Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta

(Mycobacterium leprae) yang bersifat intraselular obligat. Saraf tepi/ perifer sebagai afinitas

pertama, lalu kulit dan mukosa saluran nafas bagian atas, kemudian dapat ke organ tubuh

lainnya kecuali susunan saraf pusat. (Pedoman pentakit kusta 2012)

Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama, disebut

juga Cardinal sign, yaitu lesi (kelainan kulit yang mati rasa), penebalan saraf tepi disertai

gangguan fungsi saraf dan adanya bakteri tahan asam (BTA) dari kerokan kulit. Seseorang

dinyatakan sebagai pasien kusta apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama diatas. 5,6 Setelah

seseorang didiagnosis menderita kusta, maka tahap selanjutnya harus ditetapkan tipe atau

klasifikasinya. Pada tahun 1982 sekelompok ahli WHO mengembangkan klasifikasi untuk

memudahkan pengobatan di lapangan. Dalam klasifikasi ini seluruh penderita kusta hanya

dibagi dalam 2 tipe yaitu tipe Paucibacillary (PB) dan tipe Multibacillary (MB). Dasar dari

klasifikasi ini adalah gambaran klinis dan hasil pemeriksaan BTA melalui skin smear.3

Pedoman utama untuk menentukan klasifikasi atau tipe penyakit kusta menurut WHO adalah

pada kusta tipe PB jumlah lesi adalah satu sampai 5 lesi, penebalan saraf tepi yang disertai

dengan gangguan fungsi hanya mengenai satu saraf tepi dan hasil dari pemeriksaan

bakteriologis (BTA) adalah negatif. Sedangkan pada kusta tipe MB, dijumpai jumlah lesi lebih

dari 5 dan penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi adalah lebih dari satu saraf dan

hasil dari pemeriksaan bakteriologis (BTA) adalah positif.7

Reaksi kusta merupakan berbagai gejala dan tanda peradangan akut lesi kusta yang

dapat dianggap sebagai bagian perjalanan penyakit kusta. Terdapat dua jenis reaksi kusta yaitu

tipe 1 dan tipe 2. Reaksi tipe 2 yang dikenal dengan nama eritema nodosum leprosum

merupakan reaksi tipe III menurut Coomb dan Gell dengan gambaran klinis berupa nodul yang

terasa nyeri 2 dan lunak, berwarna merah terang, yang muncul diatas kulit yang tampak normal,
yang terdapat pada kulit atau jaringan subkutan di seluruh tubuh terutama wajah, lengan dan

tungkai disertai keluhan sistemik. 8,9

Obat anti reaksi terdiri dari Prednison, obat ini digunakan untuk penanganan reaksi;

Lamprene, obat ini dipergunakan untuk penanganan/pengobatan reaksi ENL yang berulang;

atau Thalidomid, obat ini tidak dipergunakan dalam program.10

Anda mungkin juga menyukai