Anda di halaman 1dari 13

ISLAM, SENI DAN BUDAYA

Di Susun oleh :

Kelompok 8

Noor Hairunisa 201710490311014

Itamala sari 201710490311045

Sielma Ajeng A 201710490311054

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaika makalah “Islam, Seni dan Budaya”. Penulis juga mengucapkan rasa
Terima Kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan yakni
Bapak Nuruddin Musyafa M.Pd dan pihak-pihak lain yang telah turut mendukung serta membantu
dalam kelncaran pembuatan makalah ini.

Adapula maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Tentunya masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penulisan makalah ini. Maka dari it, penulis mengharapkan masukan serta kritik yang
bersifat membangun guna menjadikan penulis lebih baik lagi kedepannya.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Tidak
hanya bagi penulis, namun juga bagi rekan-rekan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Definisi Seni dan Budaya................................................................................................................ 6
B. Pandangan Islam tentang Seni dan Budaya ................................................................................. 6
C. Seni Budaya dalam Perspektif Hukum Islam dan Budaya Lokal .............................................. 7
D. Seni dan Budaya Sebagai Media Dakwah .................................................................................. 10
BAB III....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP.................................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Membicarakan fenomena agama dan sistem seni budaya adalah sangat menarik karena
hubungan yang erat antara keduanya. Seni budaya di kalangan masyarakat primitf jelas merupakan
ekspresi kepercayaan mereka. Apalagi kita tinggal di Negara Indonesia yang bermacam-macam
aneka ragam suku, dan budaya. Seni budaya sendiri memperoleh perhatian yang serius dalam islam
karena mempunyai peran yang sangat penting untuk membumikan ajaran utama sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan hidup manusia.

Dalam kitab Kifayah al-Atqiya’ dijelaskan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir
(Hayawan an-Natiq) yang mempunyai banyak keinginan dan bakat. Salah satu yang ingin
dikembangkan manusia ialah bidang seni. Seni adalah hasil dan bakat manusia, manusia dan
kesenian tidak dapat dipisahkan, sebab kesenian merupakan perwujudan dari gagasan dan perasaan
seseorang yang tidak pernah lepas dari masyarakat dan dibesarkan melalui kebudayaan.1 Bahkan
sebelum manusia mengenal tulisan, seni telah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan
mereka.2

Al-quran sendiri memandang seni budaya sebagai suatu proses, dan meletakan seni budaya
sebagai eksistensi hidup manusia. Seni budaya merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang
meliputi kegiatan akal, hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbutan. Seni budaya juga tidak
terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, namun bisa saja lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Sebagaimana juga dengan Islam sendiri dimana berangapan agama yang memiliki materi ajaran
yang integral dan komprehensif, disamping mengandung ajaran utama sebagai syari'ah, juga
memotivasi umat Islam untuk mengembangkan seni budaya Islam. Dan dalam islam Seni budaya
adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-
nilai tauhid. Hasil olah akal, budi, rasa, dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Seni dan Budaya ?
2. Bagaimana Pandangan Islam tentang Seni dan Budaya ?
3. Bagaimana Seni Budaya dalam Perspektif hukum Islam dan Budaya Lokal ?
4. Bagaimana Seni dan Budaya sebagai Media Dakwah ?

C. Tujuan
1. Dapat memahami tentang pengertian secara umum seni budaya.
2. Dapat memahami seni budaya dalam pandangan islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Seni dan Budaya
Pengertian seni secara umum ialah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan
terdapat unsur keindahan dan juga mampu membangkitkan perasaan seseorang.
Adapun pengertian seni dalam buku ialah seni berasal dari kata sani yang artinya
persembahan, pemujaan yang sangat erat hubungan nya dengan upacara keagamman
yang disebut dengan kesenian. Menurut Ki Hajar Dewantara sendiri pengertian seni ini
adalah hasil keindahan sehingga bisa menggerakkan perasaan indah orang yang
melihatnnya.
Sedangkan pengertian budaya sendiri adalah kebiasaan yang dilakukan sekelompok
orang yang dilakukan secara turun-menurun. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
sulit dengan meliputi sistem politik dan agama, adat istiadat, pakaian, bahasa, perkakas,
karya seni dan bangunan.

Adapun istilah budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yakni
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (akal atau budi) yang bisa
diartikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan budi serta akal manusia.

B. Pandangan Islam tentang Seni dan Budaya


Pandangan islam tentang seni dan budaya ini pertama kita lihat dari seberapa
pentingnya seni dan kedudukannya, islam sendiri beranggapan seni ini merupakan
sesuatu yang sangat penting. Karena islam yang mengajarkan pengikutnya untuk bisa
menghargai 3 nilai yaitu, ilmu, teknologi dan seni. Karena ke tiga nilai tersebut sangat
begitu penting di dalam islam dan kehidupan, semuanya harus berjalan selaras.
Seni dalam Islam tidak bisa dilepaskan dari Alquran dan hadis. tidak heran seni
Islam disebut seni quran yang dipandang sebagai ungkapan estetis yang asal-usul dan
realisasinya sama.

6
Seni dalam Islam kebanyakan seperti seni yang diajarkan dalam alquran. Di dalamnya tidak
diajarkan ikonisasi perwujudan makhluk oleh ciptaan Allah dalam bentuk pemujaan berhala. Seni
dalam Islam mengajarkan sesuatu yang berbentuk estetik (sesuatu yang indah), akan memperkuat
perenungan objek-objek dan kenikmatan estetis yang akan memperkuat ideologi dasar dan
memperkuat kesadaran akan ciptaan Allah SWT. Akhirnya alquran akan menggiring manusia
untuk mengakui kebesaran Allah SWT.
Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung
dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia yang didorong oleh
kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut
merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya
(Quraish Shihab: 1996).
Seni Adalah satu hal yang mustahil, bila Allah yang menganugerahkan manusia potensi
untuk menikmati dan mengekpresikan keindahan, kemudian Ia melarangnya. Bukankah Islam
adalah agama fitrah? Segala yang bertentangan dengan fitrah ditolaknya, dan yang mendukung
kesuciannya ditopangnya.

Islam sebenarnya menghidupkan rasa keindahan dan mendukung kesenian, namun dengan
syarat-syarat tertentu, yakni jika kesenian itu membawa perbaikan dan tidak merusak atau
menghancurkan, tetapi membangun. Pada masa kejayaan peradabannya, Islam telah
menghidupkan bermacam-macam seni yang berkembang dan berbeda dengan produk-produk
peradaban lainnya seperti seni kaligrafi, dekorasi, dan seni ukiran di biasanya terdapat di masjid-
masjid, di gedung-gedung, di pedang, bejana-bejana perak, pada kayu, keramik, dan lain
sebagainya.

C. Seni Budaya dalam Perspektif Hukum Islam dan Budaya Lokal

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa yang dikatakan kebudayaan itu adalah hasil cipta
budi dan daya ummat manusia sendiri. Masyarakat tumbuh oleh kebudayaan, tak mungkin ada
kebudayaan tanpa masyarakat dan tiap masyarakat melahirkan kebudayaannya sendiri. Sedangkan
kesenian itu, baik musik, tari, lukis, dan sebagainya ialah penjelmaan rasa keindahan umumnya,
rasa keharuan khususnya, untuk kesejahteraan hidup. Rasa itu disusun dan dinyatakan oleh pikiran,
sehingga ia menjadi bentuk-bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki.

7
Adapun berbagai macam pandangan para ulama’ pada seni, antara lain ;

1. Imam Asy-Syaukani, dalam kitabnya NAIL-UL-AUTHAR menyatakan sebagai


berikut (Lihat Imam Asy-Syaukani, NAIL-UL-AUTHAR

a. Para ulama berselisih pendapat tentang hukum menyanyi dan alat musik.
Menurut mazhab Jumhur adalah haram, sedangkan mazhab Ahl-ul-Madinah, Azh-
Zhahiriyah dan jama‘ah Sufiyah memperbolehkannya.

b. Abu Mansyur Al-Baghdadi (dari mazhab Asy-Syafi’i) menyatakan:


“‘ABDULLĀH BIN JA‘FAR berpendapat bahwa menyanyi dan musik itu tidak
menjadi masalah. Dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu untuk dinyanyikan
para pelayan (budak) wanita dengan alat musik seperti rebana.

