A
A
2, Oktober 2013
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan (1) miskonsepsi-miskonsepsi
yang terdapat pada siswa tentang objek dan adverbial, (2) efektivitas strategi pengubahan
konsepsi, (3) tingkat penguasaan siswa atas konsep-konsep objek dan adverbial, dan (4)
komentar siswa tentang pendekatan konstruktivisme berbasis inkuiri dalam mempelajari
konsep-konsep objek dan adverbial. Untuk mencapai tujuan tersebut, dirancang penelitian
eksperimen dengan melibatkan dua kelas, yang masing-masing kelas dijadikan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada tiap-tiap kelas diambil 22 siswa kelas VII SMP Lab
Undiksha secara acak untuk dijadikan sampel. Data yang terkait dengan permasalahan di
atas, dikumpulkan dengan tes dan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara
deskriptif dan uji t. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan pendekatan
konstruktivisme berbasis inkuiri lebih baik daripada model konvensional dalam mempelajari
konsep-konsep objek dan adverbial. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada guru
agar menerapkan pendekatan tersebut sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran
bahasa Indonesia (khususnya dalam kalimat).
Abstract
The aim of this study was to find out (1) the students’ misconceptions about
object and adverbial, (2) the effectiveness of conception modification strategy, (3) the
students’ mastery of concepts of object and adverbial, and (4) the students’ comments about
constructivism approach based inquiry in learning concepts of object and adverbial. For this
purpose an experiment was conducted at two classes were selected from each of the class
as experiment and control classes. Twenty two students of class VII SMP Lab Undiksha of
each of the two classes were selected as sample through random sampling. The data
concerning the above problems were collected by a test and questionnaire. The data were
analyzed descriptively and t-test. The result demonstrated that the students who were
taught with constructivism approach based inquiry could learn the concepts of object and
adverbial better than those who were taught with conventional model. Based on the result it
can be suggested to the teachers to implement the approach as one of the alternatives in
the teaching and learning of Indonesian (particularly in the teaching and learning of
sentences).
sebagai suatu pandangan yang naif dan konsep objek dan adverbial. (2) merancang
mendefinisikannya sebagai suatu gagasan program pembelajaran serta menyusun
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah strategi pengubahan konsepsi. (3) melatih
yang sekarang diterima. Miskonsepsi ini guru yang akan ditugaskan untuk
ditemukan juga dalam pemahaman tentang melaksanakan misi studi eksperimen ini. (4)
unsur-unsur pembentuk kalimat. mengimplementasikan program
Kalimat merupakan untai kata yang pembelajaran yang telah disusun pada
mengandung pengertian lengkap. Untai kata tahap dua di atas. (5) mengevaluasi
ini bisa dibentuk dengan minimal dua kata efektivitas pendekatan konstruktivis. (6)
atau lebih. Dua kata ini harus mengandung menganalaisis miskonsepsi siswa yang
pengertian lengkap. Pengertian lengkap resistan. (7) merevisi strategi pengubahan
biasanya ditandai dengan adanya subjek konsepsi dengan memanfaatkan informasi
dan predikat, dan bila dibalik susunannya yang diperoleh pada tahap keenam di atas.
(diinversikan) tidak mengubah pengertian Data penelitian ini dikumpulkan
kalimat semula. dengan tes, pedoman interviu, dan
Di samping S dan P sebagai unsur kuesioner. Data tentang pengetahuan awal
inti kalimat, terdapat juga unsur-unsur lain siswa dideskripsikan secara naratif.
sebagai unsur tambahan kalimat, yaitu Selanjutnya, untuk memperoleh gambaran
unsur objek, pelengkap, dan keterangan. tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang
Objek dan adverbial merupakan dua hal terdapat pada siswa dan bagaimana
yang memiliki kemiripan karena posisi dan perubahannya setelah proses pembelajaran,
bentuknya berupa nomina. Kedua hal inilah maka data yang diperoleh dari tes awal dan
yang sering menimbulkan miskonsepsi pada tes akhir dianalisis secara deskriptif dan
siswa. Karena itu, penelitian ini difokuskan penyimpulannya dinyatakan dengan
pada kedua hal tersebut. persentase. Dari deskripsi tersebut, terlihat
pula miskonsepsi-miskonsepsi mana yang
METODE PENELITIAN bersifat resistan.
Penelitian ini menggunakan Data tentang pendapat siswa
rancangan penelitian eksperimen dengan terhadap pendekatan konstruktivisme
pretest-posttest control group design. Dalam berbasis inkuiri, yang diperoleh melalui
penelitian ini dilibatkan variabel perlakuan, kuesioner dianalisis dengan statistik
yaitu pendekatan konstruktivisme berbasis deskriptif dan penyimpulannya didasarkan
inkuiri (X1) yang dikenakan pada kelas atas skor rata-rata dan simpangan baku.
eksperimen, dan model belajar konvensional
(X2) yang dikenakan pada kelas kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Kelas VII HASIL PENELITIAN
SMP Laboratorium Undiksha Singaraja. Miskonsepsi-miskonsepsi yang terdapat
yang terdiri atas tiga kelas. Dari ketiga kelas pada siswa sehubungan dengan konsep
tersebut, dipilih dua kelas sebagai subjek (objek dan adverbial)
penelitian, yang masing-masing diambil satu
kelas sebagai kelas eksperimen dan satu Miskonsepsi pada siswa
kelas sebagai kelas kontrol. Penentuan menyangkut objek tampak pada semua
kelas terpilih dilakukan dengan teknik siswa. Pada siswa yang tergolong KE, 69%
random samling. siswa mengatakan bahwa objek dibentuk
Prosedur yang ditempuh dalam oleh benda hidup, 56 % siswa mengatakan
penelitian ini meliputi tujuh tahapan sebagai dibentuk oleh orang, 60% siswa
berikut: (1) menggali, mengidentifikasi, dan mengatakan objek terletak di tengah
menganalisis miskonsepsi-miskonsepsi kalimat, dan 21 % siswa mengatakan objek
yang terdapat pada siswa terkait dengan terletak di akhir kalimat. Sementara itu,
pada siswa yang tergolong KK, 78% siswa yang mengatakan bahwa objek dan
mengatakan bahwa objek dibentuk oleh adverbial berbeda.
benda hidup dan 69% siswa mengatakan Adanya miskonsepsi yang terjadi
dibentuk oleh orang. Miskonsepsi pada pada siswa menyangkut unsur manasuka
siswa menyangkut adverbial kalimat juga kalimat, khususnya objek dan adverbial
tampak pada semua siswa. Pada siswa kalimat tercenmin pula pada kemampuan
yang tergolong KE, 26% siswa mengatakan mereka dalam memahami unsur manasuka
bahwa adverbial dibentuk oleh benda mati; kalimat, khususnya objek dan adverbial.
65 % siswa mengatakan dibentuk oleh Sebagian besar kemampuan awal
benda hidup, 30% siswa mengatakan siswa tergolong kurang dalam hal
dibentuk oleh bukan benda; dan 56% siswa memahami unsur manasuka kalimat,
mengatakan adverbial terletak di akhir khususnya objek dan adverbial. Siswa yang
kalimat. Sementara itu, pada siswa yang kurang memahami objek dan adverbial 82%,
tergolong KK, 69% siswa mengatakan seperti tampak pada kelompok eksprerimen
bahwa adverbial dibentuk oleh benda hidup; maupun kelompok kontrol.
60% mengatakan adverbial dibentuk oleh Hasil interviu klinis yang dilakukan
orang; dan 17% mengatakan adverbial terhadap siswa menunjukkan bahwa
terletak di akhir kalimat. Miskonsepsi pada keadaan itu terjadi karena pembelajaran
siswa menyangkut persamaan dan yang diterapkan guru masih kurang memberi
perbedaan objek dan adverbial kalimat juga kesempatan mengemukakan pendapat dan
tampak pada semua siswa. Pada siswa berdialog, kurang membangkitkan minat,
yang tergolong KE, 54% siswa mengatakan kurang memotivasi atau memberi semangat,
bahwa objek dan adverbial sama; kurang mengembangkan rasa ingin tahu
sedangkan pada siswa yang tergolong KK, dan kreativitas, kurang mengaktifkan, dan
43% siswa mengatakan bahwa objek dan tidak memberikan kemudahan kepada
adverbial sama. siswa. Efektivitas Strategi Pengubahan
Berdasarkan keadaan tersebut, Miskonsepsi menjadi Konsepsi yang Benar
dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi dalam Pembelajaran Unsur Manasuka
terjadi pada siswa menyangkut unsur Kalimat (Objek dan Adverbial).
manasuka kalimat, khususnya objek dan Hasil penelitian yang dilakukan
adverbial kalimat. Semua siswa mempunyai sebagaimana disampaikan sebelumnya
konsep yang kurang akurat terhadap objek menunjukkan bahwa miskonsepsi terjadi
dan adverbial, baik menyangkut ciri-ciri pada siswa menyangkut objek dan adverbial
maupun persamaan dan perbedaan kalimat. Pada umumnya siswa mempunyai
keduanya. Siswa mempunyai konsep kurang konsep yang kurang akurat terhadap objek
lengkap dan bervariasi terhadap objek dan dan adverbial, baik menyangkut ciri-ciri
adverbial. Mereka secara dominan dan maupun persamaan dan perbedaan
bervariasi mengatakan bahwa objek keduanya. Hasil interviu klinis yang
dibentuk oleh benda mati, benda hidup, dilakukan menunjukkan bahwa keadaan itu
orang, jenis kata benda, dan terletak di terjadi karena pembelajaran yang diterapkan
tengah kalimat. Siswa dominan dan guru masih kurang memberi kesempatan
bervariasi mengatakan bahwa adverbial mengemukakan pendapat dan berdialog,
dibentuk oleh orang, bukan orang, benda kurang membangkitkan minat, kurang
mati, benda hidup, terletak di tengah motivasi atau semangat, kurang
kalimat, dan di akhir kalimat. Sementara mengembangkan rasa ingin tahu dan
tentang persamaan dan perbedaan objek kreativitas, kurang mengaktifkan siswa, dan
dan adverbial, secara dominan menyatakan tidak memberikan kemudahan kepada
bahwa objek dan adverbial sama dan ada siswa. Hal itu tercermin pada hasil kuesioner
atau interviu klinis.
perbedaan dengan Uji-t untuk mendapatkan adalah pendapat siswa sebagai dasar
gambaran yang meyakinkan tentang hasil penentuan kategori kualifikasi.
pengubahan miskonsepsi pada KE dan KK. Dalam penelitian ini digunakan
Hasil perhitungan terhadap kuesioner sebanyak tujuh butir pertanyaan
perbedaan antara T1 dan T2 pada KE dengan masing-masing alternatif jawaban
menunjukkan bahwa harga t tabel untuk db tiga butir. Dengan memperhatikan
38 dalam taraf signifikansi 5% adalah 2.021 persentase jawaban siswa, dapat diperoleh
dan harga t hitung yang didapat dari hasil gambaran tentang penerapan pendekatan
penelitian adalah -2.123. Berarti t hitung konstruktivisme sebagai suatu kemudahan
lebih besar daripada t tabel, sehingga Ho dalam mempelajari unsur manasuka kalimat
ditolak dan H1 diterima. Hal itu berarti pula (objek dan adverbial).
bahwa terdapat perbedaan penguasaan Berdasarkan hal itu, kemudahan
siswa terhadap unsur objek dan adverbial bagi siswa dalam penerapan strategi
sebelum dan sesudah pendekatan pengubahan miskonsepsi menjadi konsepsi
pembelajaran konstruktivisme berbasis yang benar dalam pembelajaran unsur
inkuiri dilakukan. Pada KK, harga t tabel manasuka kalimat (objek dan adverbial)
untuk db 38 dalam taraf signifikansi 5% dikembangkan berdasarkan pendekatan
adalah 2,021 dan harga t hitung yang konstruktivisme berbasis inkuiri.
didapat dari hasil penelitian adalah -0,182.
Berarti t hitung lebih kecil daripada t tabel, PEMBAHASAN
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Hal itu Secara umum, pengetahuan awal
berarti pula bahwa terdapat perbedaan siswa tentang objek dan adverbial
penguasaan siswa terhadap unsur objek mengalami miskonsepsi. Pada umumnya
dan adverbial sebelum dan sesudah siswa mempunyai konsep yang kurang
pembelajaran secara konvensional akurat terhadap objek dan adverbial, baik
dilakukan. menyangkut ciri-ciri maupun perbedaan dan
Selanjutnya, hasil uji perbedaan persamaan keduanya. Miskonsepsi siswa
dengan Uji-t terhadap T2 pada KE dan T2 yang paling menonjol adalah bahwa objek
pada KK memperlihatkan perbedaannya kalimat hanya bisa dibentuk oleh orang,
tidak signifikan. Secara statistik mempunyai benda hidup, dan kelas kata benda. Jenis
korelasi sebesar 1,143 dan nilai t hitung lain dan kelas katas yang lain tidak bisa
lebih kecil daripada t tabel. Berdasarkan uji menduduki objek tersebut. Hal ini sesuai
signifikansi tersebut, dapat disimpulkan dengan teori yang dikemukakan oleh Sutan
bahwa prestasi belajar siswa tentang unsur Takdir Alisyahbana (1978) dan Robert-
objek dan adverbial yang menggunakan Burton (1997) yang mengatakan bahwa
pendekatan konstruktivisme berbasis inkuiri objek adalah benda. Konsep inilah yang
lebih baik daripada prestasi belajar siswa sangat melekat pada pikiran siswa,
yang menggunakan model pembelajaran sehingga tidak ada yang lain bisa
konvensional. Penerapan Pendekatan membentuk objek, selain benda itu sendiri.
Konstruktivisme sebagai Suatu Kemudahan Demikian pula halnya dengan adverbial,
dalam Mempelajari Unsur Manasuka bahwa dalam konsep siswa, adverbial
Kalimat (Objek dan Adverbial) tersebut hanya bisa dibentuk oleh benda
Untuk memperoleh gambaran hidup.
tentang komentar siswa terhadap Miskonsepsi siswa tentang objek
pendekatan konstruktivisme yang berbasis dan adverbial menurun ketika dalam
inkuiri, data yang diperoleh melalui pembelajaran diterapkan strategi
kuesioner dianalisis secara deskriptif. Dalam pengubahan konsepsi dengan konflik
menarik kesimpulan, kriteria yang digunakan kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dihasilkan oleh Sadia