Anda di halaman 1dari 9

OVERDOSIS OBAT

Overdosis (disingkat OD) atau Kelebihan dosis adalah gejala terjadinya keracunan
akibat obat yang melebihi dosis yang bisa di terima oleh tubuh. OD sering disangkutan
dengan terjadinya bila heroin digunakan bersama alkohol, obat tidur misalnya golongan
barbiturat (luminal) atau penenang (valium, xanax, mogadon/BK dan lain-lain). Jangan
mengonsumsi heroin bersama alkohol atau obat tersebut.

Over dosis merupakan suatu keadaan yang timbul diakibatkan penggunaan dosis obat
yang berlebihan. Misalnya saja ketika pasien meminum obat parecetamol yang seara
berlebihan akan memunculkan gejala yang ringan hingga kronis. Sehingga dari kelebihan
dosis tadi kan menimbulkan keracunan yang sangat membahayakan bagi nyawa kita.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya keracunan yang disebabkan oleh


paracetamol tadi sebenarnya tidak akan terjadi jika kita memperhatikan dosis yang benar saat
pemakaian. Dosis yang ada pada paracetamol sendiri bekisar 1.000 mg per sekali konsumsi
untuk orang dewasa. Sedangkan dosis yang dianjurkan untuk anak-anak bekisar usianya
masing-masing.

Gejala keracunan yang ditimbulkan dari penggunaan obat yang berlebihan salah
satunya penggunaan pada obat paracetamol bisa mengakibatkan kondisi yang sangat
bervariasi. Gejala yang ditimbulkan ketika mengalami overdosis biasanya berupa :

1. Muntah
2. Mual
3. Berkeringat
4. Lesu
5. Kehilangan nafsu makan
6. Diare.

1
Gejala yang ada biasanya terjadi 24 jam setelah overdosis. Oarang yang megalami
gejala seperti yang tertulis di atas lebih baik segera memriksakan dirinya ke dokter agar
segera dilakukan penanganan yang serius. Biasanya gejala yang serius ditimbulkan dari
keracunan bisa berupa :

1. Penyakit kuning
2. Pendarahan Buang air kecil jadi berkurang
3. Gagal ginjal akut
4. Nyeri pada perut bagian kanan atas.

Pada tahap ini penanganan dari tenaga kesehatan harus segera diberikan.Segera setelah
seseorang mengonsumsi paracetamol secara berlebih, baik sengaja atau karena kecelakaan,
penanganan untuk membuang zat ini harus diberikan. Penanganan yang menjadi tahap awal
gejala keracunan tersebut ialah menghilangkan sisa-sisa paracetamol dari pencernaan. Jika
mengalami fungsi pencernaan yang serius lambung bisa dibilas dengan melalui tenaga medis.

Cara menetralisir overdosis obat

1. Hentikan penggunaan

2. Konsumsi obat penangkal

3. Muntahkan

4. Menggunakan arang aktif

5. Konsumsi susu

6. Tepat waktu

2
CONTOH KASUS

Di ruang Dahlia di Rumah Sakit Bahagia terdapat seorang pasien rawat inap bernama Nn.
Dini. Nn. Dini dirawat karena demam tinggi, namun selama 2 hari demam nya tidak kunjung
sembuh. Sehingga perawat datang untuk mengidentifikasi kembali.

Perawat A : “Selamat pagi mba, saya perawat Ririn yang bertugas pada jam 7 sampai jam 2
di Ruang Dahlia. Apakah benar ini dengan mba Dini, umur 21 tahun dari
Cirebon?”

Pasien : “ Pagi sus, iya benar sus”

Perawat A : “Saya cek dulu ya mba gelang pasiennya, permisi mba” (Sambil mengecek
gelang pasien Nn. Dini)

Perawat A : “Oh iya betul dengan mba Dini. Mba tujuan saya kesini untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan mba, untuk waktunya kurang lebih 10-15 menit. Apakah mba
bersedia?”

Pasien : :Iya sus”

Perawat A : “Baiklah kalau begitu. Bagaimana mba keadaannya sekarang?”

Pasien : “Saya merasa masih sakit dan demam saya belum turun padahal saya sudah
dirawat selama 2 hari namun belum ada perubahan”

Perawat : “ Oh iya mba, mba harus sabar dan percaya bahwa demam mba akan segera
turun dan mba bisa pulang ke rumah secepatnya, mba harus taat mengikuti terapi
pengobatan mba sekarang ya, supaya mempercepat kesembuhan mba”

Pasien A : “Iya sus baik..”

Perawat : “Nah, sekarang saya akan mengecek suhu tubuh mba dulu ya”

Pasien A : “iya sus, silahkan”

3
Setalah pasien diperiksa ternyata suhunya mencapai 38oC. Lalu perawat melakukan
tindakan pemberian obat secara oral kepada pasien yang bertujuan untuk menurunkan demam
pasien.

Perawat A : “Setelah dilakukan pengukuran suhu tubuh ibu ternyata suhu ibu masih tinggi
yaitu 38°C untuk menurunkan demam nya saya akan memberikan obat
paracetamol sesuai dengan resep dokter agar suhu ibu menurun ya”

Pasien : “Baik sus, saya ikut saran suster aja asalkan saya cepat sembuh."

Perawat A : (Perawat memberikan obat kepada pasien) “Ibu obat nya dalam bentuk tablet.
Apakah ibu bisa meminum nya?

Pasien :"bisa sus."

Perawat A :"Baik Bu, silakan diminum obat nya."

Pasien :(Meminum obat)

Perawat A : “Setelah minum obat, ibu istirahat saja ya. Sambil menunggu reaksi demam ibu
turun, saya permisi untuk kembali ke ruangan."

Pasien : “Baik sus, terimakasih”

Setelah memberikan obat kepada pasien ternyata perawat lupa untuk


mendokumentasikannya sehingga perawat yang bertugas berikutnya memberikan obat dengan
dosis yang sama karena mengira pasien tersebut belum diberikan obat. Perawat B pun datang ke
ruang pasien tersebut untuk memberikan obat lagi dan pasien pun meminumnya karena pasien
dan keluarganya mengira itu obat yang berbeda.

Perawat B : “Selamat siang bu, saya perawat Ririn yang bertugas di Ruang Dahlia dari
pukul. 07.00 siang hingga pukul 07.00 malam Bu. Dan sekarang waktunya Ibu
untuk minum obat ya bu”

Pasien :” Iya sus”

Perawat B : “Ini bu, silakan diminum obatnya”

4
Pasien : (Pasien pun meminumnya)

Perawat B : “Baik bu, obatnya sudah diberikankan jadi saya akan kembali ke ruangan ya bu.
semoga lekas sembuh ya Bu."

Pasien : “Iya sus, terimakasih”

Setelah beberapa saat pasien mengeluh kepada keluarga bahwa dia merasa pusing, sakit
perut dan muntah beberapa kali. Sehingga keluarganya pun memanggil perawat yang bertugas
pada siang hari.

Keluarga : “Sus tolong ini kenapa kok setelah minum obat saudara saya malah pusing, sakit
perut, dan muntah-muntah padahal saat pertama diberi obat dengan perawat yang
bertugas pada pagi hari tidak menimbulkan efek seperti ini”

Perawat : “Memang sebelumnya sudah diberikan obat oleh perawat yang bertugas pada
pagi hari Bu?”

Keluarga : “Iya sus sudah”

Perawat B : “Sebentar ya bu, saya akan panggilkan dokter dahulu”

Keluarga : “Iya sus baik, cepat ya sus”

Perawat B pun datang bersama dokter untuk mengecek keadaan pasien tersebut.

Dokter : “Permisi ya bu, saya akan mengecek keadaannya terlebih dahulu”

Keluarga : “Iya dok, cepat ya dok. saya takut anak saya knapa-kenapa.”

Dokter pun mengecek keadan pasien dan berbicara kepada perawatnya

Dokter : “Sus, tadi dosis obat yang diberikannya sesuai dengan resep yang saya tulis?”

Perawat B : “Sudah dok, tapi tadi keluarganya mengatakan bahwa sebelumnya perawat A
memberikan obat. Tapi saya tidak tahu, karena tidak tertulis dalam laporan
pemberian obat”

5
Dokter : “Ibu ini merupakan gejala overdosis dikarena kelalaian kami, saya akan
membantu menetralisirkan obatnya agar mencegah terjadinya overdosis yang
lebih parah”

Keluarga : “Iya dok, secepatnya ya dok”

Dokter pun meminta perawat B untuk mengambilkan obat N-acetylcustein untuk


menetralisirkan overdosis paracetamol yang ada dalam tubuh pasien. Perawat B pun mengambil
obat tersebut. Setelah beberapa saat, perawat B kembali ke ruangan Dahlia sembari membawa
obat penetralisir tersebut.

Dokter : “Diminum ya mba obatnya supaya menetralkan overdosis paracetamol dalam


tubuh mbaa.”

Perawat B : “Silahkan mba diminum” (sembari memberikan obat tersebut)

Pasien : (Pasien pun meminumnya.)

Setelah pasien meminumnya dokter pun menyarankan agar pasien beristirahat. Dokter
dan perawat B pun meminta maaf kepada keluarganya. Setelah itu, dokter pun pergi menemui
perawat A.

Dokter : “Sus, pasien Nn. Dini di ruang Dahlia tadi sudah diberikan obat?”

Perawat A : “Sudah dok, kenapa ya?”

Dokter : “Apakah sudah di dokumentasikan sus?”

Perawat A : “Astaghfirullah, saya lupa memang kenapa dok? Apakah terjadi sesuatu?”

Dokter : “pasien mengalami overdosis obat dikarenakan perawat B memberikan obat


yang sama pada pasien karena mengira pasien tersebut belum diberikan obat”

Perawat A : “Maaf dok, lalu saya harus bagimana? Apa yang harus saya lakukan?”

Dokter : “Lebih baik kamu datang keruangannya dan meminta maaf atas kesalahannya.
Lain kali, teliti ya sus karena kita bertanggungjawab atas kelalaian kita sendiri,
dan mohon untuk tidak diulangi”

6
Perawat A : “Baik dok, saya akan lebih teliti untuk kedepannya”

Perawat A pun pergi ke ruangan Dahlia dan meminta maaf atas kelalaian yang ia buat
dan berjanji untuk lebih teliti dan tidak akan mengulanginya lagi.

Perawat A : “Permisi ibu, mba, saya meminta maaf atas kelalaian saya yang tidak
mendokumentasikan tindakan saya tadi, sehingga mba dini mengalami overdosis.”

Keluarga : “Lain kali hati-hati ya sus, ini bisa aja tadi anak saya meninggal gara-gara
tindakan yang fatal”

Perawat : “Iya bu, saya minta maaf. Saya berjanji akan lebih berhati-hati dan teliti.”

Setelah itu, pasien dan keluarga Ny.Dini pun memaafkan perawat tersebut, dan tidak
membawanya ke jalur hukum, dan diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

7
PEMBAHASAN

Dalam kasus tersebut perawat lupa untuk mendokumentasikan tindakan pemberian obat
pada pasien, sehingga perawat yang bertugas selanjutnya merasa pasien tersebut belum diberikan
obat karena pada dokumentasi perawat sebelumnya tidak ada. Dan pasien tersebut mengalami
overdosis obat.

Perawat telah melanggar salah satu dari 12 prinsip pemberian obat yaitu
pendokumentasian tindakan. Selain itu, perawat juga melanggar salah satu prinsip etik yaitu
merugikan pasien atau maleficient. Itu berarti perawat telah melakukan kelalaian. Perawat
sebaiknya berkomunikasi dengan perawat lainnya agar tidak terjadi miss komunikasi atau
perawat juga bisa memberikan informasi kepada keluarga mengenai kapan obat selanjutnya
diberikan.

Jika terdapat kasus seperti itu, perawat bisa dikenakan sanksi. Sanki tersebut dapat berupa
sanki tertulis , secara lisan dengan teguran atau pun bisa melalui jalur hukum dan itu tergantung
dari permasalahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

8
Idtesis. 2014. “Pengertian Over Dosis dan Gejala Keracunan”. https://idtesis.com/pengertian-
over-dosis-dan-gejala-keracunan/ (diakses pada tanggaal 02 April 2019)

Yuliana, Lia. 2017. “6 Cara Menetralisir Overdosis Obat yang Harus di Ketahui”
https://halosehat.com/farmasi/obat/cara-menetralisir-overdosis-obat (diakses pada tanggal
02 April 2019)

Wikipedia, (tt). “Overdosis”. https://id.wikipedia.org/wiki/Overdosis (diakses pada tanggal 02


April 2019)

Anda mungkin juga menyukai