2. Abu Ishak Asy Syirazi dalam kitabnya AL-MUHAZZAB berpendapat:

a. Diharamkan menggunakan alat-alat permainan yang membangkitkan hawa


nafsu seperti alat musik gambus, tambur (lute), mi‘zah (sejenis piano), drum dan
seruling.

b. Boleh memainkan rebana pada pesta perkawinan dan khitanan. Selain dua
acara tersebut tidak boleh.

c. Al-Manawi mengatakan dalam kitabnya: ASY-SYARH-UL-KABIR bahwa


menurut mazhab Syafi’i menyanyi adalah makruh tanzih, yakni lebih baik
ditinggalkan daripada dikerjakan agar dirinya lebih terpelihara dan suci.

3. ‘ABD-UR-RAHMAN AL-JAZARI di dalam kitabnya AL-FIQH ‘ALA AL-


MADZAHIB-IL ARBA‘A mengatakan:

a. ‘Ulama- ulama Syafi‘iyah seperti yang diterangkan oleh Al-Ghazali di


dalam kitab IHYA ULUMIDDIN. Beliau berkata: “Nash nash syara’ telah
menunjukkan bahwa menyanyi, menari, memukul rebana sambil bermain dengan
perisai dan senjata-senjata perang pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari
seperti itu adalah hari untuk bergembira. Oleh karena itu hari bergembira dikiaskan
untuk hari-hari lain, seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang memang
dibolehkan syara’.

b. Al-Ghazali mengutip perkataan Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa


sepanjang pengetahuannya tidak ada seorangpun dari para ulama Hijaz yang benci
mendengarkan nyanyian, suara alat-alat musik, kecuali bila di dalamnya
mengandung hal-hal yang tidak baik. Maksud ucapan tersebut adalah bahwa
macam-macam nyanyian tersebut tidak lain nyanyian yang bercampur dengan hal-
hal yang telah dilarang oleh syara’.

8
Keindahan dalam segala hal, dan bagi kehidupan ummat manusia dituntut oleh agama Islam
untuk mencintai keindahan itu, dan itu telah menjadi fithrah manusia. Rasulullah saw
bersabda:

‫صا ِل ُح َو اْل َم ْر َكبُ اْل َه ِني ُء [رواه ابن حبان في صحيحه‬ ُ ‫صا ِل َحة ُ َو اْل َم ْسكَنُ اْ َلوا ِس ُع َو اْل َج‬
َّ ‫ار ال‬ َّ ‫ اْل َم ْرأَة ُ ال‬:‫س َعادَ ِة‬
َّ ‫]أ َ ْر َب ٌع ِمنَ ال‬

Artinya: “Empat perkara termasuk dalam kategori kebahagiaan: wanita yang shalihah,
rumah yang luas/lapang, tetangga yang baik, dan kendaraan yang menyenangkan.” [HR.
Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya]

Di dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya,
Rasulullah saw bersabda:

‫ [رواه مسلم‬. ‫]إِ َّن هللاَ َج ِمي ٌل ي ُِحبُّ ْال َج َما َل‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, ia menyukai keindahan.” [HR. Muslim]

Di dalam hadits yang lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Iman Abu
Dawud, Nabi saw bersabda:

ِ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَتَغ ََّن بِ ْالقُ ْر‬


‫ [رواه البخاري وأبو داود‬.‫آن‬ ْ َ ‫]زَ يِنُوا اْلقُ ْرآنَ بِأ‬
َ ‫ص َواتِ ُك ْم لَي‬

Artinya: “Hiasilah Al-Qur’an itu dengan suaramu. Bukanlah ia golongan kami, siapa-
siapa yang tidak melagukan (bacaan) Al-Qur’an.” [HR. al-Bukhari dan Abu Dawud]

Di dalam kitab Fathul-Bari, Syarah Shahih al-Bukhari, disebutkan:

‫اش‬ ِ ‫ط َج َع َعلَى ْال ِف َر‬


َ ‫ض‬ ْ ‫اث فَا‬ َ ‫اء بُ َع‬ ِ َ‫ان ِب ِغن‬ِ ‫َان تُغَنِ َي‬ ِ ‫سلَّ َم َو ِع ْندِي َج‬
ِ ‫ار َيت‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫ي َر‬ َّ َ‫عل‬ ْ َ‫شةَ قَال‬
َ ‫ت دَ َخ َل‬ َ ِ‫َع ْن َعائ‬
َ
‫سو ُل هللاِ َعل ْي ِه‬ َ ْ َ َ َّ
ُ ‫سل َم فأقبَ َل َعل ْي ِه َر‬ َ
َ ‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو‬ َّ َّ ْ
َ ِ ‫ان ِعندَ النبِي‬ َ َّ
ِ ‫ارة الش ْيط‬ ُ ْ َ ْ َ ْ َ
َ ‫َو َح َّو َل َوجْ َههُ َودَ َخ َل أبُو بَك ٍر فانتَ َه َرنِي َوقا َل ِمز َم‬
‫ [رواه البخاري‬.‫سالَم فَقَا َل د َ ْع ُه َما فَلَ َّما َغفَ َل َغ َم ْزت ُ ُه َما فَخ ََر َجت َا‬ َّ ‫]ال‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah ra, beliau menjelaskan, telah masuk kepadaku
Rasulullah saw sementara bersama saya terdapat dua orang gadis sedang bernyanyi
dengan Bu’ats, lalu Rasulullah saw berbaring di atas tikar sambil memalingkan mukanya.
Dan masuklah Abu Bakar, lalu ia membentak aku sambil berkata: “Serunai syaithan di sisi
Nabi saw?” Lalu Rasulullah menghadapkan mukanya kepada Abu Bakar, sambil berkata:
“ Biarkanlah mereka bernyanyi (hai Abu Bakar)”. Dan manakala Rasulullah saw tidak ada
perhatiannya lagi, keduanya saya singgung (sentuh), lalu mereka keluar.” [HR. al-Bukhari]

Dengan memperhatikan dalil-dalil tersebut di atas, maka seni budaya (yang baik), baik
berupa musik atau tari-tarian yang sopan yang tidak mengundang atau membangkitkan
nafsu syahwat, dibolehkan dalam Islam. Apalagi musabaqah tilawah Al-Qur’an, lebih-
lebih lagi diperbolehkan, apalagi kalau hal itu dipakai sebagai sarana untuk mendakwahkan
agama Islam.

9
Ada beberapa norma yang harus dipegang dalam kesenian menurut Islam, yaitu:
1) Dilarang melukis lukisan yang bersifat pornografi, serta melukis hal-hal yang bernyawa.
2) Dilarang menciptakan hikayat yang menceritakan dewa-dewa, kebiasaan pengarang
yang mengkritik Tuhan.
3) Dilarang menyanyikan lagu-lagu yang berisikan kata-kata yang tidak sopan.
4) Dilarang memainkan musik yang merangsang kepada gerakan-gerakan sensual.
5) Dilarang berpeluk-pelukan antara laki-laki dan perempuan atas nama tarian.
6) Dilarang menampilkan drama dan film yang melukiskan kekerasan, kebencian, dan
kekejaman.
7) Dilarang memakai pakaian yang memamerkan aurat.

D. Seni dan Budaya Sebagai Media Dakwah

Menurut islam, seni tidak boleh diklasifikasikan kepada subjek atau objek semata-mata.
Harus dilihat sebagaimana islam sendiri memandang sesuatu. Seni islam memiliki dasar yang jelas
dalam melahirkan proses kreatif dalam berkarya. Karya seni islam senantiaa memberikan arah
tujuan kehidupan manusia yang lurus sesuai dengan fitrah manusia yang berlandaskan
pengabdian,karana islam mengenal adanya akhirat setelah dunia.

Seni sebagai media dakwah dilihat dari segi sosiologinya di mana pada dasarnya ialah ada
sejak zaman nabi Muhammad saw, namun bentuk dan cara penyampaiannya berlainan, yakni
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat sekitar. Dakwa dapat dilaksanakan dengan
berbagai metode, seperti : ceramah, diskusi, Tanya jawab, keteladanan serta dapat pula
dilaksananakn dengan berbagai media seperti : seni ketoprak,ludruk,wayang, teater dan lain-lain.
Dengan demikian dapat mempermudah masyarakat untuk memahami apa yang di sampaikan,
maka dakwah harus dilakukan dengan menggunakan media yang sudah ada, hal ini untuk
menyesuaikan keadaan masyarakat yang masih belajar atau memahami tentang islam. Oleh karena
itu dalam dakwah walaupun menggunakan media modern namun sudah menghilakan media
tradisional, yang masih dapat digunakan dengan baik, sehingga dalam dakwah penggunakan media
tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Seperti penyebaran agama islam
di pula jawa pada zaman wali songo karena beliau menggunakan seni yang dapat di nikamti atau
di terima langsung oleh masyarakat setempat tanpa ada penolakan pada saat itu. Pada saat itu beliau

10
menggunakan seni wayang yang merupakan salah satu dongeng yang sering di bawakan oleh
warga setempat.

Seni budaya juga adalah salah satu yang terlihat nyata dan dapat dinikmati secara lansung
oleh masyarakat setempat maka dari situlah orang yang beriman sangata menyukai keindahan
dalam bentuk yang tampak da nada disekelilingnya, dan merupakan wujud kebesaran ALLAH
SWT. Dengan penyampaian dakwah yang harus menyusaikan dengan kondisi masyarakat atau
pun dengan tradisi yang dapat dipahami secara mudah oleh masyarakat sehingga seni budaya pun
penting dalam perjalanan penyebaran dakwah. Sehingga waktu itu wali songo berhasil
menyampaikan dakwah dengan menggunakan tradis di pulau jawa dan masyarakat pun dapat
memahami apa yang disampaikan.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Seni secara umum adalah segala sesuatu yang dibuat manusia yang memiliku unsur
keindahan yang mampu membangkitkan perasaan orang lain. Dan Budaya adalah suatu cara hidup
yang dapat berkembang secara bersama pada suatu kelompok orang dengan cara turun-temurun
dari suatu generasi ke generasi.

Sedangkan Seni budaya dalam Islam kebanyakan seperti seni yang diajarkan dalam
alquran. Di dalamnya tidak diajarkan ikonisasi perwujudan makhluk oleh ciptaan Allah dalam
bentuk pemujaan berhala. Seni dalam Islam mengajarkan sesuatu yang berbentuk estetik (sesuatu
yang indah), akan memperkuat perenungan objek-objek dan kenikmatan estetis yang akan
memperkuat ideologi dasar dan memperkuat kesadaran akan ciptaan Allah SWT. Akhirnya
alquran akan menggiring manusia untuk mengakui kebesaran Allah SWT.

12
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Seyyed Hosein. 1996. Spiritualitas dan Seni Islam. Bandung: Mizan.

__________. 1997. Pandangan Islam Tentang Kesenian. Jakarta: Bulan Bintang.

Gazalba, Sidi. 1998. Islam Dan Kesenian. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Yudoseputro, Wiyoso. 1986. Pengantar Seni Rupa Islam Indonesia. Bandung: Angkasa.

Zarkasi, Effendi. 1996. Unsur-Unsur Islam Dalam Pewayangan Telaah Terhadap Penghargaan
Walisanga terhadap Wayang Untuk Media dakwah Islam. Solo: Yayasan Mardikintoko.

13

Anda mungkin juga menyukai