Anda di halaman 1dari 1

Inisiasi 5 PBB

Minggu ini materi yang dibahas adalah mengenai Bea Meterai.


Di Indonesia berlaku juga stamp duty atau Bea Meterai dengan 2 (dua) macam tarif, yaitu ada
yang Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dan Rp 3.000,- (tiga ribu rupiah). Untuk jenis transaksi apa
sajakah kedua nilai bea meterai tersebut berlaku? Mari kita lihat keterangan di bawah ini.
Tarif stamp duty (bea meterai) Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dikenakan untuk:
1. Dokumen transaksi:
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai
alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya;
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap-
rangkapnya;
d. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) :
• Yang menyebutkan penerimaan uang;
• Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank;
• Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;
• Yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan;
e. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek yang harga nominalnya lebih dari
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah);
f. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang harga nominalnya lebih dari
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
2. Dikenakan pula Bea Meterai sebesar Rp.6,000,- (enam ribu rupiah) atas dokumen yang akan
digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan:
a. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
b. Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika
digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula;

Tarif stamp duty (bea meterai) Rp 3.000,- (tiga ribu rupiah) dikenakan untuk:
1. Dokumen transaksi:
a. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
tetapi tidak lebih dari Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah):
• Yang menyebutkan penerimaan uang;
• Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank;
• Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;
• Yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan;
b. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek yang harga nominalnya lebih dari
Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp.1.000.000,- (satu juta
rupiah);
c. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang harga nominalnya lebih dari
Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp.1.000.000,- (satu juta
rupiah).
Untuk semua dokumen transaksi yang memiliki nilai nominal kurang dari Rp.250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu rupiah) tidak terutang bea meterai. Kecuali cek dan giro bilyet bank.
Berapapun nilai nominalnya, cek dan giro bilyet bank terutang bea meterai Rp 3.000,- (tiga ribu
rupiah) saja.

Anda mungkin juga menyukai