Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya.( Uswhaya,2009:3)
Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
1. Perdarahan pervaginam
2. Mual muntah berlebihan
4. Penglihatan kabur
11. Kejang
Perdarahan pervaginam
Pengertian
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan
muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,
kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganan Umum
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu,
termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya
syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat
melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok,
sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan
intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19)
1. Abortus
2. Kehamilan Mola
Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau
sebelum plasenta selesai.
Macam–macam abortus
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan)
untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk
segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup
stabil), segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan
(evaluasi medik atau merujuk), temukan dan hentikan dengan segera sumber
perdarahan, lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan
perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)
Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan
memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis)
biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan–tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada
tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase.
Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang
berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak
dapat dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu
dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat
mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam
rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat
dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau
tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan
antibiotika.(Mohctar, 1998 : 211–212)
Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan
dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.(Sarwono,
2007 : 142)
Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus,
segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-
60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas
kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).(Saifudin,2002:17)
Penanganan Umum
Mual muntah dapat diatasi dengan:
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada
satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta
makanan lain.
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu
rasa mual (Curtis, 2000:28)
Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan
pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
(Rochjati, 2003:2)
1. Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat daruratan.
2. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan
darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari
pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang
terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi
sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-
kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan
adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya
perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina
(oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
Penanganan Umum
1. Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
2. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil
menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
(Saifuddin, 2002: 33)
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan eklamsia
Penanganan Umum
1. Istirahat cukup
2. Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–
tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi
dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati,
2003:2)
Penanganan Umum
Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress
Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)
Penanganan Umum
1. Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
2. Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
3. Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-
eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)
Penanganan Umum
3. Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan
pemeriksaan dalam secara digital.
Komplikasi
3. Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin,
2002: 114)
Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–
gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan
semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia
Penanganan
1. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
2. Bebaskan jalan nafas
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin,
2002:34)
Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk
menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi
kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan
komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed
abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
Referensi
Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Irma. 2008. Tanda Bahaya Kehamilan. http:// www.masdanang.co.cc Juni 20, 3:50 am
Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta
Masdanang.2008. Tanda Bahaya Kehamilan. http:// www.masdanang.co.cc June 20, 2008 –
3:41 am
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC
Nurweni, 2009. Gambaran Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Trimester I Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan di RB Citra Prasasti I Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
Karya Tulis Ilmiah.
Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka
Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Hal ini dapat memberikan peluang
yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau
gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera
timbul bersamaan dengan terjadinya kehamilan (misalnya, hipertensi dalam kehamilan) atau baru
akan menampakkan gejala pada usia kehamilan tertentu (misalnya, perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa). Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya
tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan
efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yang diperlukan.
Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan :
Tekanan darah
Respirasi
Nadi
Temperatur tubuh
o Abdomen
Proteinuria
Glukosuria
Keton
o Untuk menilai kesejahteraan janin dalam rahim dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan
atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh
petugas kesehatan. Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya dilakukan
dengan peralatan pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan peralatan ultrasonografi
yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin (biophysic profile). Berbagai jenis
pemeriksaan tersebut adalah: Pengukuran tinggi fundus uteri yang akan disesuaikan dengan
usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan Gerakan menendang atau tendangan janin (10
gerakan/12 jam) Gerakan janin Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam
dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal dalam rahim Denyut jantung janin
Ultrasonografi o Bila usia kehamilan memasuki 37 minggu, selain pemeriksaan diatas, juga
dilakukan pula pemeriksaan tentang: Penilaian besar janin, letak dan presentasi Penilaian
luas panggul
Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan
A. Perdarahan
1. perdarahan pada kehamilan muda <20 minggu
a. keguguran
b. mola hidatidosa (hamil anggur)
- ukuran pembesaran uterus di atas normal
c. kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)
- uji kehamilan tidak jelas
- pembesaran uterus tidak sesuai usia kehamilan (lebih kecil)
- adanya massa di adnexa
2. perdarahan kehamilan lanjut >20 minggu
a. plasenta previa
plasenta tipis dan menutup sebagian jalan lahir : perdarahan bercak berulang dan makin
meningkat dan dapat membahayakan keselamatan ibu
plasenta tebal dan menutup seluruh jalan lahir : perdarahan dapat hebat tanpa didahului
perdarahan bercak atau berulang sebelumnya.
B. Preeklampsia
Umumnya usia kehamilan di atas 20 minggu dengan gejala:
o Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
o Sakit kepala (frontal atau oksipital) yang tidak membaik dengan pengobatan umum
o Nyeri epigastrik
o Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas normal
o Edema menyeluruh
o Riwayat preeklampsia