Anda di halaman 1dari 8

Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

Pengaruh Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik


dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Sugiyono1, Halimatus Sa’diyyah Zein1, Mimiek Murrukmihadi2,
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi gel ekstrak etanol daun ubi jalar
(Ipomoea batatas L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
HPMC sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas gel ekstrak etanol daun ubi
jalar.
Gel yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi organoleptis, homogenitas, viskositas,
pH, daya lekat, dan daya sebar, sedangkan stabilitas sifat fisiknya diuji setiap minggu. Data
hasil evaluasi organoleptis dan homogenitas dianalisis secara deskripstif, sedangkan
viskositas, pH, daya lekat, dan daya sebar dianalisis secara statistik korelasi regresi linier.
Uji ANOVA satu arah dan dilanjutkan Tuckey untuk mengetahui stabilitasnya.
Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent tidak
berpengaruh terhadap bau, warna, tekstur, dan pH gel, tetapi berpengaruh terhadap
homogenitas, viskositas, daya lekat, dan daya sebar gel. Sediaan gel ekstrak etanol daun ubi
jalar tidak stabil selama 28 hari penyimpanan.

Kata kunci: HPMC, sifat fisik dan stabilitas gel, gel ekstrak etanol daun ubi jalar

1. PENDAHULUAN cukup baik pada kulit, tidak ada


Daun ubi jalar merupakan penghambatan fungsi rambut secara
bagian dari tanaman ubi jalar fisiologis, memberikan sensasi dingin,
(Ipomoea batatas L.) yang memiliki mudah dicuci dengan air, dan
berbagai khasiat, diantaranya sebagai pelepasan obatnya yang baik (Voigt,
obat luka bakar. Senyawa aktif yang 1984). HPMC merupakan gelling
terkandung dalam ekstrak etanol daun agent golongan polimer semi sintetik
ubi jalar adalah flavonoid, saponin, dan secara luas digunakan sebagai
dan polifenol. Sediaan krim ekstrak eksipien dalam formulasi sediaan
etanol daun ubi jalar dengan dosis topikal. Apabila dibandingkan dengan
0,078 mg/mL terbukti dapat gelling agent lain, HPMC
menyembuhkan luka bakar selama 7 menghasilkan cairan yang lebih jernih,
hari pada mencit putih (Rahim dkk., netral, tidak berwarna, tidak berasa,
2011). Kemampuan penetrasi zat aktif menghasilkan gel dengan viskositas
sediaan gel lebih baik dibandingkan yang baik dalam penyimpanan jangka
salep dan krim (Anggraeni, 2008). lama, tidak beracun, dan tidak
Berdasarkan penelitian tersebut, untuk mengiritasi kulit (Rowe dkk., 2009).
mengoptimalkan khasiat dengan cara Gel memiliki beberapa
memperbaiki penetrasi zat aktif saat keuntungan dibanding sediaan topikal
digunakan sebagai obat luka bakar lain yaitu kemampuan penyebarannya
maka dibuat dalam sediaan gel. yang baik pada kulit, tidak ada
Gel memiliki beberapa penghambatan fungsi rambut secara
keuntungan dibanding sediaan topikal fisiologis, memberikan sensasi dingin,
lain yakni kemampuan penyebarannya mudah dicuci dengan air, dan
792
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

pelepasan obatnya yang baik (Voigt, anginkan, kemudian dikeringkan


1984). Formulasi gel esktrak etanol dalam oven dengan suhu 45oC.
daun ubi jalar dengan variasi kadar Simplisia kering diserbuk, diayak
HPMC sebagai gelling agent tersebut menggunakan ayakan mesh. Serbuk
diharapkan memiliki kualitas sifat diekstaksi secara maserasi
fisik dan stabilitas yang baik. menggunakan penyari etanol 70%,
filtrat disaring lalu diuapkan sampai
2. METODE PENELITIAN diperoleh ekstrak kental.
Daun ubi jalar yang digunakan Formula sediaan gel ekstrak
hijau tua, utuh, dan berumur 14 hari. daun ubi jalar dengan variasi
Daun disortasi yang memiliki kualitas konsentrasi HPMC sebagai gelling
baik kemudian dicuci dengan air agent, yang digunakan dalam
mengalir sampai bersih, diangin- penelitian dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Formula Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar
dengan Variasi Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

Bahan FI F II F III F IV
Ekstrak kental (g) 3 3 3 3
HPMC (g) 2,50 3,00 3,50 4,00
Propilen glikol (g) 15 15 15 15
Metil paraben (g) 0,18 0,18 0,18 0,18
Air Suling (mL) 79,32 78,82 78,32 77,82
Total (mL) 100 100 100 100
Keterangan:
FI : gel ekstrak etanol daun ubi jalar dengan konsentrasi HPMC 2,50 g/ 100 mL
F II : gel ekstrak etanol daun ubi jalar dengan konsentrasi HPMC 3,00 g/ 100 mL
F III : gel ekstrak etanol daun ubi jalar dengan konsentrasi HPMC 3,50 g/ 100 mL
F IV : gel ekstrak etanol daun ubi jalar dengan konsentrasi HPMC 4,00 g/ 100 mL

Sediaan gel dibuat dengan menunjukkan susunan yang homogen,


basis hidrofilik. Adapun cara apabila tidak terdapat butiran-butiran
pembuatannya sebagai berikut: HPMC kasar di atas gelas objek tersebut maka
ditaburkan diatas air suling panas gel yang diuji homogen (Voigt, 1984).
kemudian dikembangkan selama 15 Uji viskositas dilakukan
menit, setelah mengembang dengan Viskometer Rion VT-04.
ditambahkan 0,18 g metil paraben Memasukkan sediaan gel sebanyak
yang telah dilarutkan di dalam air 100 g ke dalam wadah, kemudian
suling panas. Kemudian ditambahkan dipasang spindel dan rotor dijalankan.
15 g propilen glikol sedikit demi Hasil viskositas dicatat setelah
sedikit sambil digerus sampai viskometer menunjukkan angka yang
homogen, lalu ditambahkan ekstrak stabil.
daun ubi jalar sebanyak 3 g yang telah Pengukuran pH gel dilakukan
dilarutkan dengan 3 tetes etanol 70%, dengan menggunakan pH-meter.
kemudian ditambahkan sisa air suling Pengujian dilakukan dengan cara
sampai mencapai volume 100 mL. melarutkan 0,5 g gel ekstrak etanol
Pemeriksaan homogenitas daun ubi jalar dalam 50 mL air suling
dilakukan dengan cara mengoleskan di dalam gelas beker. Kemudian
0,1 g sediaan gel pada lempeng kaca mencelupkan elektroda dalam gelas
transparan. Sediaan uji harus beker selama 10 menit dan pH-meter

793
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

dibiarkan sampai menunjukkan angka menyeleksi daun ubi jalar segar dalam
yang konstan. kondisi baik dan untuk menghilangkan
Pengujian daya lekat dilakukan pengotor. Pengeringan dilakukan
dengan cara menimbang 1 g gel dalam oven suhu 45ºC karena
diratakan pada salah satu gelas objek tanaman mengandung senyawa aktif
kemudian ditutup dengan gelas objek yang tidak tahan panas, untuk
lain sampai kedua plat menyatu. Plat menghindari terjadinya kerusakan
kaca bagian atas kemudian ditekan senyawa aktif. Tujuan pengeringan
dengan beban seberat 1000 g selama 5 adalah untuk mengurangi kadar air
menit. Pasangan gelas objek dipasang dan mencegah pertumbuhan kapang,
pada alat uji daya lekat, secara jamur, dan bakteri serta untuk
bersamaan dicatat waktu yang menghentikan reaksi enzimatik
dibutuhkan kedua plat untuk saling sehingga simplisia yang didapatkan
lepas (Allen, 1998). tidak mudah rusak dan dapat disimpan
Pengujian daya sebar gel dalam waktu yang relatif lama
dilakukan dengan menggunakan (Depkes RI, 2000).
lempeng kaca yang berskala. Daun ubi jalar yang telah
Sebanyak 0,5 g gel yang akan diuji dikeringkan diserbuk dengan cara
diletakkan di bagian tengah lempeng diblender untuk meningkatkan derajat
tersebut. Kemudian lempeng uji halus, semakin tinggi derajat
berskala diletakkan secara simetris kehalusan suatu serbuk maka akan
dengan penambahan beban di atasnya semakin tinggi pula kontak bahan
sebesar 0 g sampai 1000 g selama 1 baku dengan cairan penyari sehingga
menit. Diameter pengukuran senyawa aktif akan tersari dengan
dilakukan secara membujur, maksimal. Daun ubi jalar yang telah
melintang, dan menyilang ke kanan diserbukkan kemudian diayak dengan
dan kiri, lakukan pencatatan diameter tujuan untuk menyeragamkan partikel
gel yang menyebar (Allen, 1998). serbuk.
Uji sifat fisik dilakukan Ekstrak diperoleh secara
replikasi sebanyak tiga kali, maserasi. Cairan penyari yang
sedangkan pengamatan stabilitas sifat digunakan adalah etanol 70% karena
fisik dilakukan pada hari ke 0; 7; 14; efektif dalam menghasilkan jumlah
21; dan 28. bahan aktif (Voigt, 1984), bersifat
polar sehingga diharapkan mampu
3. HASIL DAN PEMBAHASAN menyari senyawa yang mempunyai
Pengambilan daun ubi jalar sifat polar juga yaitu flavonoid,
dilakukan pada satu daerah yang sama saponin, dan polifenol dalam ekstrak
untuk menghindari adanya variasi etanol daun ubi jalar yang berperan
kandungan kimia yang terlalu besar. sebagai obat luka bakar (Rahim dkk.,
Pengambilan daun ubi jalar dilakukan 2011).
pada waktu siang hari karena pada a. Organoleptis
saat proses fotosintesis sedang Uji organoleptis bertujuan
berlangsung maksimal. untuk mengetahui warna, bau, dan
Pembuatan serbuk simplisia tekstur gel (Depkes RI, 2000),
diawali dengan proses pencucian dan sebagaimana dalam table II.
sortasi basah, hal ini dilakukan untuk

794
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

Tabel II. Hasil Uji Organoleptis Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar dengan
Variasi Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

Formula Warna Bau Tekstur Rasa


I Hijau Keclokatan Khas Aromatik Kental lembut Pahit getir
II Hijau Keclokatan Khas Aromatik Kental lembut Pahit getir
III Hijau Keclokatan Khas Aromatik Kental lembut Pahit getir
IV Hijau Keclokatan Khas Aromatik Kental lembut Pahit getir

Hasil uji organoleptis Homogenitas sangat


menunjukkan bahwa variasi mempengaruhi pendistribusian ekstrak
konsentrasi HPMC sebagai gelling etanol daun ubi jalar dalam sediaan
agent tidak berpengaruh terhadap gel. Zat aktif dalam ekstrak etanol
warna, bau, dan tekstur sediaan gel. daun ubi jalar harus terdispersi dan
Hasil pengujian organoleptis semua tercampur secara homogen pada
formula gel menunjukkan hasil yang medium pendispersi agar dapat
tidak berbeda selama penyimpanan 28 memberikan efektivitas yang optimal
hari pada suhu kamar, artinya bau, sebagai obat luka bakar. Uji
warna, dan tekstur gel stabil selama 28 homogenitas sangat penting dilakukan
hari penyimpanan. karena cara pemakaian gel akan
b. Homogenitas dioleskan pada permukaan kulit,
Uji homogenitas dimaksudkan sehingga zat aktif dari gel dapat
untuk mengetahui ada atau tidaknya memberikan efek terapi di setiap
partikel-partikel memisah dalam bagian kulit yang diolesi gel (Ansel,
sediaan gel atau fase terdispersi 1989). Hasil uji homogenitas gel
merata pada fase pendispersi. Gel ekstrak etanol daun ubi jalar dapat
dikatakan homogen apabila warnanya dilihat pada tabel III.
sama rata dan tidak ada gumpalan atau
pemisahan (Ansel, 1989).

Tabel III. Hasil Uji Homogenitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar dengan
Variasi Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

Homogenitas Gel
Formula 0 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
I + + + + +
II + + + + +
III + + + + +
IV - - - - -
Keterangan:
+ : homogen
- : tidak homogen
Uji homogenitas menunjukkan tidak homogen. Hal ini dikarenakan
bahwa pada konsentrasi HPMC konsentrasi HPMC sebagai gelling
sebesar 2,50; 3,00; dan 3,50% b/v gel agent paling besar sehingga
yang dihasilkan homogen. Namun, komponen air semakin kecil.
sediaan gel dengan konsentrasi HPMC Kandungan air yang sedikit
sebesar 4,00% menghasilkan gel yang menyebabkan komponen gel tidak
795
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

dapat bercampur secara homogen. c. Viskositas


Hasil pengujian stabilitas homogenitas Uji viskositas bertujuan untuk
gel pada semua formula menunjukkan mengetahui seberapa besar konsistensi
tidak ada perbedaan artinya gel stabil gel yang dihasilkan (Sinko, 2006).
selama penyimpanan 28 hari pada
suhu kamar.

Tabel IV. Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar dengan Variasi
Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

Viskositas Gel (dPa.S)


Formula
0 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
I 71,67 ± 2,89 76,00 ± 3,60 78,67 ± 1,15 86,00 ± 1,73 86,67 ± 2,89
II 128,33 ± 2,89 130,67 ± 1,15 133,33 ± 2,89 141,00 ± 3,60 143,33 ± 2,89
III 300,00 ± 0,00 316,67 ± 14,43 350,00 ± 0,00 393,33 ± 11,55 400,00 ± 0,00
IV 683,33 ± 14,43 716,67 ± 28,87 783,33 ± 28,87 816,67 ± 28,87 825,00 ± 43.30

Viskositas gel yang baik square). Hubungan antara kedua


adalah yang tidak terlalu encer dan variabel adalah positif, artinya
tidak terlalu kental sehingga sediaan meningkatnya konsentrasi HPMC
gel akan mudah dikeluarkan saat diikuti dengan meningkatnya
digunakan (Sinko, 2006). Berdasarkan viskositas gel.
hasil pengukuran viskositas gel Hasil uji ANOVA satu arah
menunjukkan bahwa meningkatnya menunjukkan viskositas gel FI dan FII
konsentrasi HPMC meningkat pula stabil selama 28 hari penyimpanan,
nilai viskositasnya. sedangkan FIII dan FIV tidak stabil
Hasil uji regresi linier selama 28 hari penyimpanan. Hasil uji
menunjukkan nilai signifikansi Tuckey viskositas gel FI dan FII stabil
sebesar 0,061>0,050, artinya tidak ada selama 28 hari penyimpanan,
pengaruh variasi HPMC terhadap sedangkan FIII dan FIV hanya stabil
viskositas gel. Namun, berdasarkan selama 14 hari penyimpanan.
data yang ada menunjukkan bahwa d. pH
dengan naiknya konsentrasi HPMC Uji pH bertujuan untuk
maka viskositas gel yang dihasilkan mengetahui nilai pH gel yang
akan semakin tinggi. Pengaruh dihasilkan (Aulton, 2007). Kisaran pH
kenaikan konsentrasi HPMC terhadap untuk gel yang sesuai dengan pH
viskositas sebesar 88,10% yang dilihat normal kulit yaitu pada kisaran pH
dari nilai koefisien determinan (R- 4,0-6,8.

796
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

Tabel V. Hasil Uji pH Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar dengan Variasi
Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

pH Gel
Formula 0 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

I 5,71 ± 0,12 6,06 ± 0,13 5,86 ± 0,13 6,07 ± 0,03 6,06 ± 0,01
II 5,35 ± 0,05 5,59 ± 0,09 5,78 ± 0,04 5,98 ± 0,02 6,08 ± 0,08
III 5,40 ± 0,07 5,66 ± 0,17 5,40 ± 0,11 6,08 ± 0,08 6,12 ± 0,03
IV 5,64 ± 0,17 6,27 ± 0,02 5,75 ± 0,02 6,09 ± 0,03 6,14 ± 0,03

Sediaan gel yang dibuat selama 28 hari penyimpanan. Hasil uji


menghasilkan pH antara 5,30-6,29 Tuckey pH gel FI dan FII hanya stabil
yang masih berada pada kisaran pH selama 14 hari penyimpanan, FIII
kulit sehingga sediaan gel ini aman hanya stabil selama 7 hari
untuk digunakan. Gel yang bersifat penyimpanan, sedangkan FIV stabil
terlalu asam akan mengiritasi kulit selama 28 hari penyimpanan.
sedangkan gel yang terlalu basa akan e. Daya Lekat
membuat kulit menjadi bersisik Uji daya lekat bertujuan untuk
(Loden, 2009). melihat seberapa lama gel melekat
Hasil uji regresi linier pada kulit. Semakin tinggi daya lekat
memberikan nilai signifikansi sebesar gel maka semakin lama gel melekat
0,883 > 0,050, artinya tidak ada pada kulit sehingga semakin banyak
pengaruh variasi HPMC terhadap pH zat aktif dalam gel yang akan
gel. Hasil uji ANOVA satu arah terabsorbsi pada kulit (Ansel, 1989).
menunjukkan pH gel FI, FII, dan FIII Hasil uji daya lekat gel ekstrak etanol
tidak stabil selama 28 hari daun ubi jalar dapat dilihat pada tabel
penyimpanan, sedangkan FIV stabil VI.

Tabel VI. Hasil Uji Daya Lekat Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar dengan
Variasi Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

Daya Lekat Gel (detik)


Formula
0 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

I 7,00 ± 1,00 9,33 ± 0,58 12,00 ± 3,60 13,00 ± 4,58 16,67 ± 3,21

II 11,33 ± 1,15 14,67 ± 0,58 17,67 ± 1,53 19,67 ± 1,53 20,33 ± 2,31
III 21,33 ± 1,53 30,00 ± 1,00 35,00 ± 2,00 38,00 ± 5,57 41,33 ± 2,31
IV 37,67 ± 1,53 47,00 ± 2,00 52,67 ± 3,51 54,00 ± 6,08 56,00 ± 4,36

Hasil uji daya lekat HPMC lebih kuat, hal ini yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi menyebabkan gel melekat lebih lama
konsentrasi HPMC sebagai gelling pada gelas objek.
agent maka semakin lama pula daya Hasil uji regresi linier
lekatnya. Konsentrasi HPMC yang menunjukkan nilai signifikansi
tinggi membuat konsistensi gel sebesar sebesar 0,033 < 0,050, artinya
menjadi lebih kental karena ikatan ada pengaruh variasi kadar HPMC
797
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

terhadap daya lekat gel. Pengaruh penyimpanan. Hasil uji Tuckey daya
kenaikan konsentrasi HPMC terhadap lekat gel FI dan FII stabil selama 14
daya lekat adalah sebesar 93,50% hari penyimpanan.
yang dilihat dari nilai koefisien f. Daya Sebar
determinan (R-square). Hubungan Uji daya sebar digunakan
antara kedua variabel adalah positif, untuk mengetahui seberapa besar
artinya meningkatnya konsentrasi kemampuan gel menyebar pada
HPMC diikuti dengan kenaikan daya permukaan kulit tanpa penekanan
lekat. Hasil uji ANOVA satu arah yang berlebihan (Sinko, 2006). Hasil
menunjukkan daya lekat keempat uji daya sebar gel ekstrak etanol daun
formula gel tidak stabil selama 28 hari ubi jalar dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar dengan
Variasi Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent

Diameter Penyebaran Gel (cm)


Formula
0 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
I 8,42 ± 0,14 8,08 ± 0,14 7,33 ± 0.14 7,08 ± 0,14 7,00 ± 0,00
II 7,42 ± 0,14 7,08 ± 0,14 6,67 ± 0,14 6,42 ± 0,14 6,33 ± 0,29
III 6,33 ± 0,14 6,00 ± 0,00 5,88 ± 0,03 5,68 ± 0,08 5,42 ± 0,29
IV 5,27 ± 0,11 5,00 ± 0,00 4,92 ± 0,06 4,78 ± 0,12 4,67 ± 0,14

Hasil pengujian daya sebar pengaruh variasi konsentrasi HPMC


menunjukkan bahwa semakin tinggi terhadap daya sebar gel. Pengaruh
konsentrasi HPMC sebagai gelling kenaikan konsentrasi HPMC terhadap
agent dalam sediaan gel maka daya sebar adalah sebesar 100% yang
semakin kecil diameter penyebaran dilihat dari nilai koefisien determinan
yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan (R-square). Hubungan antara kedua
pada konsentrasi HPMC yang tinggi variabel adalah negatif, artinya
viskositas gel yang dihasilkan semakin meningkatnya konsentrasi HPMC
kental sehingga ketika ditambah beban diikuti dengan menurunnya diameter
diamater penyebaran yang dihasilkan daya sebar. Hasil uji ANOVA satu
juga akan semakin kecil. Gel yang arah menunjukkan daya sebar keempat
mudah menyebar akan mudah formula gel tidak stabil selama 28 hari
dioleskan dan semakin besar luas penyimpanan. Hasil uji Tuckey daya
permukaan gel untuk kontak dengan sebar gel FI, FII, FIII, dan FIV hanya
kulit saat digunakan. Hal ini stabil selama 7 hari penyimpanan.
menunjukkan bahwa obat dalam gel Gel ekstrak etanol daun ubi
dapat terdistribusi dengan baik pada jalar memiliki karakteristik sifat fisik
tempat pemakaiannya, sehingga zat tidak stabil selama 28 hari
aktif dalam gel mempunyai penyimpanan dikarenakan
kesempatan yang besar untuk dapat kelembaban lingkungan saat
memberikan efek pengobatan (Ansel, penyimpanan yang dipengaruhi
1989). perubahan kondisi suhu ruangan
Hasil uji regresi linier akibat perubahan cuaca.
menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,000 < 0,050, artinya ada
798
Media Farmasi Indonesia Vol 9 No 2

4. KESIMPULAN Panjaitan, E.N., 2012, Formulasi Gel


Konsentrasi HPMC sebagai Dari Ekstrak Rimpang Jahe
gelling agent berpengaruh terhadap Merah (Zingiber officinale
homogenitas, viskositas, daya lekat, Roscoe), Skripsi, Fakultas
dan daya sebar gel ekstrak etanol daun Farmasi Universitas
ubi jalar. Namun, tidak berpengaruh Sumatera Utara, Medan.
terhadap warna, bau, tekstur, dan pH Rahim, F., Aria, M., dan Aji, N.P.,
gel. Homogenitas, warna, bau, dan 2011, Formulasi Krim
tekstur gel ektrak etanol daun ubi jalar Ekstrak Etanol Daun Ubi
stabil. Namun, viskositas, pH, daya Jalar (Ipomoeae batatas L.)
lekat, dan daya sebar gel tidak stabil untuk Pengobatan Luka
selama 28 hari penyimpanan. Bakar, Scientia Jurnal
Farmasi dan Kesehatan, Vol.
5. DAFTAR PUSTAKA 1, No. 1, 21-26.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen,
Allen, L.V., 1998, The Art, Science, S.C., 2009, Handbook of
and Technology of Pharmaceutical Excipients,
Pharmaceutical Sixth Edition, Pharmaceutical
compounding, Second Press, London, 314-315, 592-
Edition, Americaan 594, 441-444.
Pharmaceutical Assosiation, Sinaga, S.B., 2011, Uji Aktivitas
Washington, 263, 277. Antibakteri Ekstrak Etanol
Anggaraeni, C.A., 2008, Pengaruh Simplisia Daun Tumbuhan
Bentuk Sediaan Gel, Krim, Kecapi (Sandoricum koetjape
dan Salep terhadap Penetrasi M.), Skripsi, Fakultas
Aminofilin, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
MIPA Universitas Indonesia, Sumatera Utara, Medan.
Jakarta. Sinko, P.J., 2006, Martin’s Physical
Ansel, C.H., 1989, Pengantar Bentuk Pharmacy and
Sediaan Farmasi, Pharmaceutical Science:
diterjemahkan oleh Yoshita, Physical Chemical and
Edisi IV, UI Press, Jakarta, Biopharmaceutical Principle
390-397. in The Pharmaceutical
Aulton, M.E., 2007, Aulton’s Science, Fifth Edition,
Pharmaceutics The Design Lippicott William and
and Manufacture of Wilkins, Philadelpia, 428-
Medicines, ELBS, London, 430.
383-385, 405. Suardi, M., 2008, Formulasi dan Uji
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Klinik Gel Anti Jerawat
Umum Ekstrak Tumbuhan Benzoil Peroksida dengan
Obat, Edisi I, Departemen HPMC, Skripsi, Fakultas
Kesehatan Republik Farmasi Universitas
Indonesia, Jakarta, 9-11, 31. Udayana, Denpasar.
Loden, M., 2009, Hydrating Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran
Substances In Handbook of Teknologi Farmasi,
Cosmetics Science and diterjemahkan oleh Soendani,
Technology, Third Edition, N.S., Gadjah Mada
Informa Healthcare USA, University Press, Yogyakarta,
New York, 114, 227. 341-356, 365, 921.
799

Anda mungkin juga menyukai