Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis TB terbagi dalam empat fase yaitu: 18

1. Infeksi Awal
a. Sistem kekebalan tubuh melawan infeksi.
b. Infeksi umumnya berlangsung tanpa adanya tanda dan gejala.
c. Pasien mungkin mengalami demam, limfadenopati paratrakeal atau dispenia.
d. Infeksi mungkin hanya sub-klinis dan tidak berlanjut ke penyakit yang aktif.
2. Progresif Awal (Aktif)
a. Sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi awal.
b. Peradangan pada jaringan.
c. Pasien sering mengalami tanda dan gejala yang non-spesifik seperti kelelahan,
penurunan berat badan dan demam.
d. Batuk yang belum produktif.
e. Sulit didiagnosis : Temuan pada foto radiologi thoraks biasanya normal dan pada
pemeriksaan kultur sputum tidak ditemukan Mycobacterium tuberculosis.
3. Progresif Terlambat
a. Batuk yang produktif.
b. Tanda dan gejala dari penyakit mulai berkembang.
c. Pasien mengalami penurunan berat badan yang progresif
d. Temuan pada radiologi thoraks normal e. Diagnosis dengan kultur sputum
4. Laten
a. Mycobacterium tuberculosis bertahan dalam tubuh
b. Tidak memiliki tanda & gejala
c. Pasien tidak merasa sakit
d. Pasien rentan terhadap reaktivasi kuman TB
e. Lesi granuloma terlihat jelas pada radiologi thoraks
f. Infeksi dapat timbul kembali ketika terjadi imunosupresi

Gambaran klinis

Klinis pada utama pasien TB paru adalah batuk ≥2 minggu. Batuk dapat diikuti dengan
gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari satu bulan. Penderita TB dianjurkan menjalani pemeriksaan fisik,
pemeriksaan mikrobiologi dan pemeriksaan radiologi.17

1. Pemeriksaan Fisik

Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur
paru. Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali)
menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior
 terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 dan S2) , serta daerah apeks lobus
inferior (S6). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain adanya
 Pada inspeksi di pasien dengan TB paru umumnya tidak di temukan
kelainan bermakna, kecuali telah ada penyulit dari kasus TB paru tersebut.
 Pada auskultasi ditemukan adanya perubahan suara napas, yaitu suara
napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah.
 Pada perkusi dan palpasi, pada beberapa kasus TB di dapatkan tanda-tanda
penarikan paru, diafragma dan mediastinum, stemfremitus yang naik/
turun tergantung pada keadaan paru. Pada beberapa kasus akan di
dapatkan pembesaran kelenjar getah bening.
Pada kasus tb dengan pleuritis tuberkulosis, kelainan pemeriksaan fisis tergantung dari
banyaknya cairan di rongga pleura, didapati kan saat pemeriksaan paru dengan
auskulatasi dan perkusi. Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang
melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
Pada limfadenitis tuberkulosis, terlihat pembesaran kelenjar getah bening, tersering di
daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak.
Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”

2. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan yang paling penting untuk mendiagnosis tuberkulosis adalah pemeriksaan
sputum dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen untuk menemukan Mycobacterium
tuberculosis. Pada pewarnaan Ziehl-Neelsen akan didapatkan kuman berbentuk batang
berwarna merah dengan latar belakang berwarna biru.20

3. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto lateral. Pada
pemeriksaan foto toraks tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacammacam bentuk
(multiform). Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :19
a. Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
b. Kavitis terutama lebih dari satu dan dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular
c. Bayangan bercak milier
d. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang).