Anda di halaman 1dari 34

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN JEMBATAN

LINGKUP PEKERJAAN
DIVISI I UMUM
1.2 Mobilisasi
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.8.(2) Jembatan Sementara
1.21 Manajemen Mutu

DIVISI II DRAINASE
2.1 Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air
2.2.(1) Pasangan Batu Dengan Mortar

DIVISI III PEKERJAAN TANAH


3.1.1 Galian Biasa
3.1.3 Galian Struktur Dengan Kedalaman 0 – 2 Meter
3.2.1 Timbunan Biasa
3.2.2 Timbunan Pilihan
3.3.(1) Geotextil Non Woven 45 kn/m

DIVISI IV PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.2.2b Lapis Pondasi Agregat Kelas S

DIVISI V PERKERASAN BERBUTIR


5.1.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.3.1 Perkerasan Beton Semen

DIVISI VI PERKERASAN ASPAL


6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)

DIVISI VII STRUKTUR


7.1(7)a Beton Mutu sedang Fc=20 Mpa
7.1(10) Beton Mutu Rendah Fc=10 Mpa
DIVISI I
UMUM

Saat ini terdapat beberapa jenis material struktur yang biasa digunakan
untuk perencanaan jembatan. Jenis material untuk struktur jembatan di Indonesia
yang banyak digunakan saat ini adalah jenis jembatan menggunakan material
beton. Seiring dengan semakin berkembangnya sistem teknologi beton, maka saat
ini telah terdapat beberapa inovasi teknologi beton untuk diterapkan dalam
pembangunan struktur jembatan. Inovasi yang saat ini sedang hangat
diperbincangkan untuk diterapkan pada pembangunan struktur jembatan salah
satunya adalah inovasi penggunaan sistem konstruksi beton pracetak prategang.
Perencanaan berdasarkan kekuatan batas layan dilakukan dengan
menghitung tegangan yang terjadi dan membandingkan dengan tegangan izin
yang bersangkutan. Apabila tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan yang
diizinkan maka dinyatakan aman. Pada saat menghitung tegangan, semua beban
tidak dikalikan dengan faktor beban. Perencanaan berdasarkan batas layan
dilakukan untuk mengantisipasi batas layan yang terdiri dari tegangan kerja,
deformasi permanen, dan momen retak.

1.2 Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan
digunakan untuk mengerjakan proyek .Alat -alat yang berasal dari luar pulau
dimobilisasi dengan Kapal Laut kemudian setelah tiba di daratan dimobilisasi lagi
dengan menggunakan Tronton Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor
pada akhir kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada
konsultan pengawas untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek
untuk disetujui dan akan dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan
berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantorkerja,
barak karyawan, gudang dan lain-lain.

B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:

No Jenis Alat Kapasitas Jumlah


1 Batching Plant 60 Ton/Jam 1 Unit
2 Stone Crusher 60 Ton/Jam 1 Unit
3 Vibrator Roller 8 Ton 1 Unit
4 Motor Grader 10.8 Ton 1 Unit
5 Dump Truck 10 Ton 10 Unit
6 Dump Truck 5 ton 5 Unit
7 Water Tanker 4000 Liter 1 Unit
8 Water Pump 70 – 100 mm 1 Unit
9 Concrete Mixer 350 Liter 5 Unit
10 Excavator PC 200 2 Unit
11 Excavator PC 100 1 Unit
12 Compressor 4000 – 6500 Liter 1 Unit
13 Concrete Vibrator 5,5 HP 5 Unit
14 Pile Driver + Hammer 2,5 Ton 1 Unit
15 Crane On Track 35 Ton 1 Unit
16 Truck Mixer (Agiator) 5 M³ 5 Unit
17 Concrete Pan Mixer 8 M³ 2 Unit

Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi


menuju site (lokasi kerja), mobilisasi sebagian menggunakan
LCT/Pontondan sebagian peralatan dengan Self Loaderatau Trailer,
sedangkan yang lain selain peralatan semua personil pekerja juga
dimobilisasi ke lokasi kerja.
C. Mobilisasi Fasilitas Kontraktor
1. Base Camp
Pembuatan Base Camp kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan
penutup atap seng Bjls 0,30 lantai berupa rabat beton dilengkapi dengan
pintu dan jendela. Base camp dibuat sebagai tempat tinggal para
karyawan selama pekerjaan berjalan. Base Camp harus juga dilengkapi
kantor Direksi dan diisi dengan meja, kursilipat kotak P3K dan papan
nama proyek.
2. Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan
penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja dibuat sebagai tempat
membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah
penduduk untuk dijadikan sebagai kantor sementara pelaksanaan
pekerjaan.
3. Gudang dan Lain-lain
Pembuatan Gudang,danlain-lain dibuat di sekitar lokasi kerja,
dimana konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II
dan penutup atas seng Bjls 0,30. Gudang dan lain-lain dibuat sebagai
tempat penyimpanan material dan peralatan kerja dan juga sebagai
fasilitas penunjang pekerjaan selama pekerjaan dikerjakan.
D. Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan
penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja dibuat sebagai tempat
membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah
penduduk untuk dijadikan sebagai kantor sementara pelaksanaan
pekerjaan.
E. Lain-Lain
1. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran
pekerjaan dan komunikasi terhadap pelaksana lapangan dan penyedia
jasa.

2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai,
pembuatan as-built drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir
dan dibuat sebagai laporan gambar terakhir kepada penyedia jasa bahwa
pekerjaan telah selesai.
3. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek digunakan sebagai identitas atau informasi
mengenai proyek. Papan nama dibuat dua buah dan ditempatkan pada
awal dan akhir proyek,papan nama terbuat dari plywood dan kayu kaso
dengan pondasi adukan semen, pasir dan split.
F. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas.
Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-
tenaga yang berkompeten dari PT. Hexapilar Perkasa yang telah
berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, khususnya
dibidang jalan dan jembatan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja
yang baik, atau keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan
kepada masyarakat yang melintas dilokasi jalan yang sedang
dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan
jalan sementara sesuai Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas (RMKL), perlengkapan jalan/jembatan sementara dapat berupa.
1. Rambu panah berkedip.
2. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu
lintas.
4. Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5.Rambu peringatan.
6. Rambu petunjuk.
7. Peralatan Komunikasi dan lainnya.

Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan


rambu lalu lintas sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan
pedoman perambuan sementara untuk pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-
2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan jalan, dan
peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu
lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun
selama periode pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera,
termasuk pengecetan jika perlu oleh penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus
disingkirkan dari daerah kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga
tidak merusak kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika
tertabrak dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa
angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
G. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan
pekerjaan segera dilakukan demobilisasi kembali.Setelah semua
Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan
pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan
di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi.
Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari
pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan
pengawas/Direksi, dan PPK melakukan serah terima pekerjaan. Dalam
jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan
segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang
berkompeten dari PT. Hexapilar Perkasa yang telah berpengalaman dalam
penanganan proyek-proyek besar, khususnya dibidang jalan dan jembatan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja yang baik, atau
keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada masyarakat yang
melintas dilokasi jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus
menyediakan perlengkapan jalan sementara sesuai Rencana Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (RMKL), perlengkapan jalan/jembatan sementara dapat
berupa.
1. Rambu panah berkedip.
2. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4. Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5. Rambu peringatan.
6. Rambu petunjuk.
7. Peralatan Komunikasi dan lainnya.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan
sementara untuk pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3,
keselamatan dilokasi pekerjaan jalan, dan peraturan menteri perhubungan No.
PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas. Perlengkapan jalan sementara yang rusak
oleh sebab apapun selama periode pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti
segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari
daerah kerja.Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak
merusak kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan
harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat
lalu lintas kendaraan lewat.
A. Koordinator Manajemen Keselamatan Lalu Lintas .
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen
dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular
maupun khusus dengan direksi pekerja. KMKL harus siap
dihubungi pada setiap saat (24 jam perhari, 7 hari per minggu)
melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan –kesulitan,
keadaan darurat dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan manajemen
keselamatan selama periode pelaksanaan.
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1. Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifikasi,
dan lingkungan di mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari
pengaturan lalu lintas yang di gunakan dalam kegiatan dan
memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi sebagai mana
mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi,denah
serta peraturan-peraturan setempat.
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas
yang sesuai, memberi pendapat kepada direksi pekerjaan tentang
hal-hal terkait, dan memastikan bahwa RMKL telah
diimplemntasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan
efisiensi.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas
dengan direksi pekerjaan.
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa
sebelum pelaksanaan dimulai, dan rapat berkala yang dianggap
perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerja. Direksi
pekerjaan harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-
rapat ini.
B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu
Diperhatikan Oleh Penyedia Jasa.
1. Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama
periode konstruksi sesui ketentuan.
2. Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan
dan di koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi
menggunakan tenaga pengatur dan flagman dengan 3 shiff.
4. Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5. Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.

1.8 (2) Jembatan Sementara


Jembatan sementara digunakan secara khusus sebagai pengalihan
jalur/akses pengguna jalan pada tahap pelaksanaan khususnya pada proyek
penggantian jembatan.
Survey dan penentuan lokasi jembatan dilakukan sejak awal peninjauan
dengan memperhitungkan kekuatan struktur bentang efektif, konstruksi yang
digunakan, beban angkutan, arus lalu lintas dilokasi serta keamanan dna
kenyamanan pengguna jalan saat melewati jembatan.
1.21 Manajemen Mutu
Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk mengawasi
semua kegiatan dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa
produk dan layanan yang ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk
mencapainya bersifat konsisten.
Manajemen mutu terdiri dari empat komponen utama, yang
meliputi:

1. Perencanaan Kualitas – Proses mengidentifikasi standar kualitas


yang relevan dengan proyek dan memutuskan bagaimana cara
memenuhinya.
2. Peningkatan Kualitas – Perubahan yang disengaja dari suatu
proses untuk meningkatkan kepercayaan atau keandalan hasil.
3. Kontrol Kualitas – Upaya berkelanjutan untuk menegakkan
integritas dan keandalan proses dalam mencapai hasil.
4. Jaminan Kualitas – Tindakan sistematis atau terencana yang
diperlukan untuk menawarkan keandalan yang memadai sehingga
layanan atau produk tertentu akan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan.
DIVISI II
DRAINASE

2.1. Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Sebelum melaksanakan galian selokan drainase perlu dilakukan
pengukuran guna penentuan patok-patok dan titik elevasi serta arah galian selokan
drainase dan saluran air. Galian untuk selokan Drainase dan saluran air
dilaksanakan sepanjang sisi jalan yang dikerjakan. Penggalian dilakukan dengan
cara mekanik atau menggunakan alat berat.
Excavator menggali selokan drainase dan saluran air sesuai dengan
gambar rencana, atau sesuai petunjuk konsultan, dan pengawas lapangan. Tanah
hasil galian Excavator diangkat ke atas Dump truck dan di buang keluar lokasi
pekerjaan, setelah saluran terbentuk maka sekelompok pekerja merapikan galian
selokan drainase dan saluran air dengan menggunakan alat bantu.
Perlu Diperhatikan :
1. Lokasi pembuangan hasil galian ditunjukkan oleh direksi lapangan, seluruh
bahan galian dibuang dan diratakan agar tidak terjadi dampak lingkungan yang
mungkin terjadi.
2. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda
lebih dari 3 cm dari yang ditentukan atau yang disetujui pada setiap titik, untuk
menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
3. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang telah ditentukan atau
telah disetujui pada setiap titik.
4. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, penyedia jasa
harus meminta persetujuan Direksi pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan
dipasang.
5. Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen
lainnya yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh
saluran air yang ada maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak

menggangu aliran air, relokasi yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh
direksi lapangan.
A. Bahan / Material:
1. Tidak ada

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
2.2.(1)Pasangan Batu dengan Mortar
Pekerjaan ini meliputi pembuatan selokan terbuka, dengan pasangan batu
mortar dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan sesuai dengan garis ketinggian,
kelandaian dan ukuran sebagaimana tertera dalam gambar atau perintah direksi
pekerjaan.
Urutan Kerja :
1. Dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
2. Bahan diterima dilokasi pekerjaan.
3. Semen, Pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan concrete mixer.
4. Batu gunung/batu kali dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
sebelum dipasang.
5. Pasang patok bantu untuk memasang profil, profil dipasang pada setiap ujung
Saluran.
6. Pasang benang pada sisi luar profil sesuai dengan hasil pengukuran dan
gambar rencana.
7. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut, menurut perbandingan
campuran mortar pasir dan semen dan perbandingan batu dan mortar (mengacu
pada Buku Spesifikasi Pasal S12.04).
8. Pasang batukali/batu gunung dengan adukan sesuai ketinggian benang.
Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
9. Melakukan penyelesaian dan perapian serta pelesteran dengan mortar setelah
pemasangan pondasi bahu saluran
10. Bentuk dan ukuran saluran pasangan batu dengan mortar, sesuai dengan yang
termuat dalam gambar rencana.
Gambar. Pekerjaan Pasangan Batu Saluran

A. Bahan / Material:
1. Batu kali / gunung
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
DIVISI III
DRAINASE
3.1.1 Galian Biasa
Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa Manual ini akan dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu, dan jika
memungkinkan akan dilakukan dengan alat bantu lain yang sesuai, dimana
pelaksnaan pekerjaan ini akan dilakukanmulai dari bagian beakang dengan tujuan
untuk memudahkan mobilisasi, baik mobilisasi tenaga kerja, atau pembuangan
hasil galian jika diperlukan serta memudahkan dalam mobilisasi material.
Pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan menggunakan tenaga manusia
ini meliputi pekerjaan pemotongan tanah untuk mencapai elevasi rencana, serta
menyediakan perlatan antara lain : Cangku, sekop, linggis/gancu,
keranjang/gerobak dorong dan alat bantu lainnya.
Dalam Metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa dilakukan dengan
menentukan batas-batas penggalian dan kedalaman galian rencana, setelah batas
penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian tanah yang telah ditentukan
dan pada akhir galian dirapikan dengan menggunakan alat bantu.
Kedalaman Galian berdasarkan kedalaman elevasi rencana sesuai dengan gambar
rencana dan penggunaan dari pekerjaan galian tersebut.

3.1.3 Galian Struktur dengan Kedalaman 0 -2 Meter


Galian struktur untuk kedalaman 0-2 meter dilaksanakan dengan
menggunakan alat mekanis Excavator. Sebelum dilakukan penggalian terlebih
dahulu dilaksanakan pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk menentukan
kedalaman galian. Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur
dengan mempedomani gambar rencana atau atas petunjuk dari konsultan
pengawas/direksi lapangan.
Penggalian menggunakan alat berat ( Excavator) kemudian hasil galian
digusur keluar lokasi dengan menggunakan motor grader atau dimuat ke atas
dump truck dan dibuang keluar lokasi. Perapian galian dilaksanakan oleh
sekelompok pekerja.Setelah struktur beton sudah selesai selanjutnya ditimbun
dengan urugan pilihan pada samping struktur dengan menggunakan excavator.
A. Bahan / Material:
1. Tidak Ada

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
3.2.1 Timbunan Biasa
Timbunan biasa dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan dimana
timbunan diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat teknis dan
sudah disetujui oleh direksi untuk menjadi timbunan biasa. Material diangkut ke
dump truck oleh excavator kemudian dibawa ke lokasi penimbunan kemudian
dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan vibrator roller, dan pada saat
pemadatan material timbunan disiram air dengan menggunakan water tanker truck
secukupnya untuk mendapatkan kepadatan maksimal. Sekelompok pekerja
merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
Perlu diperhatikan juga :
 Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan,
dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar
air bahan diluar rentang yang diisyaratkan.
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa harus terdiri dari
bahan Timbunan yang disetujui oleh direksi lapangan.
 Timbunan Biasa dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan timbunan
yang mengandung organik daun daunan, rumputan dan akar.
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang di
isyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum
lapisan berikutnya dihampar.
 Timbunan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah
sumbu jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama.
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)
B. Peralatan yang digunakan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Vibrator Roller
5. Water Tanker Truck
6. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
3.2.2 Timbunan Biasa Pilihan
Timbunan pilihan dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan
dimana timbunan diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat
teknis dan sudah disetujui oleh direksi untuk menjadi timbunan pilihan. Timbunan
pilihan dari sumber galian yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan galian yang disetujui oleh direksi lapangan. Timbunan pilihan
dari sumber galian tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar
air bahan diluar rentang yang diisyaratkan. Seluruh permukaan akhir timbunan
yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk
menjamin aliran permukaan yang bebas.
Urutan Kerja :
1. Material diangkut dan diangkat/dimuat ke dump truck oleh Wheel
loader/Excavator kemudian dibawa ke lokasi penimbunan.
2. Timbunan dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan tandem roller.
3. Pada saat pemadatan material timbunan disiram air dengan menggunakan
water tanker secukupnya untuk mendapatkan kepadatan maksimal.
4. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
5. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan galian
yang mengandung organik daun-daunan,rumputan dan akar.
6. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
7. Setiap lapisan timbunan pilihan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
diisyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
8. Timbunan pilihan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak
menuju arah sumbu jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian (Quarry)
B. Peralatan yang digunakan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Vibrator Roller
5. Water Tanker Truck
6. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIVISI IV
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

4.2.2b Lapis Pondasi Agregat Kelas S


Lapis pondasi agregat kelas S adalah perkerasan berbutir yang digunakan
sebagai bahu jalan. Bahu jalan terletak di tepi kanan dan kiri badan jalan.
Biasanya lebar agregat kelas S 1,5 - 2 m dan tebal 15 cm. Campuran yang
digunakan untuk membuat LPS ini tergantung dari JMF yang telah dibuat oleh
kontraktor. Yang terpenting adalah memenuhi syarat Tabel 5.1.2. (2).
Contoh komposisi lapis pondasi agregat kelas S adalah
Fraksi 1 (10 - 25) = 30%
Fraksi 2 (Pasir) = 70%
Metode Pelaksanaan Agregat Kelas S
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas S biasa dilakukan setelah perkerasan
aspal AC-WC. Berikut metode pelaksanaan yang biasa dilakukan.
1. Material agregat S di atas LPB pada bahu jalan.
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan
menggunakan Stone Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1 dan 2 sesuai komposisi JMF.
Blending bisa menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia,
blending bisa menggunakan excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan
menggunakan dump truck.
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader disesuaikan
dengan kemiringan bahu jalan.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat
pemadatan perlu menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyiraman menggunakan truck water tank.
7. Pengujian ketebalan LPS atau tes spit
8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone.
Tingkat kepadatan sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 50%.
Proses pelaksanaan pondasi agregat harus benar- benar dilakukan sesuai dengan
prosedur karena sangat berpengaruh terhadap kualitas badan jalan

DIVISI V
PERKERASAN BERBUTIR

5.1.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Lapis pondasi agregat kelas A (LPA) adalah campuran agregat dengan
berbagai fraksi dan material yang digunakan untuk pondasi perkerasan aspal
maupun perkerasan beton. LPA ini berada di atas LPB. Perbedaan antara LPA dan
LPB adalah komposisi campuran dan kriteria pondasi. Kriteria pondasi agregat
kelas A bisa dilihat pada tabel di atas.
Contoh komposisi agregat kelas A pada JMF antara lain:
Fraksi 1 (20- 37.5) = 38%
Fraksi 2 (10- 20) = 19%
Fraksi 3 (0 - 10) = 25%
Fraksi 4 (pasir) = 18%
Komposisi di atas tidak mutlak karena setiap proyek mempunyai JMF sendiri.
Yang terpenting adalah memenuhi kriteria pada tabel 5.1.2. (2)
Metode Pelaksanaan Agregat Kelas A
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas A hampir sama dengan LPB. Berikut
langkah kerja pondasi agregat kelas A.
1. Apabila lapis pondasi agregat kelas B sudah finish grade, maka
dilanjutkan dengan agregat kelas A
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan
menggunakan Stone Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1, 2, 3 dan 4 sesuai komposisi
JMF. Blending bisa menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia,
blending bisa menggunakan excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan
menggunakan dump truck.
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal
hamparan agregat maksimum 20 cm.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat
pemadatan perlu menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyiraman menggunakan truck water tank.
7. Pengujian ketebalan LPA atau tes spit
8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone.
Tingkat kepadatan sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 90%.
5.3.1 Perkerasan Beton Semen
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-05-
2004-B) prosedur pelaksanaan perkerasan beton mencakup persyaratan bahan,
penyiapan tanah dasar dan lapis pondasi, penyiapan pembetonan, pembetonan,
pengendalian mutu dan pembukaan untuk lalu-lintas.
Hal utama yang harus dilakukan dalam pengawasan selama pelaksanaan
perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan awal
 Mempelajari gambar rencana dan spsefikasi
 Pemahaman lebih dalam terhadap lokasi proyek, lajur dan kemiringan
 Peralatan dan organisasi kontraktor
 Penentuan tugas dan tanggung jawab
 Menentukan pengujian, pencatatan dan laporan yang diperlukan
2. Bahan
Semua bahan harus diindentifikasi mengenai sumber, jumlah dan kesesuaian
dengan persyaratan, penanganan, penimbangan dan pembuangan bahan yang
ditolak. Bahan tersebut meliputi :
 Semen
 Agregat
 Air
 Bahan tambah
 Tulangan, ruji dan bahan pengikat
 Material perawatan beton
 Bahan sambungan
3. Perbandingan campuran
 Pengujian agregat meliputi gradasi, berat jenis, penyerapan, kadar lempung
 Data perencanaan campuran meliputi kadar semen, proporsi agregat, air,
rongga udara, kelecakan dan kekuatan
 Volume takaran meliputi ukuran takaran, berat material dalam takaran dan
koreksi kadar air agregat
4. Unit penakaran/penimbangan meliputi
 Pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan mengukur semen, agregat, air
dan bahan tambah
 Pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkut dan skala
timbangan
5. Unit pencampuran
Pemeriksana peralatan pencampuran, lama waktu pencampuran, alat pengatur
waktu dan penghitungan jumlah takaran sebelum pengecoran beton semen
 Acuan : kecocokan acuan, alinyemen, kemiringan dan ruji
 Tanah dasar : kerataan, pemeriksaan permukaan akhir dan kadar air
 Sambungan muai : bahan sambungan, lokasi, alinyemen, dudukan dan ruji
6. Pembetonan
 Persiapan meliputi bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja dan bahan
pelindung cuaca
 Pencampuran meliputi jenis peralatan, konsistensi, kadar udara, pemisahan
butir (segregasi) dan keterlambatan
 Pengangkutan meliputi batas waktu, pengecekan pemisahan butir dan
perubahan konsistensi
 Pengecoran meliputi penempatan adukan, pemisahan butir, kelurusan dan
kerataan, lingkungan, pengteksturan dan perapihan tepi
 Pembentukan sambungan susut meliputi pembentukan sambungan, alinyemen,
perapihan tepi dan pemeriksaan permukaan sambungan
7. Setelah pembetonan
 Waktu pembongkaran acuan, kerusakan agar dihindari
 Perawatan meliputi metode, peralatan dan bahan, keseragaman, waktu mulai
perawatan dan lama waktu perawatan
 Perlindungan meliputi beton basah, hujan, lalu-lintas, cuaca dingin, cuaca
panas dan pencatatan temperatur
 Sambungan yang digergaji meliputi peralatan, temperatur, bahan penutup,
pembersihan sambungan dan penutup
 Pemeriksaan permukaan meliputi kelurusan dan kerataan, perbaikan atau
penggantian
8. Pengujian beton semen
 Campuran beton basah, pengujian kelecakan (dengan slump) dan kadar udara
 Pengujin kekuatan, pengambilan contoh, pembuatan benda uji, penyimpanan
dan perawatan benda uji, pengujian kuat tekan, pengujian kuat tarik lentur,
pengambilan contoh inti dan penggergajian perkerasan untuk pengujian kuat
tarik lentur.

DIVISI VI

PERKERASAN ASPAL

6.3 (5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)


Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC L) adalah
campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang
campurannya menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan
kadar abutmen 20 %, yang dicampur di unit pencampuran Asphalt (UPA),
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, dengan
ketebalan padat 5 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan
semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian
material dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan
pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang
tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan
DMF hingga persetujuan JMF.
PELAKSANAAN :
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt Asbuton butir di campur di unit pencampuran asphalt dengan
komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas
kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher,
kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type
Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan pemadatan
dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang
disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan
yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan
tepian sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu
lintas yang lewat.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset,
Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat
bantu.
Bahan Anti Pengelupasan (Anti Stripping Agent)
Bahan anti pengelupasan menggunakan bahan additive (Anti Stripping
Agent) yang ditambahkan terdiri atas bahan kimia yang dicampur dengan Laston
dengan kombinasi campuran yang telah ditetapkan dan sumbernya disetujui oleh
Direksi Pekerjaaan. Anti Stripping Agent sebagai bahan tambahan campuran
Laston AC-WC selain Aspal Minyak yang telah dicampur pada Lapisan AC-WC
itu sendiri digunakan sebagai bahan tambahan pengikat antara Lapis Resap
Pengikat-Aspal cair dan Laston AC-WC, bahan ini memberikan makna dan fungsi
khusus untuk menambah kekakuan ikatan antara kedua lapisan tersebut, sehingga
hasil maksimal yang dicapai untuk ikatan tersebut lebih terpenuhi dan tercapai.
6.3 (5a) Laston Lapis Aus (AC-BC)
Dilokasi existing permukaan aspal lama yang terjadi perbedaan tinggi dan
tidak merata /bergelombang dilakukan perataan (levelling) dengan mengunakan
material Laston Lapis Antara Perata (AC-BC).
PELAKSANAAN :
Hampir sama dengan Pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-WC) pekerjaan ini
meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat
dengan aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan.
AC-BC dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian
dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk
menahan suhu AC-BC tetap stabil lalu dikirm kelokasi pekerjaan yang telah siap
peralatan mekanik seperti finisher alat penhampar dan alat-alat pemadat. Bahan
dituang ke bak finisher dari dumptruck, finisher menghampar campuran aspal
panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat
dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian
dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga
mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan
menggunakan mesin gilas roda karet demikian seterusnya pekerjaan dilakukan
atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya kami telah mengajukan hasil
pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada konsultan
pengawas dan Direksi lapangan

DIVISI VII
STRUKTUR

7.1. (7)a Beton Mutu Sedang fc’ 20 MPa Lantai Jembatan


Beton mutu sedang pada pekerjaan ini digunakan untuk pada lantai
jembatan.Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan
JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi
Lapangan. Agregat beton fc’ 20 MPa dicampur sesuai dengan komposisinya
agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concretepan mixer/batching
plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan pengawas, kemudian dicampur dengan air secukupnya.Campuran beton
mutu sedang fc’20MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi
pengecoran.Sebelum pengecoran dimulai perlu diperhatikan lahan,bekisting dan
pembesianlantai jembatan telah terpasang atau siap dengan baik sesuai gambar
rencana pada dokumen kontrak.Selama proses pengecoran sekelompok pekerja
membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan
direksi lapangan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm,
pembuatan bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh
tukang dan pekerja di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk
permukaan beton yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati
bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada
percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui
oleh konsultan pengawas dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton,semen,agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan
Mixer atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian
campuran material tersebut dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dengan menggunakan
truck mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan
harus mampu menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang
diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai
dengan gambar rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting
harus dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh
melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan pengetar mekanis/Concrete Vibrator,
penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 20 MPa harus segera dirawat, setelah finishing
selesai seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan air
dengan mengguanakan water tanker truck dan di tutup dengan karung goni
atau curing compound.
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pengecoran Lantai Jembatan

7.1 (10) Beton Mutu Rendahfc’ 10 Mpa


Beton mutu rendah f’c 10 Mpa digunakan pada lantai kerja. Sebelum
melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD
campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat
beton fc’ 10 MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir
beton, semen dicampur dalam concretepan mixer/batching plantsesuai komposisi
mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan, kemudian
dicampur dengan air secukupnya.Campuran beton mutu rendah fc’10 MPa
kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran.Sebelum pengecoran
dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen
kontrak.Selama pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan
memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan
direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm,
pembuatan bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh
tukang dan pekerja di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk
permukaan beton yang terexpos.
6. Lapis beton mutu rendah fc’ 10 MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati
bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada
percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui
oleh konsultan dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan
Mixer atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian
campuran material tersebut dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton mutu rendah fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck
mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus
mampu menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai
dengan gambar rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting
harus dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh
melampaui 1 meter dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator,
penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
15. Beton mutu rendah fc’ 10 MPa harus segera dirawat, setelah finishing
selesai seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi
kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan. Penyemprotan air
dengan mengguanakan water tanker truck dan ditutup dengan karung goni
atau curing compound.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL

Dalam PT KONTRAKAN BERSAUDARA, maka Komposisi Tim dan


Penugasanya serta Tanggung Jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Team Leader
Tugas dan tanggung jawab Pemimpin Tim meliputi, namun tidak
terbatas pada hal-hal tersebut di bawah ini :
a. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam
pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan pekerjaan seperti yang
telah diuraikan/ ditentukan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK)
ini dengan efektif, dan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

b. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam


pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang ditanganinya,
antara lain survey penentuan lokasi penyelidikan geoteknik
yang paling tepat, bangunan pelengkap serta pemilihan trase
jalan (bila perlu).

c. Memeriksa dan menganalisa data lapangan serta membuat


perhitungan perencanaan jembatan, perencanaan perkerasan,
perencanaan struktur/ konstruksl bangunan permanen
penanggulangan longsoran dan gambar-gambar yang diperlukan
sesuai ketentuan.

d. Menjamin bahwa perencanaan jembatan dan struktur permanent


penanggulangan longsoran yang dihasilkan adalah pilihan yang
terbaik, ekonomis dan sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.

e. Bekerja sama dengan Tenaga Ahli dan staf teknik


lainnya yang membantu melaksanakan pekerjaan perencanaan
ini, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan
pengguna jasa.
f. Mengasistensikan semua hasil pekerjaan secara bertahap dan
teratur kepada pengguna jasa agar hasil akhir pekerjaan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja ini.
g. Membuat laporan-laporan sesuai KAK ini dan diserahkan tepat
pada waktunya.
2. Ahli Jalan dan Jembatan
a. Kriteria standar desain jembatan yang antara lain adalah standar
desain bangunan bawah jembatan, atas jembatan, jalan
pendekat, bangunan pelengkap, gambar teknik dan gambar
detail,

b. Rencana dan jadwal kerja secara rinci yang antara lain adalah
rencana kerja, gambar teknik dan gambar detail, hubungan
keterkaitan antar kegiatan, jadwal mobilisasi dan demobilisasi
sumber daya secara rinci.
c. Spesifikasi yang tertuang dalam kontak yang antara lain adalah
spesifikasi teknis.
d. Pelaksanaan pekerjaan jembatan yang antara lain adalah
penyusunan rencana kerja, kebutuhan sumber daya dan
pelaksanaan pekerjaan
e. Perhitungan biaya konstruksi yang antara lain adalah batasan
dan asumsi perhitungan biaya, harga satuan dasar, harga satuan
komponen biaya pekerjaan, analisa harga satuan pekerjaan,
perhitungan total biaya konstruksi.
f. Pengendalian mutu, sumber daya dan waktu yang antara lain
adalah pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan,
pengendalian sumber daya serta waktu pelaksanaan pekerjaan
g. Pengukuran hasil pekerjaan dan pelaporan yang antara lain
adalah pengukuran alinyemen, level / ketinggian dan kelurusan,
volume peritem pekerjaan, pencatatan penggunaan sumber daya
serta pelaporan hasil pekerjaan.
h. Manajemen pelaksanaan konstruksi yang antara lain adalah
memanajemen pelaksanaan konstruksi, pengelolaan sumber
daya, pengelolaan proses, mutu dan waktu serta koordiansi
secara sinergi.
i. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3), etika profesi dan budaya
kerja yang antara lain adalah etika profesi pelaksanaan
konstruksi, tanggung jawab dan resiko profesi dalam UUJK,
hubungan etika, tanggung jawab dan resiko profesi dengan
pelaksanaan pekerjaan serta etos kerja dan good corporate
governance.

3. Ahli Tanah/ Geoteknik Engineer


Ahli Geoteknik harus sudah berpengalaman profesional dalam
bidangnya selama 1 (satu) tahun setelah lulus dalam bidang tersebut.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a. Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan
perhitungan-perhitungan mekanika tanah.
b. Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah
yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat
dan stabilitas badan jalan/ lereng jalan untuk tahap perencanaan
teknik penanggulangan longsoran.
c. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya
kepada Pemimpin Tim/ Team Leader.
4. Ahli Pengukuran/ Geodesi Engineer
Ahli Pengukuran harus sudah berpengalaman profesional selama 1
(satu) tahun setelah lulus dalam bidang tersebut diatas serta menguasai
program CAD secara profesional.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Pengukuran meliputi :
a. Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang
yang terlibat dalam pelaksanaan jenis pekerjaan yang
ditanganinya, antara lain survey pengukuran, dan pengolahan
datanya.

b. Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran


topografl, dan menjamin bahwa gambar topografl yang
dihasilkan benar-benar akurat dan siap digunakan untuk tahap
perencanaan teknis secara tepat waktu.

c. Membuat laporan hasil pekerjaannya secara detail dan lengkap.

d. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya


kepada Pemimpin Tim/ Team Leader.

5. Ahli Cost Estimator


Tugas ahli Cost Estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah,
menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan
kuantitas pekerjaan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi,
serta harus menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan
dan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan
akurat.
6. Cad Operator
Tugas dan tanggung jawab teknisi Cad Operator adalah melaksanakan
pekerjaan penggambaran agar dapat digunakan untuk proses
perancangan / dokumentasi / teknis pelasanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis / petunjuk arsitek atau atasan langsung.
7. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab teknisiSurveyor adalah melaksanakan
pekerjaan Pengukuran di lapangan.
8. Tenaga Administrasi
Tugas dan tanggunng jawab Tenaga administrasi membuat laporan
keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, laporan
bobot prestasi proyek.

Anda mungkin juga menyukai