dalam
waktu kurang dari 24 jam pertama/ lebih cepat setelah pasien masuk ruang
rawat inap, kecuali ada perubahan kondisi pasien dan/atau diagnosis pasien dan
untuk menentukan respon pasien terhadap intervensi.
l. Jika terdapat temuan asesmen diluar rumah sakit harus dinilai ulang dan diverifikasi
pada saat pasien masuk rawat inap.
m. Untuk temuan asesmen awal medis yang lebih dari 30 hari asesmen diperbaharui
atau diulang
Ya Tidak
a. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di kursi, apakah
pasien tampak tidak seimbang (sempoyongan / limbung)?
b. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja atau benda
lain sebagai penopang saat akan duduk?
c. Pasien tidak sadar
Riwayat jatuh Ya 2
5
Tidak 0
Diagnosis sekunder Ya 1
5
( ≥ 2 diagnosis medis )
Tidak 0
Alat bantu
Berpegangan pada perabot 30
Tidak 0
Gaya berjalan
Lemah 10
Status mental :
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai
kemampuannya untuk berjalan. Jika pasien mempunyai over-
estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15. Jika
asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor
0.
Skrining farmasi dan / atau fisioterapi dilakukan jika terdapat
adanya risiko jatuh pada pasien.
3. Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan “ The Humpty Dumpty
Scale “.
H. SKRINING PSIKOLOGIS
Skrining psikologis dilakukan pada seluruh pasien rawat jalan sesuai format yang
ada di formulir asesmen pasien.
Skrining psikologis dilakukan pada seluruh pasien rawat inap sesuai format yang
ada di lembar asesmen keperawatan.
Skala Nyeri
1. Numeric Rating Scale
Indikasi : digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya.
Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
3. COMFORT Scale
Indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/ kamar
operasi/ ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric
Rating Scale atau Wong-Baker FACES Pain Scale.
Setiap kategori diberi skor/ nilai 1-5, yang menghasilkan skor/ nilai 9-
45.
Derajat nyeri sesuai dengan penilaian Comfort Scale :
Skor 9 – 18 = Bebas terkontrol
Skor 19 – 26 = Nyeri derajat ringan
Skor 27 – 35 = Nyeri derajat sedang
Skor > 35 = Nyeri derajat berat
Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi
sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien
menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
4. Ambuel, Hamlett KW, Marx CM, Blumer JL. Assessing distress in pediatric intensive care
environments : the COMFORT Scale. J Paed Psych. 1992;17:95-109.
5. Burnside – Mc Glynn. Tahun 1987. “Adams Diagnosis Fisik”. Edisi 17.
6. Currie, Leanne. 2007. Fall & Injury Prevention – Patient Safety & Quality.
www.ncbi.nlm.nih.gov
7. Departemen Kesehatan RI – Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. September 2006.
Materi Pelatihan GELS (General Emergency Life Support). Edisi ke-7.