1306383155
Tugas – Perilaku Organisasi
PENDAHULUAN
Kebudayaan suatu bangsa mencerminkan berbagai nilai, norma, symbol,
bahasa dan kepercayaan yang dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku bagi setiap
individu. Kebudayaan pada hakikatnya merepresentasikan kekayaan suatu bangsa
atau dengan kata lain menjadi sumber jati diri bangsa. Menurut Koentjaraningrat
(dalam Setyawan, 2014), kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil budi dan karya.
Dengan kata lain, kebudayaan adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan
oleh manusia karena pemikiran dan karyanya. Jadi Kebudayaan merupakan produk
dari budaya.
Kebudayaan pada hakikatnya memiliki tiga dimensi (Setyawan, 2014) yaitu
pertama, wujud sistem budaya. Wujud sistem budaya bersifat abstrak atau tidak bisa
dilihat. Sistem budaya meliputi kompleks gagasan, ide-ide, konsep, nilai-nilai,
norma-norma dan aturan yang berfungsi untuk mengatur, mengendalikan dan
memberi arah kepada perilaku manusia serta perbuatannya dalam masyarakat.
Disebut sebagai Sistem Budaya karena gagasan, pikiran, konsep, norma dan
sebagainya tersebut tidak merupakan bagian-bagian yang terpisahkan, melainkan
saling berkaitan berdasarkan asas-asas yang erat hubungannya sehingga menjadi
sistem gagasan dan pikiran yg relatif mantap dan kontinyu. Kedua, wujud sistem
sosial. Karakteristik dari sistem sosial adalah bersifat konkret, dapat diamati atau
diobservasi, merupakan aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan selalu
mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan yang ada dalam
masyarakat. Ketiga, wujud kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik tercermin dalam
berbagai aktivitas manusia yaitu berbagai perilaku yang saling berinteraksi, tidak
lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk
mencapai tujuannya. Hasil karya manusia tersebut pada akhirnya menghasilkan
sebuah produk dalam bentuk yang konkret berupa benda-benda hasil karya manusia,
seperti tulisan-tulisan dan bangunan.
Setiap bangsa di dunia hampir tidak memiliki kebudayaan yang sama. Hal ini
disebabkan karena kebudayaan tumbuh dan berkembang pada situasi dan kondisi
yang berbeda dan bergantung pada master values yang dianut oleh suatu bangsa.
Kondisi ini juga dipengaruhi oleh adanya kerangka kebudayaan. Kerangka
kebudayaan merupakan dimensi analisis dari konsep kebudayaan yang
dikombinasikan ke dalam suatu bagan lingkaran yang ditujukan untuk menunjukkan
bahwa kebudayaan bersifat dinamis. Menurut Koentjaraningrat (dalam Setyawan,
2014), kerangka kebudayaan dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 1.1 Kerangka Kebudayaan
Sumber: Setyawan, 2014
2. Perilaku Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins (1999), perilaku organisasi atau
organizational behavior adalah studi sistematis tentang tindakan dan sikap
yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam organisasi. Secara khusus, perilaku
organisasi memfokuskan perhatian terhadap perilaku yang beragam dalam
suatu organisasi termasuk perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan dan hal-
hal yang terjadi dalam organisasi. Sasaran dari perilaku organisasi adalah
untuk membantu memberikan penjelasan, prediksi dan mengendalikan
perilaku manusia dalam sebuah organisasi.
3. Reformasi Administrasi
Menurut Caiden (dalam Nasirin) yang dimaksud dengan reformasi
administrasi adalah perubahan administrasi yang menggambarkan perbaikan
dalam praktek administrasi, organisasi, prosedur dan proses. Artinya setiap
perubahan prosedur dapat dikategorikan sebagai reformasi administrasi.
Pelaksanaan reformasi administrasi pada dasarnya adalah suatu usaha sadar
dan terencana untuk mengubah struktur dan prosedur birokrasi serta sikap dan
perilaku birokrat guna meningkatkan efektivitas organisasi atau terciptanya
administrasi yang sehat dan menjamin tercapainya tujuan pembangunan
nasional. Sasaran dari reformasi administrasi adanya perbaikan administrasi,
seperti perbaikan produk dan layanan, struktur, proses dan perbaikan
teknologi dalam organisasi. Selain itu, perbaikan tingkat politik meliputi
perbaikan peraturan, dukungan dan legitimasi juga menjadi tujuan lain dalam
proses reformasi administrasi.
PEMBAHASAN
Kebudayaan Korea Selatan
Korea Selatan merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Timur dan
secara luas diketahui memiliki keindahan panorama alam yang mampu memikat para
wisatawan dari berbagai negara (kompasiana.com). Beberapa lokasi yang menjadi
tujuan para wisatawan diantaranya Nami Island, Jeju Island, Gunung Sorak, Seoul,
Bushan, Gyeongju, Pyeong chang, Yeoju dan Daegu. Masing-masing lokasi wisata
tersebut telah terbukti mampu membuat wisatawan berdecak kagum akan keindahan
alam yang disuguhkan. Disamping potensi alam yang memikat, Korea Selatan
memiliki tradisi atau kebudayaan yang menjadi dasar berbagai aktivitas bagi
masyarakatnya. Kebudayaan di Korea Selatan dapat diklasifikasikan ke dalam dua
aspek, yaitu non-material aspect dan material aspect. Non-material aspect meliputi
berbagai nilai, norma, symbol, bahasa dan kepercayaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Sedangkan material aspect meliputi berbagai aspek
fisik untuk menunjang aktivitas masyarakat seperti pakaian, rumah, tempat tinggal
dan mata pencaharian.
Korea Selatan merupakan Negara yang sangat memperhatikan aspek
kebudayaan. Terbukti dengan proses perkembangan negaranya yang tidak terlepas
dari aspek kebudayaan baik budaya dalam hal makanan, fashion, kesenian,
kepercayaan dan bahasa. Hal inilah yang menjadi dasar bagi pemerintah Korea untuk
memberikan perhatian khusus terhadap kebudayaan dalam rangka meningkatkan
eksistensi Korea Selatan di mata internasional. Prinsip yang digunakan ketika
menjadikan budaya sebagai sebuah ikon dalam mengembangkan Korea Selatan
adalah “Be more attention to your culture” (Kim, 2015). Prinsip tersebut bermakna
bahwa baik pemerintah, media massadan non-governmental organization (NGO)
maupun masyarakat harus memperhatikan aspek budaya ketika ingin mengambil
sebuah kebijakan yang berdampak pada prestige Korea Selatan. Dapat pula dikatakan
bahwa setiap aktivitas atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan
harus berlandaskan budaya atau culture, karena budaya adalah menunjukkan siapa
identitas sebenarnya mereka dan memperlihatkan kontribusi mereka terhadap
negaranya.
Saat ini, Korea selatan menjadi salah satu Negara yang banyak memperoleh
perhatian masyarakat internasional. Situasi ini dilatarbelakangi oleh kemampuan
Korea dalam mengelola tradisi dan budaya mereka menjadi sebuah produk modern
yang mampu bersaing di pasar internasional. Produk-produk tersebut dikemas dalam
bentuk music, film, games, animations, fashion, food, cosmetics, medicine dan plastic
surgery. Meluasnya pasar produk tersebut berdampak pada munculnya Korean Wave
atau Hallyu yang mengakibatkan masyarakat di luar Korea bergaya ala masyarakat
Korea pada umumnya. Membudayanya Korean style ini dimulai sejak Drama Korea
mulai diputar di China dan negara-negara di Asia pada umumnya, kemudian
menyebar sampai ke negara-negara di belahan dunia lainnya, seperti Amerika,
Australia, negara di Timur Tengah, Mesir, Turki, bahkan sampai jazirah Arab
terutama Uni Emirat Arab. Lebih dari itu, perkembangan musik K-Pop juga
mendorong perkembangan Hallyu yang semakin pesat dan berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan di Korea termasuk dalam bidang organisasi. Korean wave
juga berpengaruh terhadap kegiatan ekspor di Korea, seperti yang terlihat dalam
diagram dibawah ini:
dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. !da beberapa tradisi di dalam
suatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk makan daun singkong, walaupun
mereka tahu kandungan *itaminnya tinggi.Setelah diselidiki ternyata masyarakat
beraggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan mereka
menolaknya karena status mereka tidak dapatdisamakan dengan kambing.
6.Pengaruh norma
3ontoh upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
Buku
Robbins, Stephen P. 1999. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi: Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Internet
Ha, Joonkyung. 2015. “The Dynamics of Korea’s Economic Development: Growth
Strategies and Public Sector Reform”. Kuliah Umum: “Korea Foundation 2015
Special Lecture Series on Korea” pada 16 November 2015
Kim, Andrew Eungi. 2015. Korean Culture and Hallyu: Beyong The Familiar.
Kuliah Umum: “Korea Foundation 2015 Special Lecture Series on Korea” pada
16 November 2015
Membangun Budaya Organisasi di lingkungan pegawai pemerintah.___.
http://www.bppk.
kemenkeu.go.id/images/file/malang/attachments/354_0%20Membangun%20Bud
aya%20Organisasi%20Web%20BDK.pdf (Diunduh pada 17 November 2015)
Nasirin, Chairun.____. Reformasi Administrasi Publik: Sebuah Kajian Konseptual.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=258303&val=7023&title=R
EFORMASI%20ADMINISTRASI%20PUBLIK:%20%20SEBUAH%20KAJIA
N%20KONSEPTUA (Diunduh pada 17 November 2015)
Rhamdini, Rizki Nisfi. 2014. Inilah Kebiasaan Unik Masyarakat Korea Selatan
http://www.kompasiana.com/rizkinisfie/inilah-kebiasaan-unik-masyarakat-
korea-selatan_54f99439a3331178178b5240 (Diakses pada 18 November 2015)
Setyawan, Dodiet Aditya. 2014. Pengertian dan Konsep Dasar Kebudayaan.
https://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-2-pengertian-
kebudayaan.pdf (Diunduh pada 18 November 2015)
Tap MPR No II Tahun 1998 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.
http://www.tatanusa.co.id/tapmpr/98TAPMPR-II.pdf (Diunduh pada 18
November 2015)