Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

MATA KULIAH PEMASARAN SEMESTER IV

Disusun Oleh:

1. Hery Sandro Sijabat (17042010081)


2. Muhammad Adam (17042010098)
3. Tito Utomo (17042010116)
4. Novan Aditya Pangestu (17042010107)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN JAWA TIMUR”

JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS SURABAYA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Lapang Pemasaran Semester IV

Oleh,

Kelompok B4 (Brand Performance)

Novan Aditya P Hery Sandro Sijabat Muhammad Adam Tito Utomo

NPM. 17042010107 NPM. 17042010081 NPM. 17042010098 NPM. 17042010116

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Dosen Pembimbing

Ir. Lisa Sulistyawati, MM DRA.Lia Nirawati


NIP. 1959802231987032001
NIP.196009241993032001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan Praktikum Pemasaran ini
dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Serta kepada para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya.
Dan saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih
banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan Laporan Praktik Industri ini. Demikian kata pengantar ini saya
buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya pribadi sendiri dan pembaca
pada umumnya.

Surabaya, Mei 2019

Penyusun

i
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................5

1.3 Tujuan Laporan ........................................................................................5

BAB II TINJAUN PUSTAKA ........................................................................7

2.1 Pengertian Industri ...................................................................................7

2.2 Pengertian Industri Menurut Para Ahli ....................................................5

2.3 Jenis Industri.............................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................8

3.1 Lokasi penelitian .....................................................................................8

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................8

3.3 Jenis Dan Sumber Data ............................................................................9

3.3.1 Jenis Data .......................................................................................9

3.3.2 Sumber Data ...................................................................................9

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................10

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .................................10

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................10

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................12

4.1 Dinas Pariwisata ......................................................................................12

4.2 UMKM Rahmat Jaya................................................................................13

4.3 Wisata Petik Buah Naga ...........................................................................14

3.3.1 Strategi Produk ...............................................................................15


4.3.2 Strategi Pasar ..................................................................................15

4.3.3 Strategi Promosi .............................................................................16

4.3.4 Strategi Distribusi ..........................................................................16

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .................................17

4.3.4 Strategi Produk ...............................................................................17

4.3.4 Strategi Harga.................................................................................18

BAB V KESIMPULAN ....................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................23

2
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini agar mahasiswa mengenal


dunia kerja. Selain itu mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja,
kedisiplinan, tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai, proses
bisnis, dan yang lebih penting yaitu strategi pemasarannya. Masih banyak lagi
yang akan diketahui oleh mahasiswa yang dapat menunjang kompetensi dalam
diri saat berada didunia kerja. Tujuan utamanya yakni untuk melatih mental dan
kepercayaan diri mahasiswa kemudian agar mereka nantinya tidak canggung jika
sudah memasuki tahap bekerja.

Mahasiswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagai


rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara
mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di
industri tersebut. Mahasiswa juga diharuskan untuk menyerap apa yang
didapatkan dalam kunjungan industri tersebut sebagai bekal untuk dirinya sendiri.

Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang


dunia kerja. Mahasiswa dituntut untuk aktif menggali informasi tentang
kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia industri.
Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa
tentang industri dan proses produksi di bidang bisnis dan managemen. Siswa
harus membandingkan proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh
di sekolah. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang di
peroleh selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa manfaat dari kunjungan industri di beberapa perusahaan di
Banyuwangi ?
2. Apa perbedaan antara 3 industri yang mahasiswa kunjungi ?
3. Bagaimana masing-masing industri mengelola usahanya ?
4. Apa keuntungan dan kerugian adanya industri tersebut ?
5. Bagaimana industri tersebut mengurangi resiko dalam proses bisnisnya ?
6. Bagaimana upaya perusahaan untuk membuat masyarakat nyaman dengan
keberadaan industri tersebut ?
1.3 Tujuan Laporan
Tujuan dari kegiatan kunjungan Industri ini adalah untuk memperkenalkan
mahasiswa terhadap kegiatan industri dan proses bisnis perusahaan. Selain itu
untuk mengembangkan kompetensi dalam diri mahasiswa saat menghadapi dunia
kerja.

2
3

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam pembuatan laporan ini digunakan sejumlah teori yang diperlukan


untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada dan juga untuk menunjang
kegiatan yang dilakukan. Beberapa landasan teori yang dikemukakan tersebut
meliputi konsep dasar dan definisi yang berkaitan dengan industri perusahaan di
Banyuwangi.

