Oleh:
EKO SUBOWO
DIREKTUR JENDERAL BINA ADWIL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
30 Januari 2019
TUGAS DAN FUNGSI Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
Pasal 284
Menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan administrasi kewilayahan DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT
sesuai dengan ketentuan peraturan DIREKTORAT MANAJEMEN
DEKONSENTRASI,TUGA KAWASAN, TOPONIMI DAN PENANGGULANGAN
perundang-undangan. POL PP DAN
S PEMBANTUAN DAN PERKOTAAN DAN BATAS BENCANA DAN
LINMAS
FUNGSI KERJASAMA BATAS NEGARA DAERAH KEBAKARAN
1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data
wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan negara, kerja sama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran, dan
pelaksanaan tugas tampung tantra sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi dan pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan
data wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan negara, kerja sama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran,
dan pelaksanaan tugas tampung tantra;
3. Pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi penetapan kawasan khusus dan perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat;
5. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penetapan perbatasan
antar daerah, penetapan kawasan perkotaan, kerja sama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan;
6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa
bumi dan data wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan perbatasan negara, kerja sama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan,
ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan, manajemen bencana
dan kebakaran, dan pelaksanaan tugas tampung tantra;
7. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan; dan
8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dasar Hukum
1. UUD NKRI 1945
2. UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong
Praja.
4. Permendagri 40 Tahun 2011 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja.
5. Permendagri 44 Tahun 2010 Tentang Ketenteraman, Ketertiban Dan
Perlindungan Masyarakat Dalam Rangka Menegakkan Hak Asasi Manusia
6. Permendagri 54 Tahun 2010 Tentang Standar Operasional Prosedur Polisi
Pamong Praja.
7. Permendagri 84 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Masyarakat.
UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
URUSAN PEMERINTAHAN
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN ABSOLUT KONKUREN Kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan
3. AGAMA Efisiensi
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR NEGERI
6. MONETER & FISKAL
1. PENDIDIKAN
PELAYANAN DASAR (6) NON PELAYANAN DASAR
2.
3.
KESEHATAN
PU DAN PR
(18)
4. PERUMAHAN RAKYAT &
KAW PERMUKIMAN
5. TRAMTIBUM & LINMAS
6. SOSIAL
Terciptanya tertib secara umum dan suasana batin yang tenteram pada setiap individu di dalam lingkup
pemerintah daerah akan bermuara pada terciptanya kesejahteraan masyarakat, peningkatan PAD dan
baiknya kondisi pelayanan publik di daerah tersebut.
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH
TIBUM DAN TIBMAS
VERTIKAL
-TNI/POLRI
- KEJAKSAAN
-BIN,
PEMDA
- BNPT DLL
FORUM
SKPD FORPIMDA
LAINNYA
VERTIKAL DI
DAERAH
-TNI/POLRI
-KEJAKSAAN
-BIN,
- BNPT DLL
SATPOL PP KAB/
LINMAS PROV FKDM FKUB FPK
KOTA
8
Untuk Mewujudkan
Penyelenggaraan Trantibum
Perlu Adanya Koordinasi
Untuk Melaksanakan Tupoksi tersebut (Penegakan Perda, penyelenggaraan
Tibum & Tranmas serta Linmas) sebagai Pelayanan Dasar yang wajib bagi
Pemerintah Daerah
Polisi Pamong Praja adalah Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil yang penetapannya
1 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2 Polisi Pamong Praja diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.
3 Polisi Pamong Praja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.
Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
4
oleh Kementerian.
Kementerian dalam melakukan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagaimana
5 dimaksud pada ayat (4) dapat berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia dan
Kejaksaan Agung.
Polisi Pamong Praja yang memenuhi persyaratan dapat diangkat sebagai penyidik pegawai
6 negeri sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan Polisi Pamong Praja diatur dengan Peraturan
7 Pemerintah.
Urusan Wajib Pemerintah Daerah Yang
Terkait Pelayanan Dasar
Professional
Kompeten
Berintegritas Tinggi
Pejabat Fungsional Pol PP
Profil Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
TINGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
POLISI PAMONG PRAJA
I II
1 1
2 2
3 3
4
Syarat Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pol PP
Keterampilan
CARA PENGANGKATAN
a. Berijazah paling rendah SLTA atau yang a. Berijazah paling rendah SLTA atau yang setingkat a. Berijazah paling rendah SLTA
setingkat dengan kualifikasi yang dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh Menteri atau yang setingkat;
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri Dalam Negeri selaku pimpinan instansi pembina; b. Pangkat paling rendah Pengatur
selaku pimpinan instansi pembina; b. Pangkat paling rendah Pengatur Muda, golongan Muda, golongan ruang II/a;
b. Pangkat paling rendah Pengatur Muda, ruang II/a; c. Usia paling tinggi 50 (lima puluh)
golongan ruang II/a; c. Tinggi badan paling kurang 160 sentimeter untuk tahun;
c. Tinggi badan paling kurang 160 sentimeter laki-laki dan 155 sentimeter untuk perempuan; d. Memiliki pengalaman di bidang
untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk d. Sehat jasmani dan rohani; Pol PP paling kurang 2 (dua)
perempuan; e. Mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP; dan tahun;
d. Sehat jasmani dan rohani; f. Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik e. Sehat jasmani dan rohani;
e. Mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP; dalam 1 (satu) tahun terakhir; f. Nilai prestasi kerja paling rendah
dan g. Tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Pol PP; bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
f. Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai h.Memiliki pengalaman di bidang tugas Pol PP paling terakhir; dan
baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; kurang 2 (dua) tahun; dan g. Mengikuti dan lulus uji
i. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun. kompetensi.
Syarat Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pol PP
Keahlian
CARA PENGANGKATAN
a. Berijazah paling rendah Sarjana a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV di bidang a. Berijazah paling rendah Sarjana
(S1)/Diploma IV di bidang Ilmu Ilmu Pemerintahan, Sosial, Politik, Hukum, Ekonomi dan (S1)/Diploma IV;
Pemerintahan, Sosial, Politik, Hukum, bidang ilmu lain yang ditetapkan oleh Menteri Dalam b. Pangkat paling rendah Penata
Ekonomi dan bidang ilmu lain yang Negeri selaku pimpinan instansi pembina; Muda, golongan ruang III/a;
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang c. Usia paling tinggi 53 (lima
selaku pimpinan instansi pembina; III/a; puluh tiga) tahun;
b. Pangkat paling rendah Penata Muda, c. Tinggi badan paling kurang 160 sentimeter untuk laki-laki d. Memiliki pengalaman di bidang
golongan ruang III/a; dan 155 sentimeter untuk perempuan; Pol PP paling kurang 2 (dua)
c. Tinggi badan paling kurang 160 d. Sehat jasmani dan rohani; tahun;
sentimeter untuk laki-laki dan 155 e. Mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP; dan e. Sehat jasmani dan rohani;
sentimeter untuk perempuan; f. Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 f. Nilai prestasi kerja paling
d. Sehat jasmani dan rohani; (satu) tahun terakhir. rendah bernilai baik dalam 1
e. Mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol g. Tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Pol PP; (satu) tahun terakhir; dan
PP; dan h.Memiliki pengalaman di bidang tugas Pol PP paling kurang g. Mengikuti dan lulus uji
f. Nilai prestasi kerja paling rendah 2 (dua) tahun; dan kompetensi.
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun i. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.
terakhir.
UU No. 12/
PASAL 15 (1)
2011
Was,
mat, Tindak buat
Pidana LK
lit, rik
Laporan/
Pengaduan
masy lisan
/tertulis
Lap
Tanda catat dlm atasan
terima
Laporan reg lap PPNS
Sprint
dik
Non
Yustisi
(Satpol
PP)
Dikoordinir Kepala Satpol PP &
oleh Satpol PP pjbt yg membidangi
(pasal 255 (1) Gakda wajib PPNS
UU 23 th 2014)
Yustisi
(Penyidik,
PPNS
Satpol PP
& SKPD
Koordinasi aktif dg
Polri, Kejaksaan &
Pengadilan
setempat
SE Mendagri No. 182.1/857/SJ tgl . 18 Maret 2011 ttg : Pedoman
Pemberdayaan PPNS di Daerah
TUJUAN
Utk meningkatkan sinergitas PPNS selaku
Penyidik Pelanggaran Perda dengan Satuan
Polisi Pamong Praja selaku Penegak Perda
untuk dapat secara bersama-sama melakukan
penegakan Perda guna “membangun kesadaran
dan ketaatan masyarakat terhadap perda,
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)
dan menciptakan kondisi ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat yang kondusif“.
SE Mendagri No. 182.1/857/SJ tgl . 18 Maret 2011 ttg : Pedoman
Pemberdayaan PPNS di Daerah
1. tanggung jawab pembinaan PPNS yang selama ini berada dibawah
pembinaan Biro/bag Hukum dilimpahkan kpd Ka Sat Pol PP.
2. Ka Sapol PP, utk sgr membentuk Sekretariat PPNS pada Satpol PP
tugas dan tanggung jawab langsung oleh Kasat Pol PP
3. Ka Dinas/Perangkat Daerah yang memiliki PPNS untuk berkoordinasi
dengan Sekretariat PPNS pada Sat Pol PP scr berkesinambungan &
sekaligus menyusun anggaran operasional PPNS pada masing-masing
Dinas/Perangkat Daerah;
4. PPNS dalam pelaksanaan tugas penyidikan pelanggaran Perda dapat
berkerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (yang bersifat
tindak pidana ringan/Tipiring );
5. Ka Dinas/Perangkat Daerah dan Ka Sat Pol PP agar melakukan
pertemuan secara berkala dalam rangka evaluasi kinerja PPNS dan
hal-hal lain yang mendesak;
PENGERTIAN
(PERMENDAGRI 84 THN 2014 TTG PENYELENGGARAAN LINMAS)
• PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Adalah suatu keadaan dinamis dmn warga masyarakat disiapkan & dibekali pengetahuan serta keterampilan utk
melaksanakan keg. penanganan bencana guna mengurangi & memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara
kemanan, ketenteraman & ketertiban masyarakat, keg. sosial kemasyarakatan.
• ANGGOTA SATLINMAS
Adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan & secara sukarela turut serta dalam
kegiatan perlindungan masyarakat .
27
29
PEMBINAAN APARATUR SATPOL PP,PPNS & SATLINMAS
KEMENTERIAN DALAM
Ditjen Bina
NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Administrasi Kewilayahan
Definisi
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan Gubernur atau Pilihan
Wajib
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang Instansi Vertikal
merupakan urusan wajib daerah yg berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal.
Yan Dasar Non Yan Dasar
Maksud dan Tujuan Kelautan dan
SPM disusun sebagai alat Pemerintah Pusat dan 1.Pendidikan. Perikanan;
pemerintah daerah untuk menjamin jenis dan mutu
1. Tenaga kerja
2.Kesehatan. Pariwisata; Pertanian;
pelayanan dasar kepada masyarakat secara 2. Lingkungan
Kehutanan; ESDM;
merata dan prima dalam rangka 3.PU dan Penataan Hidup
Perdagangan;
penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib 3. Perhubungan
terkait pelayanan dasar.
Ruang Perindustrian;
4. Dst…
4.Perum Rakyat dan Transmigrasi
Jenis SPM Trantibumlinmas
Kawasan
1. Pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum
2. Pelayanan informasi rawan bencana Permukiman.
3. Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan
5.Trantibum dan Linmas
terhadap bencana 1.Tramtibum
4. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban 6.Sosial.
bencana 2.Bencana
5. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
kebakaran
SPM 3.Kebakaran
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
URAIAN URUSAN WAJIB TERKAIT YANSAR Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan
35
PERAN SATPOL PP DAN SATLINMAS:
SAAT PEMILU
36 36
PERAN SATPOL PP DAN SATLINMAS:
PASKA PEMILU
DETEKSI DINI TERHADAP POTENSI KETIDAK PUASAN PENDUKUNG
PASLON KALAH, YANG DAPAT MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL DI
TENGAH MASYARAKAT;
BERPERAN AKTIF DALAM UPAYA PEMULIHAN SITUASI DAN CIPKON YG
KONDUSIF DALAM MEMPERSATUKAN KEMBALI HUBUNGAN MASY SGB
DAMPAK PEMILU;
37 37
DASAR HUKUM LINMAS
DALAM PAM PEMILU
UU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU
• Pasal 351 (4) : penanganan ketentraman, ketertiban dan keamanan
disetiap TPS dilaksanakan 2 (dua) orang petugas yang ditetapkan oleh
PPS
Penjelasan: petugas yang menangani ketentraman, ketertiban dan
keamanan di setiap TPS berasal dari satuan pertahanan
sipil/perlindungan masyarakat
Pelaksanaan PAM Pemilu
Pasal 2 Permendagri No.10 tahun 2009
(1). Satlinmas melaksanakan penanganan ketentraman, ketertiban dan
keamanan penyelenggaraan pemilu
(2). Pengamanan penyelenggaraan Pemilu sebagaiamanan dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan :
a. menjaga dan memelihara ketentraman, ketertiban dan keamanan
TPS, dan
b.berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menjaga ketentraman,
ketertiban dan keamanan di setiap TPS
(3). Di setiap TPS ditempatkan 2 orang anggota Satlinmas yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan untuk tingkat
desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota
40
IRIAN JAYA
JAVA
45
45