Anda di halaman 1dari 6

THALESSEMIA

Definisi

• Menurut Setianingsih (2008), Talasemia merupakan penyakit genetik yang menyebabkan


gangguan sintesis rantai globin, komponen utama molekul hemoglobin (Hb).

• Talasemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan.

• Pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Itali antara 1925-1927. Kata
Talasemia dimaksudkan untuk mengaitkan penyakit tersebut dengan penduduk Mediterania,
dalam bahasa Yunani Thalasa berarti laut.

(Permono, & Ugrasena, 2006)

Etiologi

• Talasemia bukan penyakit menular melainkan penyakit yang diturunkan

• secara genetik dan resesif. Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut

• sebagai gen globin beta yang terletak pada kromosom 11 (Tamam, 2009).

Klasifikasi

Secara klinik thalassemia :

• Thalassemia Mayor
(ditandai anemia berat, perlu transfusi berulang)

• Thalassemia Intermedia
(ditandai anemia sedang, pembesaran limpa, penumpukan besi)

• Thalassemia Minor
(anemia ringan, dgn kelainan morfologi RBC mikrositik hipokrom, pada orang dewasa tanpa
keluhan)

• Klasifikasi thalassemia
Secara genotipe :
α – thalassemia
β – thalassemia
γ - thalassemia
δ – thalassemia
β δ – thalassemia
Thalassemia 

Pembentukan rantai polipeptida (globin)  diatur oleh dua pasang gen  yang terletak di kromosom 16.

Thalassemia  ditandai dengan delesi gen  yang mensintesis polipeptida 

Patofisiologi  Thalassemia

tidak seimbang. Bila pada keadaan normal rantai globin yang disintesis seimbang

antara rantai α dan rantai β Pada Talasemia terjadi pengurangan atau tidak ada sama sekali produksi

rantai globin. Penurunan secara bermakna kecepatan sintesis salah satu jenis

rantai globin (rantai-α atau rantai-β) menyebabkan sintesis rantai globin yang tidak seimbang. Bila pada
keadaan normal rantai globin yang disintesis seimbang antara rantai α dan rantai β

Rantai globin bebas bersifat sukar larut  mengalami aggregasi dan presipitasi dalam RBC  terbentuk
benda inklusi yg disebut :
badan Heinz.

badan Heinz melekat pada membran RBC  RBC kaku & merusak membran RBC.
kerusakan membran RBC  aliran kation melalui membran meningkat  RBC kehilangan K+ intrasel.

RBC kaku  sulit melalui endotel sumsum tulang  hancur di sumsum tulang  eritropoisis inefektif

di sirkulasi darah, RBC yang kaku ini :

1) di tahan di limpa  dihancurkan di limpa. (penderita thalassemia yang masih mempunyai limpa,
jarang menunjukkan adanya benda inklusi)

2) RBC kaku dapat dikeluarkan dari RBC oleh limpa  RBC berubah bentuk jadi tear drop cell

Karena umur RBC pendek :


merangsang produksi RBC secara intrameduler dan ekstrameduler. eritropoisis intrameduler yang
meningkat korteks tulang menipis & pembesaran tulang :

• facies Cooley
eritropoisis ekstrameduler yang meningkat 
hepatosplenomegali

• anemia :
1) meningkatkan absorpsi besi (Fe) oleh usus
 Fe menumpuk dalam tubuh
2) transfusi berulang  penumpukan besi (Fe)

• eritropisis tidak efektif : retikulosit meningkat


sedikit

Dengan adanya HbH dan Bart’s, patologi seluler Talesemia α


berbeda dengan Talesemia β. Pembentukan tetramer ini mengakibatkan
eritropoesis yang kurang efektif

Hidrops Fetalis

kelainan karena delesi 4

gen α (--/--).

• Bentuk paling berat dari semua thalassemia.

• gambaran klinis :
bayi prematur, pucat, bengkak/edema, abdomen membesar, hepar & lien membesar, meninggal
waktu lahir (bila tidak meninggal  cardiorespiratory distress, akibat Hb Bart’s yg punya daya
ikat O2 tinggi)

Penyakit Hb-H
terjadi bila terdapat delesi 3 gen α (α-/--)

• gambaran klinik :
thalassemia intermedia
bayi tampak normal saat lahir,

• setelah usia 1 tahun terjadi anemia, hepatosplenomegali dan icterus


Laboratorium

Hidrops Fetalis

• Hb 3 – 10 g/dL,

• RBC mikrositik hipokrom,


retikulositosis,
anisopoikilositosis berat, RBC berinti (+).

• Elektroforesis :

• HbBart’s 80 – 90%, HbF (-), Hb-H (-)

Hb-H

• Hb 7 – 10 g/dL

• retikulosit 5 – 10%

• RBC mikrositik hipokrom, banyak sel target, dapat dijumpai Hb-H inclusion bodies (pewarnaan
supravital larutan Brilliant Cresyl Blue 1%) di RBC, RBC polikrom, metarubrisit.

• Diagnosis dikonfirmasi dengan elektroforesis Hemoglobin.


saat lahir Hb Bart’s 20 – 40%, pelan-pelan digantikan Hb-H. Kadar HbA2 dan HbF rendah

THALASSEMIA- β

Penyakit disebabkan produksi mRNA-β kurang, disertai dengan penurunan sintesis rantai globin β
normal.

• Thalassemia β heterozigot (minor)


(bila ada kelainan dengan 1 gen β)

• thalassemia β homozigot (mayor)


(bila ada kelainan pada 2 gen β)

Patofisiologi

• Sintesis rantai globin β diatur gen β di kromosom 11.


Sintesis mulai minggu ke-6 kehamilan, pada kehamilan trimester III, mulai terjadi pergantian
rantai polipeptida γ ke rantai polipeptida β, switch over ini mencapai maksimum, pada bayi 6
bulan, pada umur 1 tahun  kadar polipeptida β = kadar β orang dewasa.
Sintesis rantai δ mulai aktif beberapa minggu sebelum lahir, sintesis menetap pada bayi 6 bulan,
kadar = kadar orang dewasa
• Pada thalassemia β, rantai α bebas lebih sulit larut dibandingkan rantai bebas non α  lebih
banyak presipitasi rantai α  eritropoisis inefektif lebih menonjol  retikulosit di darah tepi
hanya sedikit meningkat.
Umur RBC yang lebih pendek  produksi RBC ditingkatkan di sumsum tulang (intrameduler)
dan dilimpa & hati (ekstrameduler)

• Di sumsum tulang terjadi eritropoisis hiperaktif  sel seri eritroid memenuhi sumsum tulang 
terjadi penipisan tulang :
1) deformitas tulang pipi  facies Coole
2) fraktur patologis

Eritropoisis ekstrameduler di limpa dan hati  dapat terjadi pembesaran limpa dan hati
(hepatosplenomegali)

pembesaran limpa di samping oleh eritropoisis ekstrameduler juga akibat peningkatan aktifitas
penghancuran RBC mengandung benda inklusi  hipersplenisme

• Bila dilakukan splenektomi  penghancuran RBC lebih lambat  di darah tepi banyak dijumpai
fragmentosit dan tear drop cell. Pembesaran hati menjadi lebih cepat

Akumulasi/penumpukan besi akibat :


1) destruksi RBC oleh limpa
2) anemia merangsang peningkatan absorpsi besi
di usus
3) transfusi darah berulang

penimbunan besi terjadi pada organ tubuh :


hati  gangguan fungsi hati
pankreas  diabetes mellitus
jantung  aritmia jantung

Laboratorium

anemia berat :

• Hb 2.5–6.5 g/dL,

• Ht 11–24%,

• VER 48–72 fL,

sediaan apus darah tepi :

• eritrosit mikrositik hipokrom


• banyak sel target dan titik basofil

• hitung retikulosit 5 – 15%

• bilirubin total, bilirubin indirek & urobilinogen urin> feritin & besi serum > , saturasi transferin
jenuh.

• Elektroforesis (umur > 6 – 12 bulan) : HbF

Thalassemia δβ

Ditandai berkurangnya sintesis rantai δ dan rantai β, produksi rantai γ meningkat  kadar HbF
sangat tinggi pada homozigot dapat mencapai 100%
pada heterozigot 5 – 20%

klinik thalassemia homozigot = thalassemia intermedia

Hereditary Persistence of Foetal Hemoglobin (HPFH)

Sintesis rantai δ dan rantai β berkurang, peningkatan rantai γ untuk mengimbangi sintesis rantai
α,
tidak terjadi switch over antara rantai β dan δ

untuk membedakan HPFH dengan thalassemia δβ dilakukan pemeriksaan sitokimia HbF.

Pada HPFH : RBC mengandung HbF tersebar merata,


pada thalassemia δβ: RBC mengandung HbF tidak merata

Anda mungkin juga menyukai