Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN HUKUM

1. Teori etis pelopornya aristoteles, tujuannya mewujudkan keadilan (semata-mata mewujudkan


keadilan, dan bahwa hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi pada setiap orang yang ia berhak
menerimanya.

2. Teori utility, Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata mewujudkan yang berfaedah, hukum
bertujuan menjamin adanya kebahagiaan pada orang sebanyak-banyaknya.

3. Teori campuran, Menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk ketertiban. Tujuan lain adalah hargai
keadilan yang berbeda-beda isi menurut keadilan dan zamannya.

Ilmu hukum sebagai ilmu kenyataan

Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan analitis mempelajari
hubungan timbal balik antara hukum sebagai gejala sosial dengan gejala sosial lainnya.

Antropologi hukum itu sendiri adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yg mempelajari pola-pola
sengketa dan penyelesaiannya pada masyarakat-masyarakat sederhana maupun pada masyarakat yang
mengalami proses perkembangan dan pembangunan.

Perbandingan hukum merupakan metoda penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan
yg lebih mendalam tentang bahan hukum tertentu.

Sejarah hukum adalah suatu bidang studi hukum yang mempelajari perkembangan dan asal-usul sistem
hukum dalam suatu masyarakat tertentu dan membandingkan dengan hukum yang berbeda karena
dibatasi oleh waktu.

Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang prilaku manusia (human behavior), maka dengan kaitannya
dengan studi hukum, ia akan melihat hukum sebagai salah satu pencerminan perilaku manusia.

Sistem Hukum

Sistem hukum Eropa Kontinental menempatkan peraturan perundang-undangan sebagai sumber utama,
sedangkan sistem Anglo Saxon menempatkan putusan hakim sebagai sumber hukum utamanya

1. Sistem hukum Eropa Kontinental (civil law, reectaats)

Sistem hukum Eropa Kontinental menempatkan peraturan perundang-undangan sebagai sumber utama.

Berdasarkan sumber-sumber hukum itu, maka sistem hukum Eropa Kontinental penggolongannya ada
dua yaitu penggolongan kedalam bidang “ hukum publik” dan “hukum privat”. Hukum publik mencakup
peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa/negara serta
hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara.

Termasuk dalam hukum publik ialah Termasuk dalam hukum publik ialah:
1. Hukum Tata Negara

2. Hukum Administrasi Negara

3. Hukum Pidana

Hukum Privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Termasuk dalam hukum privat/perdata
ialah:

1. Hukum Perdata

2. Hukum Dagang

Sistem Hukum Anglo Saxon ( common law, rule of law) Anglo Amerika.

sistem Anglo Saxon menempatkan putusan hakim sebagai sumber hukum utamanya.

Sistem hukum Anglo Saxon, yang kemudian dikenal dengan sebutan :Anglo Amerika”’ mulai berkembang
di Inggris pada abad XI yang sering disebut sebagai sistem “Common Law” dan sistem “Unwritten Law”
(tidak tertulis).

Ada tiga ciri dengan sistem the rule of law menurut Dicey:

1. Supremasi Hukum

2. Persamaan dimuka hukum (equality before the law)

3. Per UU an didasarkan kepada hak hak perseorangan

MAZHAB HUKUM

Dalam hukum terdapat beberapa Mazhab yaitu;

Mazhab Hukum Alam

Mazhab positivisme Hukum

Mazhab utilitarianisme

Mazhab Sejarah

Mazhab sociological jurisprudence

Mazhab realisisme hukum

1. Hukum alam adalah hukum yang ditemukan pada alam dimana hukum itu sesuai dan bersinergi
dengan alam.
Hukum Alam Bersumber dari Tuhan (Teori hukum alam yang irasional) hukum alam hukum yang lahir
bersamaan dengan terciptanya manusia dan tidak berubah sepanjang zaman (kodrat) hukum alam
adalah hukum yang tertinggi

sumber hukum alam adalah kitab suci, manusia dikuasai oleh hukum alam dan adat kebiasaan.

2. Mazhab Positivisme Hukum

Aliran positivisme hukum lahir atas reaksi berkembangnya aliran (Mazhab) hukum alam. ciri positivisme
menurut H.L.A. Hart :

"hukum tidak perlu dikaitkan moral, hukum itu sebagaimana adanya (law as is it) bukan hukum
sebagaimana yang seharusnya (Law as ought to be)"

Ciri-ciri Positivisme Hukum

Sistem hukum adalah sistem tertutup yang logis (masuk akal)

pertimbangan secara moral tidak dipertahankan, kecuali dengan argumen rasional, fakta-fakta, atau
bukti.

sanski pidana harus spesifik untuk setiap kejahatan selain itu kerasnya sanksi tidak boleh melebihi daya
preventifnya (pencegahannya).

tujuan utamanya adalah keteriban semata.

3. Mazhab Utilitarianisme (Utilitarianism)

mendasarkan diri pada kemanfaatan sebagai tujuan hukum, karena kemanfaatan adalah kebahagiaan.
baik buruknya atau adil atau tidak adilnya hukum bergantung apakah hukum memberikan kebahagiaan
atau tidak.

Aliran atau mazhab ini sebenarnya dapat digolongkan ke dalam positivisme hukum, mengapa dikatakan
demikian karena mengingat paham ini sampai pada kesimpulan bahwa tujuan hukum adalah
menciptakan ketertiban masyarakat disamping memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya kepada
jumlah individu yang terbanyak.

4. 4.Mazhab Sejarah

dalam mazhab ini terdapat suatu pendapat yaitu, hukum itu ditemukan bukan dibuat oleh manusia.
ditemukan darimana ?, yaitu ditemukan dari sejarah manusia (Masyarakat) itu sendiri. mazhab ini juga
berpendapat bahwa hukum harus terus berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. dan
undang-undang tidak berlaku secara universal, setiap masyarakat memiliki hukum kebiasaan sendiri.
(tokoh mazhab ini adalah Frederich karl von savigny)
Latar Belakang Lahirnya Mazhab Sejarah :

perkembangan rasionalisme dalam hukum pada abad kedelapanbelas

semangat revolusi prancis yang menentang wewenang tradisi, revolusi prancis memunculkan semangat
kosmopolitan.

5. Mazhab Sociological Jurisprudence

tokoh dari teori ini adalah Eugen Ehrlicht dan Roscoe Pound, Ciri mazhab ini adalah :

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law)

ada pemisahan yang tegas antara hukum positif dan hukum yang hidup dalam masyarakat.

pendapat yang berkembang saat itu, yakni hakim tidak boleh menafsirkan undang-undang.

6. Mazhab Realisme (Realisme Amerika)

dugaan-dugaan apa yang akan diputus oleh pengadilan itulah yang disebut hukum, Realisme Amerika
bersifat pragmatis mereka tidak percaya pada bekerjanya hukum menurut ketentuan hukum di atas
kertas. hukum bekerja mengikuti peristiwa kongkret yang muncul.

ASAS HUKUM

1. Asas hukum umum

Asas hukum umum merupakan asas hukum yang berhubungan dengan keseluruhan bidang hukum.
Misalnya

a. asas lex posteriori derogat legi priori (peraturan yang baru akan menghapus peraturan yang lama),
misalnya UU No. 13 Tahun 1965 diganti dengan UU No.14 Tahun 1992 tentang UU Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.

b. asas lex speciali derogat legi generali (peraturan yang lebih khusus akan mengesampingkan peraturan
yang bersifat lebih umum), misalnya KUH Dagang dapat mengesampingkan KUH perdata dalam hal
perdagangan.

c. asas lex superior derogat legi inferior (peraturan yang lebih tinggi akan mengesampingkan peraturan
yang lebih rendah), misalnya Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004.

2. Asas hukum khusus

Asas hukum khusus ialah asas yang berlaku dalam lapangan hukum tertentu. Misalnya

a. dalam hukum perdata berlaku asas pacta sunt servanda (setiap janji itu mengikat), asas
konsensualisme.
b. dalam hukum pidana berlaku Presumption of innocence (asas praduga tak bersalah), asas legalitas.

PENEMUAN HUKUM

Recht vinding adalah proses pembentukan hukum oleh hakim/aparat penegak hukum lainnya dalam
penerapan peraturan umum terhadap peristiwa hukum yang konkrit dan hasil penemuan hukum
menjadi dasar untuk mengambil keputusan.

Menurut Sudikno Mertokusumo, interpretasi atau penafsiran oleh hakim merupakan penjelasan yang
harus menuju kepada pelaksanaan yang dapat diterima oleh masyarakat mengenai peraturan hukum
terhadap peristiwa yang konkrit.

Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo mengidentifikasikan beberapa metode interpretasi yang lazimnya
digunakan oleh hakim (pengadilan) sebagai berikut :

1. Interpretasi Gramatikal atau Menurut Bahasa

Metode interpretasi gramatikal yang disebut juga metode penafsiran obyektif merupakan cara
penafsiran atau penjelasan yang paling sederhana untuk mengetahui makna ketentuan undang-undang
dengan menguraikannya menurut bahasa, susunan kata atau bunyinya.

2. Interpretasi Teleologis atau Sosiologis

Interpretasi teleologis atau sosiologis adalah apabila makna undang-undang ditetapkan berdasarkan
tujuan kemasyarakatan.

3. Interpretasi Sistematis atau Logis

Terjadinya suatu undang-undang selalu berkaitan dengan peraturan perundang-undangan lain, dan tidak
ada undang-undang yang berdiri sendiri lepas sama sekali dari keseluruhan sistem perundang-undangan.

4. Interpretasi Historis

Makna ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan dapat juga ditafsirkan dengan cara
meneliti sejarah pembentukan peraturan itu sendiri.

5. Interpretasi Komparatif

Interpretasi komparatif adalah penafsiran dengan memperbandingkan. Dengan memperbandingkan


hendak dicari kejelasan mengenai suatu ketentuan Undang-Undang.

6. Interpretasi Antisipatif atau Futuristik


Pada penafsiran Futuristik maka dicari pemecahannya dalam peraturan-peraturan yang belum
mempunyai kekuatan berlaku, yaitu dalam rancangan Undang-Undang.

7. Interpretasi Restriktif

Disini untuk menjelaskan suatu ketentuan Undang-Undang ruang lingkup ketentuan Undang-Undang itu
dibatasi.

8. Interpretasi Ekstensif

Menafsirkan dengan memperluas arti suatu istilah atau pengertian dalam (pasal) undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai