PENDAHULUAN
akan air mempunyai peranan penting. Banyak usaha yang dilakukan untuk
sungai dan waduk, disamping sumber air tanah dalam dengan sumur bor.
tumbuh (lahan atau sawah). Sawah dan lahan yang baik untuk pertanian ialah tanah
yang mudah dikerjakan, bersifat produktif dan subur serta cukup akan kebutuhan air.
Udara dan air mengisi pori-pori di antara butir tanah umumnya dipandang sebagai
bagian dari tanah. Dengan demikian, tanah terdiri dari tiga komponen, yaitu butir-
Perbandingan antara butir-butir tanah, air, dan udara perlu diusahakan agar
dapat memenuhi suatu nilai dalam batas-batas tertentu. Pemberian air juga dipengaruhi
karena dapat menyebabkan sebagian atau seluruh akar tanaman menjadi busuk.
memanfaatkan jaringan irigasi air permukaan menggunakan air dari bendung benanga
yang dialirkan ke areal persawahan. Agar jaringan irigasi tersebut dapat digunakan
yang efektif dan efisien. Pengelolaan jaringan irigasi akan mempengaruhi sistem
pemberian air pada petak-petak sawah dan tingkat pelayanan irigasi yang
diterima petani.
Adapun rumusan masalah Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air, sebagai
berikut :
Adapun batasan masalah Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air ini mencakup
andalan
Adapun sistematika penulisan Irigasi dan Bangunan Air adalah sebagai berikut
:
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
laporan.
LAMPIRAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Irigasi
Irigasi artinya mengalirkan air dari sumber air kepada sebidang lahan untuk
penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi,
air irigasi. Irigasi berarti memberikan tambahan air pada saat - saat cadangan air di
Saluran irigasi bertujuan untuk memenuhi permintaan air irigasi bagi daerah
layanan. Kebutuhan air irigasi akan ditentukan oleh umur dan jenis tanaman yang akan
ditanam serta cuaca yang terjadi, sehingga pengelolaan jaringan irigasi akan mengikuti
pola dan tata tanam. Pengelolaan jaringan irigasi akan disesuaikan dengan ketersediaan
air jika permintaan air irigasi lebih besar dari pada ketersediaan air, sehingga analisis
optimasi perlu dilakukan untuk memaksimalkan luas areal fungsional atau keuntungan
optimum dalam satu tahun tanam. Prasarana jaringan (bangunan sadap/bagi/pemberi,
saluran, bangunan pengatur dan pengukur air irigasi) harus siap dioperasikan sesuai
dengan standar operasi berdasarkan pola dan tata tanam. Berdasarkan cara pengaturan,
pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi dapat dibedakan
3. Irigasi Teknis.
Dalam suatu jaringan irigasi yang dapat dibedakan adanya empat unsur
tersier.
2. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuang kolektif,
air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke sawah- sawah serta kelebihan air di
3. Sistem pembuangan yang ada di luar daerah irigasi untuk membuang kelebihan
Petak tersier menerima air disuatu tempat dalam jumlah yang sudah diukur dari
suatu jaringan pembawa yang diatur oleh dinas pengairan. Untuk memudahkan sistem
pelayanan irigasi pada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari
petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter, dan petak sawah sebagai
satuan terkecil.
pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijurnpai dalam
praktek irigasi antara lain (1) bangunan utama, (2) bangunan pembawa, (3) bangunan
bagi, (4) bangunan sadap, (5) bangunanm pengatur muka air, (6) bangunan pernbuang
dan penguras serta (7) bangunan pelengkap. Bangunan utama dimaksudkan sebagai
penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani.
kategori, (1) bendung, (2) pengambilan bebas, (3) pengambilan dari waduk, dan (4)
bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan
yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai.
Apabila muka air di bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air
Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1) bendung tetap (weir),
(2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan
bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai untuk dialirkan
ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan
pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat
mengalirkan air secara, gravitasi muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah
surnbemya menuju petak irigasi. Bangunan pernbawa meliputi saluran primer, saluran
sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pernbawa
adalah talang, gorong-gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran primer biasanya
sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder
tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistern irigasi:
1. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan
ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
2. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
3. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier
terakhir.
4. Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. batas
sekunder dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang
bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter bangunan bagi ini masing-
masing disebut boks tersier dan boks kuarter. Bangunan sadap tersier mengalirkan air
dari saluran primer atau sekunder menuju saluran tersier penerima. Dalam rangka
penghematan bangunan bagi dan sadap dapat digabung menjadi satu rangkaian
1. Alat pembendung, bermaksud untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan
2. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau bangunan lain menuju
gorong.
3. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengatur agar debit yang masuk saluran
dapat diatur.
Agar pemberian air irigasi sesuai dengan yang direncanakan, perlu dilakukan
pengaturan dan pengukuran aliran di bangunan sadap (awal saluran primer), cabang
saluran jaringan primer serta bangunan sadap primer dan sekunder. Bangunan pengatur
muka air dimaksudkan untuk dapat mengatur muka air sampai batas-batas yang
diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan dan sesuai dengan yang
informasi mengenai besar aliran yang dialirkan (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Kemampuan
Tipe Alat Ukur Mengukur dengan
mengatur
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit irigasi adalah petak tersier.
Petak tersier menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap
tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier. Pada petak tersier
pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab para petani yang
bersangkutan, di bawah bimbingan pemerintah. Petak tersier yang terlalu besar akan
yang ditanami padi luas petak tersier idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan
tertentu dapat ditolelir sampai seluas 75 ha, disesuaikan dengan kondisi topografi dan
lebih mudah. Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas seperti misalnya
parit, jalan, batas desa dan batas perubahan bentuk lapangan. Petak tersier dibagi
menjadi petak-petak kuarter, masing- masing seluas kurang lebih 8-15 Ha. Apabila
keadaan topografi memungkinkan, bentuk petak tersier sebaiknya bujur sangkar atau
segi empat untuk mempermudah pengaturan tata letak dan memungkinkan pembagian
air secara efisien. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan saluran
sekunder atau saluran primer. Pengecualian jika petak- petak tersier tidak secara
langsung terletak di sepanjang jaringan saluran irigasi utama yang dengan demikian,
memerlukan saluran tersier yang membatasi petak-petak tersier lainnya, hal ini harus
dihindari. Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1.500 m, tetapi dalam
Panjang saluran kuarter lebih baik di bawah 500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang
2.5. Klimatologi
gabungan dari keadaan cuaca sehari-hari. Ilmu ini melukiskan dan menerangkan
hubungannya dengan berbagai unsur lain dan aktivitas manusia. Iklim ini terjadi dalam
waktu yang lama dan tempat yang luas. Keadaan fisis atmosfer ini dinyatakan dengan
hasil pengukuran berbagai unsur iklim seperti suhu, curah hujan, tekanan,
kelembaban,laju serta arah angin, perawanan, penyinaran matahari. Salah satu yang
sangat bergantung pada tanah, iklim, tanaman, dan sumber daya manusia. Manusia
diamati yaitu keadaan cuaca, angin, jumlah macam dan tinggi dasar awan, suhu udara,
kelembaban udara, tekanan udara, curah hujan, penyinaran matahari dan suhu tanah.
Debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia di suatu lokasi sumber air
air baku dan air irigasi) dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam
perencanaan suatu bangunan penyediaan air terlebih dahulu harus dicari debit
perencanaan yang diharapkan selalu tersedia di sungai (Soemarto, 1987 dalam Zulfikar
dkk, 2012). Untuk menentukan besarnya debit andalan, dapat dihitung dengan
beberapa metode yang disesuaikan dengan data yang tersedia. Data yang tersedia dapat
berupa seri data debit yang dimiliki oleh setiap stasiun pengamatan debit sungai
maupun data seri data curah hujan yang dimiliki oleh setiap stasiun pencatat curah
Metode yang sering dipakai untuk analisis debit andalan adalah metode statistik
𝑚
𝑃= 𝑋 100%
𝑛+1
probabilitas atau nilai kemungkinan terjadinya sama atau melampui dari yang
diharapkan. Debit andalan yang digunakan untuk perencanaan penyediaan air irigasi
kemungkinan debit terpenuhi adalah 80% atau kemungkinan debit sungai lebih rendah
Perhitungan debit andalan dengan cara empiris dapat dilakukan bila data debit
antara lain metode F.J Mock dan NRECA. Analisis debit dari kedua metode tersebut
1. Metode Mock
keseimbangan air (water balance) untuk menghitung aliran sungai dari data
masuk, keluar dan yang disimpan di dalam tanah (soil storage). Volume air
yang masuk adalah hujan, volume air yang keluar adalah infiltrasi, perkolasi
perhitungan debit andalan dengan Metode F.J Mock ini mengacu pada water
balance, dimana volume air total yang ada di bumi adalah tetap, hanya sirkulasi
Air hujan yang jatuh (presipitasi) pada cathment area, sebagian akan
jumlah hari hujan. Infiltrasi pertama akan menjenuhkan top soil, kemudian
menjadi perkolasi membentuk air bawah tanah (ground water) yang kemudian
akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar atau base flow (Kadir, 2010).
keseimbangan air, run off dan air tanah, total volume tersimpan dan aliran
a. Data meteorologi
c. Evapotranspirasi
dari dua kata, evaporasi dan transpirasi. Evaporasi yaitu penguapan air dari
permukaan air, tanah dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses
fisika. Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui
pori -pori daun. Transpirasi umumnya terjadi pada siang hari karena pada
berasal dari tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer
Penman Modifikasi.
kondisi air yang tersedia berlebihan. Evapotranspirasi ini lebih dipengaruhi oleh
faktor-faktor meteorologi dan tersedianya air yang cukup banyak. Jika jumlah
air selalu tersedia berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses
transpirasi, maka jumlah air yang ditranspirasikan relatif lebih besar
kondisi air yang jumlahnya terbatas. Evaporasi aktual lebih dipengaruhi oleh
faktor fisiologi tanaman dan unsur tanam (Asdak, 1995). Selain itu,
Besarnya exposed surface (m) untuk tiap daerah berbeda-beda (Mock, 1973)
Tabel 2.1. Nilai Exposed Surface (m) Berdasarkan Jenis Tutupan Lahan
M Daerah
10 - 40 % Daerah tererosi
2012)
Selain exposed surface, evapotranspirasi aktual juga dipengaruhi oleh
jumlah hari hujan (n) dalam bulan yang bersangkutan. Menurut Mock (1973),
jumlah hari hujan (n), dan dihitung dengan formulasi sebagai berikut.
𝑑𝐸 𝑚
= ( ) 𝑥 (18 − 𝑛)
𝑑𝐸𝑝 20
Sehingga
𝑚
𝑑𝐸 = 𝐸𝑝 ( ) 𝑥 (18 − 𝑛)
20
evapotranspirasi terjadi pada hutan primer atau hutan sekunder, dimana daerah
ini memiliki harga exposed surface (m) sama dengan nol (0) atau banyaknya
hari hujan dalam bulan yang diamati pada daerah itu sama dengan 18 hari.
memperhitungkan faktor exposed surface dan jumlah hari hujan dalam bulan
berikut:
d. Water Balance
perkiraan kapasitas kelembapan tanah awal. Nilai ini diperlukan pada saat
tanah atas dari daerah pengaliran. Biasanya, nilai yang digunakan berkisar 50
– 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air tanah dalam per m3. Jika porositas
tanah lapisan atas tersebut makin besar, maka kapasitas kelembapan akan
𝑊𝑠 = 𝑅 − 𝐸𝑎
berasal dari Bendung Walahar. Hasil dari perencanaan kebutuhan air dapat juga
digunakan untuk membuat simulasi pola tanam. Pola tanam sangat membantu
para petani dalam menentukan waktu penanaman yang efektif dan efisien.
data curah hujan yang hasilnya berupa debit kebutuhan. Berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan air untuk tanaman diperoleh debit kebutuhan rata-rata
0,65 m3/detik – 9,59 m3/detik, sedangkan air yang tersedia atau debit tersedia
2.7.2. Keandalan Analisa Metode Mock (Studi Kasus: Waduk Plta Koto
Panjang)
memperhitungkan volume air masuk berupa hujan, volume air keluar berupa
infiltrasi, perkolasi dan evapotranspirasi, volume air yang melimpas dan yang
menganalisa besarnya debit pada suatu daerah aliran sungai untuk durasi
berupa data curah hujan, data klimatologi, luas dan penggunaan lahan dari
cathment area .
waduk PLTA Koto Panjang dengan Daerah pengaliran Sungai stasiun Pasar
Kampar.
Hasil dari simulasi tersebut sendiri mempunyai grafik dengan
kecenderungan yang hampir sama antara debit terukur dan debit analisa,
hanya besarannya yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat
tahun 1994.
BAB III
PERHITUNGAN