Anda di halaman 1dari 2

Bullying Menjadikan Siswa Tidak Percaya Diri

Oleh : Siti Magfiroh

Bullying adalah tindakan dimana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau
mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti
dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainya. Dalam bentuk verbal seperti
menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar. Dalam bentuk sosial seperti
mengucilkan, dan mengabaikan orang. Bullying juga dapat terjadi di media sosial yang mana
mereka (pelaku bullying) menghina-hina, meneror seseorang malalui kolom komentar dan
pesan di dalam media sosial. Selain itu mereka juga melakukannya melalui via SMS dan
telepon.

Seseorang melakukan bullying karena mereka akan mendapatkan kepuasan dalam


menindas orang lain. Biasanya para pelaku bullying ini iri pada kelebihan seseorang yang mana
tidak dimiliki para pelaku bullying ini. Alasan lainnya adalah ketika seseorang memiliki sifat
yang berbeda di dalam kelompok/kelas. Bullying terjadi di dalam lingkugan sekolah, yang
mana terdapat banyak siswa yang memiliki sifat yang berbeda.

Di lingkungan sekolah tindakan bullying sangat marak. Dibeberapa daerah di Indonesia


tindakan bullying berujung fatal. Hal ini sangat miris, karena tindakan demikian sangat
bertolak belakang dengan budaya luhur bangsa Indonesia yaitu toleransi. Tindakan bullying
terjadi diberbagai jenjang pendidikan, mulai sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi.

Bagi siswa yang dibully, mereka akan merasakan dampak psikis yang pada akhirnya
menjadikan sekolah mereka terganggu. Salah satu bentuk dampak psikis ini adalah
menurunnya tingkat kepercayaan diri siswa. Siswa yang biasa dibully akan memiliki
kepercayan diri yang rendah dalam menghadapi berbagai persoalan. Akibatnya siswa tidak
dapat bersosialisasi dengan dunia luar, mereka merasa ketakutan menghadapi dunia luar
sehingga mereka mengurung diri di dalam rumah.

Pembelajaran juga akan terganggu jika seorang siswa memiliki kepercayaan diri yang
rendah. Mengapa demikian? Karena proses belajar mengajar tidak akan sampai secara efektif
jika jiwa/psikis siswa kurang siap dalam menerima pelajaran. Siswa tidak dapat berkonsentari
dalam belajar, hal tersebut kemudian akan mempengaruhi prestasi akademiknya. Jika hal ini
terjadi, maka tujuan dari pendidikan tidak tersampaikan dengan baik.
Selain itu mereka juga akan merasa depresi dan stress yang mempengaruhi kesehatan
mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri karena mereka merasa bahwa diri mereka itu tidak ada gunanya, mereka merasa sangat
benci terhadap diri mereka sendiri.

Dilihat dari dampak bullying ini, maka tindakan bullying ini harus segera diselesaikan.
Salah satu cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini adalah orang tua dan guru harus
saling bersinergi dalam menumbuhkan karakter baik bagi siswa. Mereka harus bekerja sama
dalam mendidik siswa, di lingkungan dalam dengan orang tuanya dan di lingkungan sekolah
dengan gurunya. Sebagai orang tua, ajarkan anak untuk membela dirinya sendiri dikala tidak
ada orang dewasa yang berada di dekatnya. Anak juga harus diajarkan untuk menghadapi
beragam situasi tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam lingkungannya. Sebagai
seorang guru, ajarkan siswa untuk bersosialisasi yang baik dengan teman sebaya atau dengan
orang yang lebih tua. Guru dan orang tua juga harus mempunyai sikap dan perilaku yang baik
kepada anak/siswanya agar dapat dicontoh oleh anak/siswa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai