Anda di halaman 1dari 3

1. Pengertian fraud uditing dan mengapa fraud terjadi di perusahaan.

a. Pengertian fraud auditing.


Fraud auditing adalah segala sesuatu yang secara lihai dapat dipakai dan dapat
dipergunakan oleh seorang untuk mendapatkan keuntungan terhadap orang lain,
dengan bujukan palsu atau menutupi kebenaran dan meliputi semua cara-cara tidak
terduga, tipu daya, kelicikan, mengelabui, dan semua cara tidak jujur yang lain.
b. Mengapa fraud terjadi di perusahaan.
Fraud terjadi di perusahaan karena perusahaan merupakan tempat yang digunakan
untuk melakukan aktivitas manajemen sehingga memunculkan kejadian-kejadian
dan tindakan-tindakan ekonomi yang didalamnya terdapat sekelompok orang.
Sekelompok orang dan manajemen inilah yang berpotensi melakukan fraud
terhadap kejadian dan tindakan ekonomi didalam perusahaan, yang sebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
1. Preassure, tekanan yang mengakibatkan seseorang melakukan fraud. Baik dalam
hal tekanan ekonomi, tekanan karena tuntutan dari luar diri pelaku atau dari dalam
diri pelaku.
2. Opportunity, kondisi situasi tertentu yang memungkinkan seseorang melakuka
atau menutupi tindakan tidak jujur.
3. Rationalization, perilaku untuk membenarkan tindakan fraud.
4. Greed, perilaku serakah yang dipengaruhi pandangan hidup dan lingkungan.
5. Exposure, tidak adanya pemberian sanksi yang tegas untuk membuat jera
prepetator.
2. Analisis kasus Beverage Man Takes the Plunge (Joseph T. Wells.)
a. Prepetator didalam kasus adalah Stefan Winkler (direktur akuntansi dan
pengontrol), victim company didalam kasus adalah Mogel’s Inc (perusahaan
minuman).

b. Fraud yang dilakukan oleh prepetator.


Berdasarkan kasus Beverage Man Takes the Plunge (Joseph T. Wells.) fraud yang
dilakukan adalah lapping yang merupakan tipe dari receivable skimming. Lapping
dilakukan atas pelunasan piutang dalam bentuk tunai dari setoran (rute).
Stefan Winkler menutupi uang yang dia ambil dengan dana dari akun yang lain.
Mengambil sejumlah uang tunai dari setoran (rute) dan mengganti setiap jumlah
uang tunai dengan cek dari pelanggan kredit. Dia mungkin mengumpulkan $3.000
tunai dari setoran (rute) dan memasukkan $3.000 cek dari setoran (kantor). Dengan
begitu, total setoran rute cocok dengan jumlah yang tercantum oleh kasir pada slip
setoran. Tidak ada celah dalam setoran (kantor), karena Winkler tidak pernah
mencantumkan cek yang diterima.
c. Terjadinya fraud berdasarkan Fraud Triangle Theory.
1. Preassure, adalah tekanan yang mengakibatkan seseorang melakukan fraud.
Berdasarkan kasus tekanan yang terjadi adalah tekanan ekonomi, ketika
Winkler datang ke Mogel’s dia telah kehilangan rumah dan keuangannya
berantakan.
2. Opportunity, adalah kondisi situasi tertentu yang memungkinkan seseorang
melakuka atau menutupi tindakan tidak jujur. Berdasarkan kasus kedudukan
Winkler di Mogel’s sebagai direktur akuntansi dang pengontrol mempunyai
akses yang lebih tentang data-data keuangan perusahaan, dan mempunyai
keterampilan akuntansi yang tinggi dibanding rata-rata pegawai. Sehingga
berpeluang untuk malakukan lapping tersebut.
3. Rationalization, adalah perilaku untuk membenarkan tindakan fraud sebagai
perbuatan yang biasa. Contoh rasionalitas berdasarkan kasus, yaitu:
bahwasanya tindakan tersebut dilakukan untuk membahagiakan keluarga dan
masa kerja cukup lama dan merasa seharusnya berhak mendapatkan hal yang
lebih dari yang dia dapatkan sekarang.
d. Cara auditor mendeteksi fraud.
Jika dilihat dari kasus tersebut deteksi fraud yang digunakan adalah sbb:
1. General Red Flags
a. Ditemukanya jadwal pembayaran perpanjangan piutang, bahkan sampai tek
terbatas.
b. Ketidaksesuaian antara catatan akuntansi, laporan bank, total jdwal setoran,
dan lapran dari pengemudi pengiriman.
c. Slip setoran tidak dapat dibandingkan, karena sudah banyak data yang
dihapus oleh Winkler, maka auditor melakukan konfirmasi ke pelanggan.
d. Memerika ada tidaknya second set of books
e. Melakukan perbandingan tanggal pencatatan pembayaran piutang dengan
tanggal di cek pelunasan piutang.
f. Transaksi tidak didukung dengan bukti yang memadai (cek).
2. Employee Red Flags
Perubahan gaya hidup dan perilaku Winkler yaitu dengan membeli jam tangan
mewah, membeli rumah dengan harga $500.000, pakaian mahal, dan beberapa
mobil di antaranya $40.000 Corvette dibayar tunai. Winkler mendirikan
beberapa bisnis, termasuk layanan limusin, distribusi perhiasan, dan fasilitas
untuk penyewa tempat penitipan anak yang ia rencanakan untuk dirikan
bersama istrinya.
e. Usulan agar fraud tidak terjadi lagi di masa mendatang.
1. Memperbaiki desain pengendalian Internal dengan memiliki kontrol yang jelas
terhadap apa yang terjadi dengan cek yang dikirim melalui surat.
2. Membuat himbauan kepada pelanggan, agar pelunasan piutang dilakukan
secara non tunai (transfer).
3. Membuat laporan piutang bulanan, dan dilakukan pengiriman rutin setiap
bulanya.
4. Lakukan audit oleh audit internal dan audit eksternal.
5. Kurangi tekanan ekonomi karyawan perusahaan, dengan memberikan fasilitas
pinjaman karyawan.

Anda mungkin juga menyukai