Reaksi Kusta
Reaksi Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta
(Mycobacterium leprae) yang bersifat intraselular obligat. Saraf tepi/ perifer sebagai afinitas
pertama, lalu kulit dan mukosa saluran nafas bagian atas, kemudian dapat ke organ tubuh
Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama, disebut
juga Cardinal sign, yaitu lesi (kelainan kulit yang mati rasa), penebalan saraf tepi disertai
gangguan fungsi saraf dan adanya bakteri tahan asam (BTA) dari kerokan kulit. Seseorang
dinyatakan sebagai pasien kusta apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama diatas. 5,6 Setelah
seseorang didiagnosis menderita kusta, maka tahap selanjutnya harus ditetapkan tipe atau
klasifikasinya. Pada tahun 1982 sekelompok ahli WHO mengembangkan klasifikasi untuk
memudahkan pengobatan di lapangan. Dalam klasifikasi ini seluruh penderita kusta hanya
dibagi dalam 2 tipe yaitu tipe Paucibacillary (PB) dan tipe Multibacillary (MB). Dasar dari
klasifikasi ini adalah gambaran klinis dan hasil pemeriksaan BTA melalui skin smear.3
Pedoman utama untuk menentukan klasifikasi atau tipe penyakit kusta menurut WHO adalah
pada kusta tipe PB jumlah lesi adalah satu sampai 5 lesi, penebalan saraf tepi yang disertai
dengan gangguan fungsi hanya mengenai satu saraf tepi dan hasil dari pemeriksaan
bakteriologis (BTA) adalah negatif. Sedangkan pada kusta tipe MB, dijumpai jumlah lesi lebih
dari 5 dan penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi adalah lebih dari satu saraf dan
Reaksi kusta merupakan berbagai gejala dan tanda peradangan akut lesi kusta yang
dapat dianggap sebagai bagian perjalanan penyakit kusta. Terdapat dua jenis reaksi kusta yaitu
tipe 1 dan tipe 2. Reaksi tipe 2 yang dikenal dengan nama eritema nodosum leprosum
merupakan reaksi tipe III menurut Coomb dan Gell dengan gambaran klinis berupa nodul yang
terasa nyeri 2 dan lunak, berwarna merah terang, yang muncul diatas kulit yang tampak normal,
yang terdapat pada kulit atau jaringan subkutan di seluruh tubuh terutama wajah, lengan dan
Obat anti reaksi terdiri dari Prednison, obat ini digunakan untuk penanganan reaksi;
Lamprene, obat ini dipergunakan untuk penanganan/pengobatan reaksi ENL yang berulang;