Impetigo Bulosa
Impetigo Bulosa
IMPETIGO BULOSA
Pendahuluan
Pioderma merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan Streptococcus atau keduanya. Salah satu bentuk pioderma
adalah impetigo. Impetigo merupakan suatu infeksi superficialis (terbatas pada
epidermis) yang menular yang mempunyai 2 bentuk klinis yaitu impetigo krustosa
( impetigo non bulosa ) dan impetigo bulosa. Impetigo dapat bermanifestasi
sebagai pioderma primer dari kulit yang utuh. Hal ini juga dapat terjadi pada
penyakit kulit yang sudah ada atau kulit yang telah terkena trauma disebut
pioderma sekunder.(1,2)
Definisi
Sinonim
Epidemiologi
Impetigo adalah penyakit kulit yang disebabkan bakteri yang paling sering
terjadi dan ketiga yang paling umum diantara anak-anak. Impetigo dapat terjadi
pada laki-laki dan perempuan. Impetigo terjadi pada individu-individu dari segala
usia. Anak-anak berumur kurang dari 6 tahun memiliki insiden yang lebih tinggi
daripada orang dewasa. Impetigo Bulosa paling sering terjadi pada neonatus dan
bayi. Jika ketuban pecah dini terjadi selama persalinan, lesi impetigo dapat hadir
pada saat lahir. Sembilan puluh persen dari impetigo bulosa terjadi pada anak-
anak kurang dari 2 tahun.(6)
ETIO-Patogenesa
ini untuk tetap berada di epidermis dengan memproduksi fibrin thrombi. Tidak
seperti impetigo non bulosa, impetigo bulosa sering terjadi pada kulit yang intak.
(5,6)
Gejala Klinis
Gbr 1.1 anak laki-laki berumur 5 tahun dengan erupsi erupsi vesiko-pustula pada
wajahnya(6)
Gbr 1.2 bula yang pecah dengan krusta coklat tipis pada pangkal paha(6)
Gbr 1.3 jika vesikel/ bula pecah, kemudian meninggkalkan sisik yang berbentuk
lingkaran yang disebut koleret(6)
Diagnosis
- Impetigo bulosa paling sering mengenai neonatus, tetapi dapat juga terjadi
pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa.
- Karakteristik dari lesi impetigo bulosa adalah vesikel yang berkembang
menjadi bula yang lunak diatas kulit yang intak. Dengan minimal atau tanpa
eritem disekelilingnya.
- Jika bula mengempis terbentuk krusta coklat datar dan tipis ( varnishlike
crust ) pada bagian tengahnya
- Jika bula pecah, sering meninggalkan koleret dan dasarnya masih
eritematosa
Pemeriksaan Penunjang(3)
1. Pemeriksaan histopatologi
Pada epidermis tampak vesikel subkorneal berisi sel-sel radang yaitu
leukosit. Pada dermis tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran
ujung-ujung pembuluh darah
2. Preparat mikroskopik langsung dari cairan bula untuk mencari
staphylococcus
3. Biakan cairan bula dan uji resistensi
Diagnosis banding(3)
1. Pemfigus
2. Impetigenisasi
3. Tinea sirsinata
Penatalaksanaan(4)
Umum
Khusus
a. Topical :
Membersihkan lesi dengan antiseptik. Bila basah, lesi dikompres dengan
larutan permanganas kalikus 1/10.000. jika kering, lesi di olesi dengan salep
yang mengandung mupirosin atau asam fusidat ataupun gentamisin
b. Sistemik
Oral :
- Kloksasilin 50-100 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2-4 dosis
- Dikloksasilin 25-50 mg/kgbb/hari, atau
- floksasilin