Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

UPT PUSKESMAS JAYALOKA


KECAMATAN JAYALOKA
JL. VETERAN NO.44 MARGATUNGGAL KECAMATAN JAYALOKA MUSI RAWAS 31665.
Telp.0852 1489 5131 E-Mail : puskesmasjayaloka@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA/TERMS OF REFERENCE


SKRINING HIV PADA IBU HAMIL
UPT PUSKESMAS JAYALOKA ANGGARAN TAHUN 2020

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional demi
terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya
penanggulangan penyakit HIV/AIDS yang melibatkan semua sektor
pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan
menyeluruh.
AIDS (Acuquired immune Deficiency sindrom) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human immuno deficiency virus)
yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem
kekebalan tubuh manusia,sehingga dengan kehilangan daya tahan tubuhnya
menyebabkan manusia tersebut mudah terinfeksi dan meninggal karna
berbagai penyakit infeksi. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan
ataupun pengobatan untuk penyembuhan virus ini. Jangka waktu antara
terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa berkisar 5-
10 tahun selamakurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat secara
sadar maupun tidak pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
Strategi penanggulangan HIV/AIDS ditunjukan untuk mencegah dan
mengurangi resiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan ADIS pada individu,
keluarga dan masyarakat agar individu dan masyarakat menjadi produktif.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilakukan melalui 4 (empat)
kegiatan yang meliputi pencegahan penularan HIV pada perempuan usia
reproduktif, pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan
dengan HIV, pencegahan penularan HIV dari ibu dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya, dan pemberian dukungan psikologis dan perawatan kepada ibu
dengan HIV beserta anak dan keluarganya maka dari itu puskesmas jayaloka
melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penularan HIV dengan cara
melakukan pemeriksaan HIV pada setiap ibu hamil menggunakan ranplit test
HIV dan konseling saat pemeriksaan antenatal care (peraturan menteri
Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013)
Pemerikasaan dini terhadap HIV/AIDSperlu dilakukan karena
HIV/AIDSbelum ditemukan obatnya, dan cara penularannya pun sangat cepat
dan bersifat asimtomatik. Memulai menjalaniVCTtidaklah perlu merasa takut
karena konseling dalamVCTdijamin kerahasiaannya karena tes ini dilakukan
dengan berdialog dengan petugas kesehatan langsung. Maka dari itu,
hendaknya masyarakat mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan
untuk deteksi dini penyakit HIV/AIDSagar terhindar dari HIV/AIDS.

B. TUJUAN
1. Umum
Melakukan pemeriksaan HIV pada ibu hamil yang melakukan antenal care
2. Khusus
Mendeteksi HIV pada ibu hamil yang melakukan antenal care di posyandu
secara dini

C. PENERIMA MANFAAT
Dilakukannya skrining HIV agar diketahui secara dini ibu hamil terpapar HIV
ataupun tidak.

D. MENU DAN RINCIAN KEGIATAN

NO URAIAN VOLUM SATUA HARGA JUMLAH


E N SATUAN

1 Kunjungan pemeriksaan HIV


pada ibu hamil di posyandu.

-Transport (2 org x 19posy 152 ORG/kL Rp.50.00 Rp.7.600.00


x4kl) 0 0

Jumlah Rp.7.600.00
0

E. STRATEGI PENCAPAIAN OUT PUT


1. Metode pelaksanaan
Metode pelaksaana kegiatan adalah mendatangi ibu hamil di posyandu yang
ada di upt puskesmas jayaloka.
2. Tahapan dan waktu pelaksanaan
Pelaksanaaan kegiatan ini akan dilaksanakan pada priode waktu yaitu pada
bulan Januari –Desember 2020 denagn rincian sebagai berikut:

Kegiatan ja fe ma Ap me ju ju ag se ok no de
n b r r i n l s p t v s

Pemeriksaan HIV
pada ibu hamil

3. Kelembagaan pelaksanaan kegiatan

Pelaksanana kegiatan Pemeriksaan HIV pada ibu hamil adalah petugas HIV
puskesmas jayaloka
F. INDIKASI KEBUTUHAN DANA
Biaya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan HIV dibebankan BOK
Puskesmas Jayaloka tahun anggaran 2020 sebesar Rp. 7.600.000

Jayaloka , November 2019


Petugas HIV
Puskesmas Jayaloka

Tri Yuniati S.Tr. Keb


PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
UPT PUSKESMAS JAYALOKA
KECAMATAN JAYALOKA
JL. VETERAN NO.44 MARGATUNGGAL KECAMATAN JAYALOKA MUSI RAWAS 31665.
Telp.0852 1489 5131 E-Mail : puskesmasjayaloka@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA / TERMS OF REFERENCE


PENYULUHAN HIV
PUSKESMAS JAYALOKA TAHUN 2020

A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan HIV/AIDSmenjadi sangat penting bagi masyarakat
dikarenakan pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi yang
mempengaruhimasyarakat dalam cara mendeteksi dini penyakit HIV.
Pemahaman masyarakat tentang deteksi dini penyakitHIVyang kurang harus
menjadi perhatian utama karena hal ini akan memicu munculnya penularan
penyakit infeksi akan lebih luas. Selain ketidakpedulian masyarakat
terhadapkondisi penderita HIV/AIDS, yang penting untuk diperhatikan adalah
bahwa dengan ketidaktahuan masyarakat, membuat test HIV/AIDSyang harus
secara dini dilakukan oleh masyarakat. Pertama mengevaluasi penyakit kulit
yang tidak kunjung sembuh, mengalami penurunan berat badan secara drastis
yang belum pernah dialami dalam riwayat kesehatannya, terkena sakit flu dan
terjadi dalam jangka waktu panjang serta berulang, dan untuk mengetahui
lebih lanjut masyarakat dapat melakukan pemerikasaan laboratorium untuk
menguatkan dugaan terhadap penderita, selanjutnya pemeriksaan
laboratorium akan menghasilkan data apakah penderita posotif HIVatau tidak,
dan yang terakhir melalui VCT(Amirudin, 2013).
Masyarakat yang beresiko tinggi terkena HIV/AIDSadalah kaum
homosex (gay), pecandu obat bius yang menggunakan jarum suntik, penerima
transfusidarah terutama pasien yang berpenyakit darah seperti hemofilia, bayi-
bayi yang orang tuanya menderita AIDS(Willy F. Pasuhuk, 2000).Hal ini akan
mempengaruhi peningkatan prevalensi HIV(Wulandari, 2013).
Prevalensi kasus HIVmenurut WHO (2015)menunjukkan, jumlah orang
dengan HIVberjumlah 17.325 jiwa dan AIDStercatat berjumlah 1.238 jiwa.
Setiap hari sekitar6.300 orang terinveksi HIV, 700 orang pada anak-anak
berusia dibawah 15 tahun, sekitar 5.500 infeksi pada orang remaja/dewasa
muda berusia 15 tahun keatas, yaitu 47% wanita, 39% remaja usia 15-24
tahun (WHO: 2013). Berdasarkan data WHO 2013, sekitar 95% orang terinfeksi
HIVadalah dari negara berkembang. NegaraIndonesia jumlah HIVmengalami
peningkatan sejak tahun 2006 sampai 2013.
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
maupun oral), trasfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu
dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut (Pratiwi, 2011). Tahap terinfeksi
HIV sampaitahap AIDS, sejalan dengan penurunan derajat imunitas. Secara
imunologis, sel T yang terdiri dari limfosit T-helpar, disebut limfosit CD4+akan
mengalami perubahan baik secara kuantitas maupun kualitas. HIV menyerang
CD4+ baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sampul
HIV yang mempunyai efek toksik akan menghambat fungsi sel T (toxicHIV).
Secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang disebut sampul gp 120
dan anti p24 berinteraksi dengan CD4+ yang kemudian menghambat aktivitas
sel yang mempresentasikan antigen. Setelah HIV melekat melalui reseptor
CD4+ dan co-reseptornya bagian sampul tersebut melakukan fusi dengan
membransel dan bagian intinya masuk ke dalam sel membran. Pada bagian inti
tersebut enzim reverse transcripataseyang terdiri dari DNApolimerase dan
ribonuclease. Pada inti yang mengandung RNA, dengan enzim DNA polimerase
menyusun DNA dari RNA tersebut. Enzim ribonucleasememusnahkan RNA asli.
Enzim polimerase kemudian membentuk DNA kedua dari DNA pertama yang
tersusun sebagai cetakan. HIV provirus yang berada pada limfosit CD4+,
kemudian bereplikasi yang menyebabkan sel limfosit CD4 mengalami sitolisis.
Virus HIV yang telah berhasil masuk dalam tubuh, juga menginfeksi berbagai
macam sel, terutama monosit, makrofag, sel-sel mikroglia di otak, sel -sel
hobfour plasenta, sel-sel dendrit pada kelenjar limfe, sel-sel epitel pada usus,
dan sel langerhans di kulit. Efek dari infeksi pada sel mikroglia di otak adalah
encepalopati dan pada sel epitel usus adalah diare yang kronis. Gejala-gejala
klinis yang ditimbulkan akibat infeksi tersebut biasanya baru disadari setelah
beberapa waktu lamanya tidak mengalami kesembuhan. Virus HIV tidak
memperlihatkan tanda dan gejala selama bertahun-tahun. Sepanjang
perjalanan penyakit tersebut sel CD4+ mengalami penurunan jumlahnya dari
1000/ul sebelum terinfeksi menjadi sekitar 200 –300/ul setelah terinfeksi 2 –
10 tahun(Dian, 2007).Upaya untuk mengurangi semakin tingginya angka
penularan HIV/AIDSjuga dilakukan oleh pemerintah. Upaya yang di berikan
pada kalangan masyarakatantara lain,pemerintah melakukan sosialisasi
HIV/AIDS berupa informasi-informasi tentang deteksi dini HIV/AIDS.Informasi
–informasi tersebut di sediakan untuk menambah pengetahuan masyarakat
tentang deteksi dini HIV/AIDS. Pada kenyataannya, meskipun pemerintah
telah banyak melakukan sosialisasitentang HIV/AIDSyangditujukan untuk
menurunkan angka penularan HIV/AIDS,namunhal tersebut tidak memperoleh
hasil secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya angka
HIV/AIDS di kalangan masyarakat.Sementara itu, kondisi tersedianya berbagai
sarana informasi tentang deteksi dini HIV/AIDSmasih kurang, baik itu berupa
bacaan yang mendidik maupun penyuluhan dari pihak-pihak yang terkait.
Pengetahuan yang minim tersebut akan menyebabkan keingintahuan
masyarakat tersebut lebih besar tentang HIV/AIDS, sehingga tidak menutup
kemungkinan akan terjadi suatu penyimpangan dalam proses pencarian
pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Hal ini yang akan mempertinggi
angka kejadian HIV/AIDS (Wulandari, 2013).
B. TUJUAN
1. UMUM
Membentuk generasi muda yang sehat dan perduli akan kesehatan.
2. KHUSUS
a. Diharapkan murid-murid sadar akan pentingnya kesehatan
b. Diharapkan murid-murid tahu tentang HIV
c. Diharapkan murid-murid mau dan mampu untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat dengan tidak terjerumus pada seks bebas, perilaku menyimpang dan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
C. PENERIMA MANFAAT
Sasaran dari kegiatan penyuluhan HIV ini adalah murid-murid SMP/MTs dan
SMA yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jayaloka.

D. MENU DAN RINCIAN KEGIATAN


2 kali x 2 orang x 5 sekolah Rp. 50.000,- = Rp. 1.000.000,-
E. STRATEGI PENCAPAIAN OUTPUT
1. Metode Pelaksanaan
Mensosialisasikan tentang dampak HIV, cara penularan dan
pencegahannya.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan disajikan dalam tabel gantt chart berikut:

BULAN PELAKSANAAN
KEGIATAN Ag De
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Sep Okt Nop
t s
Penyuluhan
HIV

3. Kelembagaan Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan penyuluhan HIV adalah petugas pemegang program


HIV di bawah KUPT Puskesmas Jayaloka dan bermitra dengan kepala
sekolah dan guru kelas/guru UKS.

F. INDIKASI KEBUTUHAN DANA


Biaya yang dibutuhkan untuk Kegiatan Penyuluhan HIV Puskesmas Jayaloka
Tahun 2020 dibebankan kepada Biaya Operasional Kesehatan (BOK) sebesar
Rp. 1.000.000,-

Jayaloka, November 2019


Petugas Promosi Kesehatan
Puskesmas Jayaloka

Tri Yuniati S.Tr. Keb

Anda mungkin juga menyukai