A. Pendahuluan
Dalam aktivitas perdagangan internasional terdapat beberapa subjek hukum yang berperan
penting di dalam perkembangan hukum perdagangan internasional. Dalam hukum
perdagangan internasional, yang dimaksud dengan subjek hukum adalah :
2. para pelaku (stakeholders) dalam perdagangan internasional yang mampu dan berwenang
untuk merumuskan aturan-aturan hukum di bidang hukum perdagangan internasional.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa subjek hukum dalam hukum perdagangan
internasional adalah :
A. Negara
Imunitas Negara
Salah satu masalah yang kerap timbul dalam kaitannya dengan Negara
adalah atribut kedaulatan Negara itu sendiri. Prinsip umum yang diakui adalah
Negara lain. Arti imunitas disini adalah bahwa Negara tersebut memiliki hak
which requires that a foreign government or head of state cannot be sued without its consent.
In its traditional form, this rule applied to all types of suit, criminal and civil, including those
arising out of purely commercial transactions undertaken by the foreign sovereign”
Minimal ada 4 (empat) pembatasan terhadap muatan imunitas suatu Negara, yaitu
Kedua, pembatasan oleh hukum nasional. Dewasa ini beberapa Negara memiliki undang-
undang mengenai imunitas yang sifatnya membatasi imunitas Negaranegara (asing) yang
melakukan transaksi dagang di dalam wilayahnya atau dengan warga negaranya. Ketiga,
pembatasan secara diam-diam dan sukarela. Pembatasan ini dianggap terjadi ketika suatu
Negara secara sukarela menundukkan dirinya ke hadapan suatu badan peradilan yang
mengadili persidangan dan Negara tersebut mematuhinya, Negara tersebut dianggap telah
C. Individu
Individu atau perusahaan adalah pelaku utama dalam perdagangan internasional. Individulah
yang pada akhirnya akan terikat oleh aturan-aturan hukum perdagangan internasional. Selain
itu, aturan-aturan hukum yang dibentuk oleh Negara memiliki tujuan untuk memfasilitasi
perdagangan internasional yang dilakukan individu.
Di banding dengan Negara atau organisasi internasional, status individu dalam hukum
perdagangan internasional tidaklah terlalu penting. Biasanya individu dipandang sebagai
subjek hukum dengan sifat hukum perdata (legal persons of a private law nature). Konvensi
ICSID mengakui hak-hak individu untuk menjadi pihak di hadapan badan arbitrase ICSID.
Namun demikian hak ini bersifat terbatas, karena, pertama, sengketanya hanya dibatasi untuk
sengketasengketa di bidang penanaman modal yang sebelumnya tertuang dalam kontrak.
Kedua, Negara dari individu yang bersangkutan harus juga disyaratkan untuk menjadi
anggota konvensi ICSID ( Konvensi Washington 1965). Persyaratan ini bersifat mutlak.
Indonesia telah meratifikasi dan mengikatkan diri terhadap konvensi ICSID melalui Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1968. Status individu sebagai subjek hukum perdagangan
internasional tetaplah tidak boleh dipandang kecil. Aturan-aturan di bidang perdagangan yang
mereka buat sendiri kadang-kadang memiliki keuatan mengikat seperti halnya hukum
nasional. Disebutkan di atas bahwa individu adalah subjek hukum dengan sifat hukum
perdata (legal persons of a private law nature). Subjek hukum lainnya yang
termasuk ke dalam kategori ini adalah (a) perusahaan multinasional; dan (b) bank.
1. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional (MNCs atau Multinational Corporations) telah lama diakui sebagai
subjek hukum yang berperan penting dalam perdagangan internasional. Peran ini sangat
mungkin karena kekuatan financial yang dimilikinya. Dengan kekuatan finansialnya hukum
(perdagangan) internasional berupaya mengaturnya.
Pasal 2 (2) (b) Piagam Hak dan Kewajiban Ekonomi Negara-negara antara lain menyebutkan
bahwa MNCs tidak boleh campur tangan terhadap masalah-masalah dalam negeri dari suatu
Negara. Pasal 2 (2) (b) antara lain berbunyi ; …. Transnational corporation shall not
intervene is the internal affairs of a host State”
Alasan pengaturan ini tampaknya masuk akal. Tidak jarang MNCs sedikit banyak dapat
mempengaruhi situasi dan kondisi politik dan ekonomi suatu Negara. Aturan-aturan yang
mengontrol aktivitas MNCs memang perlu untuk menjembatani perbedaan kepentingan
antara Negara tuan rumah yang mengharapkanMNCs masuk kedalam wilayahnya dapat
memberi kontribusi bagi pembangunan, sementara MNCs bertujuan untuk mencapai target
utama perusahaan, yaitu mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya. Oleh karena itu, agar
kedua kepentingan ini pada titik tertentu dapat bertemu, maka perlu aturan-aturan hukum
untuk menjembataninya.
2. Bank
Seperti individu atau MNCs, bank dapat digolongkan sebagai subjek hukum perdagangan
internasional dalam arti terbatas. Bank tunduk pada hukum nasional di mana bank tersebut
didirikan.
a. peran bank dalam perdagangan internasional dapat dikatakan sebagai pemain kunci. Tanpa
bank, perdagangan internasional mungkin tidak dapat berjalan.
b. Bank menjembatani antara penjual dan pembeli yang satu sama lain mungkin saja tidak
mengenal karena mereka berada di Negara yang penjual dan pembeli.
Perjanjian Internasional
Secara umum perjanjian internasional terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Multilateral : kesepakatan tertulis yang mengikat lebih dari dua pihak (Negara) dan
tunduk pada aturan hukum internasional.
2. Regional : kesepakatan-kesepakatan di bidang perdagangan internasional yang dibuat
oleh negara-negara yang tergolong atau dalam suatu wilayah regional tertentu.
3. Bilateral : kesepakatan yang dilakukan oleh dua pihak sebagai subjek hukum
internasional (negara atau organisasi internasional).
Isi Perjanjian
1. Suatu praktek yang berulang-ulang dilakukan dan diikuti oleh lebih dari dua pihak.
2. Praktek ini diterima sebagai mengikat (opnio iuris sive nnecessitates).
Kontrak
Sumber hukum perdagangan internasional yang sebenarnya merupakan sumber utama dan
terpenting adalah perjanjian atau kontrak yang dibuat oleh para pedagang sendiri. Para pelaku
perdagangan atau stakeholder dalam hukum perdagangan internasional ketika melakukan
transaksi-transaksi perdagangan internasional, mereka menuangkan dalam perjanjian-
perjanjian tertulis (kontrak). Dalam kontrak, penghormatan dan pengakuan terhadap prinsip
consensus dan kebebasan para pihak syarat-syarat perdagangan dan hak serta kewajiban para
pihak seluruhnya diserahkan kepada pihak dan hukum menghormati kesepakatan ini yang
tertuang dalam perjanjian.
Hukum Nasional
Peran signifikan dari hukum nasional lahir dari adanya yuridiksi (kewenangan) negara.
Kewenangan negara inisifatnya mutlak dan eksklusif, artinya apabila tidak ada pengecualian
lain, kekuasaan ini tidak dapat diganggu gugat. Yuridiksi atau kewenangan tersebut adalah
kewenangan suatu negara untuk mengatur segala (a) peristiwa hukum; (b) subjek hukum; (c)
benda yang berada dalam wilayahnya.