Anda di halaman 1dari 15

Palangkaraya, 10 Oktober 2019

IDENTIFIKASI COLIFORM DALAM AIR

Disusun oleh :
Kelompok I
Alda Rina Arianti PO.62.31.3.18.202
Cindy Fratika Andriani PO.62.31.3.18.203
Clara Natalia PO.62.31.3.18.204
Deri Septita Tita PO.62.31.3.18.205
Dwi Kartika Sari PO.62.31.3.18.206

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN


PENGEMBANGAN DAN KEBUDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII GIZI
TAHUN AJARAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Sumber
daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk,
rawa dan genangan air lainya.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air
yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang
mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan
jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk
hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan
(presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test).
Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau
Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk
mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah
pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable
Number).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan
dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal
coli. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang
gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu
35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk
mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga
dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi.

B. Tujuan
Mahasiswa terampil menentukan kualitas air dengan metode most probable number atau
angka paling mungkin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu
penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di
dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air
untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air,
di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak
perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan
(Prawiro, 1989).
Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total
berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan
ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada
di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan
dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air,
dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih,
karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air
sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang
dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Slamet, 2004).
Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan lainnya,
baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik rumah
tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga
air, dan navigasi, serta rekreasi (Soerjani, 1997).
Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungai-sungai
yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan
sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak
aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik
maupun air permukaan (Pudjarwoto, 1993).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat
juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause, 1946).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat
berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada
dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada
beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia
coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air
terkontaminasi adalah Escherichia coli (Gause, 1946).
B. Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab
dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan
keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti
bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem
pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena
ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi
organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang
menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah
maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali
(Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah
serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang
biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan
probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri
patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet, 2004).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter
aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform,
artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001).
Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari
bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C
(pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan).
Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna
berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E.
coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada
umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif
mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, E.
coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004).

C. Metode MPN
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara
mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme
pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu,
sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus
memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara
langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat
preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung
hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan
petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).
Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah
bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis
bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi
(confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel (Lim, 1998).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran
dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut
mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu
sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung
positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan
untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz,
1996).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam
sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan
dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Pakadang, 2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh
yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan
medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan
pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran
pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan
menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih
banyak (Fardiaz, 1996).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah
berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu
tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau
terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN
ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian
dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah
bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda
dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi
yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang
berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran.
Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang
hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka
kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum (Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-
ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN
adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN
juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan,
umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen
sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi (Lim, 1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang
digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber
karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu
laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram
positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang
positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji
penguat memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilen atau ENDO
agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini
merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan
pewarnaan gram (Volk, 1993).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Inkubator
2. Bunsen/ Laminar Air Flow
3. Pipet 10 ml steril
4. Pipet 1 ml steril
5. Pipet 0,1 mil steril
6. Tabung reaksi steril
7. Tabung durham
Bahan :
1. Laktose broth tunggal
2. Lactose broth ganda
3. Sampel air selokan

B. Prosedur
1. Air Selokan
a. Masukkan botol dalam keadaan tertutup kedalam air sedalam 20 – 30 cm dari permukaan
air
b. Arahkan mulut botol melawan arus air
c. Buka tutup botol dan isi sampai penuh
d. Lakukan tutupan botol dibawah permukaan air

2. Persiapan Media
a. Pembuatan Media Lactose Broth (LB)
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan media
2. Kemudian timbang sebanyak 1,3 gr bubuk lactose broth tunggal dan 2,6 gr bubuk
untuk lactose broth ganda
3. Setelah itu siapkan dua erlenmeyer 200 ml
4. Masukkan lactose broth yang ditimbang kedalam masing-masing erlenmeyer
5. Tambahkan 100 ml air aquadest kedalam masing-masing erlenmeyer tersebut
6. Nyalakan hot plate kemudian panaskan diatasnya
7. Aduk hingga homogen, media LB tunggal dan LB ganda siap digunakan

b. Sterilisasi Alat dan Bahan


1. Siapkan autoclave terlebih dahulu
2. Panaskan aquadest kemudian masukkan kedalam autoclave
3. Siapkan tabung reaksi, beri label pada 10 tabung reaksi untuk LB tunggal dan label
untuk 5 tabung reaksi pada LB ganda
4. Sumbat menggunakan kapas, dan masukkan kedalam gelas beaker
5. Tutup mulut gelas beaker dengan menggunakan aluminium foil
6. Nyalakan autoclave dan sterilkan

c. Identifikasi Sampel
1. Siapkan sampel air selokan, LB tunggal dan LB ganda dan masukkan dalam Laminar
Air Flow agar perlakuan lebih steril dan tidak ada udara luar yang berpengaruh dalam
perlakuan
2. Setelah itu masukkan air selokan kedalam 5 tabung reaksi yang berisi LB tunggal
sebanyak 1 ml, dan 5 tabung reaksi lainnya sebanyak 01 ml, dan juga pada 5 tabung
reaksi yang berisi LB ganda sebanyak 10 ml
3. Masukkan tabung durham pada 15 tabung reaksi tersebut
4. Beri label pada masing-masing tabung reaksi dan tutup menggunakan kapas
5. Setelah itu inkubator selama 24-48 jam

C. Diagram Alir
1. Membuat media Lactose Broth (LB)

Siapkan alat dan bahan

Timbang 1,3 gr bubuk LB tunggal, 2,6 gr bubuk untuk LB ganda

Siapkan 2 erlenmeyer 250 ml

Masukkan LB yang ditimbang ke masing-masing erlenmeyer


(+) 100 ml aquadest ke masing-masing erlenmeyer

Panaskan diatas hotplate

Aduk hingga homogen

Media LB tunggal dan LB ganda

2. Sterilisasi alat
Siapkan autoclave

Panaskan aquades

Masukkan kedalam autoclve

Siapkan 15 tabung reaksi, beri label

Masukkan LB tunggal dan LB ganda

Sumbat dengan kapas

Masukkan kedalam gelas beaker

Tutup mulut gelas beaker dengan alumunium foil

Sterilkan dengan autoclave

3. Identifikasi sampel

D. Hasil Pengamatan
No Jenis Sampel Tabung Nilai
LBG 10 ml LBT 1 ml LBT 01 MPH
1 Air Selokan (ganjil) +++++ +++++ +++++ 1600
2 Air Selokan (genap) +++++ +++++ +++++ 1600

E. Pembahasan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebab umum terjadinya kontiminaasi air adalah pencemaran air yang diakibatkan
oleh tidak higenisnya air sumber, alat dan wadah air, adanya limbah pemukiman, serta hasil
ekskesi makhluk hidup yang mengandung bakteri coliform. Jumlah bakteri Coliform
pada sampel air selokan. Kualitas air pada sampel yang diuji adalah tidak layak digunakan
sebagai air minum sebab jumlah coliformnya sangat banyak sehingga akan berbahaya bila
diminum. Keseluruhan sampel air tidak dapat digunakam sebagai air minum karena
mengandung bakteri cliform lebih dari batas kelayakan air minum yang ditentukan oleh
Pereturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/Per/IV/2010.

DAFTAR PUSTAKA

Fajerin Aulia Andi dkk.2014.”Laporan Praktikum Mikrobiologi Pemeriksaan Air”.


https://www.academia.edu/20152561/Laporan_Praktikum_Mikrobiologi_Pemeriksaan_Air
. Diakses pada 15 Oktober 2019.
Lestari Stephanie.2016. ”Mikrobiologi Uji Kualitas Air”.
https://www.academia.edu/30218555/MIKROBIOLOGI_UJI_KUALITAS_AIR.doc.
Diakses pada 15 Oktober 2019.
http://bloomadailmu.blogspot.com/2014/04/uji-kualitas-air-menggunakan-metode-mpn.html
(Diakses pada 13 Oktober 2019).

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai