Anda di halaman 1dari 9

Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional)

Vol. 3 No 2 – November 2018


ISSN 2541-0644 (Print)
ISSN 2599-3275 (Online)
Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo

Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam Upaya


Memperoleh Efisiensi Biaya di Siloam Hospitals Surabaya

Tri Murni M1, Ina Suhartina2, Fransiskus, W3


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang1,2,3
inasuhartina57@gmail.com2

ABSTRAK
Latar Belakang: Rekam medis inaktif adalah berkas yang tersimpan paling tidak selama 5 tahun di
unit kerja rekam medis terhitung sejak tanggal terakhir pasien tersebut di layani pada sarana
pelayanan kesehatan atau telah 5 tahun pasca pasien meninggal dunia. Terdapat beberapa tahapan
dalam rekam medis inaktif yaitu di mulai dari pemilahan dan pemindahan dari rak aktif ke rak
inaktif. Berlanjut kemudian pada pemilahan berkas yang bisa dimusnahkan, proses alih media, dan
pemusnahan itu sendiri. Proses rekam medis inaktif menghasilkan limbah kertas yang akan di
musnahkan. Peneliti melihat bahwa limbah kertas tersebut sebenarnya masih dapat digunakan
kembali (recycle). Untuk mendaur ulang limbah kertas agar dapat dipergunakan kembali, peneliti
memiliki gagasan yang disebut map Re-Use.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan kembali map rekam medis inaktif.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, peneliti akan memaparkan secara
deskriptif hasil analisis penggunaan map Re-Use. Selain itu peneliti juga akan memaparkan hasil
estimasi pengeluaran rumah sakit setelah menggunakan map Re-Use.
Hasil: Dari data yang berasal dari bagian pengadaan Siloam Hospitals Surabaya, pada tahun 2016
dikeluarkan biaya sebanyak Rp. 92.875.000,00 untuk pengadaan map baru Siloam Hospitals Surabaya
dimana 81% dari pengeluaran rutin rekam medis. Dengan menggunakan map re-use, maka
diperkirakan terjadi efisiensi biaya per bulannya, sebesar Rp. 7.673.333,00. Dengan efisiensi ini,
terpecahkan juga masalah ketidaktersediaan tenaga serta didapatkan beberapa manfaat lain, seperti :
retensi berjalan, efisiensi pengeluaran biaya, tempat penyimpanan lebih lega dan mengurangi
pencemaran lingkungan.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa
penggunaan map Re-Use dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional di unit rekam medis,
sehingga biaya operasional Siloam Hospitals Surabaya dapat berkurang.
Kata Kunci: Map, Rekam Medis, Rumah Sakit, Map Re-Use

ABSTRACT
Background: Inactive medical records are files that have been kept for at least 5 years in the medical
record work unit since the last date the patient is served at the health services facility or 5 years after
death. There are several stages in inactive medical records; it begins from sorting and moving from
active shelves to inactive shelves. Then, there will be sorting of files that can be destroyed, the process
of transferring the media, and destroying process. This process of inactive medical records produces
waste paper that will be destroyed. This waste paper can still be used if it is recycled. Re-Use Folder is
invented to recycle paper waste so that it can be reused.
Objective: This study aims to analyze the medical record folder that can be reused.
Method: This research will use descriptive results of the analysis of the use of the Re-Use Folder and
to explain the results of estimated hospital expenses after using the Re-Use Folder.
Results: Siloam Hospitals Surabaya spent Rp. 92,875,000.00 (81%) of routine medical records in 2016. It
is expected to reduce cost after using Re-Use Folder per month to be Rp. 7,673,333.00. Thus the
problem of unavailability of human resource will also be solved. So that several benefits will obtained,
such as: running retention, cost efficiency, larger storage, and reduces environmental pollution.
Conclusion: Based on the results of the research conducted, the use of the Re-Use Folder can improve
the efficiency of the production process so that production costs can be reduced.
Key words: Files, Medical Records, hospital, Re-Use Map

53
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

PENDAHULUAN Untuk mendapatkan keunggulan


Masalah kesehatan saat ini menjelma dalam era persaingan global, rumah sakit
menjadi salah satu kebutuhan primer bagi dituntut mampu menyajikan pelayanan
masyarakat, kebutuhan akan jasa layanan berkualitas dengan harga yang terjangkau
kesehatan yang memadai telah menjadi serta bersaing dengan rumah sakit yang
syarat utama (Suprianto, 2010). Rumah lain. Tujuan utama rumah sakit dalam
sakit sebagai lembaga jasa layanan menyajikan pelayanan berkualitas adalah
kesehatan, sebagai institusi pelayanan tercapainya kepuasan pasien yang
kesehatan. Karena itu perlu pemikiran ditandai dengan turunya angka keluhan
yang tepat yang berkaitan dengan efisiensi (complain) dari pasien, sehingga
dan efektivitas pelayanan sekaligus menunjukkan pergerakan pertumbuhan
mampu memberikan pelayanan yang perusahaan (rumah sakit) yang tinggi
dapat memuaskan pelanggan, pemberi (Andermann.et.all, 2011). Rumah sakit yang
layanan dan pemilik rumah sakit. merupakan badan usaha dibidang jasa
Rumah sakit merupakan lembaga mempunyai tujuan tersendiri sama seperti
penyedia jasa layanan kesehatan dituntut badan usaha yang lainnya. Produk utama
untuk bersikap proaktif dan memberikan dari rumah sakit adalah pelayanan pada
pelayanan yang maksimal dan berkualitas pasien dan sasaran utamanya adalah
untuk konsumenya (Karassavidou.et.all, perawatan dan pengobatan serta
2008). Dengan memahami persepsi kesehatan pada penderita sakit.
konsumen terkait dengan pelayanan di Efisiensi pada dasarnya adalah salah
rumah sakit serta menerapkan sesuai satu dari kinerja sebuah organisasi.
harapan konsumen, rumah sakit akan Kemampuan menghasilkan output yang
mampu bertahan dan memenangkan tinggi dengan input yang ada adalah
persaingan di era globalisasi saat ini. merupakan ukuran kinerja yang
Rumah sakit sebagai salah satu subsistem diharapkan. Pada saat pengukuran
pelayanan kesehatan menyelenggarakan efisiensi dilakukan, rumah sakit
dua jenis pelayanan untuk masyarakat diharapkan pada kondisi bagaimana
yaitu pelayanan kesehatan masyarakat meraup tingkat input yang minimum
dan pelayanan administrasi kesehatan. dengan tingkat output tertentu. Disisi lain
Pelayanan kesehatan masyarakat bukan hanya kebijakan pemerintah saja
mencakup pelayanan medik, pelayanan yang dijadikan suatu rumah sakit sebagai
penunjang medik, rehabilitas medik dan bahan pertimbangan dalam
pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut memaksimalkan kinerjanya tetapi dewasa
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, ini persaingan antar rumah sakit semakin
unit rawat jalan dan unit rawat inap. ketat maka seyogyanya rumah sakit harus
Dalam perkembangannya, pelayanan memaksimalkan kinerjanya agar dapat
rumah sakit tidak terlepas dari bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit
pembangunan ekonomi masyarakat. yang lain, sehingga efisiensi operasional
Perkembangan ini terlihat pada rumah sakit utamanya yang menekan
bergesernya fungsi klasik rumah sakit pada rasionalisasi biaya dan efektivitas
yang pada awalnya hanya memberi unit usaha rumah sakit sangat dibutuhkan
pelayanan yang berwujud penyembuhan untuk menunjang persaingan tersebut
(kuratif) kepada pasien. Karena ilmu (Rostami & Ghahramantan, 2010).
pengetahuan yang semakin berkembang Dari uraian di atas tampak bahwa
dengan pesat khususnya teknologi rumah sakit mengemban tugas yang berat.
kedokteran, pelayanan kesehatan Di satu sisi dituntut memberi pelayanan
sekarang tidak saja bersifat kuratif yang bermutu yang dapat memuaskan
(penyembuhan) tetapi juga pemulihan konsumennya. Di sisi yang lain berpraktik
(rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam segala hal
secara terorganisir melalui upaya juga memerlukan perhatian khusus.
publikasi kesehatan (promotif) serta Siloam Hospitals Surabaya, yang
upaya pencegahan (preventif). merupakan salah satu penyedia jasa
(Ranjbar.et.all, 2010) layanan kesehatan swasta, dimana

54
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

merupakan suatu isntitusi yang harus Kajian Literature


membiayai semua biaya operasional Rumah Sakit
secara mandiri, dituntut untuk secara Berdasarkan undang-undang No. 44
serius memikirkan mengenai efisiensi Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
biaya ini. Kenaikan biaya karena inflasi, dimaksudkan dengan rumah sakit adalah
kenaikan UMR, banyak pasien yang institusi pelayanan kesehatan yang
beralih ke BPJS, meningkatnya persaingan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
antar RS, pengembangan grup rumah perorangan secara paripurna yang
sakit menyebabkan efisiensi biaya ini menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
menjadi hal yang sangat penting, bagi jalan, dan gawat darurat.
kelangsungan operasional rumah sakit. Menurut Permenkes No. 147 tahun
Bagian rekam medis, merupakan 2010 tentang perizinan rumah sakit,
salah satu bagian dengan biaya “Rumah sakit adalah institusi pelayanan
operasional dengan jenis “stasionery” kesehatan yang menyelenggarakan
yang cukup tinggi. Ruang kerja yang pelayanan kesehatan perorangan secara
harus cukup luas, pengadaan rak paripurna yang menyediakan pelayanan
penyimpanan yang tidak murah, alat alat rawat jalan, rawat inap, dan rawat
tehnologi pendukung, memerlukan darurat”.
investasi yang tidak sedikit. Belum lagi Menurut Milton Roemer dan
kiranya biaya operasional barang rutin Friedman dalam bukunya Doctors in
seperti formulir dan pencetakan map hospitals yang dikutip oleh Suprianto,
berkas Siloam Hospitals Surabaya, (2010) fungsi rumah sakit adalah :
merupakan porsi terbesar dari a. Harus ada unit pelayanan rawat inap
pengeluaran di bagian rekam medis, dengan fasilitas diagnosa serta
diluar gaji pegawai. terapeutiknya.
Dari data yang didapatkan dari b. Harus tersedianya pelayanan rawat
bagian pengadaan di Siloam Hospitals jalan.
Surabaya, pengeluaran terbanyak adalah c. Rumah Sakit memiliki kewajiban
untuk pencetakan yaitu pengadaan map untuk melakukan pendidikan
atau sampul berkas rekam medis. Tahun pelatihan bagi elemen rumah sakit.
2016 didapatkan pengeluaran sebesar Rp. d. Rumah sakit harus melakukan
92.875.000,00 atau 81 % dari pengeluaran penelitian dibidang kedokteran dan
rutin bagian rekam medis berasal dari kesehatan.
pengadaan map rekam medis. Di sisi lain e. Bertanggung jawab untuk program
retensi dan pemusnahan rekam medis pencegahan penyakit dan
rekam medis, meninggalkan limbah, salah penyuluhan kesehatan bagi populasi
satunya adalah map berkas rekam medis. di sekitarnya.
Masalah lainya adalah tenaga khusus
untuk melakukan retensi, alih media dan Rekam Medis
pemusnahan tidak tersedia. Kondisi map Rekam Medis merupakan dokumen
rekam medis yang masih cukup bagus yang berisikan catatan dan dokumen
dan layak untuk bisa digunakan lagi, terkait tentang identitas pasien,
mendorong penulis untuk melakukan pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
studi berapa penghematan yang dapat pelayanan lain yang sudah dilakukan
dilakukan, dan apakah penghematan kepada pasien (Permenkes 269, tahun
tersebut cukup besar sehingga hasil dari 2008). Sedangkan menurut Butt (2010)
penghematan tersebut, dapat digunakan Rekam Medis adalah fakta-fakta atau
untuk membayar upah petugas untuk bukti kondisi pasien, riwayat penyakit dan
melakukan tugas retensi, alih media, dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang
pendaurulangan map berkas rekam medis di tulis oleh profesi kesehatan yang
agar bisa digunakan lagi. memberikan pelayanan kepada pasien
tersebut.
Tujuan rekam medis adalah
membantu secara aktif tercapainya tertib

55
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

administrasi sebagai implementasi dari pengembangan ilmu pengetahuan di


upaya peningkatan pelayanan kesehatan bidang kesehatan.
di rumah sakit. Tanpa didukung suatu e. Aspek Pendidikan (Education) : Suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang berkas rekam medis mempunyai nilai
baik dan benar, tidak akan tercipta tertib pendidikan, karena isinya
administrasi rumah sakit sebagaimana menyangkut data/informasi tentang
yang diharapkan. Sedangkan tertib perkembangan kronologis dan
administrasi merupakan salah satu faktor kegiatan pelayanan medis yang di
yang menentukan di dalam upaya berikan kepada pasien, informasi
pelayanan kesehatan di rumah sakit. tersebut dapat di pergunakan sebagai
(Permenkes 269, tahun 2008). bahan/referensi pengajaran di bidang
Adapun kegunaan dari rekam medis profesi pendidikan kesehatan.
dapat di lihat dari beberapa aspek yang f. Aspek Dokumentasi (Documentation)
disingkat dengan ALFRED PH MP : Suatu berkas rekam medis
(Hatta.dkk, 2009) mempunyai nilai dokumentasi,
a. Aspek Administrasi (Administrasion): karena isinya menyangkut sumber
Di dalam berkas rekam medis ingatan yang harus di
mempunyai nilai administrasi, karena dokumentasikan dan di pakai sebagai
isinya menyangkut tindakan bahan pertanggung jawaban dan
berdasarkan wewenang dan laporan rumah sakit.
tanggung jawab sebagai tenaga medis g. Public Health : Suatu berkas rekam
dan paramedik dalam mencapai medis dapat di gunakan sebagai
tujuan pelayanan kesehatan. bahan untuk memprediksi atau
b. Aspek Hukum (Legal): Suatu berkas mengidentifikasi penyebaran
rekam medis mempunyai nilai penyakit yang ada sekarang dan masa
hukum,karena isinya menyangkut yang akan datang serta untuk
masalah adanya jaminan kepastian meningkatkan derajat kesehatan
hukum atas dasar keadilan, dalam nasional atau dunia.
rangka usaha menegakkan hukum h. Marketing Planning : suatu berkas
serta penyediaan bahan sebagai tanda rekam medis dapat di gunakan
bukti untuk menegakkan keadilan, sebagai dasar pengambilan keputusan
Rekam Medis adalah milik Dokter dan pengembangan pemasaran
dan Rumah Sakit sedangkan isinya dengan mempromosikan pelayanan
terdiri dari Identitas Pasien, yang ada.
Pemeriksaan, Pengobatan, Tindakan
dan Pelayanan lain yang telah di Retensi dan Pemusnahan
berikan kepada pasien adalah sebagai Dr. Rano dari Ranocenter, (2014)
informasi yang dapat di miliki oleh menjelaskan tentang apa itu retensi.
pasien sesuaidengan peraturan dan Retensi berarti “menyimpan”. Jadi sistem
perundang-undangan yang berlaku retensi adalah sistem yang mengatur
(UU Praktik Kedokteran RI No.29 jangka waktu penyimpanan berkas rekam
Tahun 2009 Pasal 46 ayat (1), medis. Lebih lanjut Dr. Rano memaparkan
penjelasan). tahapan retensi sebagai berikut:
c. Aspek Keuangan (Financial): Suatu Penyusutan rekam medis adalah
berkas rekam medis mempunyai nilai suatu kegiatan pengurangan berkas rekam
uang, karena isinya mengandung medis dari rak penyimpanan dengan cara;
data/informasi yang dapat di 1. Memindahkan berkas rekam medis
pergunakan sebagai aspek keuangan. inaktif dari rak file aktif ke rak file
d. Aspek Penelitian (Research): Suatu inaktif dengan cara memilah pada rak
berkas rekam medis mempunyai nilai file penyimpanan sesuai dengan tahun
penelitian karena isinya menyangkut kunjungan.
data dan informasi yang dapat 2. Memikrofilmisasi berkas rekam medis
dipergunakan sebagai aspek in aktif sesuai ketentuan yang berlaku.
pendukung penelitian dan

56
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

3. Memusnahkan berkas rekam medis dibiarkan, pengeluaran tersebut dapat


yang telah di mikrofilm dengan cara berdampak pada penurunan laba yang
tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu
4. Dengan melakukan “scaner/pemindai” perlu dilakukan efisiensi biaya dalam
pada berkas rekam medis perusahaan untuk menekan pengeluaran-
Pemusnahan adalah suatu proses pengeluaran yang tidak perlu, agar tidak
kegiatan penghancuran fisik arsip rekam terjadi pemborosan biaya. Ada beberapa
medis yang sudah berakhir fungsi dan hal yang harus dilakukan oleh perusahaan
nilai gunanya. Penghancuran harus di untuk melaksanakan efisiensi biaya, yaitu
lakukan secara total dengan cara di antaranya:
membakar sampai habis, mencacah atau 1. Melakukan efisiensi biaya produksi
di daur ulang sehingga tidak bisa lagi di 2. Meningkatkan efisiensi dan kinerja
kenal isi maupun bentuknya. Prosedur tenaga kerja
pemusnahan umumnya terdiri dari 3. Menetapkan biaya standar
langkah-langkah (Wijaya, 2013):
1. Seleksi. METODE PENELITIAN
2. Pembuatan daftar jenis arsip yang di Penelitian ini merupakan penelitian
musnahkan. deskriptif kualitatif, menurut Creswell
3. Pembuatan berita acara pemusnahan. (2010) penelitian deskriptif kualitatif
4. Pelaksanaan pemusnahan dengan adalah prosedur penelitian yang
saksi-saksi. menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Daftar pemusnahan berisikan jenis kata tertulis atau lisan dari fenomena-
arsip yang dimusnahkan dan jumlah fenomena yang diamati. Dengan
lembarnya, serta periode tahun dari arsip pendekatan deskriptif kualitatif dapat
yang di musnahkan. Pemusnahan di dideskripsikan proses penggunaan map
laksanakan oleh penanggung jawab Re-Use dalam upaya efisiensi biaya
kearsipan dan 2 orang saksi dari unit kerja operasional rumah sakit.
lain. Setelah pemusnahan selesai di Penelitian ini berlokasi di Siloam
laksanakan, maka berita acara dan daftar Hospitals Surabaya, dengan fokus
telaah rekam medis yang dimusnahkan penelitian pada proses pemanfaatan
(Hatta.dkk, 2009). kembali map rekam medis, kemudian
efeknya terhadap efisiensi biaya
Efisiensi Biaya pegeluaran di Siolam Hospitals Surabaya
Efisiensi biaya merupakan suatu setiap bulanya. Untuk itu peneliti
upaya mengurangi biaya aktivitas membutuhkan data sekunder berupa
organisasi. Maknanya tidak hanya terbatas laporan pemakaian barang rutin dari
pengurangan biaya aktivitas saja, tetapi bagian pengadaan (Material Management
dilihat juga dari aspek sasarannnya, yang Departement) dan data jumlah pasien
dikenal dengan pengendalian biaya (cost baru dari tiap unit pelayanan departemen
containment). Cost containment adalah rekam medis. Data tersebut didapat
aktivitas pengendalian biaya pada dengan cara mengambil data pemakaian
aktivitas pelayanan secara tidak langsung map rekam medis pertahun, dan jumlah
mempengaruhi perawatan pasien. pasien baru dalam 3 bulan terakhir. Data
aktivitas pengendalian biaya difokuskan tersebut berasal dari unit pelayanan rawat
pada aktivitas yang tidak mempengaruhi jalan, rawat inap, UGD, fisioterapi,
langsung perawatan pasien. (Suprianto, daycare, dan hemodialisa.
2010) Selanjutnya data akan analisis secara
Menurut Meriyanti (2013), efisiensi deskriptif. Kebutuhan biaya untuk pasien
adalah suatu ukuran keberhasilan yang baru akan dihitung dan hasilnya akan
dinilai dari besarnya sumber daya yang dibandingkan antara biaya prngadaan
dikorbankan untuk memperoleh hasil map baru dengan map Re-Use.
tertentu. Perusahaan yang besar dengan Perbandingan yang dilakukan meliputi
jenis kegiatan yang beragam memiliki perhitungan biaya sebelum menggunakan
pengeluaran biaya yang tidak sedikit. Jika map Re-Use dan sesudah menggunakan

57
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

map Re-Use. Selisih biaya tersebut akan bahwa rekam medisnya telah disimpan
menjadi besaran nilai efsiensi biaya. pada rak inaktif dan siap dimusnahkan
3. Form form rekam medis yang dialih
HASIL PENELITIAN DAN mediakan adalah :
PEMBAHASAN a. Isian identitas pasien.
Sebelum membahas mengenai proses b. Form integrated note OPD (rawat
pengunaan map ReUSe, akan dipaparkan jalan).
kebijakan SOP retensi sampai pada c. form AE (unit Gawat Darurat).
pemusnahan kertas di Siolam Hospitals d. Form fisioterapi
Surabaya sebagai berikut : Untuk pasien rawat inap, terdapat
1. Rekam medis dinyatakan inaktif jika petunjuk teknis sesuai kebijakan sebagai
melewati masa 5 tahun dari kunjungan berikut:.
terakhir. 4. Lakukan alih media terhadap form
2. Rekam medis yang sudah inaktif form tersebut.
dilakukan pemusnahan, kecuali resume 5. Masukkan pada daftar pemusnahan.
medis dan persetujuan tindakan medis 6. Bila pasien berobat lagi, nomor lama
harus disimpan dalam jangka 10 tahun tetap dipakai, hanya diberi map baru,
terhitung dari tanggal dibuatnya kedua dengan keterangan berkas telah
dokumen tersebut. pada setiap dialihmediakan. Tanda ** dihapus dari
pemusnahan rekam medis dibuat berita data pasien.
acara pemusnahan rekam medis. Proses penggunaan map ReUse akan
3. Pemusnahan rekam medis inaktif dapat dilakukan pada saat proses alih media dan
dikerjakan oleh pihak ketiga yang identifikasi berkas yang akan
diatur dengan perjanjian secara tertulis dimusnahkan. Proses penggunaan map
untuk mejaga kerahasiaan data-data ReUse terdiri dari beberapa tahapan
pasien. sebagai berikut :
4. Pada rekam medis inaktif juga 1. Dilakukan pemilahan map yang
dilakukan alih media, yang meliputi masih layak untuk digunakan
a. Pendaftaran Pasien baru kembali.
b. Resume medis Pasien pulang 2. Dilakukan pembersihan map dari
c. Persetujuan tindakan formulir formulir rekam medis yang
medis/informed consent (bila ada) masih ada atau menempel.
d. Laporan Operasi 3. Dilakukan penempelan stiker putih
e. Hasil pemeriksaan Patologi anatomi polos, satu untuk menutupi nama
9bila ada) pasien sebelumnya. Kedua, untuk
f. Surat kematian dan kelahiran (bila menutupi nomor rekam medis
ada) sebelumnya. Setelah itu maka berkas
g. Pengisian data untuk surat map rekam medis, dapat digunakan
keterangan lahir (bila ada) kembali, untuk pasien baru.yang akan
h. Permintaan Perubahan data pasien berobat.
(bila ada) Map ReUse dapat digunakan untuk
Sedangkan Petunjuk tehnis (SOP) pasien rawat jalan, rawat inap, fisioterapi,
retensi dan alih media adalah sebagai hemodilisa, kecuali untuk pasien dari
berikut Departemen Emergency atau UGD. Hal
1. Berkas rekam medis yang diretensi ini dikarenakan pada sistem UGD, setiap
adalah berkas rekam medis pasien, pasien yang datang pasti memerlukan 1
yang telah berumur lebih dari 5 tahun lembar pemeriksaan UGD. Untuk
sejak kunjungan terakhir pasien menghindari hilangnya lembar tersebut,
2. Setelah selesai, pada modul rekam maka lembar pemeriksaan UGD untuk
medis, beri tanda ** didepan kolom pasien baru, dijadikan satu dengan map
nama pasien. Contoh : **Tukul Arwana, rekam medisnya. Untuk pasien baru,
Tn maka isian identitas pasien baru dan
Hal ini untuk menandakan dan dijadikan satu didalam map rekam medis
memudahkan petugas rekam medis, dan diberikan ke pasien atau pendaftar

58
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

untuk diisikan detail identitas pasien. berkas. Bila dihitung secara rupiah harga
Karena dikawatirkan adanya komentar, per map, maka didapatkan biaya sebesar.
pandangan negatif, bahkan publikasi yang 9208 x Rp. 5000 = Rp. 46.040.000,00
merugikan, bila pihak pasien mengetahui sehingga jika dirata-rata, pengeluaran
bahwa rumah sakit menggunakan map biaya perbulan untuk pengadaan map
hasil proses penggunaan kembali (ReUse), rekam medis adalah sebesar Rp.7.673.333.
untuk itu khusus untuk berkas Map Ketika proses map ReUse sudah
rekam medis pasien baru di UGD, tetap dilakukan, tentu ada biaya yang timbul,
menggunakan map rekam medis baru. biaya tersebut meliputi biaya tetap, biaya
Setelah meggunakan map ReUse, variabel dan biaya campuran (Hansen,
terjadi penyusutan pengeluaran biaya 2009). Biaya tetap dalam hal ini adalah gaji
bulanan di Siolam Hospitals Surabaya. pegawai yang melakukan proses ReUse.
Data yang diperoleh dari bagian Material Seangkan biaya variabel dalam hal ini
Management Department atau bagian adalah biaya pengadaan stiker penutup.
pengadaan, harga 1 buah map rekam Berdasarkan data sekunder dari bagian
medis tahun 2016 sebesar Rp. 4.500,00. pengadaan, 1 lembar stiker ukuran A4
Sepanjang tahun 2016, bagian pengadaan seharga Rp.500,00. Dari tabel dibawah
telah membelanjakan sebesar Rp. ini dapat diketahui biaya variabel yang
92.875.000,00 untuk pengadaan map dikeluarkan untuk proses reuse 1 buah
rekam medis ini. Untuk tahun 2017, harga map rekam medis.
map rekam medis sebesar Rp. 5.000,00
untuk setiap mapnya. Tabel 2. Perincian Biaya Variabel Dalam
Bila diasumsikan bahwa map rekam Proses Pengunaan Kembali (reuse) Map
medis digunakan atau diberikan untuk Rekam Medis, di Siloam Hospitals Surabaya,
pasien baru, maka berdasarkan data yang 2017
Jumlah Harga Biaya
didapat dari sistem informasi rumah sakit, Stiker stiker / untuk 1
data pasien baru adalah sebagai berikut: potongan/ lembar map
lembar A4 A4 (Rupiah)
(rupiah
Tabel 1. Jumlah Pasien Baru Per Unit Stiker penutup 12 500 41,6
Pelayanan, di Siloam Hospitals Surabaya, sampul depan
Bulan Januari – Juni 2017 Stiker penutup 4 500 125
Rata nomor RM samping
Departemen rata TOTAL BIAYA 166,6
1 2 3 4 5 6
Pelayanan per
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
bulan
Day Care 23 17 18 16 27 10 19 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa untuk proses penggunaan
Fisioterapi 66 54 56 64 62 55 60
kembali (reuse) map, hanya dibutuhkan
biaya sebesar Rp. 167,00 Jika
Inpatient 67 62 79 65 91 53 70
diperhitungkan total dengan biaya
Medical pengeluaran untuk tambahan gaji
304 160 127 121 94 153 160
Check Up
pegawai baru, maka perhitungan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Outpatient 1362 1171 1323 1203 1298 1007 1227
Tabel 3. Gambaran Rata-rata Total
Efisiensi Biaya Per Bulan, Penggunaan Map
TOTAL 1822 1464 1603 1469 1572 1278 1535
Rekam Medis reuse , di Siloam Hospital
Surabaya, 2017
Sumber : Sistem informasi Siloam Hospitals
PERINCIAN Dalam
Surabay, 2017
Rupiah
a. MAP baru 7.675.000
Dari tabel diatas didapatkan 1535 x Rp. 5000,00
pemakaian map baru dari bulan Januari b. MAP bekas yang digunakan 256.345
2017 sampai bulan Juni 2017, sebanyak kembali
9208 berkas rekam medis yang digunakan. 1535 x Rp. 167,00
Bila dirata rata sebulan sebanyak 1535

59
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

Tabel 3. (lanjutan) Gambaran Rata-rata 1. Perlu adanya tambahan seorang


Total Efisiensi Biaya Per Bulan, Penggunaan karyawan untuk melakukan proses
Map Rekam Medis reuse, di Siloam Hospital map ReUse.
Surabaya, 2017 2. Bila kebijakan penambahan tenaga
c. Biaya pegawai (UMR 2017) 3.296.212,50
tidak diperbolehkan, maka alokasi
TOTAL SELISIH (a-(b+c)) 4.122.443 dana untuk tambahan satu tenaga, bisa
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 ditawarkan kepada staf rekam medis
yang bersedia, dengan perhitungan
Dari tabel diatas didapatkan biaya yang sesuai dengan tabel 3.
gambaran rata rata penghematan sebesar Dengan cara ini maka rumah sakit
Rp.4.122.443,00 perbulan, atau bila di tidak terbebani dengan jumlah tenaga
asumsikan untuk satu tahun maka yang makin bertambah, sedangkan
didapatkan perkiraan penghematan bagi staf rekam medis mendapat
sebesar Rp. 49.469.310,00 per tahunnya. tambahan penghasilan.
Selain efisiensi dari segi biaya,
keuntungan lain dengan melakukan DAFTAR PUSTAKA
efisiensi ini adalah : Andermann, A. Gingsburg, L. Norton, P.
a. Kebutuhan pembiayaan tenaga untuk Arora, N. Bates, D. Wu, A. (2011).
melakukan proses alih media, retensi Core competencies for patient safety
dan pemusnahan dapat teratasi. research: a cornerstone for global
b. Dengan dilakukan retensi, maka rak capacity strengthening. BMJ Qual Saf,
akan menjadi lebih longgar/lega, Volume 20(No. 1), 96–101.
sehingga lebih memudahkan saat Butt, M. & de R. E. (2010). Private
proses penjajaran (filling) ataupun Healthcare quality: applying a
saat pengambilan berkas di dalam SERQUAL model. Int J Health Care
rak. Sehingga menunjang mutu Qual Assur, Volume 23(No. 7), 65–73.
pelayanan rekam medis dalam hal Creswell, J. W. (2010). Research Design:
penyediaan berkas rekam medis. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
c. Kapasitas rak penyimpan berkas dan Mixed. Yogyakarta: PT Pustaka
rekam medis aktif menjadi lebih Pelajar.
banyak. Hansen, and M. (2009). Managerial
d. Rak penyimpanan menjadi lebih rapi. Accounting. In Edisi 8. Jakarta:
Salemba Empat.
KESIMPULAN DAN SARAN Hatta, G. (2009). Pedoman Manajemen
Berdasarkan hasil penelitian dapat Informasi Kesehatan di Sarana
disimpulkan tiga hal sebagai berikut : Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UIP.
1. Proses memanfaatkan kembali (reuse) Indradi, R. (2014). Sistem Retensi Rekam
map rekam medis, dilakukan setelah Medis. Retrieved from
proses alih media, dengan menutup http://ranocenter.weebly.com/blog-
semua catatan pemilik map ranocenter/sistem-retensi-rekam-
sebelumnya dengan menggunakan medis
stiker, dan digunakan untuk semua Karassavidou, E. (2008). Papadopoulos
unit pelayanan, kecuali UGD. CT. Health care quality in Greek NHS
2. Rata rata penggunaan map dalam satu hospital: No one knows better than
bulannnya sekitar 1535 map rekam patients. In Proceedings of the 11th
medis, dan rata rata biaya untuk QMOd Conference on Quality
pengadaannya sebesar Rp.7.675.000,00 Management and Organizational
3. Besarnya efisensi bersih (nett) Development Attaining Sustainability
penggunaan map kembali (ReUse) ini from Organizational Excellence to
dalam 1 bulan berkisar Rp. 4.122.443,00. Sustainable Excellence. Helsingborg,
Dimana sudah diperhitungkan dengan Sweden.
biaya variabel dan biaya untuk gaji/ Meriyanti, G. (2013). Analisis efisiensi
honor 1 pegawai. biaya operasional melalui
Peneliti juga memiliki beberapa saran pengelolaan tunjangan makan dan
terkait hasil penelitian sebagai berikut :

60
Analisis Penggunaan Kembali Map Rekam Medis dalam …

jaminan pemeliharaan kesehatan Yazd, Afshar hospital. Toloo-E-


pada perusahaan outsourcing. Jurnal Behdasht, Volume 9(No. 29), 75–85.
EMBA Universitas Sam Ratulangi, Rostami H, R. A. G. A. (2010). The
Volume 1(No. 1), 1–10. viewpoint of nurses about
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147 professional relationship between
/ MENKES / PER / I / 2010 tentang nurses and physicians. Journal of
perizinan rumah sakit. (n.d.). Jakarta: Research Development in Nursing &
Departemen Kesehatan RI. Midwifery, Volume 7(No. 1), 63–72.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Suprianto. (2010). Manajemen mutu
/ MENKES / PER / III / tentang pelayanan kesehatan. In Heat
rekam medis. (n.d.). Jakarta: Advocacy. Surabaya.
Departemen Kesehatan RI. Undang Undang Republik Indonesia No.
Ranjbar, EM. Bahrami M. Zare, AH. 29 Tahun 2009 tentang praktik
Nasiri, S. (2010). Gap Analysis kedokteran. (n.d.).
between perceptions and Wijaya, L. (2013). Pemusnahan Rekam
expextations of service recipients Medis. Jakarta: Esa Unggul.
through SERVQUAL approach in

61 Tri Murni M

Anda mungkin juga menyukai