Anda di halaman 1dari 18

Health Education

STIMULASI TUMBUH KEMBANG

Oleh:

FAJRIAN RIZKIA LUBIS

15014101260

Supervisor Pembimbing:

Dr. dr. HESTI LESTARI, Sp. A(K)

Residen Pembimbing:

dr. Andrew Limantoro

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT ANAK

RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2013

1
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul “STIMULASI TUMBUH KEMBANG” telah dikoreksi,


dibacakan, dan disetujui pada April 2017.

Mengetahui,
Residen Pembimbing

dr. Andrew Limantoro

Supervisor Pembimbing

Dr. dr. Hesti Lestari, Sp.A(K)

Mengetahui,
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Dr. dr. Rocky Wilar, Sp.A(K)

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah tumbuh kembang merupakan 2 peristiwa yang sifatnya


berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai pertumbuhan dan
perkembangan berdasarkan definisinya adalah pertumbuhan (growth)
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.1
Proses tumbuh kembang dimulai sejak dalam kandungan. Ini
berarti bahwa orangtua terutama ibu perlu mendapat nutrisi yang cukup
dan faktor-faktor lain yang dapat mendukung proses kehamilan, misalnya
peran serta suami dan keluarga, lingkungan yang bersih, dan perawatan
selama kehamilan. Proses ini akan terus berlanjut ketika anak dilahirkan
ke dunia, lalu memasuki masa bayi, masa pra sekolah, masa sekolah
(termasuk di dalamnya pubertas), lalu masa adolesensi.2 Periode penting
dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Periode tersebut dikenal
dengan masa emas (golden period). Karena pada masa ini pertumbuhan
dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia
berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi
lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan

3
anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.3
Tahun 2006 WHO referensi tumbuh kembang yang baru untuk
menilai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standart yang telah
ditentukan. Dalam laporannya, set pertama WHO Child Growth Standards
menjelaskan metode yang digunakan untuk standar panjang/tinggi badan
banding usia, berat badan banding usia, berat badan untuk panjang badan,
berat untuk tinggi badan dan BMI berbanding usia. Hal ini juga
membandingkan standar baru dengan NCHS/WHO growth reference
(WHO, 1983) and the 2000 CDC growth charts.4
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang
pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga
disebut sebagai fase ”Golden Age”. Pada periode Golden age merupakan
masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak
serta menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai
hasil yang optimal. Perlunya pemantauan dan stimulasi agar sedini
mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan
kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat
permanen dapat dicegah.5 Perkembangan anak akan optimal jika stimulasi
diberikan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk
mampu merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu
mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak sesuai dengan tahapan usianya.
Berdasarkan hal tersebut maka diharapkan para orangtua mengerti
dan paham tentang stimulasi tumbuh kembang pada anak. Serta orang tua
di harapkan mampu untuk menerapkan stimulasi pada anak sesuai dengan
tahapan usia pada anak. Sehingga orangtua dapat mengoptimalkan tumbuh
dan perkembangan pada anak.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tumbuh Kembang


Istilah tumbuh kembang merupakan dua peristiwa yang memiliki
sifatnya berbeda, namun saling terkaitan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud
pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan (growth) adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel,
serta jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan
bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan menggunakan satuan
panjang dan berat.2
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, sehingga bersifat
kualitatif, yang pengukurannya jauh lebih sulit dibanding dengan
pengukuran pertumbuhan.2 Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.1

Dari definisi tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa


pertumbuhan memiliki dampak pada aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan proses pematangan fungsi organ/individu.
Diharapkan kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu
untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya.1

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

5
Secara umum terdapat dua faktor utama yang dapat berpengaruh
pada tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetik dan lingkungan.1 Dan
dapat diuraikan faktor pokok tersebut menjadi berbagai macam faktor
yang secara khusus langsung berpengaruh terhadap tumbuh kembang
walau beberapa faktor tersebut dapat tumpang tindih, faktor-faktor
tersebut diantaranya; pengaruh saraf, pengaruh hormon, pengaruh gizi,
pengaruh sosial ekonomi, pengaruh musim dan iklim, penyakit emosi dll.2
1. Faktor genetik (internal)
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik
yang bermutu hendaknya berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di
negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan
di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
diakibatkan oleh faktor genetik juga oleh faktor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal bahkan
kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum
mencapai usia balita. Di samping itu banyak penyakit keturunan yang
disebabkan oleh kelainan kromosom seperti sindrom down, sindrom
turner dan lain-lain. 1

2. Faktor lingkungan (eksternal)


Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai
atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan

6
“bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari,
mulai dari konsepsi sampai akhir hayat, diantaranya:
a. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun
pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR
(berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan
cacat bawaan. Disamping itu pula menyebabkan hambatan
pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir
mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.anak yang lahir dari
ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan
mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi selanjutnya
akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya
kurang pula.1
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang menyebabkan
kelaianan bawaan pada bayi yang dilahirkan.1
b. Infeksi
Infeksi yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex). Sedangkan infeksi lainnya yang juga menyebabkan
penyakit pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, Malaria,
lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus
influenza dan virus hepatitis.1
c. Toksin/ zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap
teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin,
methadion, obat-obat anti kanker dan lainnya. Demikian pula pada
ibu hamil perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan
bayi BBLR, lahir mati, cacat atau retardasi mental.1
d. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan dalam pertumbuhan
janin adalah somatotropin, hormone plasenta, hormone tiroid, insulin

7
dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin like
growth factors/IGFs).1
e. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus atau lahir mati.1
f. Stress
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin antara lain cacat bawaan,kelainan kejiwaan.1
g. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan
lainnya.1
h. Anoksia embrio

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi


menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:1
1.Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)
a. pangan/gizi
b. perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur, pengobatan
c. pemukiman yang layak- kebersihan perseorangan, sanitasi
lingkungan
d. pakaian
e. rekreasi, kesegaran jasmani dll
2.Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik, mental atau psikososial.

3.Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)


Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya

8
C. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya. Setiap anak akan melalui setiap tahapan tumbuh kembang yang
mempunyai ciri tersendiri, yaitu:
1. Masa prenatal
a) Masa mudigah/embrio: dari konsepsi sampai 8 minggu di dalam
kandungan.
b) Masa janin: mulai dari 9 minggu di dalam kandungan sampai lahir.
2. Masa bayi: usia 0 - 1 tahun
a) Masa neonatal dini: usia 0-7 hari
b) Masa nenonatal lanjut: usia 8-28 hari
c) Masa pasca neonatal: usia 29 hari sampai 1 tahun
3. Masa pra-sekolah: usia 1 – 6 tahun
4. Masa sekolah: usia 6 – 18/20 tahun
a) Masa pra-remaja: usia 6-10 tahun
b) Masa remaja dini: wanita usia 8-13 tahun, pria usia 10-15 tahun
c) Masa remaja lanjut: wanita usia 13-18 tahun, pria 15-20 tahun

D. Stimulasi Tumbuh Kembang

Stimulasi merupakan perangsangan dan latihan-latihan terhadap


kepandaian anak berasal dari lingkungan luar anak.6 Stimulasi ini dapat dilakukan
oleh orang tua, anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak. Stimulasi
adalah perangsangan berasal dari lingkungan di luar individu anak.7 Anak yang
lebih banyak mendapatkan stimulasi akan cenderung lebih cepat berkembang.
Selain itu, stimulasi ini juga dapat berfungsi untuk mempererat hubungan anak
dengan orang tua atau sekitarnya . Memberikan stimulasi yang berulang dan terus
menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti anak telah memberikan
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Stimulasi dapat di golongkan sebagai kebutuhan dasar seorang anak.
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah . Dengan

9
mengasah kemampuan anak secara terus-menerus, kemampuan anak akan
semakin meningkat. Pemberian stimulus dapat dengan cara latihan dan bermain.
Anak yang mendapat sitimulus terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang mendapatkan stimulus.

E. Prinsip Stimulasi

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang diperlukanya menggunakan


prinsip – prinsip sebagai berikut.
1. Sebagai ungkapan rasa cinta dan sayang, bermain bersama anak sambil
menikmati kebahagian bersama anak.
2. Bertahap dan berkelanjutan, serta mencakup 4 bidang kemampua
perkembangan yaitu
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
c) Bahasa
d) Personal sosial
3. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak
4. Dilakukan dengan waja, tanpa paksaan, hukuman/bentakan
5. Anak selalu diberikan pujian ketika berhasil
6. Gunakan alat – alat stimulasi (jika perlu) dicari yang sederhana, tidak
berbahaya dan mudah didapat.
7. Suasana yang bervarisasi dan menyenangkan

F. Fungsi Bermain pada Anak

Stimulasi merupakan perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak


berasal dari lingkungan luar anak.6 Fungsi bermain dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Perkembangan sensori motor


Perkembangan sensori motor ini didukung oleh stimulasi visual, stimulasi
pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik.

10
a) Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap
permulaan perkembangan anak. Anak akan meningkatkan
perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatannya. Oleh
karena itu orang tua sangat disarankan untuk memberikan mainan
berwarna- warni pada usia tiga bulan pertama.
b) Stimulasi pendengaran (stimulus auditif) sangat penting untuk
perkembangan bahasanya Dilakukan dengan waja, tanpa paksaan,
hukuman/bentakan
c) Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi pada anak
berarti memberikan kasih sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus
ini akan memberikan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga
anak akan lebih responsif dan berkembang.
d) Stimulus kinetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungannya
yang berbeda.

2. Perkembangan kognitif (intelektual)


Anak belajar mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai
macam objek, angka dan benda. Anak belajar utuk merangkai kata,
berpikir abstrak dan memahami hubungan ruang seperti naik, turun,
dibawah dan terbuka.
3. Sosialisasi
Sejak awal masa anak-anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan
kesenangan terhadap orang lain, terutama terhadap ibu.
4. Kreativitas
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan/ menyenangkan untuk
berkreasi dari pada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan
mencoba ide-idenya.
5. Kesadaran diri
Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda
dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk
memahami kelemahan dan kemampuannya dbandingkan dengan anak
yang lain. Anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.

11
6. Nilai- nilai Moral
Anak mulai belajar tentang perilaku yang benar dan salah dari lingkungan
rumah maupun sekolah. Dengan mengenal lingkungan anak akan
berinteraksi yang akan memberikan makna pada latihan moral. Mereka
mulai belajar mentaati aturan.
7. Nilai terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stress dari lingkungan, anak dapat
mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atau situasi sosial serta rasa
takutnya yang tidak dapat diekspesikan di dunia nyata.

G. Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat


mengoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya
dan berguna untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif dan sosial anak.
Bermain aktif merupakan aktivitas bermain yang membuat anak memperoleh
kesenangan dan yang dilakukan sendiri, misalnya:7

a. mengamati atau menyelidiki (exploratif play), misalnya memeriksa,


memperhatikan, mencium,menekan dan kadang berusaha membongkar
alat permainan
b. membangun (constuction play), misalnya menyusun balok-balok menjadi
bentuk rumah, mobil, bangunan gedung dll.
c. Bermain peran (dramatic play), misalnya bermain sandiwara, rumah-
rumahan dan boneka
d. Bermain sepak bola, bola voli, dll.

H. Jenis Permainan

Alat permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi


perkembangannya sehingga harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangannya. Bermain diawali dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Berdasarkan isinya, bermain dapat dibedakan menjadi permainan
yang berhubungan dengan orang lain (social pleasure play), permainan yang

12
berhubungan dengan kesenangan (sense pleasure play), permainan yang hanya
memperhatikan saja (unocupid behavior) dan permainan ketrampilan (skill
play).

Berdasarkan karakteristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan


orang dewasa yang dipengaruhi oleh usia anak. Tipe permainannya diantaranya
permainan dengan mengamati teman-temannya bermain (onlooker play),
permainan yang dimainkan sendiri (solitary play), permainan bersama teman
tanpa interaksi ( pararrel play), permainan bersama tanpa tujuan kelompok (
associative play), dan permainan dengan bermain bersama yang diorganisir
(cooperative play).

Contoh Stimulus yang dapat diberikan pada anak usia kurang dari 1 tahun

USIA STIMULUS STIMULUS STIMULUS STIMULUS


VISUAL AUDITIF TAKTIK KINETIK
0 – 3 Onjek warna Mengajak Membelai, Berjalan-jalan
BULAN terangdi atas bicara menyisir,
tempat tidur menyelimuti
Mendengarkan
musik lonceng
4 – 6 Menonton Mengajak Bermain air Berdiri pada
BULAN TV, mainan bicara paha orang tua
warna terang
Panggil Membantu
yang dapat
namanya tengkurap,duduk
dipegang
7 – 9 Menonton Panggl Mengenal Membantu
BULAN TV, mainan namanya bebagai tengkurap di
warna yang tekstur lantai
Ajari
terang dan
memanggil Bermain air Latih berdiri
dapat
orangtuanya
dipegang
Permainan tarik
Memberitahu dorong

13
Bermain yang sedang
ciluk ba dilakukan
10 – 12 Ajak ke Suara binatang Merasakan Permainan tarik
BULAN tempat ramai hangat/dingin dorong
Menyebutkan
Kenalkan bagian tubuh Memegang Bersepeda
gambar makan sendiri

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk meoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak maka

diperlukan stimulasi yang optimal sesuai dengan kebutuhan anak pada

berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam

kandungan Orangtua harus lebih mengerti dan paham tentang

stimulasi tumbuh kembang pada anak. Serta mencermati proses

pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Penerbit


2. Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, dkk, penyunting. Buku ajar 1:
tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi pertama. Jakarta: Sagung Seto,
IDAI; 2002.
3. Irwanto, dkk. 2006. Penyimpangan tumbuh kembang anak. Surabaya:
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUNAIR/RS Dr. Soetomo.
4. WHO. Child Growth Standards. 2006. Diunduh tanggal 25 Desember
2012; tersedia di:
http://www.who.int/childgrowth/standards/Technical_report.pdf
5. Chamidah Nur Atien. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak. 2009. Yogyakarta. FKUNY. Diunduh tanggal 25
April 2016 ; tersedia di:
http://www.eprints.uny.ac.id/878/2/deteksi_dini_gangguan _tumbang.pdf
6. Moersintowarti . 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta :
Sagung Seto.
7. Soetjiningsih., 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. pp: 1, 29-30, 65-73, 121-6.

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai