Disusun Oleh:
JAWA TIMUR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan Praktikum Pemasaran ini
dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Serta kepada para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya.
Dan saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih
banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan Laporan Praktik Industri ini. Demikian kata pengantar ini saya
buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya pribadi sendiri dan pembaca
pada umumnya.
Penyusun
i
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
2
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
b. Industri tekstil
Industri tekstil besar dan kecil banyak terdapat di Jawa Barat, daerah
khusus Ibu Kota Jakarta, dan sebagian terdapat di Jawa Tengah. Dalam
industri ini termasuk industri batik yang banyak terdapat di Jawa Tengah,
terutama di Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan.
Kemajuan industri tekstil sangat pesat setelah ditemukan mesin-mesin
modern. Penemuan mesin-mesin ini mengakibatkan industri kecil tenun
gulun tikar.
4
kayu menghasilkan kayu lapis. Industri pengolahan kayu banyak diekspor
ke Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan Amerika.
5
Palembang dan Kalimantan Timur. Industri semen be rkembang pesat
karena semakin banyak bangunan yang terbuat dari beton.
j. Industri peralatan
Industri peralatan menghasilkan terutama alat-alat transtasi dan alat berat
serta kendaraan lainnya, dalam bentuk:
1. Pesawat terbang yang dihasilkan PT. Dirgantara Indonesia (dahulu
IPTN) di Bandung
2. Kapal laut yang dihasilkan PT PAL di Surabaya
3. Perakitan mobil dan sepeda motor di Jakarta dan Karawang
4. Alat-alat elektronik dan perakitannya di Jabotabek
5. Alat-alat pertanian dan alat-alat pertukangan di Karawang dan
Depok.
k. Industri pertambangan
Industri pertambangan umumnya berupa industri besar dengan seluruh
atau sebagian menggunakan modal asing. Misalnya tambang minyak oleh
beberapa perusahaan asing di samping Pertamina milik Indonesia sendiri,
tambang timah, tambang nikel, dan tambang tembaga. Tambang tembaga
dikelola PT Freepost di Irian Jaya ternyata juga menghasilkan emas dalam
jumlah yang cukup banyak.
l. Industri pariwisata
6
Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan industri pariwisata.
Orang asing mengenal Indonesia sebagai negara yang indah panoramanya,
beragam budayanya, dan ramah tamah orangnya. Indonesia berbenah diri
untuk mengembangkan potensi pariwisata baik potensi alam budaya,
maupun historis, guna meraih devisa yang besar. Pencanangan pariwisata
Indonesia dimulai tahun 1991. tahun ini dinyatakan sebagai tahun
kunjungan ke Indonesia atau visit “Indonesia Year 1991”. Dengan
pencanangan ini diharapkan diharapakan diharapkan jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia meningkat.
Untuk itu perlu adanya peningkatan pelayanan terrhadap wisatawan seperti
yang tercakup dalam program Saptapesona. Isi program Saptapesona
adalah sebagai berikut:
1. Keamanan
2. Ketertiban
3. Kebersihan
4. Kesejukan
5. Keindahan
6. Keramahtamahan
7. Kenangan
Para industri pariwisata yang menjadi objek wisata dibedakan dua macam, yaitu:
1. Objek alam (pantai, taman laut, air terjun dan pemandangan alam lainya).
2. Objek budaya (hasil seni, tarian, hasil kerajinan tangan, keramahtamahan,
serta berbagai upacara adat).
7
8
BAB 3
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian Ini bertempat di Cv. Pasific harvest. Cv. Pasific harvest
adalah industri yang telah difokuskan pada pembuatan produk makanan laut
seperti: sarden kalengan, makarel kaleng, tuna kaleng, ikan beku (seafood),
dan tepung ikan serta minyak ikan. Pasific harvest didirikan pada tahun 1993
dan terletak di kota dekat pulau bali, banyuwangi, indonesia. Perusahaan ini
telah berkembang sangat pesat pada waktu itu sebagai hasil dari komitmen
yang kuat. Dengan tiga pabrik yang telah dibangun di atas sekitar 6 hektar
lahan, Cv. Pasific harvest memiliki kapasitas produksi dari 200 ton ikan per
hari.
Populasi
Sampel
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Dan sumber data
pada penilitian ini bersifat primer karena sumber datanya dari orang
pertama bukan dari perantara ataupun orang kedua.
9
3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji validasi dan reabilitasi instrumen penelitian ini dimaksudkan agar data
yang diperoleh dengan cara penyertaan quesioner valid dan reliable. Instrumen
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu
mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen
menunjukan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari
gambaran variable yang dimaksud (suharsimi Arikunto, 145 : 2002)
Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi item,
yaitu menguji terhadap kualitas item-itemnya, yaitu dengan menghitung koreasi
antara setiap item skor total sebagai kriteria validasinya.
Uji reabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Pengukuran reabilitasi dilakukan dengan
menggunakan koefisien Alpha Cronbach (a). Dimana biasanya reabilitas
minimal 0,5.
1. Dokumen Kuesioner
2. Dokumen Wawancara
10
dari berbagai perspektif. Semua wawancara dibuat transkip dan disimpan
dalam file teks.
3. Catatan Pengamatan
4. Rekaman Audio
Rekaman audio ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif.
Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman audio. Untuk
menangkap inti pembicaraan diperlukan kejelian dan pengalaman seseorang
yang melakukan wawancara. Anda dapat merekam audio wawancara
sehingga dapat digunakan untuk menggali isi wawancara lebih lengkap pada
saat pengolahan data dilakukan.
5. Rekaman Video
11
12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam hal ini produk yang di tawarkan ialah tujuan pariwisata. Langkah yang
dilakukan dinas pariwisata adalah perawatan dan menjaga kelestarian alam yang
ada di Banyuwangi dengan membuat peraturan-peraturan untuk mengantisipasi
hal-hal yang berpotensi merusak lingkungan. Dahulu para nelayan kerap
menangkap ikan dengan menggunakan bom ikan sehingga menimbulkan
pencemaran laut dan kerusakan pada terumbu karang. Oleh karena itu, selaku
pemerintah mengatasi hal tersebut dengan melakukan pengarahan terhadap
oknum-oknum tersebut dan membuat suatu pemberdayaan masyarakat agar
dibuatkan suatu titik wisata dimana masyarakat sekitar berperan langsung dalam
jalannya lokasi pariwisata tersebut dan mendapatkan keuntungan juga.
Didalam strategi promosi ini pihak dinas pariwisata banyak menciptakan beberapa
event bergengsi di Banyuwangi semisal Tour de Ijen, Banyuwangi festival,
Festival Gandrung sewu, dll. Melalui kegiatan tersebut diharapkan banyak pihak
baik lokal maupun mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi pariwisata
tersebut serta menambah wawasan masyarakat mengenai wisata-wisata yang ada
di banyuwangi.selain itu juga dinas pariwisata melakukan promosi lewat media
sosial yang guna agar diketahui oleh masyarakat luas serta memberikan edukasi
kepada masyarakat agar melestarikan alam yang ada di banyuwangi.
Mengenai produk yang dijual ialah produk cindera mata dan makanan yang
menjadi khas Banyuwangi. Produk tersebut dibuat dengan memasukkan budaya
lokal di dalamnya. Produk yang dijual juga memaksimalkan barang yang tidak
dipakai semisal batok kelapa yang semula merupakan barang tidak bernilai diubah
13
menjadi suatu kerajinan sehingga menjadi barang yang bernilai. Kearifan lokal di
Bayuwangi yang kental juga memperkaya produk yang di pasarkan disana
sehingga menarik pembeli.
Sistem distribusi yang digunakan ialah konsinyasi yaitu dengan metode penjualan
dalam bentuk kerjasama antara penjual produk dari UMKM yang dititipkan ke
took dalam hal ini adalah pemilik Pusat oleh-oleh tersebut, sehingga dampak yang
ditimbulkan dari kerjasama tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak
dalam hal kelengkapan produk dan tingkat penjualan produk.
Wisata petik buah naga merupakan perkebunan buah naga yang dijadikan tempat
wisata. Tempat wisata ini dikembangkan oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar
Wisata) Ringin Banyuwangi. Wisata ini berada di Dusun Ringinsari,
Desa/Kecamatan Pesanggaran.
14
Dalam wisata ini, pengunjung dapat belajar banyak tentang buah naga, mulai
penanaman, pemanenan, hingga pendistribusian. Praktikum kerja lapang mata
kuliah pemasaran pada tahun ini berkunjung ke Banyuwangi dan salah satu
tujuannya adalah wisata petik buah naga ini.
Buah naga memang merupakan jenis buah musiman. Ketika musim buah naga
datang, panen bisa berlimpah dan harga bisa lebih terjangkau. Namun, di
Bnayuwangi ini memiliki cara sendiri agar panen buah naga bisadilakukan setiap
bulan, yaitu dengan menyinari pohon buah naga tersebut dengan lampu khusus.
Lampu disini bertujuan untuk merangsang penyerbukan, sehingga nantinya buah
naga dapat berbuah meskipun tidak pada musimnya. Musim buah naga sendiri
berkisar dari bulan April hingga Oktober. Namun, pemasangan lampu ini tidak
dapat menumbuhkan tunas baru melainkan menumbuhkan bunga. Jadi tujuan dari
lampu ini sendiri untuk merangsang pertumbuhan buah agar tetap bisa berbuah
meskipun tidak pada musimnya.
Berbagai olahan buah naga juga ditawarkan, buah naga tidak hanya dijual
dalambentukbuah melainkandalambentuk dodol buah naga, sirup buah naga,
hingga ladrang buah naga. Hal ini juga merupakan sebuah strategi agar buah naga
tidak hanya dijual dalam bentuk buah saja. Dan halini juga dapat menambah
pengahasilan para petani buah naga.
Buah naga merupakan jenis buah musiman, dimana harga buah naga ketika
musim tiba berbeda dengan harga buah naga ketika bukan musimnya. Harga
ditentukan berdasarkan kualitasbuah naga yang dihasilkan dan juga berdasarkan
biaya lain yang mempengaruhi pertumbuhan buah naga seperti pemasangan
lampu dll.
15
Untuk biaya pemasangan lampu bisa mencapai hingga Rp. 110.000.000,00 per
hectare. Dengan acuan 1 malam bisa menghabiskanRp. 250.000,00 token listrik.
Biaya ini juga akan mempengaruhi buah yang dihasilkan. Dimana jika harga
buuah dipasar menginjak harga Rp. 10.000,00 maka petani buah naga tidak akan
mendapatkan keuntungan.
Dalam satu kali panen buah naga bisa mencapai 224 peti dengan berat masing –
masing peti adalah 30 kg. Harga yang ditawarkan juga berfariasi. Ketika memetik
langsung di kebunnya 1 peti buah naga dikenakan harga sebesar Rp. 14.000,00. Di
pasar Jakarta, bisa mencapai Rp. 26.000,00/ petinya.
Strategi distribusi wisata petik buah naga ini telah merambah pasar
nasionalmaupun internasional. Namun, pendistribusian buah naga saat ini lebih
banyak pasar nasional yang ada di Indonesia, mulai dari Bali, Surabaya, Jakarta,
hingga Bandung. Ketika dulunya tidak ada agro, pengiriman dilakukan full
supermarket dengan harga Rp. 8.000,00 /kg. Jika di pasar harga buah naga Rp.
5.500,00 /kg, memang lebih menguntungkan menjulanya ke supermarket, namun
supermarket tidak mengambil sebanyak pasar.
Selain pasar nasional, buah naga yang dihasilkan juga telah merambah pasar
internasional misalnya Barcelona, Spanyol. Hal ini merupakan sebuah kemajuan
16
dan harus tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Karena dengan adanya
ekspor, akan juga membantu perekonomian bangsa.
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini merupakan makanan cepat saji yang
berbahan baku dari ikan. Ikan diperoleh dari nelayan – nelayan sekitar perusahaan
yang kemudian disortir atau dipilih menurut kualitasnya. Ikan – ikan yang telah
disortir akan melalui proses yang panjang. Berikut tahapan -tahapn yang
dilakukan:
1. Penerimaan bahan baku, bahan baku yang digunakan adalah ikan. Ikan –
ikan ini didapat dari para nelayan di sekitar perusahaan. Jadi, perusahaan
membelinya dari nelayan dengan harga pasar.
17
3. Pengguntingan, proses selanjutnya adalah pengguntingan. Dimanadalam
proses ini, ikan dipisahkan dari kepala dan perut ikan dan ikan digunting atau
dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan karena
untuk menghindari ketidak nyamanan saat dikonsumsi nanti. Kepala dan perut
ikan yang telah digunting tidak dibuang, melainkan diolah lagi menjadi tepung.
4. Pencucian, ikan yangtelah digunting akan dicuci bersih. Hingga tidak ada
lagi kotoran yang menempel.
6. Pengisian ikan kedalam kaleng, setelah melalui metal detector ikan akan
dimasukan kedalam kaleng. Berat ikandalam kaleng menurut aturan SNI adalah
50% dari berat bersih.
10. Penutupan kaleng. Setelah kaleng terisi media, maka proses selanjutnya
adalah penutupan kaleng. Proses ini merupakan critical control, karena kaleng
harus tertutup rapat. Jika ada rongga udara, maka ikan yang ada didalam akan
18
cepat mebusuk. Penutupan kaleng ini menggunakan mesin yang disebut mesin
simer.
11. Pembersihan atau pencucian produk. Kaleng yang berisi ikan dan saos
sebagai medianya selanjutnya dicuci kembali hingga bersih.
14. Labeling. Dan proses terakhir adalah labeling. Pemberian label ini sesuai
dengan perusahaan yang memsan missal ABC, GAGA, dll.
Dijelaskan pembicara bahwa strategi promosi yang di gunakan dari industri ini
yaitu salah satunya dengan cara dalam bentuk harga dan jumlah barang yang akan
dibeli pelanggan semisal (buy 2 get1) . Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
tingkat penjualan di beberapa tempat persebaran produk mereka sehingga
konsumen merasa tertarik dan akan membelinya. Strategi promosi lain yang juga
dilakukan oleh CV.Pasific Harvest adalah dengan jalan media social. Dalam
memasarkan produk baru mereka melakukan promosi lewat media social untuk
lebih mengenalkan produk mereka kepada konsumen sehingga akan
meningkatkan penjualan seperti pengenalan produk mereka yaitu ASIHA Sardine.
19
4.4.2 Strategi Harga
Strategi harga merupakan suatu cara utuk menentukan harga sebuah produk.
Strategi harga yang digunakan oleh CV. Pasific Harvest adalah sesuai dengan
pesanan. Mereka menentukan harga sebuah produknya sesuai dengan pesanan
yang mereka terima.
Produk dari CV. Pasific Hasvest memasarkan produk mereka kebanyakan hamper
60% dari hasil produksi mereka adalah dengan ekspor produk mereka. Hal ini
dilakukan karena jumlah komoditi dari produk makanan siap saji(ikan) lebih besar
dari lokal sehingga tingkat penjualan lebih luas. Dijelaskan juga bahwa dalam
melakukan ekspor ini juga banyak sekali hambatan dikarenakan adanya perbedaan
kebijakan antar negara dan hubungan antar negara pun juga berpengaruh. Namun
bila hal itu dapat dilakukan akan mengahasilkan keuntungan yang cukup besar.
Melalui hal ini juga CV. Pasific Harvest telah menguasai beberapa pasar
internasional tentang produk makanan kaleng ikan yaitu di Afrika,Timur Tengah,
dan Amerika juga.
20
BAB V
KESIMPULAN
Suatu sistem pemasaran sangat lah penting di dalam suatu organisasi perusahaan
ataupun organisasi bisnis lainnya.melalui kunjungan yang dilakukan secara
langsung serta mendapatkan info melalui sumber yang langsung menangai
masalah tersebut tentunya dapat menambah serta membuka wawasan semua
mahasiswa yang ikut langsung dalam kegiatan Kunjungan praktikum yang
dilakukan di beberapa tempat seperti,Dinas pariwisata Kabupaten Banyuwangi,
UMKM Rahmat Jaya di Kecamatan Rogojampi, Edukasi Petik Buah Naga dan
Jeruk dan CV. Pasific Harvest di Muncar.
21
Lalu kunjungan praktikum di Wisata Edukasi Petik Buah Naga dan Jeruk, disana
selain mendapat materi mengenai cara budidaya tanaman buah naga juga
mendapat wawasan tentang pemsaran dari buah naga itu sendiri. Mulai dari
petani, pengepul hingga penjual eceran, selain itu juga dijelaskan mengenai
hambata-hambatan apa yang dialami oleh petani buah naga dalam pemasaran
produknya. Hambatan tersebut antara lain mulai jatuhnya harga buah naga sampai
masa buah naga yang tidak dapat bertahan terlalu lama karena memang tidak
mengandung bahan pengawet.
22
23
DAFTAR PUSTAKA