Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Makalah yang berjudul “Protein”ini,disusun sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
pengendalian infeksi silang II yangdiberikan oleh ibu Siti Salamah, S.Si.T, M.Kes Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa keperawatan gigi dan
masyarakat umum dapat memahaminya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Penulis juga menyadari makalah ini terdapat kekurangan baik secara
materi maupun penyajian.
Oleh karena itu, segala urusan dan kritik dari semua pihak ataupun pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
lebih dan bermanfaat bagi semuanya.

Banjarbaru, Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II. ISI .................................................................................................. 3
A. PROTEIN
1. Pengertian Protein
2. Fungsi Protein
3. Sumber Protein
4. Kebutuhan protein bagi manusia
5. Akibat kelebihan dan kekurangan protein
B. PROTEIN YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GIGI DAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
1. Peran zat gizi terhadap kesehatan gigi dan mulut (protein)
2. Protein pada perkembangan gigi
3. Manfaat protein Untuk Kesehatan gigi dan mulut
4. Akibat kurangnya mengkonnsumsi protein terhadap perkembangan gigi dan
kesehatan gigi dan mulut
5. Langkah pencegahan dan pencegahan dini terhadap perkembangan gigi dan
kesehatan gigi dan mulut
BAB III. PENUTUP ................................................................................... 10
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran……………………………………………………………… 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian

terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat

digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan

jaringan tubuh. Fungsi lain dari protein adalah untuk mengatur

keseimbangan air, pembentukan ikatan-ikatan essensial tubuh, memelihara

netralitas tubuh, sebagai pembentuk antibodi, mengatur zat gizi dan sebagai

sumber energi (Almatsier, 2001). Protein dikatakan sebagai sumber energi

yang ekivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kkal/g protein

(Barasi, 2007). Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit yang

dinamakan kwashiorkor yang biasanya banyak menyerang anak-anak di

bawah umur lima tahun atau balita (Almatsier, 2001).

Berdasarkan data Balitbangkes (2010), prevalensi anak kurang gizi

17,9% pada tahun 2010, 4,9% dalam tingkat gizi buruk dan 13% anak

mengalami gizi kurang. WHO (1999) mengelompokkan wilayah berdasarkan

prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok adalah: rendah (di bawah 10%),

sedang (10-19%), tinggi (20-29%), sangat tinggi (30%). Gizi buruk

merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi

dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari (Supariasa, 2002).

Gizi buruk dapat ditangani dengan peningkatan konsumsi sumber


protein. Sumber protein yang berasal dari bahan makanan hewani

merupakan sember protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti

susu, telur, daging, unggas, ikan serta kerang (Almatsier, 2001). Namun

sekarang ini, harga protein hewani tersebut menjadi semakin mahal,

sehingga semakin tidak terjangkau oleh masyarakat luas, khususnya bagi

mereka yang berpendapatan pas-pasan. Hal yang dapat dilakukan untuk

mencegah meluasnya masalah kekurangan energi dan protein (KEP) di

masyarakat, perlu dilaksanakan pemakaian sumber-sumber protein nabati.

Penggunaan protein nabati dari kacang-kacangan (tahu, tempe, dan oncom)

telah terbukti berhasil untuk mengatasi masalah kekurangan energi dan

protein tersebut (Kartika, 2009).

Salah satu dari sumber protein nabati yang banyak dilakukan

pengolahan adalah tahu. Tahu yang dibuat dari olahan kedelai ini

pengolahannya menimbulkan limbah berupa ampas tahu. Selama ini ampas

tahu sebagai hasil dari pengolahan tahu belum dimanfaatkan secara

maksimal. Ampas tahu lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak (sapi

dan babi) atau bahkan dibuang begitu saja tanpa mempedulikan akibat

pembuangan limbah tersebut (Kartika, 2009). Ampas tahu memiliki

kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu 26,6 gram per 100 gram bahan

atau sekitar 23,55% dan dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan

aman dikonsumsi.
Penelitian tentang ampas tahu telah dilakukan oleh Kartika dkk

(2009) yang menjadikan ampas tahu sebagai bahan pengganti sebagian

daging ayam pada pembuatan nugget dengan ampas tahu. Penelitian

tersebut meneliti kadar protein yang terkandung dalam nugget ampas tahu,

yaitu sekitar 89,32% dan kadar lemak sebesar 3,69%. Kesimpulan hasil

penelitian tersebut diperoleh bahwa ampas tahu masih memiliki potensi

untuk dikembangkan menjadi bahan pengganti pembuatan produk makanan.

Saat ini ampas tahu kita ketahui dapat dimanfaatkan sebagai kerupuk

ampas tahu, kembang tahu, kecap ampas tahu, tempe gembus, stick tahu

dan dengan proses fermentasi dihasilkan nata de soya serta sebagai

alternatif bahan pakan ternak. Ampas tahu memiliki banyak kelebihan seperti

mengandung protein yang tinggi, banyak mengandung serat, serta murah

dan mudah didapat. Melihat kelebihan tersebut maka dapat dikembangkan

suatu bentuk usaha baru yang memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan

dasarnya. Tujuannya selain sebagai salah satu upaya mengurangi

pencemaran dari limbah atau ampas tahu khususnya di daerah perairan, tapi

juga mampu memberikan alternatif gizi sebagai sumber protein yang

bermanfaat bagi tubuh manusia.

Ampas tahu selain mengandung protein 26,6 gram yang tinggi per

100 gram bahan, juga memiliki kelemahan yaitu beraroma langu. Kelemahan

ini bila tidak diatasi dengan baik maka akan mempengaruhi sifat organoleptik
dan daya terima. Mempertimbangkan hal tersebut maka perlu diupayakan

agar tidak mempengaruhi aroma. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan

pembuatan tepung dari ampas tahu. Pemanfaatan ampas tahu adalah

dengan membuat brownies yang disubstitusi dengan tepung ampas tahu.

Pembuatan brownies kukus dipilih karena banyak digemari oleh semua

orang dari berbagai usia dan pembuatannya juga mudah dilakukan.

Kelebihan yang lain yaitu bahan baku yang mudah diperoleh dan untuk

pemanfaatan limbah produksi tahu maka peneliti ingin membuat brownies

kukus dengan substitusi tepung ampas tahu. Peneliti akan melakukan

pengujian kandungan protein dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap

brownies kukus dengan substitusi tepung ampas tahu.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh

substitusi tepung ampas tahu terhadap kadar protein dan daya terima

brownies kukus”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memanfaatkan ampas tahu untuk dijadikan makanan yang bernilai tinggi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur kadar protein brownies kukus dengan berbagai substitusi tepung ampas tahu.
b. Mendiskripsikan tingkat kesukaan konsumen terhadap brownies kukus dengan pensubstitusi
tepung ampas tahu.

c. Menganalisis perbedaan daya terima brownies kukus dengan pensubstitusi tepung ampas tahu
terhadap daya terima.

D. Manfaat

Manfaat bagi pembaca adalah untuk memberikan informasi tentang kandungan protein yang
terkandung dalam brownies kukus ampas tahu dan pembuatan brownies kukus ampas tahu.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PROTEIN
C. PROTEIN
1. Pengertian Protein
Istilah protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos , yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh ahli kimia Belanda, gerardus mulder
(1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam
setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separohnya ada didalam otot,
seperlima dalam tulang dan tulang rawan, Sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya
dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Disamping itu, asam amino yang membentuk
protein bertindak sebagai prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat,
dan molekul-molekuk esensial untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein merupakan zat gizi yang paling penting. Karena yang paling erat
hubungannya dengan proses kehidupan. Didalam sel protein terdapat protein
struktural maupun protein metabolik. Molekul protein mengandung unsur-
unsur C,H,O dan unsur khusus yang terdapat didalam protein dan tidak terdapat
didalam molekul karbohidrat maupun lemak yaitu nitrogen (N).
Protein adalah senyawa kompleks yang tersusun atas unsur-unsur C,H,O dan N.
Namun demikian ada pula protein yang mengandung unsur S dan P.
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru
terdapat dalam lambung, yaitu pepsin yang mengubah protein menjadi albuminosa
dan pepton. Kemudian, tripsin dalam usus duabelas jari yang berasal dari pankreas
mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton. Dalam
usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi
asam-asam amino yang siap untuk diserap.
Protein yang telah di ubah kedalam bentuk asam amino mempunyai sifat larut dalam
air. Seperti halnya hidrat arang, asam amino yang mudah larut dalam air ini juga
dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki pembuluh darah.

2. Fungsi Protein
Fungsi protein didalam tubuh sangat erat hubungannya dengan hayat hidup sel.
Selain itu, protein juga berfungsi sebagai zat pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk kedalam milieu interior
tubuh. Protein juga sebagai zat pengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk
enzim dan hormon.
Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia dan terdapat dalam
semua makhluk hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk
hidup.
Menurut sumber lain yang penulis peroleh, dapat kita lihat fungsi protein lainnya,
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan berat badan
3 kg.
2. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.
3. Untuk membuat air susu, enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu kepada
bayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri.
4. Membuat protein darah, untuk mempertahankan tekanan osmose darah.
5. Untuk menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh.
6. Sebagai pemberi kalori.
7. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
8. Untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.
9. Untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
10. Untuk memelihara netralitas tubuh.
11. Untuk pembentukan antibodi.
12. Untuk mengangkat zat-zat gizi.
13. Sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh manusia, karena
bilamanusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang
bahkan gizi buruk.

3. Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun
mutu, seperti telur, susu, daging, ungags, ikan dan kerang Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasilnya seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan
lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang kaya akan protein adalah
kacang-kacangan. Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu :
a. Sumber protein hewani
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumla
maupun mutu. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam
seperti hati, pankreasm ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam
dan jenis burung lain merupakan sumber protein yang berkualitas baik.
b. Sumber protein nabati
Sedangkan protein nabati terdapat dalam biji-bijian, kacang-kacangan dan
gandum. Satu gram protein mampu mengahsilkan energy 4,1 kalori.

4. Kebutuhan protein bagi manusia


Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah
protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah
unsur nitrogn (zat lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula
jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan peses. Penggunaan
protein dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya
jumlah protein itu belum dapat memenuhi kebutuhan. Sebabnya antara lain :
· Kadar protein 18,75 gram itu dalam tubuh akan menyebabkan beberapa reaksi kimia
yang tidak bisa berlangsung dengan baik.
· Kecernaan protein itu sendiri. Tidak semua bahan makanan yang mengandung serat-
serat proteinnya bisa diambil tubuh. Karena adanya serat-serat ini, enzim-enzim tidak
bisa masuk untuk memecah protein.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka ditetapkan bahwa kebutuhan protein bagi
seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari.
Untuk anak-anak yang sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3
gram tiap satu kilogram berat badannya.
Disamping itu, mengingat adanya protein sempurna dan tidak sempurna berdasarkan
jumlah dan macam-macam asam amino yang ada dalam makanan, maka untuk
menjamin agar tubuh benar-benar mendapatkan asam amin dalam jumlah dan macam
yang cukup, sebaiknya untuk orang dewasa seperlima dari protein yang diperlukan
haruslah protein yang berasal dari hewan, sedangkan untuk anak-anak sepertiga dari
jumlah protein yang mereka perlukan.

Makanan Kadar
Beras setengah giling 7,6 gram
Jagung kuning 9,2 gram
100 gram terigu 11 gram
Singkong dan gaplek 1,5 gram
100 gram umbi jalar 1,8 gram
100 gram tepung sagu 1,44 gram
Daging ayam 18,2 gram
Daging sapi 18,8 gram
Telur ayam 12,8 gram

5. Akibat kelebihan dan kekurangan protein


Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak
dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan
dengan. kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.

a) Kwashiorkor.
Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun
1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana
kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang
ditungu kelahirannya.
Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi
pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang
terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup
atau lebih.
Gejala :
· Pertumbuhan terhambat.
· Otot-otot berkurang dan lemah.
· Udema.
· Muka bulat seperti bulan (moonface)
· Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan.
Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor
gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat
tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh,
tetapi bila pengobatan udema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai
menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari
berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri :
 Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
 Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis
permukaan yang jelas.
 Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan
hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan
dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
 Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
 Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.
b) Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting/ merusak. Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi
makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula
pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus
berpengaruh dalam waktu yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar
diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial
ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari
kwashiorkor.

Gejala :
· Pertumbuhan terhambat.
· Lemak dibawah kulit berkurang.
· Otot-otot berkurang dan melemah.
· Erat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang,
lingkar kepala dan lingkar dada.
· Muka seperti orang tua (oldman’s face).
Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia) dan
kadar lemak serta kolesterol didalam darah menurun.
Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak
ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

2.Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein
tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan.
Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam
amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak
darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim
atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg
BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan
gizi (AKG) untuk protein.

B. PROTEIN YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GIGI DAN


KESEHATAN GIGI DAN MULUT

1. Peran zat gizi terhadap kesehatan gigi dan mulut (protein)


Pada protein zat gizi atau nutrisi juga memainkan peran penting dalam perkembangan
dan pemeliharaan mulut yang sehat, khususnya gigi dan gusi. Makanan yang kita
makan mempengaruhi gigi kita. Pada saat yang sama, kesehatan atau kurangnya
kesehatan gigi dan gusi mempengaruhi apa yang kita bisa makan. Kesehatan gigi yang
baik dimulai dari awal dalam kehidupan dan harus dipraktekkan sepanjang hidup.
2. Protein pada perkembangan gigi
Pada perkembangan gigi, terdapat 2 proses metabolic utama yang rentan terhadap
kekurangan nutrisi. Kedua proses tersebut adalah proses sintesis protein dan
kalsifikasi. Nutrien dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi dengan jalan
memperlambat deferensiasi sel, merubah respon tehadap faktor pertumbuhan jaringan
keras dan mempengaruhi kecepatan sintesis unsur pokok matriks yaitu jaringan
kolagen dan non-kolagen.Beberapa nurtrien yang dapat mempengaruhi pembentukan
jaringan keras pada tingkat seluler adalah vitamin K, D, C, A, Zink, magnesium dan
kalsium. Nutrien yang berpengaruh terhadap sintesis protein pada umunya juga akan
berpengaruh pada pembentukan jaringan keras.
Sintesis protein untuk pembentukan matriks dan klasifikasi jaringan keras merupakan
hal terpenting pada perkembangan gigi. Pada manusia, perkembangan gigi dimulai
sejak 2 bulan intra uterin dan perkembangan ini akan berlangsung sampai umur 16
tahun. Pemberian nutrisi yang memandai merupakan hal pokok selama periode dan
kalsifikasi, maka pemberian yang tepat harus dipertahankan sampai pertengahan masa
remaja. Berbagai kekurangan nutrisi selama periode dapat berpengaruh baik pada
sintesis protein atau klarifikasi gigi dan dapat menghasilkan kerusakan pada gigi.
Kalsifikasi normal merupakan hal pokok pada perkembangan jaringan keras gigi yaitu
enamel, dentin, dan semen. Pada saat matriks kolagen mulai kalsifikasi, maka
kebutuhan kalsium, fosfor dan vitamin menimgkat.Adanya perubahan pada kalsifikasi
gigi kemungkinan dapat menyebabkan cacat yang menetap pada akhir perumbuhan
gigi.
`
3. Manfaat protein Untuk Kesehatan gigi dan mulut
Ada sejumlah enzim atau protein kompleks yang bisa merawat gigi. Misalnya seperti
amiloglucosidase, Gluco-oxidase dan lactoperoxidase.
Tiga kandungan ini berfungsi untuk mengembalikan fungsi system alamiah
laktoperoksidase di dalam air ludah sehingga bisa menekan perkembangbiakan bakteri di
rongga mulut hingga mencapai kondisi yang statis (bakteriostatis)
Sedangkan protein kompleks lain yang perlu ditambahkan dalam pasta gigi adalah
lysozyme dan lactoferrin. Penambahan lysozyme dan lactoferrin bertujuan untuk
memperkuat fungsi pertahanan air ludah terhadap mikro organism atau bakteri di
penyembuhan sariawan, mengurangi bau m
ulut, dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
Berdasarkan penelitian tri handajani dari institusi pertanian bogor, iysozime mampu
menyerang bakteri dengan cara menyerang dinding selnya. Akibatnya bakteri akan
kehilangan cairan sel dan akhirnya mati.
Sementara lactoferrin adalah suatu protein yang mengikat zat besi. Zat besi adalah
makannan bagi mikroorganisme atau bakteri untuk dapat bertumbuh dan berkembang
biak.
Fungsi lactoferrin diperlukan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri
di dalam mulut. Kerjasama dan gotong royong sejumlah enzim inilah yang di sebut dengan
enzymatic system. System ini efektif meningkatkan kinerja ludah sehingga mempercepat
penyembuhan sariawan, mengurangi bau mulut, dan mencegah terjadinya gigi berlubang.

4. Akibat kurangnya mengkonnsumsi protein terhadap perkembangan gigi dan


kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya konsumsi makanan bergizi dapat menyebabkan terjadinya defisiensi zat gizi.
Defisiensi zat gizi ini akan menimbulkan gejala pada tubuh bila berlangsung lama dan bersifat
kronis. Gejala pada tubuh antara lain dapat terjadi di dalam rongga mulut. Biasanya yang
bermanifestasi pada rongga mulut adalah defisiensi mineral, protein, dan vitamin.

 Defisiensi protein
Protein banyak terdapat pada daging, telur, susu, ikan dan jagung. Manifestasi defisiensi
protein dalam rongga mulut adalah lidah tampak berwarna merah karena hilangnya papila,
terjadi angular cheilitis dan fissura bibir atau bibir pecah-pecah. Selain itu rongga mulut terasa
kering dan nampak kotor. Resistensi terhadap infeksi mengalami penurunan sehingga mudah
terjadi infeksi pada jaringan periodontal.

5. Langkah pencegahan dan pencegahan dini terhadap perkembangan gigi dan


kesehatan gigi dan mulut

a. LANGKAH PENCEGAHAN MASALAH GIGI-MULUT TERKAIT NUTRISI


Pencegahan karies gigi terkait nutrisi yang dapat dilakukan antara lain:
 Menghindari kebiasaan mengonsumsi makanan yang bersifat kariogenik seperti: gula, sirup,
minuman bersoda, permen, coklat, manisan, kue, dll.
 Mencegah obesitas pada anak dengan pengaturanpola diet, kebiasaan, dan olahraga.
 Menerapkan kebiasaan pola makan teratur sesuai jadwal dan mengurangi mengkonsumsi
makananringan diantara waktu makan.
 Mengkonsumsi makanan yang mengandungkalsium, fluor dan vitamin D yang tinggi.

b. MAKANAN UNTUK KESEHATAN GIGI


1. Makanan yang baik
 Makanan berserat
 Banyak mengandung air
 Tidakmudah lengket
2. Makanan yang kurang baik
 Makanan manis
 Konsistensi lunak
 Mudah lengket

c. PENCEGAHAN DINI
Kerusakan gigi umumnya banyak terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa dapat pula
mengalami kerusakan gigi jika faktor predisposisi diabaikan dan sering mengkonsumsi makanan
yang tidak mendukung kesehatan gigi. Pemeliharaan kesehatan gigi sudah dapat dimulai sejak
dini, yaitu sejak usia bayi sebelum tumbuh gigi. Caranya dengan mencegah kebersihan gigi dan
mulut bayi ketika telah selesai menyusui, yaitu dengan cara mengelap gigi dan mulut bayi
dengan kain yang bersih. Selain itu yang perlu diperhatikan zat gizi tertentu untuk menjaga
kesehatan gigi, yaitu:
1. Tindakan pra-erupsi
 Mengkonsumsi vitamin dan mineral dalam cukup terutama vitamin A, C, dan D, serta
mineral terutama Ca, F, P, dan Mg.
2. Tindakan pasca-erupsi
 Menjaga kebersihan mulut dan gigi
 Pemeriksaan berkala
 Makanan yang menguatkan gigi dan gusi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Istilah protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos , yang berarti yang utama atau yang
didahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh ahli kimia Belanda, gerardus mulder (1802-1880). Ia
berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup.
Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai
bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Protein ini terdiri atas beberapa
rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia dan terdapat dalam semua makhluk
hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk hidup.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi
judul makalah ini. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasannya menggunakan metode
pendeskripsian dan argumentasi untuk masalah yang dituangkan dalam makalah ini. Penggunaan gaya
bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dan kritik dari para pembaca
dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan
hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan, dalam
mengetahui tentang struktur dan fungsi protein bagi kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai