Oleh:
ROMZI
03.01.18.0030
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOMA
2019
BAB I
PENGERTIAN DAN TUJUAN POD
1.1. Pengertian
John D Ingals (1973), memberikan batasan bahwa pendidikan orang
dewasa adalah suatu cara pendekatan dalam proses belajar orang dewasa,
rumusan ini lebih menekankan kepada tehnik belajar bagi orang dewasa
sehingga orang dewasa sanggup dan mau belajar sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Mustofa Kamil (2007) menyatakan bahwa definisi pendidikan
orang dewasa merujuk pada kondisi peserta didik dewasa baik dilihat dari
dimensi fisik (biologis), psikologis, dan sosial. Seseorang dikatakan dewasa
secara biologis apabila ia telah mampu melakukan reproduksi. Adapun
dewasa secara psikologis, berarti seseorang telah memiliki tanggung jawab
terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil. Kemudian dewasa secara
sosiologis, berarti seseorang telah mampu melakukan peran-peran sosial
yang biasa berlaku di masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, pendidikan orang dewasa
telah diterapakan dalam kegiatan pengajian rutin ahad pagi yang saya hadiri,
sebab tidak ada paksaan kepada siapapun untuk menghadiri kegiatan
tersebut. Artinya kegiatan tersebut sesuai dengan pendapat Mustofa Kamil
(2007), yaitu kondisi orang dewasa berdasarkan psikologisnya. Dimana
orang dewasa telah mampu dalam mengambil keputusan apa yang menjadi
kebutuhannya, baik kebutuhan dunia maupun kebutuhan akhiratnya. Selain
itu kondisi peserta didik baik dari segi biologis dan sosiologis juga sesuai
dengan pendapat mustofa kamil (2007), dimana peserta yang menghadiri
rata-rata sudah berkeluarga dan sangat berperan dalam masyarakat.
Proses pembelajaran dalam kegiatan ini menggunakan sistem
ceramah dan tanya jawab sesuai dengan permasalahan yang dihadapi peserta
didik. Berdasarkan pendapat John D Ingals (1973), suatu cara pendekatan
dalam proses belajar yang lebih menekankan kepada tehnik belajar bagi
orang dewasa sehingga orang dewasa sanggup dan mau belajar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan teknik ceramah dan tanya jawab,
peserta didik mendapat nasihat rohaniah dari narasumber sesuai dengan
materi yang disampaikan. Kemudian di akhir sesi peserta didik dapat
menyampaikan pertanyaan yang menyangkut masalah sesuai materi maupun
masalah yang dihadapi baik masalah dunia maupun akhirat. Dengan tujuan
agar bertambahnya keimanan dan ketakwaan peserta didik dan dapat
mengatasi masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
1.2. Tujuan
M. Alfarabi (2015) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli
dalam bukunya yang berjudul “ Pendidikan Orang Dewasa Dalam Al-
qur’an”, bahwa pendidikan orang dewasa sekurang-kurangnya mengarah
pada 7 tujuan utama, yaitu:
1. Membantu pembelajar dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan guna meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupannya;
2. Untuk membantu pembelajar dewasa memahami dirinya sendiri,
bakatnya, keterbatasannya, dan hubungan interpersonalnya;
3. Mengembangkan jiwa dan sikap kepemimpinan yang terdapat pada
setiap pembelajar dewasa;
4. Membantu pembelajar dewasa mengenali dan memahami urgensi
kebutuhan pendidikan seumur hidup (life long education).
5. Membantu pembelajar dewasa mencapai kemajuan proses pematangan
secara intelektual, emosional, dan spiritual.
6. Melengkapi keterampilan yang diperlukan untuk menemukan dan
memecahkan masalah.
7. Memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu yang mandiri,
bebas, dan otonom.
Tujuan utama dari kegiatan pengajian rutin ahad pagi adalah sebagai
pengetahuan tentang ilmu agama, pematangan spiritual, dan pemecahan
masalah bagi peserta didik dalam hal duniawi maupun akhirat. Hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan orang dewasa yang tercantum diatas.
BAB II
FALSAFAH DAN AZAS POD
Berdasarkan ulasan para ahli diatas, kita dapat menarik kesimpulan dari
keadaan real dilapangan bahwa dalam kegiatan rutin pengajian ahad pagi telah
menerapkan bentuk dan model pendekatan dalam POD menurut para ahli diatas.
Kegiatan pengajian biasanya lebih sering menggunakan pendekatan pemusatan
masalah karena pendekatan ini langsung berpusat pada pokok permasalahan yang
sedang dihadapi oleh masyarakat. Pada materi-meteri, narasumber juga
menggunakan pendekatan proyektif untuk memotivasi dan menarik para peserta
didik dengan menceritakan kisah para shahabat Rasulullah atau menampilkan
tayangan baik berupa gambar maupun video. Dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan diatas, diharapkan peserta didik menjadi termotivasi dan dapat
menerapkan materi yang disampaikn oleh narasumber.
BAB IX
EVALUASI PROGRAM POD DALAM RANGKA PELAKSANAAN
PENYULUHAN PERTANIAN
Bagian Kurikulum KMI. 2002. Psikologi Pendidikan. Cet. Ke-1. Pondok Modern
Darussalam Gontor, Ponorogo. 1424 H.
Kamil, Mustofa. 2007. “Teori Andragogi,” dalam Ibrahim, R. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama. vol. 1