Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan

Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang


sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang
membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum sedemikian
rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertian-
pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.1
Peranan metode pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukan
bahwa materi kurikulum pendidikan Islam tidak mungkin akan tepat diajarkan,
melainkan diberi dengan cara-cara khusus. Ketidaktepatan dalam penerapan
metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan
berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma.2
Metode dapat dikatakan tepat guna bila mengandung nilai-nilai instrinsik
dan ektrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai
untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan
Islam.3
Proses kependidikan Islam mengandung makna internalisasi dan
transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya
membentuk pribadi muslim yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan
yang amaliah mengacu pada tubtunan agama dan tuntunan hidup bermasyarakat.4
Metode pendidikan Islam harus diterapkan sejak awal dalam keluarga dan
pendidikan Islam yang paling intensif dan efisien adalah pendidikan Islam yang
menggunakan metode interaksional dalam keluarga, sebagaimana pembelajaran
yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya.5

1
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2007), hal.163
2
Fakhrur Razy Dalimunthe dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Medan : IAIN Press Medan,
1996), hal. 117
3
Op. Cit
4
Op. Cit
5
Beni Saebani dan Hendra Akhdhiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2012), hal.261

1
A. Definisi Metode dalam Pendidikan Islam

Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode


pendidikan Islam adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam
pendidikan Islam agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.6 Tanpa
metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan
efisien dalam kegiatan belajar-mengajar menuju tujuan pendidikan.7
Antara metode, kurikulum dan tujuan pendidikan Islam mengandung
relevansi (keterkaitan) ideal dan operasional dalam proses kependidikan. Hal ini
karena proses kependidikan Islam mengandung makna internalisasi dan
transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya
membentuk pribadi muslim yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan
yang amaliah mengacu pada tubtunan agama dan tuntunan hidup bermasyarakat.8
Menurut Ilmu Pendidikan Islam, suatu metode yang baik adalah bila
memiliki watak dan relavansi yang senada atau sejiwa dengan tujuan pendidikan
Islam itu. Karena sebagai salah satu komponen operasional, metode harus
mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran pada tujuan
pendidikan yang hendak dicapai melalui proses/tahap, baik dalam kelembagaan
formal, nonformal maupun yang informal.9

B. Karakteristik Metode Pendidikan dalam Islam

Adapun beberapa karakteristik/ciri-ciri metode pendidikan yang menonjol


dalam Islam, adalah sebagai berikut10 :
1. Berpadunya metode dan cara-cara, dari segi tujuan dan alat, dengan jiwa
ajaran dan akhlak Islam yang mulia. Misalnya seorang guru yang senantiasa

6
Beni Saebani dan Hendra Akhdhiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2012), hal.260
7
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2007), hal.163
8
Ibid
9
Ibid, hal. 164
10
Hasan Langgulung.Ed, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Binntang, 1979),
hal. 583

2
memulai proses pembelajarannya dengan nama Allah serta memuji kepada-
Nya dan bershalawat kepada Rasul-Nya. Kemudian juga menutup
pembelajarannya sebagaimana ia membukanya.
2. Metode tersebut bersifat luwes dan dapat menerima perubahan dan
penyesuaian sesuai dengan keadaan dan suasana dan mengikut sifat peserta
didik. Juga menerima perbedaan sesuai dengan ilmu dan mata pelajaran dan
topik tertentu, begitu juga dengan perbedaan umur para peserta didik dan
perbedaan kemampuan-kemampuan dan tahap kematangan peserta didik
tersebut.
3. Metode tersebut berusaha sungguh-sungguh mengaitkan antara teori dan
praktek, proses belajar dan amal, riwayat dan kefahaman, hafalan dan
fahaman, ‘imla dan ijtihad, aktivitasnya dan kemampuan berfikir, dan
menekankan peranan positive para pendidik dan pentingnya penggunaan
aktivitas peserta didik dalam memperoleh ilmu dan keterampilan.
4. Membuang cara-cara meringkaskan dalam pengajaran dan menganggap
bahwa ringkasan-ringkasan ini adalah sebab rusaknya kebolehan-kebolehan
ilmiah yang berguna.
5. Menekankan kebebasan peserta didik untuk berdiskusi, berdebat dan
berdialog dalam batas-batas kesopanan dan hormat menghormati.
6. Mengangkat derajat pendidik dan meletakannya dalam tingkat pimpinan dan
tauladan dalam bidang fikiran dan spiritual dan memberinya hak penghargaan
dan penghormatan dan mengajak peserta didik untuk patuh dan
memperhatikan yang disampaikan. Serta memberikan hak untuk memilih
metode yang dianggapnya sesuai bagi suatu pelajaran dan sifat dari peserta
didiknya.

C. Jenis Metode Pendidikan Islam


An-Nahlawi merumuskan tujuh metode pendidikan Islam yang berasal
dari Al-Qur’an dan Sunnah serta tradisi Islam. Metode tersebut terdiri dari11 :

11
Fakhrur Razy Dalimunthe dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Medan : IAIN Press
Medan, 1996), hal. 118

3
1. Metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi, metode ini dikelompokkan
lagi menjadi : Hiwar khitabi atau ta’abbudi (percakapan pengabdian), hiwar
washfi (percakapan diskriftif), hiwar qishashi (percakapan berkisah), hiwar
jadali (percakapan dialektis) dan hiwar nabawi,
2. Mendidik dengan kisah Qur’an dan Nabawi,
3. Mendidik dengan amtsal (perumpamaan) Qur’an dan Nabawi,
4. Mendidik dengan memberikan teladan,
5. Mendidik dengan ‘ibrah (pelajaran) dan mau’izhah (peringatan),
6. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).
Adapun metode pendidikan Islam yang terkenal diterapkan pula oleh para
dai yang terdiri atas tiga metode, yaitu12 :
1. Metode al Hikmah, yakni metode pendidikan Islam dengan pemberian
pemahaman ajaran Islam secara filosofis yang bersandarkan pada nilai-nilai
cinta dan kebijaksanaan. Metode hikmah ini disebut juga dengan metode
syar’iyah atau normatif, yakni pendidikan Islam yang dikembangkan dengan
pendekatan normatif, hitam putih dan cenderung dogmatis.
2. Metode al Mau’idhah, yaknimetode pendidikan Islam yang menerapkan
nasihat-nasihat secara lisan tulisan, melalui berbagai perumpamaan, cerita
dan sindiran.
3. Metode Mujadalah atau debat, yakni metode pendidikan Islam yang
menggunakan perdebatan, baik debat langsung atau polemik.

Adapun pendapat lain lagi yang dikemukan oleh Al-Syaibani yang lebih
mengarahkan kepada penggunaan metode pendidikan Islam secara formal, antara
lain13 :

12
Beni Saebani dan Hendra Akhdhiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2012), hal.260
13
Fakhrur Razy Dalimunthe dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Medan : IAIN Press
Medan, 1996), hal. 118

4
1. Metode induksi (pengambilan kesimpulan)
Metode ini bertujuan untuk membimbing peserta didik untuk mengetahui
fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan
atau induksi.
2. Metode perbandingan (qiyasiah)
Metode perbandingan berkaitan dan pelengkap bagi metode induktif. Karena
menurut metode ini perpindahan itu daari yang umum kepada yang khusus,
dari keseluruhan kepada bahagian-bahagian kecil, dimana disebutkan prinsip
umum dahulu, kemudian diberi misal-misal dan perincian-perincian yang
menjelaskannya.
3. Metode kuliah
Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa mengajar menyiapkan
pelajaran dari kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara penting yang ingin
dibincangkannya.
4. Metode dialog dan perbincangan
Metode dialog adalah metode yang berdasarkan pada dialog, perbincangan
melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan,
dikritik dan dibantah lagi.
5. Metode halaqoh
Metode ini merupakan metode yang terus menerus dipergunakan pada
yayasan-yayasan pendidikan Islam semenjak bermulanya dakwah Islamiyah,
para peserta didik mengeliling pendidiknya dalam setengah bulatan untuk
mendengarkan syarahannya.
6. Metode riwayat
Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang digunakan oleh pendidikan
Islam, Hadis, bahasa dan sastra Arab termasuk ilmu-ilmu Islam dan segi-segi
pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan riwayat dan bergantung
padanya.

5
7. Metode mendengar
Meriwayatkan ilmu pada abad pertama dakwah Islamiyah bergantung penuh
pada pendengaran saja. Sebab tulisan dan pembacaan belum tersebar luas
dalam masyarakat Islam pada waktu itu.
8. Metode membaca
Menurut metode ini, peserta didik membacakan apa yang dihafalnya kepada
pendidiknya atau orang lain membacanya sedang ia mendengar. Yang
diharapkan peserta didik dari pendidiknya dalam metode ini addalah bahwa ia
menyetujui atau menyatakan bantaha, ulasan dan penerangan-penerangannya
pada yang dibaca itu.
9. Metode imla’
Adanya metode imla’ ini disebabkan oleh adanya kertas dan tulisan.
Perbedaan antara metode imla’ dan metode mendengar adalah bahwa padaa
metode mendengar pendidik tidaak memperhatikan tulisan peserta didiknya
terhadap apa yang diucapkannya.
10. Metode hapalan
Orang-orang Islam dahulu sangat menghargai ingatan yang kuat dan
menganggap pengembangan ingatan untuk mengahfal sebagai salah satu
tujuan pendidikan.
11. Metode pemahaman
Meskipun para ulama Islam menaruh perhatian pada hafalan dan ingatan
mereka tidaklah melalaikan sama sekali pemeliharaan terhadap pemikiran
terhadap yang dihafalkan dan menjelaskan, menganalisa dan memahaminya
sebenar-benarnya.
12. Metode lawatan untuk menuntut ilmu.
Para pendidik Islam menaruhperhatian besar terhadap lawatan dan
perkunjungan ilmiah dan dianggapnya sebagai metode yang paling
bermanfaat dalam menuntut ilmu, memperoleh pengetahuan, meriwayatkan
hadis, sejarah, syair-syair, kesusatraan dan perbendaharaan kata-kata.14

14
Hasan Langgulung.Ed, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Binntang, 1979),
hal. 560

6
D. Dasar Pertimbangan dalam Penetapan Metode

Menurut Al-Syaibani (1979), ada empat dasar yang menjadi bahan


pertimbangan dalam menggunakan metode pendidikan Islam, yaitu15 :
1. Dasar agama, meliputi pertimbangan bahwaa metode yang digunakan
bersumber dari tuntunan Al-Qur’an, Sunnah Nabi, pelaksanaan pendidikan
yang dilakukan oleh para Sahabat dan para ulama salaf.
2. Dasar biologis, meliputi pertimbangan kebutuhan jasmani dan tingkat
perkembangan usia peserta didik.
3. Dasar psikologis, meliputi pertimbangan terhadap motivasi, kebutuhan,
emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat dan intelektual peserta didik.
4. Dasar sosial, meliputi pertimbangan kebutuhan sosial di lingkungan peserta
didik.

Dengan dasar-dasar pertimbangan tersebut, seorang pendidik diharapkan benar-


benar dapat menggunakan metode pendidikan secara fungsional. Terutama dalam
menjelaskan materi pendidikan sebagaimana diprogramkan dalam kurikulum
terhadap peserta didik, sehingga materi pendidikan tersebut dapat membentuk
kesan dalam perubahan tingkah laku (kognitif, apektif, psikomotorik) sebagai
indikator pencapaian tujuan pendidikan Islam.16

15
Fakhrur Razy Dalimunthe dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Medan : IAIN Press
Medan, 1996), hal. 118
16
Ibid

7
Kesimpulan

Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode


pendidikan Islam adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam
pendidikan Islam agar mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.
Karakteristik metode pendidikan dalam Islam :
1. Berpadunya metode dengan cara-cara
2. Bersifat luwes
3. Sungguh-sungguh mengaitkan antara teori dan praktek
4. Membuang cara-cara meringkaskan
5. Menekankan kebebasan peserta didik untuk berdiskusi, berdebat dan
berdialog
6. Mengangkat derajat pendidik dan meletakannya sebagai tauladan.
Metode pendidikan Islam, menurut Al-Syaibani (1979) secara formal :
1. Metode induksi (pengambilan kesimpulan)
2. Metode perbandingan (qiyasiah)
3. Metode kuliah
4. Metode dialog dan perbincangan
5. Metode halaqoh
6. Metode riwayat
7. Metode mendengar
8. Metode membaca
9. Metode imla’
10. Metode hapalan
11. Metode pemahaman
12. Metode lawatan untuk menuntut ilmu.
Dasar pertimbangan dalam penetapan metode, antara lain :
1. Dasar agama
2. Dasar biologis
3. Dasar psikologis
4. Dasar sosial

Anda mungkin juga menyukai