2.1 Pengertian Industri


Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi, barang jadi memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil dari industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.

2.2 Pengertian Industri Menurut Para Ahli


Pengertian industri lainnya sangat beragam dan banyak dikemukakan oleh para
ahli dibidangnya, diantaranya yaitu :
• Menurut Teguh S. Pamudi
Industri ialah sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk yang bisa saling
menggantikan satu sama lain.
• Menurut Sukimo
Industri merupakan perusahaan yang menjalankan aktivitas ekonomi dan
tergolong dalam sektor sekunder.
• Menurut George T. Renner
Industri adalah semua kegiatan manusia dalam ekonomi produktif atau
memproduksi barang dan uang.
• Menurut Wirastuti
Industri adalah pengelolahan bahan baku atau barang setengah jadi menjadi
barang jadi yang membawa keuntungan.
2.3 Jenis-Jenis Industri
Jenis-jenis industri di Indonesia digolongkan menjadi 12 kelompok, yaitu sebagai
berikut :
a. Industri pengolahan pangan
Yang termasuk industri pengolahan bahan pangan adalah penggilingan
padi, pembuatan minyak kelapa sawit dan minyak nabati lainnya,
pembuatan tapioka, pabrik teh, pabrik kopi dan coklat, pabrik-pabrik es,
pengolahan gading, ikan, dan pembuatan mie (termasuk pabrik mie
instan), roti, pengawetan ikan, buah-buahan dan jamur, pembuatan susu
bubuk, tepung, permen, biskuit, pembuatan kecap, terasi, dan pabrik gula.

b. Industri tekstil
Industri tekstil besar dan kecil banyak terdapat di Jawa Barat, daerah
khusus Ibu Kota Jakarta, dan sebagian terdapat di Jawa Tengah. Dalam
industri ini termasuk industri batik yang banyak terdapat di Jawa Tengah,
terutama di Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan.
Kemajuan industri tekstil sangat pesat setelah ditemukan mesin-mesin
modern. Penemuan mesin-mesin ini mengakibatkan industri kecil tenun
gulun tikar.

c. Industri barang kulit


Industri barang dari kulit menghasilkan tas, koper, sepatu, sepatu, kipas,
wayang, sandal, ikat pinggang, dan barang-barang kerajinan kulit lainnya.
Industri ini banyak terdapat di dalam sentra-sentra industri di Jawa.
Adapun industri pengolahan kulit tidak termasuk ke dalam kelompok ini.
Namun dewasa ini industri barang dari kulit perkembangannya tidak pesat,
karena disaingi kulit sintetis.

d. Industri pengolahan kayu


Industri pengolahan kayu mengahasilkan bahan bangunan dan perbot
rumah tangga, seperti meja, kursi, dan pigura. Industri besar pengolahan

4
kayu menghasilkan kayu lapis. Industri pengolahan kayu banyak diekspor
ke Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan Amerika.

e. Industri pengolahan kertas


Perkembangan industri pengolahan kertas berbentuk industri besar yang
menghasilkan barang-barnag dari kertas tulis biasa, kertas bungkus dan
karton, kertas hias dan tisu. Industri ini terdapat antara lain di Pematang
Siantar (Sumatera), Padalarang, Blabak, Bayuwangi (Jawa), dan
Martapura (kalimantan).

f. Industri kimia farmasi


Industri kimia dan farmasi menghasilkan zat asam, garam kimia, pupuk,
pembasmi serangga, plastik, serat buatan, bahan-bahan kecantikan, cat,
pernis, dan obat-obatan. Perkembangan industri kimia dan farmasi sangat
pesat, khususnya di kota-kota besar.

g. Industri pengolahan karet


Industri pengolahan karet terutama menghasilkan ban luar dan ban dalam
untuk kendaraaan bermotor maupun tidak bermotor. Kecualiitu, industri
ini juga menghasilkan barang-barang lain seperti bola, mainan anak,
keperluan rumah tangga, keperluan kelengkapan mobil, pesawat motor dan
kapal.

h. Industri barang galian bukan logam


Industri-industri besar barang galian bukan logam menghasilkan semen,
gelas, dan kaca. Industri ini juga manghasilkan keramik dan asbes. Pabrik
semen yang besar terdapat di Padang (Sumatera Barat), Tonasa, (Sulawesi
Selatan), Gresik (Jawa Timur), Cibinong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa
Tengah), dan beberapa tempat lainnya. Pabrik pupuk terdapat di

5
Palembang dan Kalimantan Timur. Industri semen be rkembang pesat
karena semakin banyak bangunan yang terbuat dari beton.

i. Industri baja / pengolahan logam


Industri baja yang besar terdapat di Cilegon, Jawa Barat yang
menghasilkan antara lain plat baja, pipa baja, dan kabel-kabel baja.
Industri yang tidak begitu besar menghasilkan atap seng, besi, beton, pipa-
pipa besi dan lainnya, dan bahkan pisau silet. Industri baja sangat pesat
perkembangannya, banyak dibutuhkan untuk industri karoseri mobil dan
perusahaan angkutan lainnya.

j. Industri peralatan
Industri peralatan menghasilkan terutama alat-alat transtasi dan alat berat
serta kendaraan lainnya, dalam bentuk:
1. Pesawat terbang yang dihasilkan PT. Dirgantara Indonesia (dahulu
IPTN) di Bandung
2. Kapal laut yang dihasilkan PT PAL di Surabaya
3. Perakitan mobil dan sepeda motor di Jakarta dan Karawang
4. Alat-alat elektronik dan perakitannya di Jabotabek
5. Alat-alat pertanian dan alat-alat pertukangan di Karawang dan
Depok.

k. Industri pertambangan
Industri pertambangan umumnya berupa industri besar dengan seluruh
atau sebagian menggunakan modal asing. Misalnya tambang minyak oleh
beberapa perusahaan asing di samping Pertamina milik Indonesia sendiri,
tambang timah, tambang nikel, dan tambang tembaga. Tambang tembaga
dikelola PT Freepost di Irian Jaya ternyata juga menghasilkan emas dalam
jumlah yang cukup banyak.

l. Industri pariwisata

6
Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan industri pariwisata.
Orang asing mengenal Indonesia sebagai negara yang indah panoramanya,
beragam budayanya, dan ramah tamah orangnya. Indonesia berbenah diri
untuk mengembangkan potensi pariwisata baik potensi alam budaya,
maupun historis, guna meraih devisa yang besar. Pencanangan pariwisata
Indonesia dimulai tahun 1991. tahun ini dinyatakan sebagai tahun
kunjungan ke Indonesia atau visit “Indonesia Year 1991”. Dengan
pencanangan ini diharapkan diharapakan diharapkan jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia meningkat.
Untuk itu perlu adanya peningkatan pelayanan terrhadap wisatawan seperti
yang tercakup dalam program Saptapesona. Isi program Saptapesona
adalah sebagai berikut:
1. Keamanan
2. Ketertiban
3. Kebersihan
4. Kesejukan
5. Keindahan
6. Keramahtamahan
7. Kenangan

Kenangan yang perlu mendapatkan perhatian meliputi empat unsur :

1. Akomodasi nyaman, bersih dan pelayanan yang memuaskan


2. Makanan khas daerah yang lezat dan menarik
3. Atraksi kebudayaan yang mempesona
4. Cindera mata yang menawan dan murah harganya.

Para industri pariwisata yang menjadi objek wisata dibedakan dua macam, yaitu:

1. Objek alam (pantai, taman laut, air terjun dan pemandangan alam lainya).
2. Objek budaya (hasil seni, tarian, hasil kerajinan tangan, keramahtamahan,
serta berbagai upacara adat).

7
8

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian Ini bertempat di Cv. Pasific harvest. Cv. Pasific harvest
adalah industri yang telah difokuskan pada pembuatan produk makanan laut
seperti: sarden kalengan, makarel kaleng, tuna kaleng, ikan beku (seafood),
dan tepung ikan serta minyak ikan. Pasific harvest didirikan pada tahun 1993
dan terletak di kota dekat pulau bali, banyuwangi, indonesia. Perusahaan ini
telah berkembang sangat pesat pada waktu itu sebagai hasil dari komitmen
yang kuat. Dengan tiga pabrik yang telah dibangun di atas sekitar 6 hektar
lahan, Cv. Pasific harvest memiliki kapasitas produksi dari 200 ton ikan per
hari.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi

Sugiyono (1997 : 57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi adalah


wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel

Suharsimi Arikunto (1998 :117) mengatakan bahwa :’sampel adalah


bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel
penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.”
3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah kualitatif yaitu penelitian tentang


riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Dan sumber data
pada penilitian ini bersifat primer karena sumber datanya dari orang
pertama bukan dari perantara ataupun orang kedua.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan


menggunkan kuesioner, yaitun kegiatan menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden secara langsung untuk menjawabnya

9
3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji validasi dan reabilitasi instrumen penelitian ini dimaksudkan agar data
yang diperoleh dengan cara penyertaan quesioner valid dan reliable. Instrumen
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu
mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen
menunjukan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari
gambaran variable yang dimaksud (suharsimi Arikunto, 145 : 2002)

Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi item,
yaitu menguji terhadap kualitas item-itemnya, yaitu dengan menghitung koreasi
antara setiap item skor total sebagai kriteria validasinya.

Uji reabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Pengukuran reabilitasi dilakukan dengan
menggunakan koefisien Alpha Cronbach (a). Dimana biasanya reabilitas
minimal 0,5.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data kualitatif yaitu dapat diperoleh dari kuesioner,


wawancara, catatan pengamatan, pengambilan foto, perekaman audio dan
video.

1. Dokumen Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif.


Kuesioner menggunakan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
bermanfaat yang mendukung teori dan informasi yang dibutuhkan untuk
proyek anda.

2. Dokumen Wawancara

Wawancara ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif.


Dalam penelitian dilakukan wawancara dengan pertanyaan, sehingga
responden dapat memberikan informasi yang tidak terbatas dan mendalam

10
dari berbagai perspektif. Semua wawancara dibuat transkip dan disimpan
dalam file teks.

3. Catatan Pengamatan

Catatan pengamatan merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data


kualitatif. Pengamatan untuk memperoleh data dalam penelitian memerlukan
ketelitian untuk mendengarkan dan perhatian yang hati-hati dan terperinci
pada apa yang dilihat. Catatan pengamatan pada umumnya berupa tulisan
tangan.

4. Rekaman Audio

Rekaman audio ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif.
Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman audio. Untuk
menangkap inti pembicaraan diperlukan kejelian dan pengalaman seseorang
yang melakukan wawancara. Anda dapat merekam audio wawancara
sehingga dapat digunakan untuk menggali isi wawancara lebih lengkap pada
saat pengolahan data dilakukan.

5. Rekaman Video

Rekaman video merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data


kualitatif. Dalam penelitian sering dibuat rekaman video untuk melengkapi
data. Rekaman video dapat digunaan untuk menggali isi video lebih dalam
pada saat pengolahan data dilakukan.

11
12

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Dinas Pariwisata

Menjelaskan tentang pariwisata yang berada di Banyuwangi. Beliau menjelaskan


bagaimana perkembangan pariwisata yang berkembang cukup pesat dengan
memaksimalkan potensi-potensi di berbagai titik-titik wisata yang ada di daerah
Kabupaten Banyuwangi. Proses yang panjang untuk memperoleh hasil dari
pariwisata tersebut diperoleh dengan melakukan berbagai cara ,yaitu :

• Kebijakan strategi produk

Dalam hal ini produk yang di tawarkan ialah tujuan pariwisata. Langkah yang
dilakukan dinas pariwisata adalah perawatan dan menjaga kelestarian alam yang
ada di Banyuwangi dengan membuat peraturan-peraturan untuk mengantisipasi
hal-hal yang berpotensi merusak lingkungan. Dahulu para nelayan kerap
menangkap ikan dengan menggunakan bom ikan sehingga menimbulkan
pencemaran laut dan kerusakan pada terumbu karang. Oleh karena itu, selaku
pemerintah mengatasi hal tersebut dengan melakukan pengarahan terhadap
oknum-oknum tersebut dan membuat suatu pemberdayaan masyarakat agar
dibuatkan suatu titik wisata dimana masyarakat sekitar berperan langsung dalam
jalannya lokasi pariwisata tersebut dan mendapatkan keuntungan juga.

• Kebijakan strategi promosi

Didalam strategi promosi ini pihak dinas pariwisata banyak menciptakan beberapa
event bergengsi di Banyuwangi semisal Tour de Ijen, Banyuwangi festival,
Festival Gandrung sewu, dll. Melalui kegiatan tersebut diharapkan banyak pihak
baik lokal maupun mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi pariwisata
tersebut serta menambah wawasan masyarakat mengenai wisata-wisata yang ada
di banyuwangi.selain itu juga dinas pariwisata melakukan promosi lewat media
sosial yang guna agar diketahui oleh masyarakat luas serta memberikan edukasi
kepada masyarakat agar melestarikan alam yang ada di banyuwangi.

4.2 UMKM Rahmat Jaya

Di dalam kunjungan ini dijelaskan mengenai pemberdayaan UMKM yang ada di


Banyuwangi yang di pasarkan melalui pusat oleh-oleh untuk menampung
berbagai produk yang dibuat oleh UMKM sekitar daerah tersebut. Dengan hal ini
akan memudahkan beberapa UMKM untuk memasarkan produk mereka. Didalam
bisnis pusat oleh-oleh juga mengalami naik turun seperti yang dibicarakan oleh
pendiri pusat oleh-oleh tersebut. Pertama beliau memulai usahanya hanya hampir
bertahan 2 bulan yang kemudian di berhentikan sementara. Hal ini terjadi karena
keterbatasan dana yang dipunya sehingga pengembangan usaha dianggap minim
sekali dan tingkat penjualan juga kurang. Kemudian beliau kembali
mengoperasikan usahanya karena melihat potensi pariwisata yang di Banyuwangi
ini terus berkembang dan banyak menarik wisatawan. Alhasil, pusat oleh-oleh
tersebut dapat terus berjalan hingga sekarang dan dapat memperoleh keuntungan
yang lumayan karena banyaknya pelanggan yang datang.

• Kebijakan strategi produk

Mengenai produk yang dijual ialah produk cindera mata dan makanan yang
menjadi khas Banyuwangi. Produk tersebut dibuat dengan memasukkan budaya
lokal di dalamnya. Produk yang dijual juga memaksimalkan barang yang tidak
dipakai semisal batok kelapa yang semula merupakan barang tidak bernilai diubah

13
menjadi suatu kerajinan sehingga menjadi barang yang bernilai. Kearifan lokal di
Bayuwangi yang kental juga memperkaya produk yang di pasarkan disana
sehingga menarik pembeli.

• Kebijakan stategi promosi

Mengenai strategi promosi yang dijalankan bisnis ini ialah mempromosikan


produk dengan cara offline dan online. Cara online yang digunakan adalah
melalui promosi lewat beberapa media social dan penjualan di beberapa online
shop untuk mengenalkan produk mereka ke masyarakat luas. Di dalam promosi
offline yang digunakan adalah dalam bentuk kelengkapan produk yang
bermacam-macam sehingga menarik pengunjung dan juga melakukan kerjasama
dengan beberapa travel untuk memperbanyak pengunjung yang datang di pusat
oleh-oleh tersebut. Mengenai hal itu, penjualan yang terbanyak yang dihasilkan
ialah melalui offline sebesar 70% dari total penjualan, Hal ini dikarenakan dalam
bisnis pusat oleh-oleh cenderung pembeli datang ke tempat untuk memilih
langsung barang yang akan di beli.

• Kebijakan strategi distribusi

Sistem distribusi yang digunakan ialah konsinyasi yaitu dengan metode penjualan
dalam bentuk kerjasama antara penjual produk dari UMKM yang dititipkan ke
took dalam hal ini adalah pemilik Pusat oleh-oleh tersebut, sehingga dampak yang
ditimbulkan dari kerjasama tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak
dalam hal kelengkapan produk dan tingkat penjualan produk.

4.3 Wisata Petik Buah Naga

Wisata petik buah naga merupakan perkebunan buah naga yang dijadikan tempat
wisata. Tempat wisata ini dikembangkan oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar
Wisata) Ringin Banyuwangi. Wisata ini berada di Dusun Ringinsari,
Desa/Kecamatan Pesanggaran.

14
Dalam wisata ini, pengunjung dapat belajar banyak tentang buah naga, mulai
penanaman, pemanenan, hingga pendistribusian. Praktikum kerja lapang mata
kuliah pemasaran pada tahun ini berkunjung ke Banyuwangi dan salah satu
tujuannya adalah wisata petik buah naga ini.

4.3.1 Strategi Produk

Buah naga memang merupakan jenis buah musiman. Ketika musim buah naga
datang, panen bisa berlimpah dan harga bisa lebih terjangkau. Namun, di
Bnayuwangi ini memiliki cara sendiri agar panen buah naga bisadilakukan setiap
bulan, yaitu dengan menyinari pohon buah naga tersebut dengan lampu khusus.
Lampu disini bertujuan untuk merangsang penyerbukan, sehingga nantinya buah
naga dapat berbuah meskipun tidak pada musimnya. Musim buah naga sendiri
berkisar dari bulan April hingga Oktober. Namun, pemasangan lampu ini tidak
dapat menumbuhkan tunas baru melainkan menumbuhkan bunga. Jadi tujuan dari
lampu ini sendiri untuk merangsang pertumbuhan buah agar tetap bisa berbuah
meskipun tidak pada musimnya.

Berbagai olahan buah naga juga ditawarkan, buah naga tidak hanya dijual
dalambentukbuah melainkandalambentuk dodol buah naga, sirup buah naga,
hingga ladrang buah naga. Hal ini juga merupakan sebuah strategi agar buah naga
tidak hanya dijual dalam bentuk buah saja. Dan halini juga dapat menambah
pengahasilan para petani buah naga.

4.3.2 Strategi Harga

Buah naga merupakan jenis buah musiman, dimana harga buah naga ketika
musim tiba berbeda dengan harga buah naga ketika bukan musimnya. Harga
ditentukan berdasarkan kualitasbuah naga yang dihasilkan dan juga berdasarkan
biaya lain yang mempengaruhi pertumbuhan buah naga seperti pemasangan
lampu dll.

15
Untuk biaya pemasangan lampu bisa mencapai hingga Rp. 110.000.000,00 per
hectare. Dengan acuan 1 malam bisa menghabiskanRp. 250.000,00 token listrik.
Biaya ini juga akan mempengaruhi buah yang dihasilkan. Dimana jika harga
buuah dipasar menginjak harga Rp. 10.000,00 maka petani buah naga tidak akan
mendapatkan keuntungan.

Dalam satu kali panen buah naga bisa mencapai 224 peti dengan berat masing –
masing peti adalah 30 kg. Harga yang ditawarkan juga berfariasi. Ketika memetik
langsung di kebunnya 1 peti buah naga dikenakan harga sebesar Rp. 14.000,00. Di
pasar Jakarta, bisa mencapai Rp. 26.000,00/ petinya.

4.3.3 Strategi Promosi

Strategi promosi yang digunakan telah mengunakan strategi promosi online,


dimana promosi dilakukan menggunakan media sosial dan media online lainnya.
Selain menggunakan media online mereka juga menggunakan strategi promosi
ofline sepertimisalnya pengunjung dapat langsung menikmati buah naga ketika
memetiknya langsung dikebun tanpa dikenai biaya. Namun ketika pengunjung
membawanya pulang, maka ada tarif tersendiri

4.3.4 Strategi Distribusi

Strategi distribusi wisata petik buah naga ini telah merambah pasar
nasionalmaupun internasional. Namun, pendistribusian buah naga saat ini lebih
banyak pasar nasional yang ada di Indonesia, mulai dari Bali, Surabaya, Jakarta,
hingga Bandung. Ketika dulunya tidak ada agro, pengiriman dilakukan full
supermarket dengan harga Rp. 8.000,00 /kg. Jika di pasar harga buah naga Rp.
5.500,00 /kg, memang lebih menguntungkan menjulanya ke supermarket, namun
supermarket tidak mengambil sebanyak pasar.

Selain pasar nasional, buah naga yang dihasilkan juga telah merambah pasar
internasional misalnya Barcelona, Spanyol. Hal ini merupakan sebuah kemajuan

16
dan harus tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Karena dengan adanya
ekspor, akan juga membantu perekonomian bangsa.

4.4 CV. Pasific Harvest

Materi dari : Bu Johan

Dalam kunjungan studi kali ini bertempat di salah satu perusahaan di


Banyuwangi. CV. Pasific Harvest merupakan industri yang di fokuskan dalam
pembuatan produk makanan terutama pengkalengan ikan. Dalam hal ini industri
ini berkerja sama dengan pemilik produk makanan sehingga CV. Pasific Harvest
hanya melakukan proses produksi saja (pengkalengan).Beberapa perusahaan besar
juga melakukan kerjasama dengan industri ini adalah ABC dan GAGA. Di dalam
kunjungan ini banyak dijelaskan tentang proses produksi mereka yaitu proses
pengkalengan mulai dari bahan baku,proses pencucian,cutting,penambahan
media(sauce),pengkalengan,hingga sterilisasi supaya produk bisa tahan lama.
Dijelaskan bahwa produk mereka juga bisa bertahan hingga 5-8 tahun lamanya
karena mereka telah memastikan produk bebas (steril) dari segala bakteri yang
menempel di dalam makanan.

4.4.1 Strategi Produk

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini merupakan makanan cepat saji yang
berbahan baku dari ikan. Ikan diperoleh dari nelayan – nelayan sekitar perusahaan
yang kemudian disortir atau dipilih menurut kualitasnya. Ikan – ikan yang telah
disortir akan melalui proses yang panjang. Berikut tahapan -tahapn yang
dilakukan:

1. Penerimaan bahan baku, bahan baku yang digunakan adalah ikan. Ikan –
ikan ini didapat dari para nelayan di sekitar perusahaan. Jadi, perusahaan
membelinya dari nelayan dengan harga pasar.

2. Penyortiran, proses ini dilakukan untuk menjaga kulaitas produk yang


dihasilkan. Ikan – ikan yang telah diterima dari nelayan, kemudian disortir dan
dipilih kualitas yangpaling bagus.

17
3. Pengguntingan, proses selanjutnya adalah pengguntingan. Dimanadalam
proses ini, ikan dipisahkan dari kepala dan perut ikan dan ikan digunting atau
dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan karena
untuk menghindari ketidak nyamanan saat dikonsumsi nanti. Kepala dan perut
ikan yang telah digunting tidak dibuang, melainkan diolah lagi menjadi tepung.

4. Pencucian, ikan yangtelah digunting akan dicuci bersih. Hingga tidak ada
lagi kotoran yang menempel.

5. Metal detector, proses selanjutnya ialah pengecekan bahan logamdalam


ikan menggunakan mesin metal detector. Hal ini dilakukan karena logam
merupakan bahan berbahaya jika masuk kedalam tubuh. Oleh karena itu, ikan
harus melalui proses ini.

6. Pengisian ikan kedalam kaleng, setelah melalui metal detector ikan akan
dimasukan kedalam kaleng. Berat ikandalam kaleng menurut aturan SNI adalah
50% dari berat bersih.

7. Precooking, proses ini dilakukan bertujuan untuk mematangkan ikan dan


mengurangi kandungan air dalam ikan. Ikan akan dimasak dengan suhu 1000C.
Selain bertujuan mematangkan dan mengurangi kandungan air dalam ikan, proses
ini juga bertujuan untuk membunuh bakteri – bakteri yang terkandung dalam ikan.
Ikan dapat dikatakan matang ketika telah berusuhu 700C.

8. Pengtirisan. Setelah proses precooking, proses selanjutnya adalah


mengtiriskan ikan. Tujuandari proses ini adalah membuang airdan minyak ikan.

9. Pengisian media, setelah ditiriskan proses selanjutnya adalah pengisian


media. Media yang digunakan adalah saos tomat, balado,dan saos rasa original.
Pengisisan media ini tidak boleh sampai penuh, maksimal 10% dari tinggi kaleng.

10. Penutupan kaleng. Setelah kaleng terisi media, maka proses selanjutnya
adalah penutupan kaleng. Proses ini merupakan critical control, karena kaleng
harus tertutup rapat. Jika ada rongga udara, maka ikan yang ada didalam akan

18
cepat mebusuk. Penutupan kaleng ini menggunakan mesin yang disebut mesin
simer.

11. Pembersihan atau pencucian produk. Kaleng yang berisi ikan dan saos
sebagai medianya selanjutnya dicuci kembali hingga bersih.

12. Sterilisasi. Proses selanjutnya adalah sterilisasi, dalam prosesini kaleng –


kaleng yang berisi ikan dimasak kembali dengan suhu 1180C dengan mtekanan
0,087 bar selama 110 – 190 menit. Proses ini bertujuanuntuk membunuh bakteri –
bakteri yang tersisa,

13. Warehouse. Proses selanjutnya adalah pemindahan produk menuju


Gudang penyimpanan.

14. Labeling. Dan proses terakhir adalah labeling. Pemberian label ini sesuai
dengan perusahaan yang memsan missal ABC, GAGA, dll.

• Kebijakan strategi promosi

Dijelaskan pembicara bahwa strategi promosi yang di gunakan dari industri ini
yaitu salah satunya dengan cara dalam bentuk harga dan jumlah barang yang akan
dibeli pelanggan semisal (buy 2 get1) . Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
tingkat penjualan di beberapa tempat persebaran produk mereka sehingga
konsumen merasa tertarik dan akan membelinya. Strategi promosi lain yang juga
dilakukan oleh CV.Pasific Harvest adalah dengan jalan media social. Dalam
memasarkan produk baru mereka melakukan promosi lewat media social untuk
lebih mengenalkan produk mereka kepada konsumen sehingga akan
meningkatkan penjualan seperti pengenalan produk mereka yaitu ASIHA Sardine.

19
4.4.2 Strategi Harga

Strategi harga merupakan suatu cara utuk menentukan harga sebuah produk.
Strategi harga yang digunakan oleh CV. Pasific Harvest adalah sesuai dengan
pesanan. Mereka menentukan harga sebuah produknya sesuai dengan pesanan
yang mereka terima.

• Kebijakan Strategi Distribusi

Produk dari CV. Pasific Hasvest memasarkan produk mereka kebanyakan hamper
60% dari hasil produksi mereka adalah dengan ekspor produk mereka. Hal ini
dilakukan karena jumlah komoditi dari produk makanan siap saji(ikan) lebih besar
dari lokal sehingga tingkat penjualan lebih luas. Dijelaskan juga bahwa dalam
melakukan ekspor ini juga banyak sekali hambatan dikarenakan adanya perbedaan
kebijakan antar negara dan hubungan antar negara pun juga berpengaruh. Namun
bila hal itu dapat dilakukan akan mengahasilkan keuntungan yang cukup besar.
Melalui hal ini juga CV. Pasific Harvest telah menguasai beberapa pasar
internasional tentang produk makanan kaleng ikan yaitu di Afrika,Timur Tengah,
dan Amerika juga.

20
BAB V

KESIMPULAN

Suatu sistem pemasaran sangat lah penting di dalam suatu organisasi perusahaan
ataupun organisasi bisnis lainnya.melalui kunjungan yang dilakukan secara
langsung serta mendapatkan info melalui sumber yang langsung menangai
masalah tersebut tentunya dapat menambah serta membuka wawasan semua
mahasiswa yang ikut langsung dalam kegiatan Kunjungan praktikum yang
dilakukan di beberapa tempat seperti,Dinas pariwisata Kabupaten Banyuwangi,
UMKM Rahmat Jaya di Kecamatan Rogojampi, Edukasi Petik Buah Naga dan
Jeruk dan CV. Pasific Harvest di Muncar.

Saat kunjungan pertama kali ke Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi mereka


banyak menjelaskan bagaimana bisa daerah banyuwangi ini bisa mencapai atau
bisa berubah secara signifikan di sektor pariwisata,ternyata hal itu tidak lah terjadi
secara instan dan mudah pihak pariwisata banyak melakukan kerja sama kepada
pihak-pihk yang dapat membantu memperkenalkan berbagai wisata yang menarik
di daerah banyuwangi yang diharapkan mampu menarik wisatawan lokal maupun
mancanegara.pihak pariwisata banyak melakukan promosi melalui media sosial
dengan memberikan diskon wisata serta banyak mengirimkan delegasi yang
mengikuti event-event wisata yang diharapkan dapat memperkenalkan wisata
yang ada di banyuwangi.

Di UMKM Rahmat Jaya mereka memperkenalkan cara mereka melakukan


pemasaran terhadap produk-produk kerajinan yang mereka tawarkan. Dalam
pemasaran produk kerajinan dan oleh-oleh khas Banyuwangi UMKM Rahmat
Jaya juga bekerja sama dengan pihak luar seperti agen travel dan wisatawan asing,
dengan begitu mereka berharap produknya lebih mudah dan cepat dikenal oleh
wisatawan lain.

21
Lalu kunjungan praktikum di Wisata Edukasi Petik Buah Naga dan Jeruk, disana
selain mendapat materi mengenai cara budidaya tanaman buah naga juga
mendapat wawasan tentang pemsaran dari buah naga itu sendiri. Mulai dari
petani, pengepul hingga penjual eceran, selain itu juga dijelaskan mengenai
hambata-hambatan apa yang dialami oleh petani buah naga dalam pemasaran
produknya. Hambatan tersebut antara lain mulai jatuhnya harga buah naga sampai
masa buah naga yang tidak dapat bertahan terlalu lama karena memang tidak
mengandung bahan pengawet.

Yang terakhir yaitu kunjungan di CV Pasific Harvest, sebagai perusahaan


produsen makanan kaleng (sardine), kita dapat mengetahui proses pemasaran
produk mereka. Ternyata selain memasarkan produknya di dalam negeri, CV
Pasific Harvest juga melakukan ekspor produknya ke mancanegara.

22
23

DAFTAR PUSTAKA

MOLEONG, J LEXY. 2018. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF.


BANDUNG. ROSDA

DARMAWAN, DENI. 2016. METODE PENELITIAN KUANTITATIF.


BANDUNG. ROSDA

Anda mungkin juga menyukai