Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, Persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru
lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Selama ini kegiatan penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui
konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan
atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani
kasus per kasus namun
memiliki kelemahan antara lain:
- Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami
saat konsultasi
- Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada
ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
- Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara
lintas sektor dan lintas program
- Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembelajaran kelas ibu hamil.
Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam
kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.
Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL.
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32
minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama,
diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis
serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh
bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar
balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu
Hamil.
Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang
penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
BUKU KIA
Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke tempat-tempat
pelayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan KIA (Posyandu, Polindes,
Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit)
BAGIAN ANAK
a. Identitas Anak
b. BBL (bayi kurang dari 1 bulan)
c. Bayi dan Anak (umur 1 bulan – 5 tahun)
d. Mengatasi Penyakit yang Sering Diderita Anak di Rumah
e. Tanda Bahaya Pada Anak Sakit
f. Kapan Anak Harus Segera Dibawa Kembali ke Tempat Pelayanan
g. Obat Pertolongan Pertama yang Perlu Disedaikan di Rumah
h. Mencegah anak mengalami kecelakaan
i. Kartu Menuju Sehat (KMS)
C. MATERI PENYULUHAN
Perkembangan dan Nasihat Pemberian Makan
Catatan Penyakit dan Masalah Perkembangan
Contoh Cara Membuat Makanan Bayi/Anak
Khusus
- Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus
- Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi, komunikasi dan penyuluhan tentang
kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang lengkap di tingkat keluarga
termasuk rujukannya
- Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
- Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan balita
- Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu/keluarga
tentang perawatan dan pemeliharaan KIA dan gizi di rumah.
- Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
- Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen pelayanan KIA yang lebih
efektif.
Diposkan oleh Catatan Kuliah Bidan di 01.51 0 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google
Buzz
1. Anamnesa
Sebelum Bidan memberikan asuhan antenatal, terlebih dahulu klien diminta persetujuan atau
informed consent. Informed conset sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik dalam
masalah etik. Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien atau
pasien atau walinya kepada petugas kesehatan (bidan) untuk melakukan tindakan sesuai
kebutuhan (IBI, 2003).
Tujuan anamnesa yaitu :
a.mengetahui keadaan kesehatan dan keluhan yang dirasakan ibu
b.konseling persiapan kelahiran, penkes pengambilan keputusan untuk rujukan
c.memberikan bimbingan dalam membangun keluarga sejahtera
a. Kunjungan awal
Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk membuat ibu merasa nyaman berbicara
tentang dirinya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi yang yang dibutuhkan bidan,
hendaknya ditumbuhkan rasa nyaman. Rasa nyaman pada ibu dapat ditumbuhkan jika :
1.pemeriksaan dilaksanakan di tempat tertutup sehingga bersifat pribadi dan rahasia
terjaga
2.apa yang disampaikan klien atau ibu diperhatikan dengan baik
3.pertanyaan klien atau ibu dijawab dengan baik
4.ibu diperlakukan dengan penuh rasa hormat
2. Pemeriksaan Fisik
Tekhnik pemeriksaan fisik pada ibu hamil menggunakan empat cara yaitu inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to
toe). Pemeriksaan fisik meliputi :
1. Kesan umum : tingkat kesadaran (composmentis), penampilan ( tampak sakit atau sehat)
2. Mengukur tinggi badan dan berat badan
Secara umum perlu dikaji untuk mengetahui adanya resiko kehamilan yang berhubungan dengan
tinggi badan (normal > 145cm). Bandingkan kenaikan BB sebelum hamil dengan setelah hamil.
3. Lingkar lengan
Perlu dikaji untuk mengetahui status gizi ibu
4. Mengukur tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh
5. Memeriksa daerah kepala dan leher
a. Memeriksa apakah rambut ibu sehat, adakah ketombe, adakah kutu, apakah mudah rontok
b. Memeriksa adakah odeme di wajah ibu, adakah cloasma gravidarum di wajah ibu
c. Memeriksa apakah kelopak mata ibu tampak pucat, apakah terdapat warna kuning pada sklera
mata ibu
d. Memeriksa apakah telinga bersih, adakah kelainan pada telinga
e. Memeriksa adakah sariawan, apakah ada caries dentis, apakah gusi mudah berdarah
f. Meraba leher apakah ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
1) Muka : Apakah ada cloasma gravidarum, apakah muka tampak
pucat. (Wiknjosatro, 2002)
2) Mammae : Ada hiperpigmentasi aerola, bagaimana keadaan
payudara tampak tegang dan membesar puting susu
menonjol.
3) Abdomen : Apakah ada bekas luka operasi, ada striae gravidarum
atau tidak.
4) Genetalia : Adakah pembesaran kelenjar bartholini, adakah
condiloma akuminata, abnormal ataupun tanda kelainan
lain.
b. Palpasi
Menurut Mochtar (1998) :
1) Mammae
Adakah benjolan atau teraba panas, bagaimana konsistensi Payudara. Memeriksa letaknya
simetris atau tidak, putingnya menonjol atau masuk ke dalam, kolostrum sudah keluar apa
belum. Memeriksa adakah massa
2) Abdomen
Memeriksa adakah luka bekas opersai.Palpasi yang digunaka adalah menurut leopold.
Melakukan palpasi untuk menentukan letak, presentasi, posisi, penurunan kepala janin (UK >36
minggu)
Leopold I
Untuk mengukur TFU (menentukan usia kehamilan ) dan mengetahui bagian janin yang berada
di fundus. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan (UK >12 menggu) atau metlyn
(UK > 22minggu)
Leopold 2
Untuk mengetahui bagian janin yang berada di sebelah kanan dan kiri ibu
Leopold 3
Untuk mengetahui bagian terbawah janin
Leopold 4
Untuk mengetahui seberapa jauh bagian terbawah janin masuka pintu
atas panggul
Pada kehamilan minggu kesembilan, saat villi chorion tertanam di dalam dinding uterus, maka
dihasilkan hormon hCG (chorionoc gonadotrophin). Fungsi hormon hCG adalah merabgsang
pertumbuhan corpus luteum dan sekresi hormon korpus luteum. Dengan demikian dapat
memeliharan kehamilan sampaiplasenta dapat berfungsi sempurna. Setelah plasenta terbentuk
sempurna, maka produksi hormon estrogen dan progesteron diambil alih dri korpus luteum.
Diposkan oleh Catatan Kuliah Bidan di 08.14 0 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google
Buzz
3. Gizi Seimbang
Sumber Tenaga (Sumber Energi)
a. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari
b. sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari.
c. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
Sumber Pembangun
a. Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
b. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari.
c. sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.
Sumber Pengatur dan Pelindung
a. Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral.
b. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran proses metabolisme tubuh.