Makalah Produksi Semen Cair
Makalah Produksi Semen Cair
MAKALAH
TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK
“Produksi Semen Cair”
OLEH
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga masih tetap bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Tak lupa Shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
insan yang dikehendaki-Nya.
2.3.1.1 Warna
Warna semen segar sapi simental (Zelook) yang diperoleh yaitu krem. Hal ini
memenuhi syarat kelayakan semen segar untuk diproduksi menjadi semen segar yaitu
berwarna susu, krem dan kekuning-kuningan Toelihere (1993). sapi normal berwarna
putih susu atau krem keputihan dan keruh. Semen segar yang memiliki jumlah
spermatozoa banyak akan mengakibatkan semen lebih kental dan warna lebih pekat
(Souhoka dkk., 2009).
2.3.1.2 Bau
Bau semen segar sapi Madura pada saat penelitian menunjukkanbau khas
semen. Kartasudjana (2001) mengemukakan bahwa semen yang normal umumnya
mempunyai bau yang khas disertai bau dari hewan tersebut. Bila dibandingkan
dari literatur, bau semen segar sapi Madura dari hasil penelitian tergolong
normaldan tidak terdapat kontaminasi.
2.3.1.3 pH
Derajat keasaman (pH) semen pada tiga kali penampungan berkisar 6,5-6,8 hasil
ini masih tergolong kondisi normal untuk semen sapi. Hal ini sesuai pendapat Toelihere
(1993) yaitu pH semen sapi berkisar 6,2–7,5 dengan rata-rata 6,8.
2.3.2 Variabel Mikro
Menurut Rizal (2006) yang meyatakan bahwa satu kali penampungan
semen mempunyai gerakan massa baik (++) dan dua kali penampungan
mempunyai gerakan massa sangat baik (+++). Pada spermatozoa yang gerakan
massanya +++ (sangat baik) terlihat gelombang-gelombang yang besar, gelap,
banyak, tebal dan aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1993) bahwa
spermatozoa dalam satu kelompok mempunyai kecendrungan untuk bergerak
bersama-sama kesatu arah merupakan gelombang-gelombang yang tebal atau
tipis, bergerak cepat atau lambat tergantung dari konsentrasi sperma hidup
didalamnya.
Gerakan individu diperoleh hasil dengan angka penilaian yang ketiga yaitu
bergerak progresif yang gesit dan membentuk gerakan massa dengan motilitas
75%, 72% dan 75% untuk semen segar sapi Zelook. Hal ini sesuai dengan
pendapat Toelihere (1981) bahwa penilaian kualitas semen yang ketiga sangat
baik yaitu 50% sampai 80% spermatozoa bergerak progresif dan menghasilkan
gerakan massa, (Rizal et al., 2003).
Rizal, M., M.R. Toelihere, T.L. Yusuf, B. Purwantara, dan P. Situmorang. 2003b.
Karakteristik penampilan reproduksi pejantan domba Garut. J. Ilmu
Ternak dan Veteriner 8:134140.
Rizki Indah Pratiwia, Sri Suharyatib , Madi Hartono, 2014. Analisis Kualitas
Semen Beku Sapi Simmental Menggunakan Pengencer Andromed Dengan
Variasi Waktu Pre F Reezing, Department of Animal Husbandry, Faculty of
Agriculture Lampung University
Toelihere, M.R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
327 hal.