Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DIARE

DISUSUN OLEH:
SRI REJEKI
NIM: P 27220010 184

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
2011
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PANKREATITIS

DISUSUN OLEH:
SRI REJEKI
NIM: P 27220010 184

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
2011
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIARE

A. Konsep Dasar Peyakit


I. Definisi
 Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi
2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
 Diare adalah buang air
besar yang tidak normal dengan
perubahan konstruksi dan frekuensi
yang lebih dari 3 kali per 24 jam
(WHO, 1984).

 Diare adalah penyakit


yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi dari biasanya (< 3 x sehari) yang disertai dengan perubahan
konsistensi tinja menjadi encer dengan atau tanpa darah dan lendir.
(Ngastiyah, 1997)
 Diare adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
berisiko mengalami defekasi dengan feses cair atau feses tak
berbentuk. (Carpenito, 2000)

2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang muncul dibedakan berdasarkan klasifkasi diare, yaitu:

Klasifikasi Tanda dan gejala yang tampak


Diare dengan dehidrasi Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
berat 1. Letargis/tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum/malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Diare dengan dehidrasi Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
ringan/sedang 1. Gelisah, rewel, atau mudah marah
2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Diare tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan
sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang
Diare persisten berat Diare selama 14 hari atau lebih disertai dengan
dehidrasi
Diare persisten Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai tanda
dehidrasi
Disentri Terdapat darah dalam tinja (berak campur darah)

Pemeriksaan fisik:
1. Inspeksi: muka pucat, lidah kering, nafas cepat, mata cowong, sianosis
pada ujung extremitas
2. Palpasi: turgor kulit menurun, denyut nadi meningkat, keringat dingin,
demam
3. Auskultasi: suara bising usus meningkat, tekanan darah menurun, suara
serak, gerakan peristaltik meningkat
4. Perkusi: suara perut timpani

3. Patofisiologi
(Terlampir)

4. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/ hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia,
perubahan EKG)
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim laktosa
f. Kejang, pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)
5. Penatalaksanaan
1. Rehidrasi
a. Jenis cairan
Cara rehidrasi oral:
 Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali,
pedyalit setiap kali diare.
 Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
Cara parenteral:
 Cairan I : RL dan NS
 Cairan II: D5 ¼ salin,nabic. KCL
 D5 : RL = 4 : 1 + KCL
 D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
 HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia
> 3 bulan.
b. Jalan pemberian
 Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
 Intra gastric (bila anak tak mau minum,makan, kesadaran menurun)
c. Jumlah Cairan tergantung pada :
 Defisit ( derajat dehidrasi)
 Kehilangan sesaat (concurrent less)
 Rumatan (maintenance).
d. Jadwal / kecepatan cairan
 Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat
badanya kurang lebih 13 kg: maka pemberianya adalah:
 BB (kg) x 50 cc
a. BB (kg) x 10-20-130-260 cc setiap diare = 1 gls.
 Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt.
2. Terapi
a. Obat anti sekresi: Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
b. klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
c. Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
d. Antibiotik: diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi
3. Dietetik
a. Umur >1 tahun dengan BB >7 kg, makanan padat/makanan cair/susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat
diberi elemen atau semi elemental formula.
4. Supportif
5. Vitamin A 200.000 IU/IM, usia 1 – 5 tahun.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
1) Riwayat kesehatan yang berhubungan dengan faktor pendukung
terjadinya diare, serta bio- psiko- sosio- spiritual.
2) Keluhan dan pemeriksaan fisik
3) Nyeri/ kolik pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan
usus.
4) Malasie.
5) Kadang demam.
6) Peningkatan pengeluaran tinja.
7) Adanya lendir atau pus di dalam tinja.
8) Anoreksia.
9) Penurunan berat badan.
10) Obstruksi intestinal:
- Peningkatan bising usus (khususnya di kuadran kanan bawah).
- Tinja yang lembek atau cair.

- Flatus (-).

2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi defekasi (diare) B.D proses peradangan pada usus.
2. Resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan (defisit) B.D diare
3. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.D penurunan atau
berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri B.D kram pada abdominal
5. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit B.D pengeluaran feces secara terus
menerus.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi defekasi (diare) B.D proses peradangan pada usus
Tujuan: Pasien menunjukan adanya pola eliminasi yang berangsur normal
dalam frekwensi dan konsistensi tinja.
a. Kaji kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan
konsistensi).
b. Perhatikan dan catat karakteristik, faktor presipitasi dari diare.
c. Siapkan bedpan atau kamar kecil yang selalu siap di gunakan.
d. Bersihkan bedpan secepatnya dan gunakan pewangi untuk mengurangi
bau.
e. Kurangi makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di
ketahui).
Kolaborasi dalam pemberian antispamodic, antidiare, dan antikolinergik untuk
menurunkan peristaltik usus.
f. Kolaborasi dalam pemberian anti inflamasi dan steroid.

2. Resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan (defisit) B.D diare


Tujuan: Selama dalam perawatan tidak terjadi defisit cairan.
a. Kolaborasi dalam pemeriksaan status cairan dengan (pemeriksaan BJ
Plasma).
b. Pertahankan pemberian cairan oral yang adekuat.
c. Hitung dengan tepat selisih antara jumlah cairan yang masuk dan yang
keluar.
d. Kolaborasi dalam pemberian cairan perpar enteral jika di perlukan.
e. Observasi tanda-tanda terjadinya defisit cairan (membran mukosa, turgor
kulit, produksi urin, peningkatan temperatur, kelemahan, peningkatan
BUN.

3. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.D penurunan
atau berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan.
Tujuan: selama dalam perawatan pasien tidak mengalami penurunan berat
a. Kaji kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan individual pasien
(berdasarkan usia dan berat badan).
b. Jika diare berkurang berikan peningkatan jenis makanan secara bertahap
(lembut dan berkalori tinggi  kasar kemudian biasa).
c. Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat.
d. Anjurkan pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang
dapat menimbulkan diare (makanan yang berlemak, pedas, susu)
e. Kolaborasi dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik
jika pasien mengalami mual.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri B.D kram pada abdominal


Tujuan: Rasa nyeri berkurang atau hilang
a. Kaji dan catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan lokasinya.
b. Anjurkan pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnk relaksasi serta
beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri.
c. Kolaborasi dalam pemberian analgesik dan anti kolinergik.
d. Observasi keluhan serta TTV.

5. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit B.D pengeluaran feces secara


terus menerus
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit selama dalam perawatan
a. Kaji keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya
yang mudah lecet akibat feces yang bersifat asam.
b. Bersihkan sekitar lokasi bokong secara adekuat.
c. Anjurkan pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat
istirahat terlentang.
d. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.
e. Jaga daerah sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.
f. Observasi keadaan kulit sekitar bokong.
Daftar Pustaka
1. Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume
2. Jakarta, EGC.
2. Doenges, Moorhouse, Geissler. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.
Jakarta, EGC.
3. Sylvia, A.P., 1995. Patofisiologi jilid 2. Jakarta, EGC.
4. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
5. Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.
EGC. Jakarta.
6. Available at http://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm14 Mei 2011
7. Available at http://hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-diare/ diakses
tanggal 14 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai