Di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris, psikogeriatris menggunakan the Mini Mental
State Examination (MMSE) sebagai instrumen untuk menilai kognitif pasien. Tes ini meski
paling sering digunakan, memiliki kelemahan pada waktu yang dibutuhkan untuk tes tersebut.
MMSE menggunakan instrumen penilaian 30 poin. Instrumen ini pertama dikembangkan sebagai
skrining kelainan kognitif untuk membedakan antara kelainan organik dan non organik
(misalnya schizophrenia). Pada saat ini, MMSE merupakan metode untuk skrining dan
monitoring perkembangan demensia dan delirium. MMSE berkorelasi baik dengan skor tes
skrining kognitif yang lain. Waktu yang dibutuhkan rata-rata 8 menit dengan rentang 4-21 menit.
Skor pada MMSE bisa bias karena pengaruh tingkat pendidikan, perbedaan bahasa, dan
hambatan budaya. Pasien dengan tingkat pendidikan lebih rendah dapat keliru diklasifikasikan
sebagai gila, dan pada pasien dengan tingkat pendidikan tinggi bisa tidak terdeteksi. Skor MMSE
umumnya menurun dengan bertambahnya usia. Beberapa penulis menyarankan untuk
menurunkan batas pada usia lanjut, yaitu <20 adanya="" angalos="" dapat="" demensia=""
disebabkan="" indikasi="" ini="" kelainan.="" kelompok="" lanjut="" meskipun="" o:p=""
pada="" parker="" prevalensi="" rata-rata="" rendah="" skor="" tingginya="" untuk="" usia=""
yang="">
Skor 30 tidak selalu berarti fungsi kognitif normal dan skor nol bukan berarti tidak ada
kognisi secara absolut. Tes ini tidak punya kapasitas mencukupi untuk tes fungsi frontal/
eksekutif atau fungsi visuospasial (khususnya parietal kanan). Tugas segilima pada MMSE
memerintahkan pasien menirukan gambar dan tidak menilai kemampuan merencanakan. Sebagai
akibatnya tes ini mempunyai keterbatasan untuk mendeteksi demensia non Alzheimer, seperti
kelainan kognitif pasca stroke, dan demensia frontotemporal atau subkortikal pada fase awal
(Tangalos,1996).
Untuk mengurangi bias atau kelemahan MMSE, dikembangkan beberapa tes lain seperti
Standardized Mini-Mental State Examination (SMMSE) diperkenalkan sebagai upaya
menurunkan variasi skor inter rater (Parker,2004). The Abbreviated Mental Test (AMT), Mini-
Cog (dapat dikerjakan dalam 3 menit) dan Six-Item Screener (SIS) (mempunyai 6 pertanyaan)
sehingga lebih memungkinkan penggunaan tes ini secara rutin pada pasien usia lanjut di rumah
sakit yang sibuk atau di UGD. Clock Drawing Test (CDT) mempunyai keuntungan relatif
terhindar dari bias karena faktor tingkat intelektual, bahasa, dan budaya. The General
Practitioner Assessment of Cognition (GPCOG) digunakan untuk menguji memori kejadian yang
baru terjadi dan orientasi. Six-Item Cognitive Impairment Test (6CIT) menggunakan beban skor
yang berbeda pada masing-masing item (Holmes,1996; Tangalos,1996; Swain,1999).
Nama Responden : Nama Pewawancara :
Umur Responden : Tanggal Wawancara :
Pendidikan : Jam mulai :
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nilai Nilai
Maksimum Responden
ORIENTASI
5 Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?
5 Sekarang kita berada di mana?
(Nama rumah sakit atau instansi)
(Instansi, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)
REGISTRASI
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya: (bola,
kursi, sepatu). Satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah
responden mengulang ketiga nama benda tersebut.
Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah
ulangi penyebutan ketiga nama tersebut sampai responden dapat
mengatakannya dengan benar:
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : ______ kali
ATENSI DAN KALKULASI
5
Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke bawah.
Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65). Kemungkinan
lain ejaan kata dengan lima huruf, misalnya 'DUNIA' dari akhir ke
awal/ dari kanan ke kiri :'AINUD'
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban benar.
MENGINGAT
3 Tanyakan kembali nama ketiga benda yang telah disebut di atas.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9
a. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil dan arloji (2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut :"JIKA TIDAK, DAN ATAU
TAPI" (1 nilai)
c. Laksanakan 3 perintah ini :
Peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkan di
lantai (3 nilai)
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut
"PEJAMKAN MATA ANDA" (1 nilai)
e. Tulislah sebuah kalimat ! (1 nilai)
f. Tirulah gambar ini ! (1 nilai)
Jam
selesai :
Tempat
wawancara :
Ingatan (3poin)
Pasien diperintahkan untuk mengucapkan 3 kata yang diberikan sebelumnya kepada pasien dan
disuruh mengingatnya. Pemberian skor dihitung berdasarkan jumlah jawaban yang benar.
Kesimpulan
Penilaian fungsi kognitif pada lanjut usia penting karena dengan bertambahnya umur,
terjadi perubahan pada otak yang memicu perubahan proses berpikir dan perilaku. Perbedaan
tersebut mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada tahap awal proses, yang dipengaruhi oleh
fungsi sosial dan aktifitas pekerjaan.
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah The Mini Mental State Examination
(MMSE) dan Abbreviated Mental Test Score (AMT). MMSE menilai orientasi, registrasi,
perhatian dan kalkulasi, ingatan, bahasa dan praktek, dan menirukan. Interpretasi penilaian
MMSE adalah kelainan kognitif didapatkan pada skor < 24. AMT merupakan instrumen untuk
menilai fungsi kognitif pada lanjut usia dengan waktu yang lebih singkat dan sederhana daripada
MMSE. Sensitifitas dan spesifisitas AMT lebih rendah daripada MMSE. AMT menilai memori
baru dan lama, atensi, dan orientasi. Skor <8 adanya="" bermakna.="" defisit="" kognitif=""
menunjukkan="" o:p="" yang="">