Anda di halaman 1dari 6

REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI

1. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan galian industri? Beserta contohnya !
Jawab :
Bahan galian industri adalah Semua Mineral dan Batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali
dan diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga mineral logam yang bukan
untuk dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.

b. Jelaskan perbedaan penggolongan mineral dan batubara berdasarkan UU No 11 tahun 1967 dan UU No
4 tahun 2009 !
Jawab :
UU No 11 Tahun 1967
1. Bahan galian golongan A, yaitu bahan galian strategis. Bahan galian strategis digolongkan untuk
kepentingan pertahanan, keamanan negara, dan perekonomian negara. Contoh bahan galian
strategis adalah minyak bumi, batubara, gas alam.
2. Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian vital. Bahan galian vital digolongkan untuk dapat
menjamin hajat hidup orang banyak; Contoh bahan galian vital adalah besi, mangan, bauksit,
tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak.
3. Bahan galian C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B. Contoh bahan galian
C adalah nitrat, fosfat, asbes, talk, grafit, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, marmer, pasir.

UU No 4 Tahun 2009
1. Mineral radioaktif, seperti tellurium, vanadium, zirconium, samarium, rubidium, thorium,
uranium, radium, monasit.
2. Mineral logam, seperti tembaga, timbal, seng, alumnia, kalium, bauksit, galena.
3. Mineral bukan logam, seperti intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit,
yodiumdolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, batu kuarsa, clay.
4. Pertambangan batuan, seperti pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, slate,
granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt.

Terdapat perbedaan mendasar penggolongan bahan galian berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 1967 dan
UU Nomor 4 Tahun 2009. UU Nomor 11 Tahun 1967 menekankan aspek politis yang dikaitkan dengan
kepentingan ketahan dan pertahanan nasional. Sedangkan, pada UU Nomor 4 Tahun 2009, pengolongan
bahan galian menekankan pada aspek teknis yaitu berdasarkan pada kelompok atau jenis bahan galian.
2. Jelaskan perbedaan proses terbentuknya Batugamping dan marmer !
Jawab :
 proses terbentuknya batu gamping terjadi secara insitu yakni berasal dari larutan yang
mengalami proses kimia maupun biokimia dimana organisme turut berperan didalamnya.
Selain itu, batuan karbonat ini juga dapat terbentuk dari butiran-butiran hasil rombakan batuan
yang telah mengalami transportasi secara mekanik dan terendapkan di tempat lain. Seluruh
proses yang menyebabkan terbentuknya batuan karbonat ini berlangsung di lingkungan air laut
sehingga bebas dari detritus asal darat. Oleh karena itu juga, semua batuan karbonat tergolong
ke dalam batuan sedimen.
Ada juga yang mengatakan bahwa batuan sedimen dikontrol oleh 2 proses yaitu :
1. Proses organik Merupakan proses dimana fragmennyayang meliputi rangka organik yang
berukuran besar seperti koral, Bryosua, molusca, polychaeta, juga terdiri dari organisme yang
sederhana seperti foraminifera dan alga. Dilingkungan laut dalam dijumpai cangkang dari
foraminifera yang hidupnya secara pelagik. Alga ataupun cephalopoda termasuk komponen
batuan sedimen. Terumbu merupakan salah satu hasil contoh produksi dari karbonat. Karang
akan membentuk suatu komunitas yang kompleks yang ditemukan hidup alami diwilayah air
laut dangkal yang jernih bersuhu hangat. Koral merupakan hewan neurotik yang didominasi
oleh kelompok filumterata yang komposisi cangkangnya CaCO3.
2. Proses Anorganik Bukan berasal dari organik melainkan berupa butiran yang mengisi pori
terbentuk melalui proses langsung dari penguapan air laut.

 Marmer merupakan hasil metamorfosa dari batu kapur atau yang sering disebut dengan
gamping. Batu kapur ini mengalami rekristalisasi, yang lama- kelamaan akan berubah
menjadi batu marmer tersebut. Agar lebih terstruktur, berikut merupakan proses terbentuknya
marmer :

1. Batu kapur mengalami kristalisasi kembali – Batu amrmer atau


juga banyak yang menyebutnya sebagai batu pualam merupakan hasil dari
metamorfosis batu kapur atau gamping atau dolomit. Metamorfosis ini
diawali dengan terjadinya proses rekristalisasi pada batu kapur tersebut.
Terjadinya kembali proses rekristalisasi ini karena adanya pengaruh
temperatur dan juga tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen. Proses
rekristalisasi ini membentuk berbagai foliasi maupun non foliasi.

2. Hilangnya struktur asal batuan – Proses rekristalisasi pada batu


gamping ini mengakibatkan hilangnya struktur asal batuan tersebut,
sehingga membentuk tekstur yang baru dan juga keteraturan butir. Tekstur
baru dan keteraturan butir ini dikenal dengan nama batu pualam. Proses
geologi ini membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 juta tahun yang lalu.

Itulah dua proses singkat terbentukanya batu marmer yang berasal dari batu kapur. Batu marmer akan
selalu berasosiasi dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer selalu akan ada batu gamping, namun
setiap ada batu gamping tidak selalu ada marmer. Hal ini karena keberadaan marmer sangat berhubungan
dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya, baik itu berupa tekanan maupun perubahan
temperatur yang cukup tinggi. Proses yang demikian ini memakan waktu bertahun- tahun dan bukan waktu
yang singkat. Agar lebih jelas lagi, proses trejadinya batu marmer dapat divisualisasikan dalam gambar di
samping.
3. Sebtukan dan jelaskan proses penambangannya andesit dan pasir gunung api !
Jawab :
Penambangan andesit
Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit adalah tambang terbuka (quarry).
Bentuk topografi bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top
hill type) ke arah bawah (top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench). Secara garis besar tahapan
kegiatan penambangan dapat diuaraikan sebagai berikut :

 Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan, perkantoran, tempat
penumpukan (stockpile), mobil-isasi peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik;
 Pembersihan permukaan (land clearing)
Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar dengan alat
konvensional atau buldoser;
 Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)
Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe. Tanah penutup didorong dan
dibuang ke arah lembah (disposal area) yang terdekat, namun bila tumpukan hasil pengupasan ini jauh
dari disposal area pembuangan-nya dapat dibantu dengan dump truck.
 Pembongkaran (lossening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya sehingga dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan
dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang
tembak yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi. Peralatan yang digunakan
untuk kegiatan pemboran adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO/ damotin. Dalam kegiatan
peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi
lubang ledak; makin rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya.
 Pemuatan (loading).
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk memuat hasil kegiatan
pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu truk;
 Pengangkutan (transporting)
Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan dump truck.

Penambangan pasir gunung api


Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan jenis endapan, produksi yang
dinginkan dan rencana pemanfaatannya. Keadaan endapan yang masih lepas, teknik penambangan
permukaan dengan alat sederhana antara lain dengan sekop dengan pemilihan endapan secara selektif.
Hasil yang diperoleh diangkut dengan truck untuk dipasarkan. Dengan penambangan seperti ini jumlah
produksi sangat terbatas. Apabila diinginkan jumlah produksi dalam jumlah yang banyak, penggalian
dengan shovel dan backhoe dapat dilakukan. pemilahan besar butir (untuk memisahkan ukuran pasir dan
kerikil dapat dilakukan secara semi mekanis dengan memakai saringan pasir).hasil yang dipisahkan
kemudian dinaikan ke truck angkut dengan shovel, untuk selanjutnya dikirim ke tempat penimbunan
diluar alur sungai. Ditempat ini truck pengangkut siap untuk mengirim ke konsumen.Pemanfaatan utama
pasir gunung api untuk bahan kontruksi bangunan. Persaratan utama apabila akan dimanfaatkan sebagai
kontruksi, pasir tersebut harus bersih , bebas dari lempung dan Zat organik yang dianggap sebagai
pengotor.

4. Jelaskan proses pengolahan Zeolit dan Batulempung !


Jawab :
 Pengolahan Mineral Zeolit,
Tahap Pengolahan Batuan Mineral Zeolit. Pengolahan batuan mineral zeolit meliputi empat
jenis operasi utama, yaitu operasi sizing, kominusi, granulasi, dan drying. Secara umum alur
operasi pengolahan batuan zeolit ditunjukkan seperti pada gambar di bawah.
Pemisahan Ukuran, Screening, Pengayakan Ukuran Material
Operasi sizing tahap pertama dilakukan pada umpan yang akan masuk jaw crusher dengan
menggunakan Grizzly Feeder. Tujuan sizing ini adalah untuk mengeluarkan batuan mineral zeolit
yang berukuran lebih kecil daripada ukuran setting jaw crusher. Grizzly Feeder juga berfungsi
sebagai pengatur laju pengumpanan. Sehingga jaw crusher dapat bekerja secara optimal.
Operasi Sizing yang kedua dilakukan terhadap zeolit hasil operasi grinding. Sizing ini akan
memisah zeolit berdasarkan ukuran yang siap untuk operasi granulasi. Sizing ketiga dilakukan
terhadap granul zeolit yang baru saja keluar dari proses pemanasan. Operasi sizing ini didasarkan
pada ukuran granul antara 2 – 5 mm.

Diagram Alir Pengolahan Batuan Mineral Zeolit


Pengecilan Ukuran,
Kominusi, Peremukan, Crushing
Plant
Kominusi melibatkan dua tahap
operasi yaitu operasi peremukan
atau crushing dengan
menggunakan jaw crusher dan operasi
penggerusan atau grinding, dengan
menggunakan pulveriser. Jaw
crusher akan mengecilkan ukuran
batuan zeolit sampai ukuran secara
teknis siap untuk masuk pada
operasi grinding. Pada umumnya
ukuran umpan untuk
operasi grinding adalah sekitar 20 mm.
Penggerusan, Grinding Mill
Operasi grinding akan mengecilkan ukuran zeolit sampai ukuran yang dapat dibuat
menjadi granul. Umumnya keluaran pulverizer berukuran kurang daripada 100 mikron.
Tahap Granulasi, Disc Granulator
Operasi granulasi dilakukan dengan disc granulator atau biasa juga disebut
dengan pelletizer. Operasi ini akan menggranulasi serbuk zeolit menjadi granul-granul atau
kelereng-kelereng kecil yang berukuran kurang daripada 5 mm. Pada proses granulasi biasanya
ditambahkan perekat untuk memperkuat hasil granul.
Pemanasan Pellet, Rotary Kiln Dryer
Operasi pemanasan dilakukan dengan menggunakan dryer yang berbentuk pipa besar
berukuran diameter 1 – 2 meter dengan panjang 10 – 20 meter. Dryer ini berputar dengan sudut
kemiringan tertentu. Sumber panas dimasukan melalui tempat keluaran granul. Dryer ini biasa
juga disebut dengan rotary dryer atau rotary kiln.
Tujuan operasi ini adalah untuk mengurangi kandungan air termasuk hidrat dan zat-zat yang
terdapat pada perekat atau zat yang mudah menguap lainnya. Siklus pemanasan yang terkontrol
dapat mengaktivasi zeolit secara fisika, sehingga zeolit granul siap diaplikasikan untuk pemakaian
tertentu.

 Pengolahan batulempung ( tanah liat)


Di tempat penambangan tanah liat diadakan pemilihan, antara yang baik dan yang kurang
baik sesuai dengan rencana pemanfaatan. Yang dianggap baik dapat langsung diolah dan yang
kurang baik dapat dicampur hingga sesuai. Kotoran yang ada harus dibuang baik itu mineral
asing (misal nodul oksida besi) ataupun sisa tumbuhan/bahan organik. Bahan ini kemudian
ditambah air dicampur/dilumatkan sehingga tampak plastis dan merata, ditimbun berbentuk
kerucut. Dalam bentuk yang demikian air yang berlebih akan mengalir. Bahan ini siap dicetak
dan selanjutnya dikeringkan diudara bebas beberapa jam, sebelumnya dimasukkan kedalam
dapur pembakaran untuk menghemat kayu bakar. Di negara yang sudah maju pengolahan tanah
liat mulai dari menggali sampai menjadi barang yang siap pakai dilakukan keseluruhannya
secara otomatik.
Tanah liat dimanfaatkan untuk membuat bata merah, genteng ataupun keramik.
Persyaratan utama untuk genteng dan keramik adalah tingkat pengkerutan harus sedikit
mungkin, tidak mengandung bahan organik yang menyebabkan genteng/keramik berpori.
Dalam pembuatan bata merah masyarakat mencampur tanah lait dengan sekam padi dengan
tujuan bata merah menjadi relatif ringan tetapi kuat tekannya menjadi berkurang.

5. Jelaskan proses pemanfaatan tanah liat dan pasirbatu !


Jawab :
 Proses pemanfaatan tanah liat sebagai gerabah
1. Pengambilan tanah liat
Langkah pertama dari cara membuat gerabah adalah mengambil tanah liat. Tanah liat ini
bisa diambil dengan menggali tanah secara langsung. Lalu dikumpulkan ke suatu tempat untuk
diproses berikutnya.
2. Persiapan pengolahan tanah liat
Tanah liat yang telah dikumpulkan dibasahi dengan disiram air, lalu dibiarkan selama 1-2
hari. Selanjutnya, tanah liat digiling biar lebih rekat dan liat. Penggilingan ini bisa dilakukan
dengan 2 cara yaitu manual dan mekanis. Penggilingan mekanis adalah dengan cara kerja
mesin giling secara otomatis, sedangkan penggilingan manual dilakukan tanpa mesin.
3. Proses pembentukan
Setelah proses penggilingan selesai, tanah liat telah siap untuk dibuat ke sesuai bentuk.
Misalnya dijadikan gelas, kendi, guci, pot, dan celengan. Aneka bentuk bisa didapatkan
berdasarkan kreativitas. Perajin gerabah bisa membentuk tanah liat menggunakan tangan atau
kaki. Dapat juga dengan menggunakan alat pemutar.
Beberapa teknik pembentukan yang bisa diterapkan antara lain.
A. Teknik putar (Throwing) F. Teknik cor atau tuang
B. Teknik cetak tekan (Press) G. Teknik gabungan (putar dan slab, putar dan pijit,
C. Teknik lempeng (Slabing) ataupun yang lainnya)
D. Teknik pijit
E. Teknik pilin (Coiling)
4. Penjemuran (Pengeringan)
Setelah dibentuk jadi, langkah berikutnya adalah menjemur di bawah sinar matahari.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan penjemuran bisa disesuaikan dengan panas matahari.
5. Pembakaran
Setelah gerabah kering dan mengeras, maka dikumpulkan ke tempat tungku pembakaran.
Proses pembakaran ini dilakukan untuk mendapatkan gerabah yang benar-benar keras dan
tidak mudah pecah. Bahan bakar yang bisa digunakan untuk pembakaran adalah jerami kering,
daun kelapa kering, dan kayu bakar.
6. Penyempurnaan (Finishing)
Setelah benar-benar keras, maka langkah berikutnya adalah menyempurnakannya untuk
tujuan artistik. Misalnya gerabah bisa dicat biar kelihatan bagus dan menarik, dengan begitu
maka bisa memiliki nilai jual yang tinggi.

 Proses pemanfaatan pasir batu sebagai

Anda mungkin juga menyukai