Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LARUTAN DAN PENGENCERAN

Dosen Pengampu : 1. Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S.ST.Pi., MP

2. Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP., D.Sc

Asisten Dosen : Ni Luh Komang Ayu Maitri Jayanthi

Disusun oleh

Kelompok 8

Ni Ayu Ajeng Meirina Sukmayanti

1913521045

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kepada kita semua sehingga kita dapat beraktivitas sebagaimana mestinya.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada
pihak- pihak yang telah membantu dalam penyelesain laporan hasil praktikum. Adapun
pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Ibu Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S.ST.Pi.,MP dan Bapak Ima Yudha
Perwira, S.Pi., MP., D.Sc, selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar.
2. Para Asisten Dosen yang sudah turut membantu dalam pelaksanaan praktikum,
terutama Kakak Ni Luh Komang Ayu Maitri Jayanthi.
3. Rekan-rakan anggota yang sudah menuangkan ide-ide serta pemikiran kalian.
Saya berharap semoga laporan ini bias menambah pengetahuan pembaca. Namun,
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir
kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis saya ucapkan terima kasih.

Bukit Jimbaran, 28 Oktober 2019

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..………………………………………………………………………1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………………………………..1
1.3. Tujuan ...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat ..........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 2
2.1 Larutan ………………………………………………………………………………...3
2.2 Pengenceran …………………………………………………………………………...3
2.3 Konsentrasi ……………………………………………………………………………3
2.4 Salinitas .……………………………………………………………………………….3
2.5 Garam…………………………………………………………………………………. 4
2.6 Refraktometer ………………………………………………………………………....4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM……………………………………………..5
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................................5
3.3 Prosedur Praktikum........................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………...8
4.1 Hasil …………………………………………………..……………………………...8
4.2 Perhitungan....................................................................................................................8
4.3 Pembahasan..................................................................................................................13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................................…..15
5.2 Saran ……………………………………………………………………………...…15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.1 Alat praktikum pembuatan larutan dan pengenceran………………………5

Tabel 3.2.2 Bahan praktikum pembuatan larutan dan pengenceran………………….…6

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari struktur materi,
sifat-sifat materi, perubahan suatu materi menjadi materi lain, serta energi yang menyertai
perubahan materi (anshory 2000).Salah satu identitas kimia yang mudah dikenal adalah
wujudnya, yaitu gas, cair, dan padat. Zat kimia yang berwujud gas mempunyai partikel
berjauhan dan daya tariknya kecil atau hampir tidak ada. Zat berwujud padat, daya tarik
antar partikelnya kuat sekali dan jaraknya sangat dekat. Sedangkan zat cair berada diantara
gas dan padat, baik jarak partikelnya maupun daya tariknya.
Larutan diartikan sebagai campuran yang memeliki sifat homogen antara dua jenis zat
maupun lebih. Larutan terbentuk dari pelarut serta zat terlarut. Biasanya zat yang larut
ukurannya lebih sedikit jika dibandingkan dengan zat yang melarutkan. Sementara pelarut
dapat berbentuk air maupun cairan organik misalnya etanol, aseton, metano dan lain
sebagainya.
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol
zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama
dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif
(anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari
hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa
anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat
(CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat
(SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum kimia dasar adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pembuatan larutan dari padat murni NaCl (garam dapur)
dengan mencampurkan pelarut dalam jumlah tertentu?
2. Bagaimana hasil pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl yang dibuat?

1
3. Bagaimana hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kimia dasar adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dari padat murni NaCl (garam
dapur) dengan mencampurkan pelarut dalam jumlah tertentu.
2. Untuk mengetahui Hasil pengukuran kadar garam dalam larutan NaCl yang
dibuat.
3. Untuk mengetahui hasil larutan NaCl yang sudah diencerkan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum kimia dasar adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Praktikum ini memiliki manfaat dalam melakukan penelitian yang
berkaitan dengan larutan dan pengenceran, khususnya dalam mengetahui
konsentrasi air dalam suatu perairan.
2. Manfaat bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui kualitas air dari pemerikasaan
konsentrasi air, sehingga masyarakat dapat menentukan kosentrasi air yang
baik untuk dikonsumsi dan budidaya perikanan.

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Larutan
larutan memiliki sifat atau karakteristik. Sifat dan karakteristik larutan yaitu memiliki
faktor konsentrasi yang berubah-ubah, larutan bersifat tembus pandang, larutan bersifat
homogen, larutan dapat dipisahkan secara fisik, dan larutan dapat melewati kertas saring.
Lalu dalam larutan fase cair, pelarutnya adalah cairan sedangkan zat berwujud padat, cair
atau gas menjadi zat terlarut (Hess, 2016).
Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan dalam Konsep Larutan (sitasi)Konsentrasi
adalah suatu ukuran untuk menggambarkan banyaknya zat di dalam suatu campuran dibagi
dengan volume total dari campuran tersebut. Konsentrasi biasanya digunakan untuk
menggambarkan jumlah zat terlarut di dalam larutan (Mazuarman, 2017).
Perhitungan konsentrasi dalam konsep larutan:
1). Molaritas (M)
Molaritas adalah ukuran konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan. Molaritas
suatu zat terlarut dalam suatu larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlalrut
dalam 1 liter (1000ml) larutan.Satuan molaritas adalah molar dengan symbol M
berdimensi mol/L (Crouch, 2013).
2). Molalitas (m)
Molalitas adalah satuan yang menyatakan konsenstrasi dalam mol zat terlarut per
kilogram pelarut. Molalitas disimbolkan dengan m.Satuan molalitas biasanya
dituliskan dengan mol/kg (Leyba dan Shubert, 2013).
m= x

3). Normalitas (N)


Normalitas adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau
anion yang terkandung dalam sebuah larutan. Normalitasi didefinisikan dengan
banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Simbol normalitas adalah
N dengan satuan mol/m^3(James, 2008).

3
4.) Ppm atau biasa disebut parts per million.
Larutan yang mempunyai kadar 1 ppm mempunyai satu bagian zat pelarut yang
larut untuk setiap juta atau bagian larutan (Kenkel, 2010
5). Ppb atau biasa disebut part per billion.
Ppb menyatakan konsenstrasi jumlah bagian zat terlarut dalam setiap milyar atau
bagian larutan (Sumardjo, 2008).

2.2 Pengenceran
Pengenceran merupakan penambahan pelarut ke dalam suatu larutan. Prinsip dasar dari
pengenceran ialah jumlah mol dari zat terlarut tidak akan berubah, shingga dapat
dirumuskan dalam persaman: Larutan baku atau larutan standard merupakan larutan yang
konsentrasinya telah diketahui dengan pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya, larutan
tersebut harus dibakukan atau di-standarisasi dengan ketentuan khusus sehingga disebut
larutan baku. Cara paling umum yang dilakukan untuk standarisasi larutan ini ialah dengan
menggunakan tekanik titrasi.Teknik Pengenceran daat dicontohkan pada proses preparasi
Boehmite oleh hidrotermal dimana pengolahannya dibantu oleh sol-gel yang berasal dari
alumunium alkoksida. Teknik pengenceran tersebut dijelaskan secara lebih rinci terutama
pada proses hidrolisis. Untuk hidrolisis menggunakan hidrothermal, alumunium alkoksida
diencerkan dengan toluen kemudian ditampung dalam wadah kaca.Wadah kaca tersebut
kemudian diletakkan disebuah baja stainless. Alumunium alkoksida yang telah terhidrolisis
kemudian akan berdifusidengan air menjadi larutan alumunium alkoksida pada kondisi
hidrothermal. (Amin’s dan Mirzae, 2005)
2.3 Konsentrasi
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan
jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah
zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam
kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam
keadaan jenuh (Adha, S. D. 2015).
2.4 Salinitas
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰),
yaitu jumlah berat total (gr) material padatseperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram
air laut. Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selainsuhu,

4
pH, substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya,salinitas suatu perairan dapat sama atau
berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas
air lautadalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken, 1992).
Salinitas di wilayah estuaria mengakibatkan terjadinya proses pergerakan masa air. Air
asin yang memiliki masa jenis lebih besar dari pada air tawar, menyebabkan air asin di
muara yang berada di lapisan dasar dan mendorong air tawar menuju laut. Pasang
menghasilkan pencampuran dalam dua cara, yaitu: gesekan arus pasang surut di bagian
bawah saluran menghasilkan turbulen dan mengarah ke pencampuran turbulen, dan
interaksi dari gelombang pasang dengan batimetri menghasilkan arus skala besar (Fischer,
et al., 1979)
2.5 Garam
Garam Beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah
difortifikasi (ditambah) dengan iodium. Iodium ditambahkan dalam garam sebagai zat
aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat(KIO3) berupa larutan pada lapisan tipis
garam, sehingga diperoleh campuran yang merata. Garam beriodium yang di anjurkan
untuk dikonsumsi manusia adalah yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI),
dalam SNI kadar iodium dalam garam ditentukan sebesar 30-80 ppm dalam bentuk KIO3
diakaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari adalah 6-10 gr
(Palupi,2004). Garam beriodium merupakan garam yang ditambahkan zat iodium melalui
proses iodisasi sehingga garam mengandung iodium yang dibutuhkan tubuh untuk
memproduksi hormone tiroksin yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan manusia (Ali, 2004)
2.6 Refraktometer
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb.Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan
namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer Abbe adalah refraktometer
untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias
dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan
indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara

5
1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat
diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam. (Mulyono,1997).

BAB III
METEDOLOGI

6
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu tempat pelaksanaan praktikum larutan dan pengenceran ialah sebagai
berikut :

Hari/tanggal : Senin, 27 Oktober 2019


Waktu : 15.00- selesai
Tempat : Laboratorium Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum larutan dan pengenceran dan
pengenceran ini.
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum larutan dan pengenceran ini yaitu
: Table 3.2.1 Alat praktikum pembuatan larutan dan pengenceran.
No Nama Alat Gambar Keterangan
1. Gelas ukur Digunakan untuk
sterilisasi

2. Refaktometer Digunakan untuk


Mengukur konsentrasi
dari larutan garam

3. Pipet tetes Digunakan untuk


membantu
memindahkan cairan
dari suatu wadah ke
wadah yang lainnya
dalam jumlah yang
amat kecil

7
4. Toples Digunakan untuk
media pencampuran
air dan garam

5. Timbangan Digunakan untuk


digital mengkuru massa dari
garam dalam satuan
gram

6. Tisu Digunakan sebagai


Penghisap dan
pembersih cairan di
refractometer
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum larutan dan pengenceran ini
yaitu:
Table 3.2.2 bahan praktikum pembuatan larutan dan pengenceran
No Nama Alat Gambar Keterangan
1. Aquades Digunakan sebagai
pencampur dengan
garam

2. Garam Digunakan sebagai


Bahan utama yang
akan diteliti dalam
praktikum

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum pembuatan larutan dan pengenceran yang dilakukan
3.3.1 Prosedur Pengenceran

8
Adapun prosedur praktikum pembuatan larutan ysng dilakukan yaitu :
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dihitung jumlah garam dapur (NaCl) yang dibutuhkan untuk membuat larutan
dengan volume akhir larutan sebesar 500 mL yaitu:
Garam dapur (NaCl) ditimbang pada timbangan digital berdasarkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan tissue sebagai alas
timbangan.
3. Air disiapkan untuk melarutkan garam sesuai dengan ketentuan dari prosedur
no. 1 yaitu 500 mL.
4. Dicampurkan 10 gram garam ke dalam 500 mL air.
5. Diaduk hingga terbentuk larutan homogen.
6. Diukur kadar garam dengan menggunakan refaktometer.
Cara penggunaan refaktometer:
a. Kaca atas alat dibuka
b. Dibersihkan dengan menetesi aquades pada bagian biru alat
c. Dilap secara perlahan dengan tissue
d. diteteskan larutan
e. ditutup kembali kaca atas alat
f. Bagian alat atas disinari dan kemudian diamati angka yang menyatakan
konsentrasi larutan.
7. Dilakukan hal yang sama pada hasil perhitungan garam b, c, d, dan e.

3.3.2 Prosedur pengenceran


Adapun prosedur praktikum pengenceran yang dilakukan yaitu:
1. Alat dan bahan disiapkan
2. larutan pekat dihitung untuk membuat larutan yang dibutuhkan berikut:
3. Larutan pekat diukur sesuai dengan volume yang telah dihitung sesuai dengan
prosedur no.1
4. Larutan pekat dimasukkan ke dalam labu ukur dan menambahkan dengan
aquadest hingga tanda tera.

9
5. Larutan dikocok hingga homogen lalu dimasukkan ke dalam botol kaca yang
telah disediakan.
6. Kadar garam larutan diukur menggunakan refraktometer.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun data hasil dari praktikum larutan dan pengenceran.
4.1.1 Data Hasil Pengamatan Larutan
Adapun data hasil praktikum larutan ini yaitu:
Tabel 4.1.1 data hasil pengamatan larutan.
Percobaan Konsentrasi Garam (NaCl) Volume Air Kebutuhan Garam
I 10 ppt 500 mL 10 gram
II 15 ppt 500 mL 15 gram
III 40 ppt 1000 mL 40 gram
IV 50 ppt 1000 mL 50 gram
V 60 ppt 1000 mL 60 gram
4.1.2 Data Hasil Pengamatan Pengenceran
Adapun data hasil praktikum pengenceran ini yaitu:
Tabel 4.1.2 data hasil pengamatan pengenceran.
Percobaan Konsentrasi Garam Volume Air Konsentrasi Garam
Diperlukan
I 1 ppt 550 mL 5 ppt
II 5 ppt 666,7 mL 10 ppt
III 10 ppt 750 mL 40 ppt
IV 10 ppt 700 mL 50 ppt
V 20 ppt 833,3 mL 82 ppt
4.2 Perhitungan
Adapun Perhitungan yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan dan
pengenceran menggunakan rumus pengenceran menurut Gunawan (2004) yaitu:
Rumus:

M1 x V1 = M2 x V2

11
Keterangan :

M1 = molaritas awal larutan V1 = volume awal larutan

M2 = molaritas akhir larutan V2 = volume akhir larutan

4.2.1 Hasil Perhitungan Pembuatan Larutan


Adapun hasil penghitungan larutan sebagai berikut :
1. Percobaan ke-1
Diketahui :
M1 = 10 ppt
V2 = 500 mL
V1 = 500 mL
Ditanya:
M2 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppt x 500 mL= M2 x 500 mL
M2 = 5000/500
M2 = 10 gram
Jadi, untuk jumlah garam yang dibutuhkan yaitu 10 gram
2. Pecobaan ke-2
Diketahui:
M1 = 15 ppt
V2 = 500 mL
V1 = 500 mL
Ditanya:
M2 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
15 ppt x 500 ml = M2 x 500 ml
M2 = 7500/500
M2 = 15 gram

12
Jadi, untuk jumlah garam yang dibutuhkan yaitu 15 gram
3. Percobaan ke-3
Diketahui:
M1 = 20 ppt
V2 = 500 mL
V1 = 1000 mL
Ditanya:
M2 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
20 ppt x 1000 ml = M2 x 500 ml
M2 = 20000/500
M2 = 40 gram
Jadi, untuk jumlah garam yang dibutuhkan yaitu 40 gram
4. Percobaan ke-4
Diketetahui:
M1 = 25 ppt
V2 = 500 mL
V1 = 1000 mL
Ditanya:
M2 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
25 ppt x 1000 ml = M2 x 500 ml
M2 = 25000/500
M2 = 50 gram
Jadi, untuk jumlah garam yang dibutuhkan yaitu 50 gram
5. Percobaan ke-5
Diketahui :
M = 30 ppt
V2 = 500 mL

13
V1 = 1000 mL
Ditanya:
M2 =…?
Dijawab:
M 1x V1 = M2 x V2
30 ppt x 1000 ml = M2 x 500 ml
M2 = 30000/500
M2 = 60 gram
Jadi, untuk jumlah garam yang dibutuhkan yaitu 60 gram
4.2.2 Hasil Perhitungan pembuatan Pengenceran
Adapun hasil penghitungan larutan sebagai berikut :
1. Percobaan ke-1
Diketahui:
M1 = 10 ppt
V2 = 500 mL
M2 =1 ppt
Ditanya:
V1 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppt x V1 = 1 ppt x 500 ml
V1 = 500/10
V1 = 50 mL
Jadi, volume akhir dari hasil pengenceran 50 mL + 500 mL =550 mL
2. Percobaan ke-2
Diket:
M1 = 15 ppt
V2 = 500 mL
M2 = 5 ppt
Ditanya:
V1 =…?

14
Dijawab:

M1xV1 = M2xV2
15 ppt x V1 = 5 ppt x 500 ml
V1 = 2500/15
V1 = 166,7mL
volume akhir dari hasil pengenceran 166,7 mL+500 mL=666,7 mL
3. Percobaan ke-3
Diketahui :
M1 = 20 ppt
V2 = 500 mL
M2 = 10 ppt
Ditanya:
V1 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
20 ppt x V1 = 10 ppt x 500 ml
V1 = 5000/20
V1 = 250 mL
Jadi, volume akhir dari hasil pengenceran 250 mL + 500 mL = 750 mL
4. Percobaan ke-4
Diket:
M1 = 25 ppt
V2 = 500 mL
M2 = 10 ppt
Ditanya:
V1 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
25 ppt x V1 = 10 ppt x 500 ml
V1 = 5000/25
V1 = 200 mL

15
Jadi, volume akhir dari hasil pengenceran 200 mL + 500 mL=700 mL
5. Percobaan ke-5
Diketahui:
M1 = 30 ppt
V2 = 500 mL
M2 = 20 ppt
Ditanya:
V1 =…?
Dijawab:
M1 x V1 = M2 x V2
30 ppt x V1 = 20 ppt x 500 ml
V1 =10000/30
V1 = 333,3 mL
volume akhir dari hasil pengenceran 333,3 mL + 500 mL=8333,3 mL
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil dalam praktikum pembuatan larutan dan pengenceran ini
yaitu :
4.2.1 Pembuatan Larutan
Pada percobaan keempat pembuatan larutan masa gram NaCL awal adalah 25
ppt yang telah ditimbang dengan volume air sebanyak 1000 ml, lalu dimasukan
ditoples dan diaduk hingga rata. Diteteskan pada refaktormeter dan diarahkan ke
cahaya. Sehingga memperoleh nilai pada sebesar 50 ppt. Hal ini dikarenakan
konsentrasi pada larutan tinggi sehingga larutan menjadi pekat. Larutan menjadi
pekat dikarenakan kurangnya air yang dicampurkan ke dalam solvent. Pada
percobaan kelima pembuatan larutan masa gram NaCL awal adalah 30 ppt yang telah
ditimbang dengan volume air sebanyak 1000 ml, lalu dimasukan ditoples dan diaduk
hingga rata. Diteteskan pada refaktormeter dan diarahkan ke cahaya. Sehingga
memperoleh nilai pada sebesar 60 ppt. Hal ini dikarenakan jumlah H20 yang terlalu
sedikit, sehingga menyebabkan konsentrasi menjadi tinggi atau larutan menjadi
pekat. Hal ini diperkuat dengan, konsentrasi yang semakin tinggi yaitu gabungan

16
antara NaCl dan H2O akan menyebabkan kadar hidrogen dan asam yang terbentuk
semakin tinggi (Budiman, A. 2012).

4.2.2 Pembuatan Pengenceran


Pada percobaan keempat setelah dilakukan pembuatan larutan ditambahkan air
700 ml untuk mengencerkan larutan dengan konsentrasi 25 ppt, sehingga
mendapatkan nilai sebesar 50 ppt yang didapat dari pengukuran menggunakan
refractometer yang seharusnya diperoleh sebesar 10 ppt. Hal ini dikarenakan
kuranngya air yang menyebabkan larutan tersebut pekat sehingga meneyebabkan
konsentrasi larutan tinggi. Pada percobaan kelima setelah dilakukan pembuatan
larutan ditambahkan air 833,3 ml untuk mengencerkan larutan dengan konsentrasi 30
ppt, sehingga mendapatkan nilai sebesar 82 ppt yang didapat dari pengukuran
menggunakan refractometer yang seharusnya diperoleh sebesar 60 ppt. Hal ini
diperkuat dengan penjelasan, dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung
lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha, S. D. 2015)

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang saya dapat dari praktikum larutan dan pengenceran sebagai
berikut :
1. Cara pembuatan larutan dari padat murni NaCl (garam dapur) dengan mencampurkan
pelarut dalam jumlah tertentu yaitu mencampurkan padatan NaC1 dengan aquadest,
sehingga menjadi padatan NaC1 larut.

2. Penentuan kadar garam pada pengenceran larutan dapat dilakukan dengan perhitungan
rumus M1 x V1 = M2 x V2. Hasil yang didapat yaitu jumlah H20 yang didaptkan terlalu
sedikit dalam percobaan yang dilakukan.

3. Cara pengenceran NaC1 ialah mengikuti sesuai dengan langakah – langkah dan saran
yang ditetapkan, dan hasil yang didapatkan sesuai dengan hasil yang diinginkan dalam
pengenceran.
5.2 Saran
Sebagai penulis, penulis menyarankan perlunya adanya pemahaman prosedur kerja
dan ketelitian dalam menghitung , mengukur bahan. Agar semua dapat memahami
dengan baik dan dimengerti mengenai praktikum yang dilakukan.

18
19
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
Mulyono. 1997. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Erlangga.
Bambang Triatmodjo. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta.
Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan.
Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak Terhadap
Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla Micropylla-Sitrat. Kimia
Student Journal. Vol.1 (1) : 636-642.
Setyarini, L.W., H. Setijono, dan A.M. Hatta. 2012. Perancangan Sistem Pengukuran
Konsentrasi Larutan Gula Menggunakan Metode Defraksi. Jurnal Teknik POMITS,
1(1):1-5.
Fischer and Fischer et al. 1979. note that researchers
Khikmah, N. 2015. Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir pada Penentuan Kreatinin
Dalam Urin Secara Sequential Injection Analysis. Kimia Student Journal. Vol.1 (1)
: 613-615.
Petrucci, R.H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta : Gramedia
Petrucci, Ralph H. 2018. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat-jilid 2.
Redjeki, Tri. 2010. Praktikum Kimia Dasar 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Arifin, M. 2003. Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Brady, J. E. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.
Budiman , A. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju
Pelepasan Material Pada Proses Electrochemical Mechining. Jurnal Teknik Pomits.
Vol.1 (1) : 1-5

1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai