FISIKA KUANTUM
Persamaan Schrodinger
ARSEL BUNGKURAN
NATIVA LAMPEANG
YISSIA BUKA
JURUSAN FISIKA
2019
BAB 3
PERSAMAAN SCHRODINGER
3.1 PENDAHULUAN
Hukum yang mengatur tentang perilaku sistem mikroskopik secara radikal berbeda
dari yang ada pada sistem makroskopik. Organ sensorik kita dapat memiliki presepsi
langsung hanya pada objek makroskopik dan gambar ilustrasi objaek tersebut sangat berguna
dalam deskripsi perilaku objek makroskopik. Tetapi gambar-gambar ini tidak lagi dapat
ditransfer ke deskripsi perilaku objek dari dunia mikro. Oleh karena itu pendekatan terbaik
untuk membuang sejak awal kecenderungan untuk membangun gambar ilustratif objek
mikroskopik dan fenomena yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, elektron menjadi bola
bermuatan negatif yang melakukan gerakan orbital dan putaran sama sekali tidak realistis.
Mekanika kuantum yang mempelajari perilaku objek-objek dunia mikro, menggunakan
konsep-konsep abstrak dan seluruh struktur sistem mekanika ini dikembangkan pada
beberapa postulat. Werner Heisenberg dan P.A.M Dirac meletakan dasar formalisme abstrak
mekanika kuantum. Bahasa mekanika kuantum sangat aneh dan ketidakmungkinan
representasi visual dan bahasa matematika yang rumit membuat mekanika kuantup lebih sulit
dipahami.
Konsep keadaan adalah hal dasar pertama dimana struktur mekanika kuantum
dibangun. Untuk menjelaskannya, kita dapat mengambil contoh sistem sederhana yaitu atom
hidrogen dalam medan magnet. Sistem ini terdiri dari proton, elektron, dan medan magnet
yang diterapkan. Setiap komponen sistem berinteraksi dengan yang lain sesuai akan berbagai
gerakan yang mungkin dari konstituen sistem sistem dengan hukum interaksi. Setiap gerak
seperti itu disebut keadaan sistem. Keadaan ini dilambangkan dengan fungsi kompleks ψ.
Semua informasi yang dapat diketahui tentang sistem dapat diturunkan dari fungsi ini jika
kita dapat mengabaikan hukum yang menjelaskan evolusi ψ dengan koordinat ruang dan
waktu.
𝜕 2𝜓 1 𝜕 2𝜓
= … … … … … … … … … … … … … (3.1.1)
𝜕𝑥 2 𝑣 2 𝜕𝑡 2
Dimana fungsi ψ mempresentasika perpindahan medium jika terjadi gelombang
mekanis dan komponen medan listrik dan magnetik jika terjadi gelombang elektromagnetik.
Wajar untuk mengharapkan bhwa fungsi gelombang yang menggambarkan partikel material
menjadi solusi dari beberapa jenis persamaan diferensial seperti persamaan (3.1.1). sudah
diketahui fakta bahwa persamaan gelombang untuk gelombang mekanis diturunkan dari
hukum gerak newton dan persamaan gelombang untuk gelombang elektromagnetik
diturunkan dari persamaan medan elektromagnetik Maxwell. Sayangnya tidak ada persamaan
fundamental dari mana persamaan gelombang untuk gelombang materi dapat diturunkan.
Erwin schrodinger yang menebak persamaan yang tepat untuk gelombang materi. Persamaan
Schrodinger adalah postulat dalam arti yang sama dengan postulat teori relativitas khusus dan
hukum-hukum termodinamika. Tidak ada yang dapat diturunkan dari prinsip lain. Persamaan
ini adalah dugaan dan harus berdiri atau jatuh oleh uji eksperimen. Telah ditemukan bahwa
persamaan gelombang Schrodinger mengarah pada kesimpulan yang sesuai dengan
eksperimen dan oleh karena itu kita dapat menganggapnya sebagai dalil yang valid dalam
pengembangan kisah mekanika kuantum.
px = ℏk x , E = ℏω … … … … … … … … … (3.2.2)
Et px x
ψ(x, t) = Aexp {−i ( − )} … … … … … … … (3.2.3)
ℏ ℏ
Dari persamaan (3.2.3)
∂ψ iE
=− ψ
∂t ℏ
∂ψ
iℏ = Eψ … … … … … … … … … . . (3.2.4)
∂t
Dengan cara yang sama
∂ψ ipx
= ψ
∂x ℏ
∂ψ
−iℏ = px ψ … … … … … … … … … … … (3.2.5)
∂x
Turunan persamaan (3.2.5) sekali lagi dengan mematuhi x, kita mendapatkan
∂2 ψ ∂ψ p2 x
−iℏ 2 = px =i ψ
∂x ∂x ℏ
∂2 ψ
−iℏ = p2 x ψ … … … … … … … … … … … … (3.2.6)
∂x 2
Untuk yang non-relativistik partikel bebas, energi total E dari partikel yang bergerak pada
arah x adalah sama dengan energi kinetik T.
p2 x
E=T=
2m
Perkalian kedua sisi persamaan di atas oleh Ψ, kita mendapatkan
p2 x
Eψ = ψ … … … … … … … … … … … … … (3.2.7)
2m
Menggunakan persamaan (3.2.4) dan (3.2.6) kita bisa tulis pada persamaan (3.2.7) sebagai
∂ψ ℏ ∂2 ψ
iℏ =− … … … … … … … … … … … (3.2.8)
∂t 2m ∂x 2
Persamaan ini dikenal sebagai Schrodinger tergantung waktu untuk partikel bebas.
Jika partikel bergerak dalam medan gaya yang diakibatkan oleh fungsi senergi potensial V,
total energinya adalah
p2 x
E= = V(x)
2m
dan persamaan Schrodinger adalah
∂ψ ℏ ∂2 ψ
iℏ =− + Vψ … … … … … … … … … … (3.2.8)
∂t 2m ∂x 2
Jika partikel bebas dalam tida dimensi, diwakili oleh fungsi gelombang
i
= A exp {− (Et − px x − py y − pz z)} … … … … … … … … (3.2.10)
ℏ
Dari persamaan (3.2.10), kita mendapatkan
∂ψ
iℏ = Eψ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (3.2.11)
∂t
∂ψ ∂2 ψ
2
iℏ = px ψ dan −ℏ 2
= p2 x ψ … … … … … … … (3.2.12)
∂x ∂x
∂ψ ∂2 ψ
2
iℏ = py ψ dan −ℏ = p2 y ψ … … … … … … … (3.2.13)
∂y ∂y 2
∂ψ ∂2 ψ
2
iℏ = pz ψ dan −ℏ 2
= p2 z ψ … … … … … … … (3.2.14)
∂z ∂z
Energi total dari partikel adalah
2
p2 x p y p2 z
E= + + + V(x, y, z) … … … … … … … … (3.2.15)
2m 2m 2m
Penggunaan persamaan (3.2.11) dan (3.2.12,13 dan 14) dapat kita tulis ke persamaan (3.2.15)
∂ψ ℏ ∂2 ∂2 ∂2
iℏ =− ( + + ) ψ + Vψ
∂t 2m ∂x 2 ∂y 2 ∂z 2
∂ψ ℏ 2
iℏ =− ∇ ψ + Vψ … … … … … … … … … (3.2.16)
∂t 2m
∂2 ∂2 ∂2
Dimana ∇2 = ∂x2 + ∂y2 + ∂z2 adalah operator Laplacian. Persamaan (3.2.16) dikenal sebagai
persamaan schrodinger tergantung waktu dari sebuah paertikel tiga dimensi.
Subtitusi persamaan (3.2.16) ke persamaan (3.2.10) dan membagi persamaan yang dihasilkan
oleh ψ(x)f(t) kita mendapatkan
1 df ℏ 1 d2 ψ
iℏ =− + V … … … … … … … (3.2.18)
f(t) dt 2m ψ(x) dx 2
Sisi kiri dari (3.2.18) adalah fungsi dari waktu t saja dan sisi kanan adalah fungsi dari
x saja. Karena x dan t saling independen, persamaan ini hanya dapat berlaku jika masing-
masing sisi sama dengan yang sama. Masing-masing memiliki dimensi energi, jadi kita dapat
menulis pemisahan konstan adalah E. Konstanta pemisahan E adalah bilangan dan mewakili
energi total partikel. Oleh karena itu
1 df
iℏ = E … … … … … … … … … … … … (3.2.19)
f(t) dt
ℏ𝟐 1 𝑑 2 𝜓
− + 𝑉 = 𝐸 … … … … … … (3.2.20)
2𝑚 𝜓(𝑥) 𝑑𝑥 2
𝑑𝑓 𝐸
− =0
𝑑𝑡 𝑖ℏ
Yang berintegrasi dengan
𝑖𝐸𝑡
𝑓(𝑡) = 𝐶𝑒𝑥𝑝 (− ) … … … … … … … … … … (3.2.21)
ℏ
Dimana C adalah konstan integrasi. Partikel yang kondisinya digambarkan oleh
fungsi gelombang
ℏ𝟐 𝑑 2 𝜓
− + 𝑉𝛹 = 𝐸𝜓 … … … … … … … … … (3.2.22)
2𝑚 𝑑𝑥 2
Atau ̂ 𝜓 = 𝐸𝜓 … … … … … … … … … … … … (3.2.23)
𝐻
2 𝟐 2
Dimana ̂ = 𝑝̂ + 𝑉 = − ℏ 𝑑 2 + 𝑉
𝐻 2𝑚 2𝑚 𝑑𝑥
Adalah operator hamiltonian, dan operator yang mewakili energi total partikel
𝑑 2 𝜓 2𝑚
+ (𝐸 − 𝑉)𝛹 = 0 … … … … … … … … … (3.2.24)
𝑑𝑥 2 ℏ2
Untuk sistem yang potensial Vnya adalah fungsi koordinat saja, energi total tetap
konstan dengan waktu E terpelihara. Untuk sistem konservatif, fungsi hamilton mekanik
klasik ternyata menjadi energi total yang dinyatakan dalam koordinat dan momen konjugasi.
Persamaan (3.2.23) adalah pesamaan nilai eigen. Jadi masalah nilai eigen persamaan
Schrodinger gelombang waktu independen.
̂ 𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐸̂ 𝜓(𝑥, 𝑡)
𝐻
ℏ 𝜕2 𝜕
̂=−
𝐻 + 𝑉̂ 𝑑𝑎𝑛 𝐸̂ = 𝑖ℏ
2𝑚 𝑑𝑥 2 𝜕𝑡
Menurut Born, fungsi gelombang ψ(x,y,z,t) dianalogikan dengan medan listrik E dan
interpretasi Einstein dapat digunakan untuk memberikan partikel material makna fisik.
Probabilitas menemukan partikel pada suatu titik (x,y,z) pada waktu t diberikan oleh
|𝜓(𝑥, 𝑦, 𝑧)|2 atau 𝜓𝜓 ∗ dimana 𝜓 ∗ adalah konjugasi kompleks dari ψ. Probabilitas untuk
menemukan partikel dalam elemen volume dxdydz yang berpusat di sekitar titik (x,y,z)
diberikan oleh
Jadi |𝛹|2 ini dalah densitas probabilitas dan ψ itu sendiri disebut probabilitas amplitudo.
Karena kemungkinan menemukan partikel di suatu tempat di akam semesta adalah kesatuan,
kita memiliki
∞ ∞ ∞
∫ ∫ ∫ 𝜓𝜓 ∗ 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 = 1
−∞ −∞ −∞
Pertimbangkan aliran partikel yang bergerak dalam arah x. Biarkan ψ menjadi fungsi
gelombang partikel dalam berkas. Produk 𝛹𝛹 ∗ mewakili kerapatan probabilitas untuk
menemukan partikel pada titik x. Dalam apa yang berikut akan kita temukan hubungan antara
kerapatan probabilitas partikel dan kerapatan arus probabilitas yang terkait dengan berkas
partikel. Persamaan gelombang Schrodinger terhantung waktu adalah
𝜕𝜓 ℏ2 2
𝑖ℏ =− 𝛻 + 𝑉𝜓 … … … … … … … … … … (3.4.1)
𝜕𝑡 2𝑚
𝜕𝜓 ℏ 2 𝑉
= − 𝛻 𝜓 + 𝜓 … … … … … … … … (3.4.2)
𝜕𝑡 2𝑚𝑖 𝑖ℏ
Konjugat kompleks dari persamaan di atas adalah
𝜕𝜓 ∗ ℏ 2 ∗ 𝑉
= 𝛻 𝜓 + 𝛹𝜓 ∗ … … … … … … … … (3.4.3)
𝜕𝑡 2𝑚𝑖 𝑖ℏ
Mengalikan persamaan (3.4.2) dengan 𝜓 ∗ dan persamaan (3.4.3) dengan ψ dan
menambahkan persmaan yang dihasilkan, kita memperoleh
𝜕𝜓
∗
𝜕𝜓 ∗ ℏ
𝜓 +𝛹 = [𝜓 𝛻 2 𝜓 ∗ − 𝜓 ∗ 𝛻 2 𝜓 ]
𝜕𝑡 𝜕𝑡 2𝑚𝑖
𝜕(𝜓∗ 𝜓) ℏ
= [𝜓 𝛻 2 𝜓 ∗ − 𝜓 ∗ 𝛻 2 𝜓 ] … … … … (3.4.4)
𝜕𝑡 2𝑚𝑖
Memanfaatkan identitas vektor
𝛻. 𝜑𝐴 = 𝛻𝜑. 𝐴 + 𝜑𝛻. 𝐴
Kita memperoleh
𝑛
𝑛𝑥 𝑛(𝑛 − 1)𝑥 2
(1 + 𝑥) = 1 + + +⋯
1! 2!
𝜕 ℏ
(𝜓∗ 𝜓) = [𝛻. (𝜓𝛻𝜓 ∗ − 𝜓 ∗ 𝛻𝜓]
𝜕𝑡 2𝑚𝑖
𝜕 ℏ
(𝜓 ∗ 𝜓) + 𝛻. (𝜓∗ 𝛻𝜓 − 𝜓𝛻𝜓 ∗ ) = 0 … … … … … … … (3.4.6)
𝜕𝑡 2𝑚𝑖
Persamaannya mirip dengan persamaan kontinuitas dalam elektrodinamika yaitu
𝜕
𝜌 + 𝛻. 𝐽 = 0 … … … … … … … … … (3.4.7)
𝜕𝑡
Dimana 𝜌 adalah densitas arus. Perbandingan persamaaan (3.4.6) dan (3.4.7)
menginterpretasikan 𝜓 ∗ 𝜓 sebagai kemungkinan kita untuk densitas probabilitas dan
ℏ
(ψ∗ 𝛻𝜓 − 𝜓𝛻𝜓 ∗ ) sebagai probabilitas densitas arus J di mana J merupakan laju di mana
2𝑚𝑖
probabilitas mengalir keluar ke permukaan yang tertutup sebagain komponen Chartesian dari
J adalah
ℏ ∗
𝜕𝜓 𝜕𝜓 ∗
𝐽𝑥 = (𝜓 −𝜓 )
2𝑚𝑖 𝜕𝑥 𝜕𝑥
ℏ ∗
𝜕𝜓 𝜕𝜓 ∗
𝐽𝑦 = (𝜓 −𝜓 )
2𝑚𝑖 𝜕𝑦 𝜕𝑦
ℏ 𝜕𝜓 𝜕𝜓 ∗
𝐽𝑧 = (𝜓 ∗ −𝜓 )
2𝑚𝑖 𝜕𝑧 𝜕𝑧
Untuk berkas partikel bebas yang bergerak dalam arah x fungsi gelombang
𝑖(𝐸𝑡 − 𝑝𝑥 𝑥)
𝜓 = 𝐴𝑒𝑥𝑝 {− }
ℏ
𝑖(𝐸𝑡 − 𝑝𝑥 𝑥)
𝜓 ∗ = 𝐴∗ 𝑒𝑥𝑝 {− }
ℏ
ℏ 𝜕𝜓 𝜕𝜓 ∗
𝐽𝑥 = (𝜓 ∗ −𝜓 )
2𝑚𝑖 𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝑝𝑥
= (𝜓 ∗ 𝜓)
𝑚
𝑝𝑥 ∗
= (𝐴 𝐴)
𝑚
= 𝑣𝑥 |𝐴|2
J mewakili fluks partikel (jumlah partikel yang melintas per satuan luas per detik). Ingat |𝜓|2
yang menentukan kepadatan probabilitas untuk menemukan partikel pada titik dimana ψ
digambarkan. Interpretasi ψ dalam hal densitas arus probabilitas menempatkan kondisi
tambahan pada ψ bahwa ia harus memiliki turunan pertama kontinu dan terbatas. Dengan
demikian berarti bahwa
kondisi-kondisi ini, yang harus dipatuhi oleh fungsi gelombang ψ, yang disebut kondisi
standar dan fungsi gelombang berperilaku baik.
1 𝜕 2 𝜕 1 𝜕 𝜕 1 𝜕2
𝛻2 = (𝑟 ) + + (𝑠𝑖𝑛𝜃 ) + … … … … … … … (3.5.1)
𝑟 2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙 2
Hubungan antara koordinat kartesian dan koordinat kutub bola didefinisikan pada
gambar (3.5.1). Persamaan Schrodinger dalam koordinat kutub bulat adalah
1 𝜕 2 𝜕𝜓 1 𝜕 𝜕𝜓 1 𝜕2 2𝑚
2
(𝑟 ) + 2
(𝑠𝑖𝑛𝜃 2
) 2 2 2
+ 2 (𝐸 − 𝑉)𝜓 = 0 … … … … (3.5.2)
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜑 𝑟 𝑠i𝑛 𝜃 𝜕𝜙 ℏ
Jika fungsi gelombang 𝜓 hanya bergantung pada jarak r maka operator Laplacian
menyederhanakan
1 𝜕 𝜕
𝛻2 = 2
(𝑟 2 )
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟
Dan persamaan gelombang schrodinger mengasumsikan sederhana dari
1 𝜕 2 𝜕 2𝑚
(𝑟 ) 𝜓(𝑟) + (𝐸 − 𝑉(𝑟))𝜓(𝑟) = 0 … … … … … … … … … (3.5.3)
𝑟 2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
Perator adalah aturan atau instruksi yang mengubah fungsi menjadi fungsi lain. Operator
linier memainkan peran yang sangat penting dalam mekanika kuantum. Jika 𝑄̂ adalah
operator dan f(x) adalah fungsi arbitrer maka aksi 𝑄̂ pada f(x) dinyatakan sebagai
Dimana g(x) adalah fungsi lain dan A adalah konstant. Operator linier adalah operator yang
memenuhi dua syarat berikut
𝑄̂ (𝑓1 + 𝑓2 + … … … ) = 𝑄̂ 𝑓1 + 𝑄̂ 𝑓2 + … … … … … … (3.6.2)
Secara fisik dari suatu sistem disebut observabel (variabel dinamis). Energi,
momentum, momentum sudut, dan koordinat posisi adalah contoh yang dapat diamati. Dalam
mekanika kuantum setiap yang dapat diamati diwakili oleh operator linier.
Aljabar Operator:
(i) Jumlah dan perbedaan dari dua operator 𝑃̂dan 𝑄̂ ditentukan oleh persamaan
𝑃̂ + 𝑄̂ 𝑓(𝑥) = 𝑃̂𝑓(𝑥) + 𝑄̂ 𝑓(𝑥)
𝑃̂ − 𝑄̂ 𝑓(𝑥) = 𝑃̂𝑓(𝑥) − 𝑄̂ 𝑓(𝑥)
(ii) Hasil dari dua operator 𝑃̂dan 𝑄̂ didefinisikan oleh persamaan
𝑃̂ − 𝑄̂ 𝑓(𝑥) = 𝑃̂[𝑄̂ 𝑓(𝑥)]
Dalam persamaan di atas, pertama-tama kita beroprasi pada f(x) dengan operator di
sebelah kanan hasil operator dan kemudian kita mengambil fungsi yang dihasilkan dan
beroprasi di atasnya dengan operator
Perbedaan penting antara aljabar operator dan aljabar biasa adalah bahwa angka-
angka mematuhi hukum perkalian kumutatif tetapi operator tidak perlu melakukannya.
Artinya 𝑃̂ 𝑄̂ dan 𝑄̂ 𝑃̂ belum tentu sama dengan operator .
(viii) Kita dapat mendefinisikan komutator [𝑃̂, 𝑄̂ ] operator 𝑃̂ dan 𝑄̂ sebagai operator
𝑃̂𝑄̂ − 𝑄̂ 𝑃̂.
[𝑃̂, 𝑄̂ ] = 𝑃̂𝑄̂ − 𝑄̂ 𝑃̂
[𝑃̂, 𝑄̂ ] = 𝑃̂𝑄̂ − 𝑄̂ 𝑃̂
Jika 𝑃̂𝑄̂ = 𝑄̂ 𝑃̂ maka [𝑃̂, 𝑄̂ ] = 0 dan kita mengatakan bahwa 𝑃̂ dan 𝑄̂ bolak balik.
Opearator dari beberapa variabel dinamis: fungsi gelombang dari partikel bebas yang
bergerak dalam ruang tiga dimensi adalah
𝑖
𝜓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝐴𝑒𝑥𝑝 {– ((𝐸𝑡 − 𝑝𝑥 𝑥 − 𝑝𝑦 𝑥 − 𝑝𝑧 𝑥) } … … … … … … (3.6.4)
ℏ
𝜕𝜓
−𝑖ℏ = 𝑃𝑦 𝜓
𝜕𝑦
𝑝2
𝐻− +𝑉
2𝑚
Dan operator yang sesuai adalah
ℏ2 2
̂=−
𝐻 𝛻 + 𝑉 … … … … … … … … … … … … … … … (3.6.6)
2𝑚
Untuk sistem konservatif total energi diwakili oleh fungsi Hamiltonian H yang
dinayatakan dalam koordinat posisi dan konjugasi momentum. Oleh karena itu operator
2
̂ → − ℏ 𝛻 2 + 𝑉̂ dan bukan 𝑖ℏ 𝜕 . Waktu bukanlah
energi adalah operator Hamiltonian 𝐻 2𝑚 𝜕𝑡
sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah parameter dalam mekanika kuantum. Karenanya
tidak ada operator untuk waktu.
̂ 𝜓 = 𝐸𝜓
𝐻
Atau
ℏ2 2
− 𝛻 𝜓 + 𝑉𝜓 = 𝐸𝜓
2𝑚
Yang merupakan persamaan nilai eigen.
Operator momentum sudut: dalam mekanika klasik momentum sudut suatu partikel
diberikan oleh
𝑖 𝑗 𝑘
𝐿 =𝑟×𝑝=| 𝑥 𝑦 𝑧|
𝑝𝑥 𝑝𝑦 𝑝𝑧
𝜕 𝜕
𝐿̂𝑥 = −𝑖ℏ (𝑦 −𝑧 ) … … … … … … … … … … (3.6.7)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕 𝜕
𝐿̂𝑦 = −𝑖ℏ (𝑧 − 𝑥 ) … … … … … … … … … … (3.6.8)
𝜕𝑥 𝜕𝑧
𝜕 𝜕
𝐿̂𝑧 = −𝑖ℏ (𝑥 −𝑦 ) … … … … … … … … … … (3.6.9)
𝜕𝑦 𝜕𝑥
Perhatikan jenis simetri dalam ekspresi untuk operator 𝐿̂𝑥 . dengan membawa
permutasi siklik x,y,z (yaitu, mengganti x dengan y, y dengan z dan z dengan x) kita bisa
mendapatkan operator dalam masalah memiliki simetri bola itu berguna untuk menyatakan
operator ini dalam koordinat berbentuk bola, yang didefinisikan pada gambar (3.6.1).
Hubungan antara kartesius dan koordinat kutub adalah
𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝜃 … … … … … … … … … … … … … … (3.6.12)
𝑟 2 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 … … … … … … … … … … … (3.6.13)
𝑡𝑎𝑛 𝜑 = 𝑦/𝑥 … … … … … … … … … … … … … (3.6.14)
𝑥 2 +𝑦 2
𝑡𝑎𝑛2 𝜃 = … … … … … … … … … … … … … (3.6.15)
𝑧2
𝑧
𝑐𝑜𝑠 𝜃 = … … … … … … … … … … (3.6.16)
√𝑥 2 + y 2 + z 2
Dari persamaan (
∂r x
= = sin θ cos φ … … … … … … … … … … . . . (3.6.17)
∂x r
∂r y
= = sin θ cos φ … … … … … … … … … … . . . (3.6.18)
∂y r
𝜕𝑟 𝑧
= = cos 𝜃 … … … … … … … … … … … … . . . (3.6.18)
𝜕𝑧 𝑟
𝜕𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠𝑖𝑛𝜑 𝜕𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃
demikian pula𝜕𝑥 = , =-
𝑟 𝜕𝑧 𝑟
Membedakan Persamaan. (3.6.15) w.r.t. x, sudah
𝜕𝜑 𝑦 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑠𝑖𝑛𝜑
sec2𝜑 𝜕𝑥 = − 𝑥 2 = − 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃𝑐𝑜𝑠2 𝜑
𝜕𝜑 𝑠𝑖𝑛𝜑
∴ = − …(3.6.21)
𝜕𝑥 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝜕𝜑 𝑐𝑜𝑠2 𝜑 𝜕𝜑
demikian pula = − , 𝜕𝑧 = 0
𝜕𝑦 𝑟
𝜕𝜓 𝜕𝜓 𝜕𝑟 𝜕𝜓 𝜕𝜃 𝜕𝜓 𝜕𝜓
sekarang 𝜕𝑥 = + +
𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑥 𝜕𝜓 𝜕𝑥
= 𝜕𝜓 𝜕𝜓 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑐𝑜𝑠𝜑 𝜕𝜓 𝑠𝑖𝑛𝜑
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐𝑐𝑜𝑠𝜑 + −
𝜕𝑟 𝜕𝜃 𝑟 𝜕𝜓 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝜕 𝜕 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑐𝑜𝑠𝜑 𝜕 sin 𝜑 𝜕
∴ 𝜕𝑥 = sin 𝜃𝑐𝑜𝑠𝜑 + − …(3.6.22)
𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜑
𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝜃 𝜕 𝜕𝜑 𝜕
Demikian pula = + +
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑟 𝜕𝑦 𝜕𝜃 𝜕𝑦 𝜕𝜑
𝜕 𝜕 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑐𝑜𝑠𝜑 𝜕 cos 𝜑 𝜕
= sin 𝜃𝑐𝑜𝑠𝜑 + − …(3.6.23)
𝜕𝑦 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜑
𝜕 𝜕𝑟 𝜕 𝜕𝜃 𝜕 𝜕𝜑 𝜕
Dan = + +
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑟 𝜕𝑧 𝜕𝜃 𝜕𝑧 𝜕𝜑
𝜕 𝜕 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜕
= 𝑐𝑜𝑠𝜃 − …(3.6.24)
𝜕𝑧 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃
Dari hasil di atas kita dapat menulis operator yang sesuai dengan komponen momentum
sudut Cartesian.
𝜕 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠𝑖𝑛𝜑 𝜕 𝑐𝑜𝑠𝜑 𝜕
𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃𝜑 {𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜑 + + }−
𝜕 𝜕 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜕𝜑 |
̂
𝐿2 = −𝑖ℏ (𝑥 − 𝑦 ) = −𝑖ℏ | |
𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑐𝑜𝑠𝜑 𝜕 𝑠𝑖𝑛𝜑 𝜕 |
𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃𝜑 {𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜑 + + }
𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜕𝜑
𝜕
= −𝑖ℏ 𝜕𝜑 …(3.6.25)
Kita dapatmenemukan𝐿̂2 𝑧
𝜕2
𝐿̂2
𝑧 = − 𝑖ℏ
2
…(3.6.28)
𝜕𝜑 2
𝜕2
𝐿̂2 2 1 𝜕 𝜕 1
Dan 𝑧 = − 𝑖ℏ |𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜕𝜃 (𝑠𝑖𝑛𝜃 )+ | …(3.6.29)
𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜑 2
3.7 PersamaanNilai Eigen
Secara umum, setiap kuantitas fisik diwakili oleh operator linier dan untuk masing-
masing operator dapat mengatur persamaan jenis
𝑄̂ 𝑢𝑞 = 𝑞𝑢𝑞 …(3.7.1)
i.e., efek dari operator adalah mengalikan fungsi uq dengan faktor konstan q. pers.(3.7.1)
adalah persamaan nilai eigen.Solusi dari persamaan di atas yang memenuhi serangkaian
kondisi dapat ditemukan tidak untuk semua nilai tetapi hanya untuk nilai yang dipilih dari
parameter q. Nilai-nilai khusus dari parameter iniq disebut nilai eigen (karakteristik) operator
𝑄̂ dan fungsi uq, makapersamaan di atas,disebut fungsi eigen (karakteristik) operator.
Ketika suatu sistem berada dalam status eigen dari𝑄̂ , variabel dinamis Q memiliki nilai yang
pasti sama dengan nilai eigen q. ituadalah, ketidakpastian dalam nilai Q adalah nol jika sistem
berada di salah satustatus eigen dari𝑄̂ dan kuantitas fisik Q dikatakan dikuantisasi. Artidari
pers.(3.7.1)adalah jika sistem dalam keadaan eigen uq, pengukuran kuantitas Q hanya akan
menghasilkan satuangka q.Himpunan semua nilai eigen𝑄̂ dari membentuk spektrum, yang
disebut spektrum nilai eigen. Ituspektrumdiskrit dan kontinu atau sebagian diskrit dan
sebagian kontinu.hanya ada satu fungsi eigen yang memiliki nilai eigen tertentu,nilai eigen
dikatakan tidak merosot.Mungkin saja beberapa fungsi eigen dapat memiliki nilai eigen
tunggal.Maka nilai eigen ini dikatakan merosot.Jika 𝑢𝑘 dan 𝑣𝑞 milik nilai eigen yang sama q,
kemudian kombinasi linear mereka c1𝑢𝑞 + c2𝑣𝑞 , untuk semua nilai c1dan c2,
jugamerupakanfungsieigen yang memilikinilaieigen yang sama.
𝑄̂ (𝑐1 𝑢𝑞 + 𝑐2 𝑣𝑞 ) = 𝑐1 𝑄̂ 𝑢𝑞 + 𝑐2 𝑄̂ 𝑣𝑞 = 𝑞(𝑐1 𝑢𝑞 + 𝑐2 𝑣𝑞 ) …(3.7.2)
Dengan demikian nilai eigen yang merosot berhubungan dengan jumlah fungsi eigen yang
tak terbatas.Totalitas fungsi eigen milik nilai eigen yang merosot membentuk ruang
linear,disebut ruang eigen.Himpunan semua fungsi eigen milik nilai eigen degenerasi tertentu
ditutup dengan kombinasi linier.Ini menyiratkan bahwa setiap kombinasi linear dari anggota
set juga merupakan anggota set.Tidak semua anggota himpunan bebas linear.Dari anggota
himpunan fungsi eigen,selalu mungkin untuk memilih subset fungsi eigen yang bebas
linear,dimana𝑢𝑞 1,
𝑢𝑞 2,………..,uqrsedemikian rupa sehingga fungsi eigen apa pun yang termasuk dalam nilai
eigen q dapat diekspresikan secara uniksebagai kombinasi linear dari tipe tersebut (𝑐1 𝑢𝑞 +
𝑐2 𝑢𝑞 +………+ 𝑐𝑟 𝑢𝑞𝑟 ) dengan koefisien yang sesuai c1…….,c2…………,cr. Himpunan
fungsi independen
𝑢𝑞1 , 𝑢𝑞2 ,…….,𝑢𝑞𝑟 dikatakan span ruang lineardan serangkaian fungsi ini dikatakan
membentuk fungsi dasar ruang.Angka r adalah karakteristikruang.Ini berarti bahwa dari
jumlah tak terbatas fungsi eigen yang dimiliki oleh nilai eigen yang terdegenerasi yang ada
hanya ada angka tertentu,dimana r, fungsi bebas linear. Nomor r iniadalahdisebut derajat
degenerasi dan nilai eigen r-lipatmerosot.
Jika sistem adalah keadaan arbitrer𝜓(i.e., 𝜓bukan fungsi eigen), dan pengukuran kuantitas
fisik Q dilakukan pada sejumlah besar sistem yang identic (i.e., semua dalam kondisi yang
sama), hasilnya bukan nilai tetap tetapi hasilnya memiliki kisaran nilai rata-rata (disebutnilai
ekspektasi) diberikan oleh
⟨𝑞⟩ = ∫ 𝜓 ∗ 𝑄̂ 𝜓 𝑑𝜏
….(3.7.3)
di mana fungsi gelombang dinormalisasi dari.
Diskusi di atas dapat diilustrasikan dengan sebuah contoh. Persamaan nilai eigen
untuk partikel bebas adalah
𝐻̂ 𝜓 = 𝐸𝜓
ℏ2 𝑑 2 𝜓
− = 𝐸𝜓
2𝑚 𝑑𝑥 2
𝑑2 𝜓 2𝑚𝐸
+ 𝑘 2 𝜓 = 0, 𝑘2 = ….(3.7.4)
𝑑𝑥 2 ℏ2
Solusi bebas linear dari pers.(3.7.4) adalah𝜓1 = 𝑒 𝑖𝑘𝑥 dan 𝜓2= 𝑒 −𝑖𝑘𝑥 . Jadi nilai eigen E adalah
dua kali lipat merosot dan𝜓1dan𝜓2adalah fungsi dasar.Kombinasi linear berikut𝜓1dan𝜓2 juga
merupakan fungsi eigen dari operator H.
𝑒 𝑖𝑘𝑥 +𝑒 −𝑖𝑘𝑥 𝑒 𝑖𝑘𝑥 +𝑒 −𝑖𝑘𝑥
= cos 𝑘𝑥 , = sin 𝑘𝑥.
2 2𝑖
3.10 Pembalik
OperatorQˆ Rˆ Rˆ Qˆterbentuk dari operator Qˆdan Rˆdisebut komutator yang
diberikanoperator dan ditunjuk oleh simbol|𝑄̂ , 𝑅̂ | 𝑖. 𝑒
|𝑄̂ , 𝑅̂ | = 𝑄̂ 𝑅̂ − 𝑅̂ 𝑄̂ …..(3.10.1)
Komutator operator komuter adalah nol.
Hubungan pergantian: Operator linier mematuhi aturan pergantian berikut:
|𝐴̂, 𝐵̂ | = − |𝐵̂, 𝐴̂|
|𝐴̂, 𝐵̂ 𝐶̂ | = |𝐴̂, 𝐵̂ |𝐶̂ +𝐵
̂ |𝐴̂, 𝐶̂ |
|𝐴̂𝐵̂ , 𝐶̂ | = |𝐴̂, 𝐶̂ |𝐵̂ + 𝐴̂|𝐵̂ + 𝐶̂ |
Beberapa hubungan pergantian operator mekanika kuantum:
1. |𝑥̂, 𝑦̂| = |𝑧̂ , 𝑥̂| = 0
|𝑥̂, 𝑦̂| = 𝑥̂𝑦̂ − 𝑦̂𝑥̂ = 𝑥𝑦 − 𝑦𝑥 = 0
2. |𝑥̂, 𝑝
̂|𝑥 = |𝑦 ̂, 𝑝̂|𝑦 = |𝑧̂ , 𝑝̂|
𝑧 = iℏ
|𝑥̂, 𝑝
̂|𝜓
𝑥 = (𝑥̂𝑝 ̂ = - iℏ (𝑥 𝜕𝜓 −
̂𝑥 − 𝑝̂ , 𝑥)𝜓
𝜕(𝑥𝜓)
)
𝜕𝑥𝜕 𝜕𝑥
𝜕𝜓 𝜕𝜓
= - iℏ (𝑥 𝜕𝑥 − 𝜓 − 𝑥 ) = iℏ𝜓
𝜕𝑥
3. |𝑥̂, 𝑝𝑦 = |𝑦
̂| ̂, 𝑝𝑧 = |𝑧̂ , 𝑝
̂| ̂|
𝑥 =0
𝜕𝜓 𝜕(𝑥𝜓)
|𝑥̂, 𝑝
̂|𝜓
𝑦 = (𝑥̂𝑝
̂𝑦 − 𝑝 ̂ = - iℏ (𝑥 −
̂𝑥)𝜓
𝑦 )
𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝜕𝜓 𝜕𝜓
= - iℏ (𝑥 𝜕𝑦 − 𝑥 )=0
𝜕𝑦
4. |𝑝
̂𝑝
𝑥 ̂|
𝑦 = |𝑝
̂𝑝 𝑧 = |𝑝
𝑦 ̂| ̂𝑝
𝑧 ̂|
𝑥 =0
𝜕 𝜕𝜓 𝜕 𝜕𝜓
= |𝑝
̂𝑝
𝑥 ̂|
𝑦 𝜓 = (𝑝
̂𝑝
𝑥̂𝑦− 𝑝
̂𝑝
𝑦 ̂)𝜓
𝑥 = (- iℏ) (𝜕𝑥 𝜕𝑦 − 𝜕𝑦 𝜕𝑥 )= 0
̂ , 𝑝̂ | = 0
5. |𝐻
̂ , 𝑝̂ | 𝜓 = (𝐻
|𝐻 ̂ 𝑝̂ − 𝑝̂ 𝐻
̂) 𝜓
ℏ2 𝑑 2 𝜕 𝜕 ℏ2 𝑑 2
= {(− ) (−𝑖ℏ 𝜕𝑥) + 𝑖ℏ 𝜕𝑥 (− 2𝑚 𝑑𝑥 2 )} 𝜓
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ3 𝜕 3 𝜓 𝜕 3 𝜓
= 𝑖 ( − )=0
2𝑚 𝜕𝑥 3 𝜕𝑥 3
̂𝑥 , 𝑥̂| = 0, |𝐿̂𝑦 , 𝑦̂| = 0, |𝐿
6. |𝐿 ̂𝑧 , 𝑧̂ | = 0
𝜕 𝜕 𝜕 𝜕
̂𝑥 , 𝑥̂|𝜓 = (𝐿
|𝐿 ̂𝑥 𝑥̂ − 𝑥̂𝐿
̂𝑥 )𝜓 = −𝑖ℏ {(𝑦 − 𝑧 ) 𝑥𝜓 − 𝑥 (𝑦 − 𝑧 ) 𝜓} = 0
𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑦
Pemeriksaan formula di atas menunjukkan bahwa komponen momentum sudut dan
koordinat yang sesuai dapat memiliki nilai yang pasti secara bersamaan.
̂𝑥 , 𝑦̂| = 𝑖ℏ𝑧, |𝐿̂𝑦 , 𝑧̂ | = 𝑖ℏ𝑥, |𝐿
7. |𝐿 ̂𝑧 , 𝑦̂| = 𝑖ℏ𝑦
̂𝑧 , 𝑦̂|𝜓 = (𝐿
|𝐿 ̂𝑥 𝑦̂ − 𝑦̂𝐿
̂𝑥 )𝜓
𝜕 𝜕 𝜕 𝜕
= −𝑖ℏ {(𝑦− 𝑧 ) (𝑦𝜓) − 𝑦 (𝑦 − 𝑧 ) 𝜓}
𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝜓 𝜕𝜓 𝜕𝜓 𝜕𝜓
= −𝑖ℏ {𝑦 2 − 𝑧𝑦 − 𝑧𝜓 − 𝑦 2 − 𝑦 − 𝑦𝑧 }
𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑦
= 𝑖ℏ𝑧 𝜓
Pemeriksaan rumus-rumus ini menunjukkan bahwa komponen 𝐿𝑥 dan koordinat y
(atau z) tidak dapat ditentukan secara bersamaan. Hal yang sama berlaku untuk 𝐿𝑦 dan
koordinat z (atau x), dan juga untuk 𝐿𝑧 dan koordinat x (atau y).
̂𝑥 , 𝑝
8. |𝐿 ̂|
𝑥 = 0, hasil serupa berlaku untuk komuter serupa lainnya.
̂𝑥 , 𝑝
|𝐿 ̂|𝜓
𝑥
̂𝑥 𝑝
= (𝐿 ̂𝑥 − 𝑝
̂𝐿 ̂
𝑥 𝑥 )𝜓
𝜕 𝜕 𝜕𝜓 𝜕 𝜕𝜓 𝜕𝜓
= (−𝑖ℏ) {(𝑦
−𝑧 ) − (𝑦 − 𝑧 )} = 0
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑦
̂𝑥 , 𝑝
9. |𝐿 ̂|
𝑦 = 𝑖ℏ𝑝
̂hasil
𝑧 serupa berlaku untuk komponen lainnya
̂𝑥 , 𝑝
|𝐿 ̂| ̂ ̂𝑦 − 𝑝
𝑦 𝜓 = (𝐿𝑥 𝑝 ̂𝐿 ̂
𝑦 𝑦) 𝜓
𝜕 𝜕 𝜕𝜓 𝜕 𝜕𝜓 𝜕𝜓
= (−𝑖ℏ)2{(𝑦 𝜕𝑧 − 𝑧 𝜕𝑧) 𝜕𝑦 − (𝑦 𝜕𝑧 − 𝑧 𝜕𝑦 )}
𝜕𝑦
= 𝜕2 𝜓 𝜕2 𝜓 𝜕2 𝜓 𝜕𝜓 𝜕2 𝜓
(−𝑖ℏ)2{𝑦 𝜕𝑦𝜕𝑧 − 𝑧 𝜕𝑦 2 − 𝑦 − +𝑧 }
𝜕𝑧𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑦 2
= 𝜕𝜓
(−𝑖ℏ)2(− 𝜕𝑧 )
= 𝜕𝜓
−𝑖ℏ (−𝑖ℏ 𝜕𝑧 )
=
𝑖ℏ𝑝
̂𝑦 𝜓.
10. [𝐿̂𝑥 , 𝐿̂𝑦 ] = 𝑖ℏ𝐿̂𝑧 , [𝐿̂𝑦 , 𝐿̂𝑧 ] = 𝑖ℏ𝐿̂𝑥 [𝐿̂𝑧 , 𝐿̂𝑥 ] = 𝑖ℏ𝐿̂𝑦
[𝐿̂𝑥 , 𝐿̂𝑦 ] = 𝐿̂𝑥 , 𝐿̂𝑦 − 𝐿̂𝑦 , 𝐿̂𝑥 = 𝐿̂𝑥 (𝑧̂ 𝑝̂𝑥 − 𝑥̂𝑝̂𝑧 ) − (𝑧̂ 𝑝̂𝑥 − 𝑥̂𝑝̂𝑧 )𝐿̂𝑥
Mari kita gabungkan istilah pertama dengan yang ketiga dan yang kedua
dengan yang keempat. Jadi
[𝐿̂𝑥 , 𝐿̂𝑦 ] = (𝐿̂𝑥 𝑧̂ − 𝑧̂ 𝐿̂𝑥 )𝑝̂𝑥 − 𝑥̂(𝐿̂𝑥 𝑝̂ − 𝑝̂ 𝐿̂𝑥 )
= (𝑖ℏ𝑦)𝑝̂𝑥 − 𝑥̂(𝑖ℏ𝑝̂𝑦 )
= 𝑖ℏ(𝑦̂𝑝̂𝑥 − 𝑥̂𝑝̂𝑦 )
= 𝑖ℏ𝐿̂𝑧
= 𝐿̂3𝑥 + 𝐿̂2𝑦 𝐿̂𝑥 + 𝐿̂2𝑧 𝐿̂𝑥 − 𝐿̂3𝑥 − 𝐿̂2𝑧 𝐿̂𝑦 − 𝐿̂2𝑥 𝐿̂𝑧
𝐿̂2𝑦 𝐿̂𝑥 − 𝐿̂𝑥 𝐿̂2𝑦 = 𝐿̂𝑦 𝐿̂𝑦 𝐿̂𝑥 − 𝐿̂𝑥 𝐿̂𝑦 𝐿̂𝑦
𝐿̂2𝑧 𝐿̂𝑥 − 𝐿̂𝑥 𝐿̂2𝑧 = 𝐿̂𝑧 𝐿̂𝑧 𝐿̂𝑥 − 𝐿̂𝑥 𝐿̂𝑧 𝐿̂𝑧
[𝐿̂2 𝐿̂𝑥 ] = 0
Kami menyimpulkan bahwa hanya kuadrat dari vektor L dan salah satu
proyeksi ke sumbu koordinat dapat ditentukan secara bersamaan. Dua proyeksi
lainnya tidak pasti (kecuali ketika ketiga komponen nol). Akibatnya, semua yang
dapat kita ketahui tentang vektor L adalah "panjang" dan sudut yang dibuatnya
dengan sumbu tertentu. Namun, arah vektor L tidak cocok dengan tekadnya.
Operator, yang bepergian, dapat memiliki status eigen simultan.
Nilai ekspetasi kuantitas fisika Q yang diwakli oleh operator Q didefenisikan oleh
nilai
̂ ᴪdτ
(Q) = ∫ᴪ∗ Q …..(3.12.1)
Diketahui keadaan sistem ᴪ. Jika fungsi gelombang sama dengan ᴪ tidak normal maka di
berikan persamaan
∫ ᴪ∗ Q
̂ ᴪdτ
(Q) = ∗
……(3.13.2)
∫ ᴪ ᴪdτ
Ekspetasi nilai dari fisika quantias x, px , p, E dan lain lain sehubungan dengan nilai ᴪmaka
dapat di hitung dari persamaan berikut :
∂
(px)= ∫ᴪ∗ (-ih∂x) ᴪdτ
P2 −h2
(2M) = ∫ᴪ∗ ( 2m ∇2 ) ᴪdτ
( v) = ∫ᴪ∗ v ᴪdτ
P2
Karena (E)= (2M) + ( v) we have
−h2
(E)= ∫ᴪ∗ (- ∇2 )ᴪdτ + ∫ᴪ∗ v ᴪdτ
2m
Valid dalam mekanika kuantum. Jika kita mengantikan kunatitas fisika (sepertix, px * )
dengan nilai ekspektasinya. Dengan demikian persamaan gerak kuantum adalah
d (px )
(x)=
dt m
d ∂v
(x)= - (∂x)
dt
Dengan kata lain, nilai ekspetasi kuantitas fisika memenuhi persamaan gerak kalsik
d d
(x) = dt ∫ ᴪ∗ xᴪdτ
dt
∂ᴪ ∂ᴪ∗
=∫ ᴪ∗ x ∂t dτ + ∫ xᴪdτ
∂t
Semua perubahan dalam x waktu sedang ditentukan dalam ᴪ, oleh karena itu tidak ada istilah
∂x
seperti dalam persamaan di atas. Beginilah cara kerja mekanika Schrodinger
∂t
∂ᴪ ∂ᴪ∗
Subsitusi nilai dari dan diturunkan dari persamaan Schrodinger(3.13.2)
∂t ∂t
d 1 h2 1 h2
(x) =∫ ᴪ∗ x (- ∇2 ᴪ + v ᴪ)+∫ − (- ∇2 ᴪ * + v ᴪ*) xᴪdτ
dt ih 2m ih 2m
1 −h2
= ih ∫ (ᴪ∗ x∇2 ᴪ - ∇2 ᴪ∗ x ᴪ) dτ
2m
ih
= 2m∫⦋ᴪ∗ x∇2 ᴪ − (∇2 ᴪ∗ )(xᴪ )⦌dτ
Dimana
∇. (φA) = ∇φ. A + φ∇ . A
ih
=2m {∫(xᴪ∇ᴪ∗ ). Ds - ∫ ∇ xᴪ. ∇ᴪ∗ dτ}
Dimana penggunaan teorema divergen telah dibuat untuk mengubah integral volume menjadi
integral permukaan .integral permukaan menghilang karena jadi ᴪ → 0 as x → ∞.
ih
I = 2m ∫(− ∇ xᴪ. ∇ᴪ∗ ) dτ
ih ih
= 2m ∫ ᴪ∗ ∇2 (xᴪ) dτ − ∫ ᴪ∗ ∇(xᴪ).ds
2m
ih
= 2m
∫ ᴪ∗ ∇2 (xᴪ) + 0 (integral permukaan berkurang)
ih d2 ᴪ d2
= ∫ᴪ∗ (x dx2 − dx2(xᴪ)) dτ
2m
ih d2 ᴪ d2 ᴪ dᴪ
= ∫ᴪ∗ (x dx2 − −2 )dτ
2m dx2 dx
ih dᴪ
= ∫ᴪ∗ (−2 )dτ
2m dx
I d
= m∫ᴪ∗ (−ih ) ᴪdτ
dx
1
= m (px)
Demikian pula
d d ∂ᴪ
dt
(px ) =
dt
∫ ᴪ∗ (−iћ ∂x )dτ
∂ ∂ᴪ ∂ᴪ∗ ∂ᴪ
= −i ∫ (ᴪ∗ ∂χ ∂t + )dτ
∂t ∂χ
∂ᴪ ∂ᴪ∗
Mengganti nilai ∂t and dari persamaan Schrodinger, kita memperoleh
∂t
d ћ2 ∂ ∂ᴪ ∂ ∂ᴪ
dt
⟨Px ⟩ =
2m
∫ (ᴪ∗ ∂x ∇2 ᴪ − ∇2 ᴪ∗ ∂χ )dτ − ∫ (ᴪ∗ ∂x (Vᴪ) − Vᴪ∗ ∂χ )dτ
ћ2 ∂ ∂ᴪ
= 2m ∫ (ᴪ∗ ∂x ∇2 ᴪ − ᴪ∗ ∂χ ∇2 ᴪ)dτ −
∂ ∂ᴪ
∫ (ᴪ∗ ∂x (Vᴪ) − Vᴪ∗ ∂χ )
∂ ∂ᴪ
= − ∫ ᴪ∗ (∂x (Vᴪ) − V ∂χ )dτ
∂V
= ∫ ᴪ∗ (− ∂x ) ᴪdτ
∂V
= ⟨− ∂x ⟩
Kuantitas fisik diwakili oleh operator linier (Hermitian) dan untuk masing-masing operator
dapat mengatur persamaan nilai dari tipe tersebut.
̂ φm = q m φm
Q
..(3.14.1)
q1 q 2 q3 q 4 ………………………q m … … … … …
φ1 φ2 φ3 φ4 ………………………φm … … … … …
Properti penting fungsi dari kuantitas fisika operator adalah bentuknya yang lengkap. Ini
menyiaratkan bahwa setiap fungsi gelombang keadaan berperilaku baik sewenang wenang
dari sistem yang mematuhi kondisi batas yang sama dengan fungsi, dapat diperluas sebagai
kombinasi linear (superposisi)dari fungsi. Superposisi fungsi eigen juga mewakili
kemungkinan bahawa sisitem. Jika spectrum diskrit nilai, fungsi properti ini memungkinkan
kami untuk menulis
ᴪ = ∑m cm φqm ……(3.14.2)
dimana cm adalah koefisien konstan, secara umum kompleks. Tentu di pahamai bahwa ᴪ’s
dan φ’s adalah fungsi dari variabel yang sama
2 nπx
φn (x) = √L sin ,0 ≤ x ≤ L
L
Dan fungsi gelombang osilasi harmonik adalah contoh dari fungsi ortonormal )
ᴪ = cm φqm ………(3.14.3)
yang berarti bahwa pemngukuran kuantitas Q di bagian ᴪ akan menghasilkan hanya satu nilai
cm . untuk memiliki signifikasi koefisien ekspansi cm mengasumsikan bahwa fungsi φqm
dinormalisasi. Jika semua c’s tidak nol, maka pengukuran kuantitas Q dibagaian ᴪ tidak
menghasilkan nilai yang pasti ,hanya memiliki kisaran nilai yang rata-rata atau nilai
ekspetasinya di tulis
̂ ᴪ dτ
〈Q〉 = ∫ ᴪ ∗ Q
φm ̂ (cn φn )dτ
∗ ∗ )Q
= ∫(cm
∗
=∑ ∑cm ̂ φn dτ
cn ∫ φ∗m Q
∗
= ∑ ∑ cm cn q n ∫ φ∗m φn dτ
∗
= ∑ ∑cm cn . q n . δmn
= I cn I2 .q n
Ketika sistem dalam keadaan ᴪ hasil dari setiap pengukuran Q adalah salah satu nilai
q1,q2,…..nilai ekspetasi Q adalah nilai rata rata terbimbing.kemungkinan mendapatkan nilai
tertentu qn sama de besarnya dengan kuadrat cn. ini memberikan signifikasi fisika dari
koefisien ekspansi cn. dalam persamaan (3.14.2). kemungkinan besar rangkan di satuan
= |cn | = 1 ……(3.14.5)
Koefisie pemuaian cn dapat di peroleh dengan memanfaatkan sifat dari fungsi φm fungsi dari
nilai menandakan bahwa
atau
Dimana integral dievaluasi pada seluru rentang variabel di mana φ didefinisikan untuk
menentukan cn pada persamaan (3.14.2) dengan φ∗n dan mengabungkan
= ∑m cm ∫ φn∗ φm dτ
= ∑m cm δmn
= cn
Dalam kasus spectrum kontinu kita harus menyatakan nilai dan fungsi masing masing yang
sesuai dengan q dan φqm
Misalkan Q̂ dan R
̂ adalah dua kejadian seperti berikut
̂ ᴪdτ = ∫(R
∫ φ∗ Q ̂ ᴪ)= (R
̂ φ)*ᴪdτ atau (φ∗ Q ̂ φ∗ ……..(3.15.1)
̂ ᴪdτ = ∫(Q
∫ φ∗ Q ̂ +φ)*ᴪdτ ………(3.15.2)
Atau
̂ ᴪ⟩ = ⟨Q
⟨φ|Q ̂ +φ/ᴪ⟩ ……….(3.15.3)
̂ atau Q
Dengan kata lain, untuk nilai integralnya tidak ada bedanya apakah Q ̂ + bertindak pada
fungsi φ
̂ ᴪ⟩= ⟨Q
⟨φ|Q ̂ φ|ᴪ⟩ …….(3.16.2)
̂ φm = q m φm
Q
̂ φn = q n φn
Q ……(3.17.1)
Keadaan
∗ ̂ ̂ φm )*φn dτ
∫ φm Qφn dτ = ∫(Q …….(3.17.2)
∗
∫ φm q n φn dτ = ∫ q∗m φ∗m φn dτ
(q n − q∗m )∫ φ∗m φn dτ = 0
Dengan demikian fungsi nilai yang memiliki nilai yang berbeda adalah
̂ φm = q m φm
Q
̂ φn = q n φn
Q ……(3.18.1)
(q n − q∗m )∫ φ∗m φn dτ = 0
Relasi ini berlaku untuk semua nilai m dan n. khususnya itu juga berlaku untuk m=n
(q n − q∗n )∫ φ∗n φn dτ = 0
q n = q∗n ……….(3.18.3)
Sol. Fungsi yang dapat diterima harus terbatas,konttinu dan bernlai tinggal
d d d
Sol. (dx + x)2 ᴪ=(dx + x) (dx + x)ᴪ
d dᴪ
=(dx + x) ( dx + xᴪ)
d2 ᴪ dᴪ
= dx2 + 2x dx + (x 2 + 1)ᴪ
d d2 d
(dx + x)2 = dx2 + 2x dx + x 2 + 1
d d d d dᴪ
(x dx)2ᴪ = (x dx) (x dx) ᴪ= (x dx) (x dx )
dᴪ d2 ᴪ
= x ( dx + x dx2 )
dᴪ d2 ᴪ
= x dx + x dx2
d d2 d
(x dx)2 = x 2 dx2 + x dx
d d d d d
(x dx)2ᴪ = (dx x) (dx x)ᴪ = (dx x) (dx xᴪ)
d dᴪ
= dx x (ᴪ + x dx )
d dᴪ
= dx (xᴪ + x 2 dx )
dᴪ dᴪ d2 ᴪ
= ᴪ + x dx + 2x dx + x 2 dx2
d 2 d2 d
= (x ) = x2 + 3x +1
dx dx2 dx
Contoh 3. Sebuah partikel bergerak dalam satu dimensi oleh fungsi gelombang
√2 x+ix
ᴪ(x) = ( n )1/21+ix2
2√2 x2
P = ᴪ∗ ᴪ = |ᴪ|2 = . 1+x4
π
dP
Nilai maksimum dari p, dx = 0 ⇒ x = ±1
d2
Contoh 4. Tentukan nilai konstan A fungsi (−λx 2 ) dari (dx2 − Ax 2 ) nilai yang sesuai
d2
(dx2 − 4λ2 x 2 )
A = √λ
dᴪ
xᴪ + dx = λ ᴪ
dᴪ
= −(x − λ) dx
ᴪ
x2
ᴪ = cexp (− + λx)
2
d2
contoh 7.fungsi dari opratordx2 ?
D
(i) ᴪ = A sin mx (ii)ᴪ = B cos nx (iii) ᴪ = Cx 2 (iv) ᴪ = (v)ᴪ = A e−xm
x
Sol.
d2 ᴪ d2
(i) = A sin mx = −m2 ᴪ
dx2 dx2
d2
(iii) cx 2 = 2C
dx2
d2
(v) (Ae−mx ) = m2 (Ae−mx )
dx2
dᴪ
−iћ = q n dx
ᴪ
−iћ in ᴪ = q n x + in c
nilai q n , bisa berupa angka apa saja, namun jika kita memaksakan kordinat batas ᴪn (x).
menjadi periodic dalam beberapa jarak L
2πnћ
qn = , n adalah integral
L
[i2πnx]
ψn (x) = c exp
L
Jadi nilai eigennya terpisah dan nyata. Ini menunjukkan bahwa nilai eigen dan fungsi eigen
tidak hanya bergantung pada sifat operator tetapi juga pada kondisi batas.
𝑑
Contoh 9.Temukan fungsi eigen dan nilai eigen dari operator 𝐿̂z= −𝑖ħ 𝑑𝜑
Solusi :persamaan nilai Eigen adalah
𝑑𝜓(𝜑)
−𝑖ħ = 𝑞𝜓(𝜑)
𝑑𝜑
𝑑𝜓 𝑞
= − 𝑑𝜑
𝜓 𝑖ħ
𝑖𝑞𝜑
𝜓 = 𝑐 exp( )
ħ
fungsi𝜓 adalah fungsi periodik variable 𝜑 dengan periode dari 2𝜋 𝑖. 𝑒. . , 𝜓(𝜑) = 𝜓(𝜑 + 2𝜋).
Kondisi ini menyiratkan bahwa nilai eigen q adalah kelipatan integral dari ħ dan 𝜓 diberikan
𝑑
Contoh 10.Tunjukanbahwa 𝑃̂x= −𝑖ħ 𝑑𝑥 adalah sebuah operator Hermitian
∞
= ∫−∞ 𝜑(𝑃̂xψ)*𝑑𝜏
= −6𝑥𝜓 ≠ 0
̂ 𝐵̂ ] = −[𝐴,
Contoh 12.Tunjukan bahwa [𝐴, ̂ 𝐵̂ ]
̂ 𝐵̂ ]𝜓 = (𝐴̂𝐵̂ − 𝐵̂ 𝐴̂)𝜓 = 𝐴̂𝐵̂ 𝜓 − 𝐵̂ 𝐴̂𝜓
Solusi.[𝐴,
̂ 𝐵̂ ]𝜓
= −[𝐴,
𝑑𝜓 𝑑 𝑛
= −𝑖ħ {𝑥 𝑛 − 𝑥 𝜓} = −𝑖ħ𝑛𝑥 𝑛−1 𝜓
𝑑𝑥 𝑑𝑥
1
Contoh 14.Tunjukan bahwa fungsi ψ(x)= 𝑐 exp(− 2 𝑥 2 ) sebuah fungsi Eigen dari operator
𝑑2
(𝑥 2 − 𝑑𝑥 2 ). Tentukan nilai eigennya, normalisasi konstanta c dan dugaan nila x untuk
keadaan yang dijelaskan dari fungsi gelombang, ketika x bervariasi dari −∞ sampai ke ∞.
𝑑2 1 1 𝑑2 1
Solusi.(𝑥 2 − 𝑑𝑥 2 ) 𝑐 exp (− 2 𝑥 2 ) = 𝑐𝑥 3 exp( − 2 𝑥 2 ) − 𝑐 𝑑𝑥 2 𝑥 exp (− 2 𝑥 2 )
1
= 3c exp (− x 2 )
2
Oleh karena itu nilai eigennya 3.
∞
2
𝑐 2 ∫ 𝑥 2 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 = 1
−∞
𝜋
𝑐 2 ( )1/2 = 1
4
𝜋
𝑐 = ( )1/4
4
Dugaan nilai x diberikan oleh :
∞ 1 2 1 2 ∞
2
〈𝑥〉 = ∫ 𝑐𝑥𝑒 −2𝑥 𝑥𝑐𝑥𝑒 −2𝑥 𝑑𝑥 = 𝑐 ∫ 𝑥 3 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 = 0
2
−∞ −∞
𝑓(𝑥) = 𝑥 0 ≤ 𝑥 ≤ 1/2
𝑓(𝑥) = 1 − 𝑥 1/2 ≤ 𝑥 ≤ 1
Solusi.fungsi ini digambarkan pada gambar berikut.
𝑙 2 𝑙 𝑛𝜋𝑥
dimana 𝑎𝑛 = ∫0 𝜓𝑛∗ (𝑥)𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = √ 𝑙 ∫0 sin 𝑑𝑥
𝑙
(2𝑙)3/2 𝑛𝜋
= 2 2
sin ,
𝑛 𝜋 2
4𝑙 𝜋𝑥 1 3𝜋𝑥 1 5𝜋𝑥
= 2
[sin − 2 sin + 2 sin −………………..]
𝜋 𝑙 3 𝑙 5 𝑙
Integral dapat mengevaluasi dengan memanfaatkan hasil berikut :
1 𝑥
∫ 𝑥 sin 𝑏𝑥𝑑𝑥 = 2
sin 𝑏𝑥 − cos 𝑏𝑥
𝑏 𝑏
Contoh 16.Keadaan dasar dan fungsi gelombang keadaan tereksitasi pertama dari atom
adalah ψ0 dan ψ1 masing-masing, energi yang sesuai adalah E0 dan E1. Jika sistem memiliki
probabilitas 40% ditemukan dalam kondisi dasar dan 60% probabilitas dalam kondisi
tereksitasi pertama,
𝜓 = 𝑐0 𝜓0 + 𝑐1 𝜓1
Di sini koefisien ekspansi c0 dan c1 memiliki arti sebagai berikut.𝑐02 Merupakan kemampuan
sistem penemuan dalam keadaan ψ0 dengan nilai eigen energi E0. Jadi
Demikian pula, kuadrat dari koefisien c1 yaitu.𝑐12 mewakili probabilitas menemukan sistem
dalam keadaan 𝜓1 dengan nilai eigen energi E1.
𝑐12 = 0.60 ∴ 𝑐1 = √0.60
𝜕𝜓
𝑖ħ ̂𝜓
=𝐻
𝜕𝑡
Konjugat kompleksnya adalah
𝜕𝜓∗
−𝑖ħ ̂ *𝜓̂*
=𝐻
𝜕𝑡
Mengalikan (1) dengan ψ* dan (2) oleh ψ dan kemudian mengurangi satu persamaan dari
yang lain yang kita milik
𝜕𝜓 𝜕𝜓∗
𝑖ħ[𝜓 ∗ +𝜓 ̂ 𝜓 − 𝜓𝐻
= 𝜓∗ 𝐻 ̂ *ψ*
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕 1
(𝜓∗ 𝜓) = ̂ 𝜓 − 𝜓(𝐻
[𝜓 ∗ 𝐻 ̂ *ψ)*]
𝜕𝑡 𝑖ħ
𝜕 1
̂ 𝜓)∗ 𝑑𝜏
̂ 𝜓)𝑑𝜏 − ∫ 𝜓 (𝐻
∫ 𝜓 ∗ 𝜓 𝑑𝜏 = [∫ 𝜓 ∗ (𝐻
𝜕𝑡 𝑖ħ
𝜕
Konservasi probabilitas menuntut hal itu𝜕𝑡 ∫ 𝜓 ∗ 𝜓 𝑑𝜏 = 0. Ini dimungkinkan ketika
∗
̂ 𝜓)𝑑𝜏 = ∫ 𝜓 (𝐻
∫ 𝜓 ∗ (𝐻 ̂ 𝜓) 𝑑𝜏
1 1 1 1 𝜕 𝑖ħ
= [𝑥̂, 𝑃̂𝑥2 ] + [𝑥̂, 𝑃̂𝑦2 ] + [𝑥̂, 𝑃̂𝑧2 ] = . 2ħ2 + 0 + 0 = 𝑃̂𝑥
2𝑚 2𝑚 2𝑚 2𝑚 𝜕𝑥 𝑚
𝜕 𝜕 𝜕
[𝑥̂, 𝑃̂𝑥2 ] = [𝑥̂, 𝑃̂𝑥 ]𝑃̂𝑥 + 𝑃̂𝑥 [𝑥̂, 𝑃̂𝑥 ] = 𝑖ħ (−𝑖ħ ) + (−𝑖ħ ) . 𝑖ħ = 2ħ2
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
Contoh 19.Pada t = 0, fungsi gelombang osilator Harmonik dalam keadaan diberikan oleh
1 2
𝜓(𝑥, 0) = 𝜓0 (𝑥) + 𝑖 √ 𝜓2 (𝑥)
√3 3
Di mana ψ0 adalah fungsi gelombang keadaan dasar dan ψ2 adalah fungsi gelombang keadaan
tereksitasi kedua.
𝑖𝐸𝑡 1 1 2 5
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝜓(𝑥) exp (− )= 𝜓0 (𝑥) exp (− 𝑖𝜔𝑡) + 𝑖 √ 𝜓2 (𝑥) exp (− 𝑖𝜔𝑡)
ħ √3 2 3 2
Menurut arti koefisien ekspansi, probabilitas menemukan osilator dalam keadaan dasar
dengan energi ½ hm adalah (1 / √3) 2 = 1/3 dan dalam keadaan n = 2 dengan energy
5 2
( ) ħ𝜔 adalah [√( )]2 = 2/3
2 3
1 1 2 5 11
〈𝐸〉 = 𝑐02 𝐸0 + 𝑐12 𝐸1 = ( ħ𝜔) + ( ħ𝜔) = ħ𝜔
3 2 3 2 6
Contoh 20.Tunjukkan bahwa nilai rata-rata kuadrat dari operator Hermitian adalah positif.
𝑄̂ 2 𝜓 = 𝜆2 𝜓
< 𝑄 2 > = ∫ 𝜓 ∗ 𝑄̂ 2 𝜓𝑑𝜏 = ∫ 𝜓 ∗ 𝑄̂ 𝑄̂ 𝜓𝑑𝜏 = ∫(𝑄̂ 𝜓)∗ (𝑄̂ 𝜓)𝑑𝜏 = ∫(𝜆𝜓)∗ (𝜆𝜓)𝑑𝜏
Solusi.(i) Mari kita tunjukkan konjugasi kompleks oleh operator 𝐴̂. Maka :
𝐴̂𝝍 = 𝝍∗
Karena (1) dan (2) tidak sama, 𝐴̂ bukan operator linier. (ii) Operator Hermitian memenuhi
persyaratan.
(2)
= ∫ 𝜓 ∗ 𝐴̂𝜑𝑑𝜏 = ∫ 𝜓 ∗ 𝜑 ∗ 𝑑𝜏
Sisi kiri
(3)
Sisi kanan = ∫(𝜓∗ )∗ 𝜑𝑑𝜏 = ∫ 𝜓 𝜑𝑑𝜏
Karena ∫ 𝜓 ∗ 𝜑 ∗ 𝑑𝜏 ≠ ∫ 𝜓𝜑𝑑𝜏, konjugasi kompleks bukan Hermitian.
Contoh 22.Jika {𝜑1 (𝑥), 𝜑2 (𝑥), … … … . . }adalah seperangkat fungsi ortonormal yang lengkap,
kemudian menunjukkan bahwa hubungan penutupan berikut terpenuhi.
∞
= ∫ 𝜓 (𝑥 ′ )𝛿(𝑥 − 𝑥 ′ )𝑑𝑥 ′
Dimana :
∞
Contoh 23.Tunjukkan bahwa momentum p dari partikel bebas adalah gerakan konstan.
ħ2 𝜕 2 𝜕
̂=−
𝐻 dan 𝑃𝑥 = −𝑖ħ
2𝑚 𝜕𝑥 2 𝜕𝑥
𝜕 ħ2 𝜕2 𝑖ħ3 𝜕3
Sekarang 𝑃̂𝑥 𝐻
̂ 𝜓(𝑥) = −𝑖ħ [− 𝜓(𝑥)] = − 2𝑚 𝜕𝑥 3 𝜓(𝑥)
𝜕𝑥 2𝑚 𝜕𝑥 2
ħ2 𝜕 2 𝜕 𝑖ħ3 𝜕 3
̂ 𝑃̂𝑥 = (−
𝐻 ) (−𝑖ħ ) 𝜓(𝑥) = − . 𝜓(𝑥)
2𝑚 𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 2𝑚 𝜕𝑥 3
𝑝̂2 1
̂=
Contoh 24.Hamiltonian dari osilator harmonik adalah 𝐻 + 2 𝑚𝜔2 𝑥 2 . Buktikan bahwa
2𝑚
𝑖ħ𝑝
̂] =
(i) [𝑥̂, 𝐻 ̂ ] = −𝑖ħ𝑚𝜔2 𝑥
(ii) [𝑝̂𝑥 , 𝐻
𝑚
Solusi.
1 1 1 𝜕 2 𝜕 2
̂ ]𝜓 =
(i). [𝑥̂, 𝐻 [𝑥̂, 𝑝̂𝑥2 ]𝜓 + 𝑚𝜔2 [𝑥̂, 𝑥̂ 2 ]𝜓 = {𝑥(−𝑖ħ ) − (−𝑖ħ ) 𝑥} 𝜓 + 0
2𝑚 2 2𝑚 𝜕𝑥 𝜕𝑥
ħ2 𝜕2 𝜕2
=− {𝑥 2 𝜓 − 2 (𝑥𝜓)}
2𝑚 𝜕𝑥 𝜕𝑥
ħ2 𝜕𝜓 𝑝𝑥 𝜓
= − {−2 } = 𝑖𝜓
2𝑚 𝜕𝑥 𝑚
1 1
̂ ]𝜓 = [𝑝̂𝑥 , 𝑝̂𝑥2 ] + [𝑝̂𝑥 , 𝑚𝜔2 𝑥 2 ] 𝜓 = 0 + 𝑚𝜔2 [𝑝̂𝑥 , 𝑥 2 ]𝜓
(ii). [𝑝̂𝑥 , 𝐻 2 2
1 𝜕 𝜕
= 𝑚𝜔2 {(−𝑖ħ ) (𝑥 2 𝜓) − 𝑥 2 (−𝑖ħ ) 𝜓} = −𝑖ħ𝑚𝜔2 𝑥
2 𝜕𝑥 𝜕𝑥
Contoh 25.Tunjukkan bahwa i [A, B] akan menjadi Hermitian jika A dan B adalah operator
Hermitian.
𝑄̂ = 𝑖(𝐴̂𝐵̂ − 𝐵̂ 𝐴̂)
𝑃̂𝜓(𝑥) = 𝜓(−𝑥)
Let us change the variable on the left hand side of (1) through the substitution x = – x.
Contoh 27.Show that every operator can be expressed as the combination of two operators,
each of them is Hermitian.
𝐴̂ + 𝐴̂+ 𝐴̂ + 𝐴̂+
̂
𝐴=( )+𝑖( ) = 𝐵̂ + 𝑖𝐶̂
2 2𝑖
̂
𝐴+𝐴 ̂+ 𝐴+𝐴 ̂ ̂+
Dimana : 𝐵̂ = 2 dan𝐶̂ = 2𝑖
Sekarang :
1. Nyatakan signifikansi fisik dari fungsi gelombang. Jelaskan arti fungsi yang
dilakukan dengan baik. Berikan interpretasi fungsi gelombang dalam hal
kemungkinan kepadatan arus yang terkait dengan fluks partikel.
2. Dapatkan persamaan waktu dan waktu independen Schrodinger. Apa yang Anda
maksud dengan normalisasi dan ortogonalitas fungsi gelombang?
3. Apa yang Anda maksud dengan variabel dinamis dan nilai ekspektasi dari variabel
dinamis? Dapatkan operator mekanika kuantum yang sesuai dengan momentum linier,
momentum sudut, energi kinetik, dan Hamiltonian dari suatu sistem.
4. Nyatakan teorema Ehrenfest. Buktikan itu :
𝑑 〈𝑃𝑥 〉 𝑑 𝑑𝑉
〈𝑥〉 = , 〈𝑝𝑥 〉 = − 〈 〉 = 〈𝐹𝑥 〉
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡 𝑑𝑥
5. Jelaskan arti operator linear, adjoint dari operator dan operator Hermitian. Tunjukkan
bahwa (i) nilai-nilai eigen dari operator Hermitian adalah nyata (ii) fungsi eigen dari
operator Hermitian yang sesuai dengan nilai-nilai eigen yang berbeda adalah
ortogonal.
6. Jelaskan teorema ekspansi. Berikan arti koefisien ekspansi.
7. Fungsi gelombang dari suatu partikel yang bergerak di daerah bebas potensial
diberikan oleh ψ(x) = A cos kx, di mana k dan A adalah konstanta nyata. Apakah ini
keadaan eigen dari operator𝐻 ̂ , 𝑃̂𝑥 , 𝑃̂𝑥2 . Jika demikian, cari nilai eigen yang sesuai.
ħ 𝑘2 2
Jawab. 2𝑚 ψ(x) bukan keadaan eigen dari 𝑃̂𝑥 , ħ2 𝑘 2
𝑑 𝜕𝑉
8. Tunjukan bahwa 𝑑𝑡 < 𝑃𝑥 >= 〈− 𝜕𝑥 〉, dimana simbol memiliki arti yang biasa.
9. a) Tunjukkan bahwa Hamiltonian harus Hermitian untuk pelestarian probabilitas. (B)
Dua operator P dan Q adalah non-hermitian. Buat kombinasi linier yang cocok yang
akan menjadi Hermitian. (c) Jika operator P, Q dan PQ semuanya Hermitian,
tunjukkan bahwa [P, Q] = 0.
10. Operator 𝐴̂ yang terkait dengan A yang dapat diamati secara fisik memenuhi
persamaan nilai eigen berikut
𝐴̂𝜑𝑛 (𝑥) = 𝑎𝑛 𝜑𝑛 (𝑥)
(a) Apa hasil yang mungkin dari pengamatan A? (B) Berapa nilai rata-rata
pengamatan berulang ketika sistem dalam keadaan eigen yang pasti 𝜑𝑛 (x)?
11. a) Dapatkan fungsi eigen dari operator momentum satu dimensi dan normalkan
dengan menggunakan teknik fungsi delta. (B) Sebuah partikel massa m terbatas untuk
bergerak dalam persegi dua sisi sisi L. Dapatkan jumlah total keadaan yang diizinkan
untuk energi dari partikel yang terletak di antara E dan E + dE dan hitung kepadatan
negara.
12. a) Tunjukkan bahwa vektor eigen yang memiliki dua nilai eigen yang berbeda dari
operator Hermitian adalah ortogonal. (B) Mengevaluasi[𝑧 2 , 𝑃𝑧 ]dan [𝑥𝑧, 𝑃𝑧 ]
13. (a) Diskusikan postulat mekanika kuantum.
14. (B) Jika O1 dan O2 adalah dua operator matematika yang sesuai dengan dua
pengamatan fisik, tulis fisik
Signifikansi dari (i) [𝑄̂1 , 𝑄̂2 ] ≠ 0, (ii) 𝑄̂1 , 𝑄̂2 ], (iii) 𝑄̂1 , 𝐻
̂ ]. Berikan contoh eksplisit
15. L dan P adalah masing-masing momentum sudut orbital dan operator paritas yang
mengacu pada asal dari seperangkat koordinat bola. Jika P mentransformasikan (t,
𝜃, 𝜑,) menjadi (r, 𝜋 − 𝜃, 𝜑 + 𝜋), tunjukkan bahwa [P, L] = 0. Karenanya buktikan
bahwa setiap harmonik bola memiliki paritas yang terdefinisi dengan baik tergantung
pada l.
𝑑 𝜕𝑉
16. (a). tunjukan bahwa 𝑑𝑡 〈𝑃𝑥 〉 = 〈− 𝜕𝑥 〉
(B) Jika operator A dan B adalah Hermitian menunjukkan bahwa I [A, B] juga
Hermitian. (c) Tunjukkan bahwa fungsi eigen dari operator Hermitian yang memiliki
nilai eigen berbeda harus ortogonal.
17. a) Jelaskan, secara singkat, perbedaan antara fungsi Kroncker dan Dirac delta. (b)
Jika𝜓1 dan 𝜓2 adalah fungsi eigen dari operator linier, menunjukkan bahwa
kombinasi linear mereka juga akan menjadi fungsi eigen dari operator. (c) Untuk
konservasi probabilitas menunjukkan bahwa Hamiltonian harus Hermitian.
𝑑2
18. (a) evaluasi [𝑑𝑥 2 , 𝑥]
(b) buktikan𝐿̂𝑧 𝐿̂+ = 𝐿̂+ (𝐿̂𝑧 + ħ) 𝑑𝑎𝑛 𝐿̂𝑧 𝐿̂− = 𝐿̂− (𝐿̂𝑧 − ħ)
𝑑2
19. a) Uji apakah berikut ini fungsi eigen operator ? Apa nilai eigen yang sesuai? (i)
𝑑𝑥 2
sin x (ii) log x (iii) exp (ax), di mana a adalah konstanta?
(b) Jelaskan mengapa Hamiltonian suatu sistem selalu Hermitian?
20. a) Jelaskan dengan alasan manakah dari fungsi gelombang berikut yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima dalam mekanika kuantum?
(b) Jika Hamiltonian dapat ditulis sebagai berikut 𝐻 = ∑𝑛,𝑚 𝐶𝑛𝑚 𝑥 𝑛 𝑃𝑥𝑛 , karenanya
buktikan teorema Ehrenfest :
𝑑 𝜕𝐻 𝑑 𝜕𝐻
< 𝑥 >= 〈𝜕𝑝 〉dan𝑑𝑡 〈𝑝𝑥 〉 = 〈− 𝜕𝑥 〉
𝑑𝑡 𝑥
𝑑 𝑑
21. temukan[𝐴̂𝐵̂ ] jika 𝐴̂ = 𝑎̂ + 𝑑𝑥 dan 𝐵̂ = 𝑎̂ − 𝑑𝑥.
22. (a) Tuliskan persamaan Schrodinger untuk partikel bebas yang terbatas untuk
bergerak di dalam pesawat dan cari tahu tingkat energi yang diizinkan.
(b) Manakah dari bentuk fungsi gelombang berikut yang dapat diterima dalam
mekanika kuantum.
23. Kapan nilai eigen energi dari partikel kuantum diskrit di alam?
24. (a). Tulis Hamiltonian dari partikel yang bergerak dengan kecepatan v sepanjang x
arah dengan energi potensial
𝐴
𝑉 = 𝑥 2 + 𝐵𝑣dimana A dan B konstan
(b). Buktikan bahwa (i) Jika dua operator A dan B adalah Hermitian dan produk
mereka AB juga Hermitian. (ii) Operator A dan B bepergian.