Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.


Alkhamdulilah,Dengan memenjatkan puji syukur kepeda Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaik
an makalah ini tepat pada waktunya, walaupun kurang dari kata
sempurna.Makalah ini merupakan tugas dengan judul”Sistem hukum di
Indonesia”
Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memberikan gambaran atau
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang sistem hukum di indonesia.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lain berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, khususnya kerjasama dari teman-teman kelompok yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pemkirannya yang telah diberikan, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulis
dalam pembuatan makalah ini.
Dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis sudah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Oleh karenanya, penulis dengan senang hati akan menerima segala
masukan, saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk
menyempurnakannya.Semoga makalah ini dapat memberikan kemanfaatan yang
besar kepada siapa saja yang membacanya, terima kasih.

Wassalamualaikum Wr, Wb.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................

A. Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah ......................................................

B. Latar Belakang Masalah ...............................................................................

BAB II. PERMASALAHAN .....................................................................................

BAB III. PEMBAHASAN MASALAH ..................................................................

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman permasalahan di bidang hukumpun semakin hari
semakin rumit dan kompleks. Hukum merupakan suatu pedoman yang mengatur
pola hidup manusia yang memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan
ketentraman hidup bagi masyarakat. Oleh karena itulah, hukum mengenal adanya
adagium ibi societes ibi ius. Adagium ini muncul karena hukum ada karena adanya
masyarakat dan hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar
individu dalam bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat
manusia yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia adalah makhluk polis,
makhluk yang bermasyarakat (zoon politicon).
Semua hubungan tersebut diatur oleh hukum, semuanya adalah hubungan
hukum. Maka untuk itulah dalam mengatur hubungan-hubungan hukum pada
masyarakat diadakan suatu kodifikasi hukum yang mempunyai tujuan luhur yaitu
menciptakan kepastian hukum dan mempertahankan nilai keadilan dari subtansi
hukum tersebut. Sekalipun telah terkodifikasi, hukum tidaklah dapat statis karena
hukum harus terus menyesuaikan diri dengan masyarakat, apalagi yang berkaitan
dengan hukum publik karena bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang
banyak dan berlaku secara umum.

1.2 RUUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian sistem hukum?
2. Bagaimana sejarah hukum di Indonesia?
3. Bagaimana ciri-ciri dan unsur- unsur system hukum di Indonesia serta tata
hukum yang ada di Indonesia?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian sistem hukum
2. Mengetahui sejarah hukum di I ndonesia
3. Mengetahui ciri, unsur sistem hukum di Indonesia serta tata hukum yang ada
di Indones
BAB 11
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM HUKUM
1. Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing – masing unsur yang ada
di dalamnya tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut fungsinya
terhadap keseluruhan kesamaan susunan tersebut.
2. Hukum
Hukum sulit didefinisikan karena kompleks dan beragamnya sudut pandang yang
akan dikaji. Prof. Van Apeldoorn mengatakan bahwa ”definisi hukum sangat sulit
dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan
kenyataan”. Karena itu, sebaiknya kita lihat dulu pengertian hukum menurut para
ahli hukum terkemuka berikut ini :
1. Prof. Mr. E.M. Meyers
Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
2. Leon Duguit
Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat
sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang pelanggaran
terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.
3. Drs. E. Utrecht, S.H
Hukum adalah himpunan peratuan ( perintah dan larangan ) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu.
4. S.M. Amin, S.H
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi,
dengan tujuan mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia.
Jadi, sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum dari unsur hukum yang
saling berhubungan dan bekerjasama sebagai suatu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.2 SEJARAH HUKUM DI INDONESIA
 Periode Kolonialisme
Periode kolonialisme dibedakan menjadi tiga era, yaitu: Era VOC, Liberal Belanda
dan Politik etis hingga pendudukan Jepang.
a. Era VOC
Pada era penjajahan VOC, sistem hukum yang digunakan bertujuan untuk:
1. Keperluan ekspolitasi ekonomi untuk membantu krisis ekonomi di negera
Belanda;
2. Pendisiplinan rakyat asli Indonesia dengan sistem yang otoriter
3. Perlindungan untuk orang-orang VOC, serta keluarga, dan para imigran
Eropa.
Hukum Belanda diterapkan terhadap bangsa Belanda atau Eropa. Sedangkan
untuk rakyat pribumi, yang berlaku ialah hukum-hukum yang dibuat oleh tiap-tiap
komunitas secara mandiri. Tata politik & pemerintahan pada zaman itu telah
mengesampingkan hak-hak dasar rakyat di nusantara & menjadikan penderitaan
yang pedih terhadap bangsa pribumi di masa itu.
b. Era Liberal Belanda
Tahun 1854 di Hindia-Belanda dikeluarkan Regeringsreglement (kemudian
dinamakan RR 1854) atau Peraturan mengenai Tata Pemerintahan (di Hindia-
Belanda) yang tujuannya adalah melindungi kepentingan usaha-usaha swasta di
tanah jajahan & untuk yang pertama kalinya mencantumkan perlindungan hukum
untuk rakyat pribumi dari pemerintahan jajahan yang sewenang-wenang. Hal ini
bisa dilihat dalam (Regeringsreglement) RR 1854 yang mengatur soal pembatasan
terhadap eksekutif (paling utama Residen) & kepolisian, dan juga jaminan soal
proses peradilan yg bebas.
Otokratisme administrasi kolonial masih tetap terjadi pada era ini, meskipun tidak
lagi sekejam dahulu. Pembaharuan hukum yang didasari oleh politik liberalisasi
ekonomi ini ternyata tidak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat pribumi,
sebab eksploitasi masih terus terjadi.
c. Era Politik Etis Sampai Kolonialisme Jepang
Politik Etis diterapkan di awal abad ke-20. Kebijakan-kebijakan awal politik etis
yang berkaitan langsung dengan pembaharuan hukum antara lain:
1. Pendidikan bagi rakyat pribumi, termasuk juga pendidikan lanjutan hukum;
2. Pendirian Volksraad, yaitu lembaga perwakilan untuk kaum pribumi;
3. Manajemen organisasi pemerintahan, yang utama dari sisi efisiensi;
4. Manajemen lembaga peradilan, yang utama dalam hal profesionalitas;
5. Pembentukan peraturan perundang-undangan yg berorientasi pada
kepastian hukum.
Sampai saat hancurnya kolonialisme Belanda, pembaruan hukum di Hindia
Belanda meninggalkan warisan: i) Pluralisme/dualisme hukum privat dan
pluralisme/dualisme lembaga-lembaga peradilan; ii) Pengelompokan rakyat ke
menjadi tiga golongan; Eropa dan yang disamakan, Timur Asing, Tionghoa & Non-
Tionghoa, & Pribumi.
Masa penjajahan Jepang tidak banyak terjadi pembaruan hukum di semua
peraturan perundang-undangan yang tidak berlawanan dengan peraturan militer
Jepang, tetap berlaku sambil menghapus hak-hak istimewa orang-orang Belanda
& Eropa lainnya. Sedikit perubahan perundang-undangan yang dilakukan: i) Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, yang awalnya hanya berlaku untuk golongan
Eropa & yang setara, diberlakukan juga untuk kaum Cina; ii) Beberapa peraturan
militer diselipkan dalam peraturan perundang-undangan pidana yang berlaku. Di
bidang peradilan, pembaharuan yang terjadi adalah: i) Penghapusan
pluralisme/dualisme tata peradilan; ii) Unifikasi kejaksaan; iii) Penghapusan
pembedaan polisi kota & lapangan/pedesaan; iv) Pembentukan lembaga
pendidikan hukum; v) Pengisian secara besar-besaran jabatan-jabatan
administrasi pemerintahan & hukum dengan rakyat pribumi.
 Era Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal
a. Era Revolusi Fisik
§ Melanjutkan unfikasi badan-badan peradilan dengan melaksanakan
penyederhanaan;
· Mengurangi serta membatasi peranan badan-badan pengadilan adat &
swapraja, terkecuali badan-badan pengadilan agama yg bahkan diperkuat dengan
pembentukan Mahkamah Islam Tinggi.
b. Era Demokrasi Liberal
Undang-undang Dasar Sementara 1950 yang sudah mengakui HAM. Namun pada
era ini pembaharuan hukum & tata peradilan tidak banyak terjadi, yang terjadi
adalah dilema untuk mempertahankan hukum & peradilan adat atau
mengkodifikasi dan mengunifikasinya menjadi hukum nasional yang peka
terhadap perkembangan ekonomi dan tata hubungan internasional. Selajutnya
yang terjadi hanyalah unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh badan-
badan & mekanisme pengadilan atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan
negara, yang ditetapkan melalui UU No. 9/1950 tentang Mahkamah Agung dan
UU Darurat No. 1/1951 tentang Susunan & Kekuasaan Pengadilan.
 Era Demokrasi Terpimpin Sampai Orde Baru
a. Era Demokrasi Terpimpin
Perkembangan dan dinamika hukum di era ini:
· Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan & mendudukan MA &
badan-badan pengadilan di bawah lembaga eksekutif;
· Mengubah lambang hukum "dewi keadilan" menjadi "pohon beringin"
yang berarti pengayoman;
· Memberikan kesempatan kepada eksekutif untuk ikut campur tangan
secara langsung atas proses peradilan sesuai UU No.19/1964 & UU
No.13/1965;
· Menyatakan bahwa peraturan hukum perdata pada masa pendudukan
tidak berlaku kecuali hanya sebagai rujukan, maka dari itu hakim harus
mengembangkan putusan-putusan yang lebih situasional & kontekstual.
b. Era Orde Baru
Pembaruan hukum pada masa Orde Baru dimulai dari penyingkiran hukum dalam
proses pemerintahan dan politik, pembekuan UU Pokok Agraria, membentuk UU
yang mempermudah modal dari luar masuk dengan UU Penanaman modal Asing,
UU Pertambangan, dan UU Kehutanan. Selain itu, orde baru juga melancarkan: i)
Pelemahan lembaga hukum di bawah kekuasaan eksekutif; ii) Pengendalian
sistem pendidikan & pembatasan pemikiran kritis, termasuk dalam pemikiran
hukum; Kesimpulannya, pada era orba tidak terjadi perkembangan positif hukum
Nasional.
 Periode Pasca Orde Baru (1998 – Sekarang)
Semenjak kekuasaan eksekutif beralih ke Presiden Habibie sampai dengan
sekarang, sudah dilakukan 4 kali amandemen UUD RI 1945. Beberapa pembaruan
formal yang terjadi antara lain: 1) Pembaruan sistem politik & ketetanegaraan; 2)
Pembaruan sistem hukum & HAM; dan 3) Pembaruan sistem ekonomi.
2.3 CIRI-CIRI SYSTEM HUKUM INDONESIA
CIRI-CIRI HUKUM:
1. Ada unsur perintah , larangan, dan kebolehan
2. Ada sanksi yang tegas
3. Adanya perintah dan larangan
4. Perintah dan larangan harus ditaati
 Sedangkan Ciri-ciri hukum antara lain :
1. Terdapat perintah ataupun larangan dan
2. Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang
Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam
bermasyarakat. Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang
menentukan dan mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang
lain yang dapat disebut juga kaedah hukum yakni peraturan-peraturan
kemasyarakatan.
2.4 UNSUR-UNSUR SYSTEM HUKUM INDONESIA
· Unsur-unsur hukum yang dimaksudkan adalah bahwa peraturan-
peraturan hukum itu meliputi:
1. Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan
hidup bermasyarakat;
2. Peraturan yang ditetapkan oleh badan-badan resmi negara;
3. Peraturan yang bersifat memaksa;
4. Peraturan yang memiliki sanksi yang tegas.
 Unsur-unsur hukum meliputi :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam bermasyarakat
2. Peraturan tersebut dibuat oleh badan yang berwenang
3. Peraturan itu secara umum bersifat memaksa
4. Sanksi dapat dikenakan bila melanggarnya sesuai dengan ketentuan atau
perundang-undangan yang berlaku.
Maksud dari uraian unsur-unsur hukum di atas adalah bahwa hukum itu berisikan
peraturan dalam kehidupan bermasyarakat, hukum itu diadakan oleh badan yang
berwenang yakni badan legislatif dengan persetujuan badan eksekutif begitu pula
sebaliknya, secara umum hukum itu bersifat memaksa yakni hukum itu tegas bila
dilanggar dapat dikenakan sanksi ataupun hukumna sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
D. TATA HUKUM INDONESIA
Pada dasarnya tata hukum sama dengan sistem hukum suatu cara atau sistem
dan susunan yang membentuk keberlakukan suatu hukum disuatu wilayah
tertentu dan pada waktu tertentu. (Ridwan Halim)
Tata hukum suatu negara (ius constitutum = hukum positif) adalah tata hukum
yang diterapkan atau disahkan oleh negara itu. Dalam kaitannya di Indonesia,
yang ditata itu adalah hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Hukum yang sedang berlaku artinya apabila ketentuan-ketentuan hukum itu
dilanggar maka bagi si pelanggar akan dikenakan sanksi yang datangnya dari
badan atau lembaga berwenang.
Dengan demikian dapat disimpulkan tata hukum Indonesia adalah hukum
(peraturan-peraturan hukum) yang sekarang berlaku di Indonesia (Prof. Soediman
Kartihadiprojo, SH). Dengan kata lain Tata Hukum Indonesia itu menata,
menyusun, mengatur tertib kehidupan masyarakat Indonesia. Tata Hukum
Indonesia diterapkan oleh masyarakat hukum Indonesia (Negara Republik
Indonesia).
BAB VI
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum dari unsur hukum yang saling
berhubungan dan bekerjasama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan
tertentu . Dalam sistem hukum yang ada di indonesia dilihat dari sejaranya mulai
dari periode kolonialisme sampai periode orde baru era reformasi, sistem hukum
di I ndonesia mempunyai ciri-ciri, unsur- unsur dan tata hukum yang menjadi
panutan hukum yang ada di I ndonesia.
3.2 KRITIK DAN SARAN
 KRITIK
1. Sistem hukum yang ada di I ndonesia tidak sesui peraturan perundang-
undangan
2. Sistem hukum yang ada di Indonesia tidak adil karena hanya mementingkan
golongan dengan menggunakan suap
3. Perlu ketegasan pemerintah dalam menjalankan sistem hukum yang ada di
Indonesia
 SARAN
Berlakukanlah sistem hukum yang ada di Indonesia dengan adil dan sesuai
peraturan perundang- undangan, agar warga negara indonesia bisa mematuhi
hukum yang berlaku.
MAKALAH

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

XI MIA 5

WILIA TANTIANI

NINIK UTAMI

MUHAMMAD IHYA

ZENAB NGGUTI

TRISWANTO HASAN

SMA NEGERI 1 BOLIYOHUTO


T.A.2019/2020

Anda mungkin juga menyukai